Anda di halaman 1dari 9

HYMENOPTERA

A. PENGERTIAN HYMENOPTERA
Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah) dan pteron (sayap)
sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah".
Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian
pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap
depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap
belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain
sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang.
Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik.Hemiptera
terdiri dari 80.000 spesies serangga seperti tonggeret, kutu daun, anggang-anggang, walang
sangit, dan lain-lain.Mereka semua memiliki ciri-ciri khusus seperti mulut berbentuk jarum
dan tidak mengalami metamorfosis sempurna. Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda:
Auchenorrhyncha, Coleorrhyncha, Heteroptera, dan Sternorrhyncha.
B. KLASIFIKASI HYMENOPTERA

Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda: Auchenorrhyncha, Coleorrhyncha, Heteroptera,


dan Sternorrhyncha. Subordo penyusun Hemiptera sendiri pada awalnya dipisahkan ke dalam
2 ordo berbeda, ordo Homoptera dan ordo Heteroptera/Hemiptera dengan melihat perbedaan
pada kedua sayap serangga anggota penyusun kedua ordo tersebut. Kedua ordo tersebut
akhirnya dikombinasikan menjadi satu ordo, yaitu ordo Hemiptera yang terdiri dari 4 subordo
seperti yang dikenal sekarang dengan subordo Heteroptera memiliki anggota penyusun
terbanyak (mencapai 25.000 spesies) di mana anggotanya umumnya adalah kepik-kepik sejati
besar seperti walang sangit dan kepik pembunuh.

Hymenoptera

Andrena sp. betina

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Upakelas:
Infrakelas:
Superordo:
Ordo:

Animalia
Arthropoda
Insecta
Pterygota
Neoptera
Endopterygota
Hymenoptera

Subordo
Apocrita
Symphyta

C. MORFOLOGI HYMENOPTERA

Tubuh Hymenoptera dibedakan atas kepala (caput/cephal), dada (toraks) dan perut
(abdomen). Anggota-anggota yang bersayap dari ordo ini memiliki empat sayap yang tipis.
Sayap-sayap belakang lebih kecil dari pada sayap-sayap depan dan mempunysi satu deret
kait-kait kecil (hamuli) pada tepi anterior, dengan alat itu sayap belakang menempel ke satu
lipatan pada tepi anterior sayap depan Sayap-saya secara relatif mengandung beberapa rangka
sayap, dan pada beberapa bentuk yang kecil tidak terdapat rangka-rangka sayap sama sekali.
Bagian-bagian mulut mandibula, tetapi kebanyakan, terutama lebah-Iebah, labium dan
maksillae membentuk satu struktur seperti lidah melalui

alat itu makanan cairan

diambil(Borror, 1996). Sungut-sungut hymenoptera beragam bentuknya, jumlah ruas-ruas,


dan lokasi pada muka. Pada Apocrita, jumlah ruas-ruas sungut dan dalam berapa hal, bentuk
sangat dapat berbeda pada dua jenis kelamin. Pada

kebanyakan acleata yang jantan

mempunyai 13 ruas sungut dan yang betina menilliki 12. Pada semut-semut, sungut-sungut
dengan sangat jelas bersiku pada ratu-ratu dan pekerja dari pada yang jantan (Borror, 1996).
D. CIRI-CIRI DARI ORDO HEMIPTERA
Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk
seperti jarum.Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk jaringan dari
makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri adalah omnivora
yang berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan mulai dari cairan tumbuhan,

biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan. Pada dasarnya serangga
hymenoptera ini hampir sama dengan serangga-serangga yang lain, hanya saja hal yang
membedakannya adalah keunikan dari pembuatan sarang dan penciptaan akan madu yang
bernilai tinggi bagi kehidupan manusia. Contohnya, lebah madu (Apis Mellifera, Apis
dorsata) dll. Hymenoptera ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a. Bersayat dua pasang, sayap belakang lebih tipis dan lebih kecil dari pada sayap depan.
b. Bagian posterior abdomen hewan betina dilengkapi dengan ovipositor atau dengan
sangat yang merupakan modifikasi dan ovipositor
c. Serangga ini hidup berkoloni dan mempunyai seekor ratu
d. Beberapa Hymenoptera dapat berkomunikasi diantara sesamanya
e. Mempunyai alat indera yang lebih berkembang daripada serangga, sehingga
kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai penyerbuk/polinatur
f. Beberapa hymenoptera mempunyai ligula (lidah) panjang dan lentur atau memiliki
tipe mulut menggigit dan menjilat, rambut-rambut pada ligula berfungsi sebagai
peraba, perasa maupun pengumpul nektal.
g. Serangga ini mengalami metamorfosis yang sempurna yang melalui stadia telur larva
kepompong dewasa
h. Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal
sebagai tumbuhan parasit penting pada hama tanaman
Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah :
a. Apis indica
b. Apis dorsata
c. Apis melifera
d. Decuphyta smaragdina
e. Trichogramma sp
E. DAUR HIDUP SERTA KEBIASAAN HEMIPTERA
Hemiptera atau biasa disebut dengan Kepik tidak mengalami metamorfosis sempurna.
Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan
yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini
dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit
berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong. Dengan kata
lain melalui tahap : telur nimfa dewasa.

Kepik yang berukuran 2,5 cm dengan warna badan coklat kegelapan ditandai dengan
huruf X pada lipatan sayap di punggung dan ujung antena kemerahan. Tampilannya gagah,
dengan otot-otot paha yang tampak gempal. Perilakunya tenang dan selalu memilih pucukpucuk daun yang muda, dengan akibat pucuk itu akan segera layu dalam beberapa waktu.
Konon air seni yang dihasilkan kepik ini mengandung zat racun yang dapat mematikan pucuk
daun, sehingga cenderung dianggap sebagai hama. Hal ini serupa yang terjadi pada
kerabatnya yaitu wereng.
F. HABITAT
Pada dasarnya habitat dari Hymenoptera sama dengan habitat serangga pada umumnya.
Hewan-hewan ini banyak dijumpai didaerah yang beriklim tropis maupun yang beriklim
dingin sekalipun. Hymenoptera banyak dijumpai didaerah yang beriklim panas maupun
dingin. Serangga ini jika dilihat dari kehidupan spesies-spesiesnya berbeda-beda misalnya :
lebah dan tawon banyak hidup dan ditemukan di pohon-pohon, bunga-bunga yang sedang
mekar dan beterbangan di udara; semut banyak dijumpai di kayu-kayu yang lapuk, dibawah
bebatuan, dan didalam tanah. Biasanya keberadaan spesies tersebut disuatu tempat
disesuaikan dengan jenis makanan yang ada dan suhu pada daerah tersebut dengan begitu
mereka dapat bertahan hidup dan meneruskan generasi-generasi mereka.
G. CONTOH SPESIES DARI ORDO HEMIPTERA
1. Walang sangit (Leptcorisa oratorius)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Hemiptera

Famili

: Alydidae

Genus

: Leptocorixa

Spesies

: oratorius

Siklus hidup walang sangit adalah sekita 35-56 hari.Biasanya serangga ini aktif pada
pagi dan sore hari.Waktu siang hari biasanya bersembunyi dibawah tanaman atau rerumputan.
Yang khas dari walang sangit adalah bila diganggu maka akan mengeluarkan bau khas (bau
sangit). Kepadatan populasi walang sangit biasanya akan meningkat pada kondisi tanaman
sedang berbunga, cuaca hangat dan gerimis (sebaliknya, hujan lebat dapat menurunkan

populasi).Serangga ini biasa menyerang padi fase masak susu dengan mengisap cairan biji
padi. Bekas tusukannya akan berupa bercak berwarna gelap. Padi yang terserang walang
sangit bobotnya akan menurun bahkan menjadi hampa.
Walang sangit (L. acuta) mengalami metamorfosis sederhana yang perkembangannya
dimulai dari stadia telur, nimfa dan imago.Imago berbentuk seperti kepik, bertubuh ramping,
antena dan tungkai relatif panjang.Warna tubuh hijau kuning kecoklatan dan panjangnya
berkisar antara 15 30 mm.
Telur berbentuk seperti cakram berwarna merah coklat gelap dan diletakkan secara
berkelompok.Kelompok telur biasanya terdiri dari 10 - 20 butir.Telur-telur tersebut biasanya
diletakkan pada permukaan atas daun di dekat ibu tulang daun.Peletakan telur umumnya
dilakukan pada saat padi berbunga. Telur akan menetas 5 8 hari setelah diletakkan.
Perkembangan dari telur sampai imago adalah 25 hari dan satu generasi mencapai 46 hari
(Wikipedia.Hemiptera. 2008).
2. Kepik hijau (Nezara viridula L)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia ( Hewan )
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Pentatomidae
Genus :Nezara
Spesies :Nezara viridula
Kepik hijau, selain menyerang tanaman kedele, juga menyerang tanaman kacang
hijau, kacang tunggak, padi, orok-orok, jagung dan kapas.Imago (bakal kepik) mulai datang
dipertanaman sejak pembentukan bunga. Serangan hama ini menyebabkan biji dan polong
kempis, polong gugur, biji menjadi busuk, berwarna hitam, kulit biji keriput dan adanya
bercak-bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman terhadap serangan kepik hijau
adalah saat stadia pengisian biji.
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur
menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagihari berada di
atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong,memakanpolong dan bertelur. Umur kepik
dari telur hingga dewasa antara 1sampai 6 bulan.

Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala berwarna
hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan,kuning kehijauan dengan
tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur diletakkan berkelompok (10-90
butir/kelompok) pada permukaan bawah daun.Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup
bergerombol di sekitar bekas telur,kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago
terutama mengisap polong.Tanaman inangnya yaitu tanaman kedelai, kacang hijau,
kacangtunggak, orok-orok, kacang gede, jagung ,padi dan kapas.
3. Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)
Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class: Insecta
Ordo: Hemiptera
Family: Pyrrhocoridae
Genus: Dysdercus
Species: D. cingulatus (Kartasapoetra, 2002)
Bapak pucung mudah dikenali karenaberwarna merah dan ada belang merah dan hitam
pada punggungnya.Nimfa memakan biji di buah kapas yangterbuka sehingga mengurangi
dayakecambah biji.Dewasa membolongibuah kapas supaya dapat makan biji.Serat kapas di
buah yang terserangmenjadi coklat-kekuningan dan buahmenjadi busuk.Musuh alami bapak
pucung termasuklaba-laba, kepik, dan burung.Lalat tachinid juga memarasit bapak
pucung.Kelompok telur diletakkan di tanah dibawah tanaman kapas (Kartasapoetra, 2002).
Bapak pucung (Dysdercus cingulatus) atau Red Cotton Bug merupakan hama, baik
serangga muda maupun dewasa, yang menyerang tanaman dari keluarga Malvaceae (kapas,
rosela, dan okra) serta keluarga Bombacaceae (kapuk randu).Badan bapak pucung berwarna
merah dengan panjang 11 - 17 mm dan lebar 4,5 mm. Di belakang kepala dan perut ada garis
putih dan hitam. Pada sayapnya yang barwarna cokelat terdapat sepasang bercak
hitam.Nimfanya berwarna merah cerah dan hidup berkelompok.
Telur bapak pucung biasanya diletakan dibawah tanaman inang atau di tempat yang
terlindung pada lubang kecil.Lubang tersebut kemudian ditutup dengan butiran tanah atau
serasah.Jumlah telur sekitar 100 yang dibagi dalam 8 kelompok.Untuk perkembangannya,
telur perlu kelembaban yang tinggi. Jika keadaan kering, telur akan mati. Telur menetas
dalam 5 hari pada suhu 27 derajat Celcius, atau 8 hari pada suhu 23 derajat Celcius.

H. ARTI

PENTING

BERBAGAI

JENIS

EKTOPARASIT

PENTING

BAGI

KESEHATAN HEWAN ATAU MASYARAKAT


Serangga penyerbuk (polinator) menyediakan layanan ekosistem yang esensial dan
berkontribusi terhadap hidup pokok pada keragaman dan daya hidup spesies tanaman. Ada
dua tipe polinator secara alami, yaitu polinator abiotik dan biotik. Polinator abiotik antara lain
adalah angin, air dan gravitasi, sedangkan polinator abiotik adalah serangga, burung dan
beberapa mamalia. Dari semua polinator lebih dari 2/3 tanaman di seluruh dunia atau lebih 80
% dari semua tanaman berbunga tergantung pada polinator lebah. Secara global kontribusi
polinator terhadap tanaman pertanian setiap tahunnya bernilai sekitar 54 milyar dolar AS.
Peran lebah madu sebagai polinator tanaman budidaya sudah diketahui sejak lama. Lebah
madu sudah digunakan secara meluas sebagai polinator dan merupakan bagian integral dari
budidaya tanaman secara intensif. Lebah madu mempunyai fungsi penting sebagai hewan
pembantu penyerbukan sendiri. Tanaman tersebut memerlukan agen sebagai pembantu
penyerbukan dan lebah madu merupakan serangga yang berpotensi sebagai polinator,
disamping angin. Potensi ini dapat dimanfaatkan dengan meletakkan koloni lebah madu pada
areal tanaman budidaya yang daya serbuknya rendah.
Polinasi sangat penting bagi tanaman untuk mempertahankan survivalnya. Polinasi
merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban dan adanya
polinator yang dapat dilakukan oleh serangga ataupun angin. Fertilisasi terjadi jika polen (sel
jantan) bertemu dengan ovula (sel betina). Selain itu, lebah madu juga membantu proses
penyerbukan silang. Banyak laporan peneliti menyatakan bahwa terdapat kenaikan produksi
tanaman budidaya jika sejumlah koloni lebah diletakkan di sekitar lokasi tanaman.
Penempatan koloni lebah madu di lokasi pertanaman apel dapat meningkatkan produksi
sebesar 30-60 %, jeruk meningkat 300-400 %, anggur meningkat 60-100 % dan jagung
meningkat 100-150 %(Suhardjono et al.1986)
Studi yang dilakukan Evans dan Spivak (2006) ; Sabara et.al (2006) dan Higo et al (2004)
menunjukkan bahwa lebah A. Mellifera berperan penting sebagai polinator pada pertanaman
Cranberry komersial di dalam rumah kaca pada musim dingin. Lebah tidak hanya berperan
dengan efektif sebagai serangga penyerbuk. Namun juga dapat meningkatkan produksi dan
kualitas tanaman cranberry. A. Mellifera ternyata juga berperan penting dalam polinasi
tanaman buckwheat. Sekitar 95 % serangga yang mengunjungi pertanaman buckwheat adalah
lebah A. Mellifera.

Di negara-negara yang maju industri perlebahannya, tujuan utama budidaya lebah bukan
untuk memanen madu, melainkan mengharapkan peran lebah sebagai polinator. Sebagai
misal, sekitar 95 % dari 3 juta koloni lebah madu yang dibudidayakan di Amerika Serikat
bertujuan untuk memanfaatkan lebah sebagai polinator dan sisanya untuk menghasilkan
madu. Kini, tidak kurang 30 % produk pangan asal tanaman yang dihasilkan di Amerika
Serikat, proses penyerbukannya dibantu oleh lebah madu (Rusfidra, 2006).

REFERENSI
http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/tinymcpuk/gambar/file/sistematika.
pdf
http://novifitri.blogspot.com/2010/09/hymenoptera.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hymenoptera
http://srimuliyani.blogspot.com/2014/01/hemiptera.html
risal.pangeran@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai