Oleh :
Nama
NIM
: B1J012178
Rombongan `
: II
Kelompok
:2
Asisten
: Ezza Jidaztya
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Entomologi telah berakar di berbagai kultur sejak zaman prasejarah untuk
tujuanpertanian.Saat ini, banyak ilmuwan yang tertarik mempelajari bidang
keanekaragaman hayati spesies dalam ekosistem kita. keragaman spesies dalam
ekosistem kita. Dari 10,3 juta spesies yang dikenal di bumi ini, serangga adalah
hewan lebih banyak ditemukan (Siti, dkk., 2014).
Serangga termasuk filum Arthropoda yaitu kelompok hewan yang
mempunyai kaki beruas-ruas, tubuh bilateral simetris dan dilapisi oleh kutikula yang
keras (exosceleton). Serangga digolongkan dalam kelasinsecta (hexapoda), karena
memiliki 6 buah (3 pasang) kaki yang terdapat di daerah dada (thorax). Kehidupan
serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun (zaman devonian). Kira-kira 2 - 3 juta
spesies serangga telah terindentifikasi. Diperkirakan, jumlah serangga sebanyak 3080 juta spesies yang meliputi sekitar 50% dari keanekaragaman spesies di muka
bumi. (Angga, 2009 ).Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi
(ruas) dan Podos berarti kaki. Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki
bersendi-sendi (beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan
laut, serta didalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis
atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di
dunia yang telah diketahui (Setiati, 2012).
Serangga adalah makhluk hidup yang sangat beruntung karena dikaruniai
beragam peralatan penunjang hidupnya yang penuh bahaya, salah satunya yang
penting adalah antena. Antena serangga yang berjumlah sepasang ini tumbuh pada
bagian dorso-frontal kepala, di atas atau di antara mata majemuknya. Secara umum,
antena serangga terdiri dari tiga ruas utama, yaitu skape (bagian pangkal dan melekat
pada rongga kepala), pedisel dan flagelum yang terletak paling ujung dan terdiri dari
beberapa subruas. Bentuk antena serangga sangat beragam, dan sering digunakan
sebagai penciri dalam identifikasi kelompok serangga. Misalnya, ordo Orthoptera
dibagi menjadi dua subordo berdasarkan ukuran panjang antena, yaitu Ensifera
(berantena panjang) dan Caelifera (berantena pendek) (Brotowidjoyo, 1994).
B. Tujuan
Tujuan praktikum antena serangga adalah menjelaskan tipe-tipe antena pada
serangga dan menjelaskan bagian-bagian antena pada serangga.
serangga
eksoskeleton
tersebut
harus
ditanggalkan
untuk
menumbuhkan yang lebih baru dan lebih besar lagi (Voshel, 2003).
Serangga dan nimfa pada umumnya memiliki sepasang antenna yang
terletak pada bagian anterior kepala, dekat dengan mata majemuk, namun demikian
pada saat serangga masih dalam bentuk larva, antenna sangat tereduksi. Fungsi
utama antenna pada serangga adalah sebagai alat indera (sensory), sedangkan fungsi
lain dari antenna pada serangga adalah sebagai penerima rangsangan fisik, bau, suhu,
kelembaban, suara, dan terkadan memainkan perananan penting dalam proses
perkawinan serangga. Antenna pada serangga jantan pada umumnya lebih kompleks
dan rumit dibandingkan dengan antenna serangga betina (Jumar, 2000).
Pada Pterygota dan Thysanura antena digerakkan oleh otot-otot levator dan
depresor muncul dari lengan tentorial anterior dan melekat pada scape, dan oleh otot
fleksor dan ekstensor muncul pada scape dan melekat pada pedicel. Pada Collembola
dan Diplura otot pada dasar antena sama dengan Pterygota, tetapi ada tambahan, ada
otot-otot intrinsik pada tiap-tiap unik flagelum, dan selanjutnya unit-unit tersebut
dianggap segmen yang sebenarnya. Lima otot berjalan dari dasar tiap-tiap segmen
sampai dasar segmen berikutnya dan menghasilkan berbagai gerakan, tetapi pada
segmen yang lebih distal otot-otot reduksi seluruhnya, tetapi salah satu darinya
mungkin tidak ada. Tipe antena ini disebut tersegmen (Evans, 1984).
Pada kebanyakan insekta hemimetabolous dan ametabolous jumlah annuli
dalam flagellum antena meningkat selama kehidupan postembrionik. Misalnya pada
14. Flabellate: semua segmen setelah pedicel bentuknya seperti lempengan, misalnya
Rhipiceridae(Jumar, 2000).
IV.
A. Hasil
B. Pembahasan
Antena atau sungut adalah pasangan embelan embelan yang beruas
terletak pada kepala. Pada banyak insekta muda antena tereduksi, antena tersebut
umumnya besar pada insekta dewasa. Umumnya insekta memiliki sepasang antenna,
tetapi mungkin sebagian besar mengalami reduksi, khususnya pada saat larva. Ini
juga terjadi pada Colembola dan Diplura dan tidak untuk Protura. Fungsi utama
antena adalah perasa dan bertindak sebagai organ-organ pengecap, organ untuk
membau, dan pada beberapa hal organ untuk mendengar. Periplaneta jantan memiliki
sensilium kira-kira 250.000 pada tiap-tiap antenanya. Ostrinia (lepidoptera) memiliki
8000. Struktur antena terdiri Scape basal, sebuah pedicel, dan sebuah flagellum.
Segmen basal terdiri scape dan pedicel, digerakkan oleh otot langsung. Scape
melekat pada wilayah membran dinding kepala dan sumbu di atas titik marginal
tunggal, yaitu antennifer, sehingga antena bebas bergerak ke seluruh arah. Flagellum
terdiri dari sejumlah annulli yang dihubungkan oleh membran sehingga seluruhnya
bersifat fleksibel (Pechenik, 2005).
Praktikum antena serangga ini menggunakan beberapa preparat, yaitu :
1. Kumbang Tanduk (Xylotrupes gideon)
Kumbang Tanduk (Xylotrupes gideon)adalah golongan serangga yang
termasuk kedalam ordo Coleoptera. Secara umum gambaran serangga yang
tergolong kedalam ordo ini di deskripiskan sebagai berikut ; memiliki sayap depan
yang keras menanduk, sayap belakangnya membraneus dan melipat saat tidak
digunakan. Bentuk tubuh bulat, oval, oval memanjang, ramping memanjang, atau
pipih. Beberapa kadang memiliki moncong yang berguna dalam mencari makanan
dan proses meletakan telur. Mulutnya bertipe penggigit dan pengunyah, tarsi selalu
3-5 ruas (Suhadirman 1996).
Kumbang Tanduk (Xylotrupes gideon) memiliki tipe antena clavata yaitu
pada ruas-ruas flagelum bagian arah proksimalnya membesar sehingga membentuk
seperti gada. Klasifikasi Kumbang Tanduk (Xylotrupes gideon) adalah sebagai
berikut:
Kingdom
Animalia
Filum
Arthropoda
Kelas
Insecta
Ordo
Coleoptera
Famili
Scarabaeidae
Genus
Xylotrupes
Spesies
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Class
: Insecta
Ordo
: Diptera
Famili
: Muscidae
Genus
: Musca
Spesiess
: Musca domestica
order
Diptera;
genera
termasuk Anopheles,
Culex,Psorophora,Ochlerotatus,Aedes,Sabethes,Wyeomyia,Culiseta, danHaemagogg
us untukjumlahkeseluruhansekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies.
Nyamukmempunyaiduasayapbersisik, tubuh yang langsing, danenam kaki panjang;
antarspesiesberbeda-bedatetapijarangsekalimelebihi 15 mm (Chapman, 1985).
Nyamuk mempunyai kepala yang terdapat probosis halus dan panjang yang
melebihi panjang kepala. Pada nyamuk betina probosis dipakai pada alat tusuk dan
pengisap darah, sedang pada yang jantang dipakai pada pengisap cairan tumbuhtumbuhan,buah-buahan dan keringat.Dikiri dan kanan probosis terdapat palpus yang
terdiri dari 5 ruas dan sepasang antena yang terdiri dari 15 segmen.Antena pada
nyamuk jantang berambut lebat disebut plumose dan pada betina rambutnya jarang
disebut pilose. Klasifikasi nyamuk (Anopheles sp.) adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Animal
Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diphtera
Family
: Culicidae
Genus
: Anopheles
Spesies
Animalia
Filum
Arthropoda
Kelas
Insecta
Ordo
Hymenoptera
Familia
Apidae
Genus
Apis
Spesies
Apismellifera
beberapa spesies
belalang
terhadap
biasanya
sayap
depan
dihasilkan
dengan
Animalia
Phylum
Arthropoda
Class
Insecta
Order
Orthoptera
Family
Acridoidea
Genus
Valanga
Spesies
B. Saran
Penjelasan materi praktikum oleh asisten mohon lebih diperjelas lagi dan
pelan-pelan jangan terburu buru, agar lebih mudah diserap otak.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, M.D. 1994. Zoology Dasar. Jakarta: Erlangga.
Chapman, R.F., 1985. The Insects, Structure and Function. Third Edition. ELBS.
Printed Colorcraft Ltd. Hongkong.
Evans, Howard. E. 1984. Insect Biology A Texbook of Entomology.Corolado Canada.
Addison-Wesley Publishing Company.
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta. hlm. 4, 8, 51.
Pechenik. 2005. Pechenik, J. A., 2005. Biology of the Invertebrates. Mc. Grow Hill.
New York.
Saadah. 2013. unci Determinasi Serangga. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. hlm.
73&120.
Setiati. 2012. Serangga di Sekitar Kita. Yogyakarta.Penerbit Kanisius. hlm.13&41.
Siti N. A. Hassan, Nadiah S. A. Rahman, Zaw Zaw Htike and Shoon Lei Win. 2014.
Advances In Automatic Insect Classification. Electrical and Electronics
Engineering: An International Journal (ELELIJ) Vol 3, No 2. Faculty of
Engineering, IIUM, Kuala Lumpur, Malaysia.
Suhardiman. 1996. Suhardiman. 1996. Kumbang Kelapa (Oryctes rhinocerosL.).
Diunduh dari http://www.kumbang-kelapa-Oryctes-rhinoceros.html.Diakses
tanggal 12 Oktober 2015.
Suputa. 2007.Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Jakarta. Bumi Aksara.hlm. 56, 90, 112.
Susetya, Nugroho. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Yogyakarta. Kanisius.
Voshel. 2003. Entomology. New York. Plenum Press.p: 598.