KELOMPOK III
KOMODITAS TEBU
I . PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Mengetahui intensitas penyakit yang menyerang tanaman tebu
2. Mengetahui penyakit apa saja yang terdapat pada tanaman tebu
3. Mengetahui cara pengendalian penyakit sesuai prinsip PHT dan dapat diterapkan
petani pada tanaman jeruk.
2
II . TINJAUAN PUSTAKA
3
Genus : Saccharum
Species : Saccarum officinarum (Mulyana, 2001).
4
proses interaksi atau gejala dan tanda yang diperoleh dari serangan hama ataupun
penyakit (Purnomo, 2009).
5
adalah perbedaan warna dari warna daun yang hijau (normal) dan adanya garis atau area
klorotik berwarna hijau pucat samapai dengan kuning tua ( Comstock, 2009 ).
Penggunaan mikoriza dengan dosis 15-20 gram/lubang tanam untuk
meningkatkan pertumbuhan, produksi dan ketahanan terhadap penyakit. Menurut
penelitian augie (2001) Jamur Mikoriza Arbuskular (JMA) mampu meningkatkan
ketahanan klon tebu 6239 dari agak rentan (moderate susceptible) menjadi agak tahan
(moderat resistant) terhadap infeksi penyakit oranye) Menanam tanaman tebu dengan
varietas tahan penyakit karat daun. (Pratiwi et. al. 2015)
6
III . METODOLOGI PRAKTIKUM
Keterangan :
n = Tanaman yang terserang penyakit
N = Jumlah tanaman
5. Mendokumentasikan tanaman tebu yang terserang penyakit
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan :
n = Tanaman yang terserang penyakit
N = Jumlah tanaman
4.2 Pembahasan
Praktikum ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 dengan melakukan
pengamatan pada pagi hari sebanyak 1 kali dalam seminggu. Lokasi pelaksanaan
pengamatan yaitu di Lahan Perkebunan Tebu persis dibelakang PT. Tjiwi kimia,
Sebani, Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur.
Berdasarkan hasil pengamatan penyakit di lapang ditemukan penyakit karat daun.
Penyakit karat daun oranye yang disebabkan oleh jamur Puccinia kuehnii menyerang
pada daun tanaman tebu akan menyebabkan kualitas maupun kuantitas produksi tebu
tidak dapat maksimal Pratiwi dkk (2015).
Pada penelitian (Tjokroadikoesoemo, 2005) melakukan pengenalan penyakit noda
coklat, kuning, cincin dan karat pada tanaman tebu telah dilakukan berdasarkan ciri
bentuk dari lesi penyakit noda dan menghasilkan akurasi rata-rata 95,3%. Lesi dari
suatu penyakit noda secara kasat mata dapat dibedakan dari warna, tekstur, dan bentuk.
Tetapi beberapa kasus lesi suatu penyakit noda yang ditemui dalam penelitian ini yang
memiliki warna dan tekstur berbeda, menampakkan bentuk lesi yang berulang sehingga
membentuk pola yang tidak beraturan.
Hasil data yang diperoleh menunjukkan terdapat 80 tanaman tebu yang diamati,
dengan intensitas serangan sebesar 26,25%. Intesitas yang tidak besar dengan jumlah
luasan 15 m x 5 m dan jumlah populasi 80 rumpun dari 25 hektar populasi tanaman.
Sehingga hanya memerlukan penanganan, penanganan yang diberikan oleh pemilik
8
lahan berupa pengkretekan Penyebab penyakit karat daun pada saat pengamatan yaitu
bulan Oktober yang harusnya saat ini adalah musim hujan tetapi pada kenyataannya
belum mengalami musim hujan melainkan cuaca sedang kemarau. sehingga penyakit
karat daun tidak banyak menyerang saat ini. Sesuai dengan literature milik Alison dkk
(2016) yaitu Puccinia kuehnii penyebab penyakit karat daun oranye biasanya
menyerang pada saat musim hujan yaitu Januari-April dan November-Desember.
Orange rust dan common rust merupakan dua jenis penyakit karat yang terjadi
pada daun tebu. Penyakit ini menampakkan gejala berupa bercak noda pada bagian
permukaan bawah daun dengan panjang 2 − 20 mm dan lebar 1 − 3 mm. Penyakit
common rust dengan orange rust memiliki lesi yang cukup mirip. Tetapi common rust
berupa bercak kecil berwarna kuning memanjang dan semakin besar menjadi berwarna
coklat kemerah-merahan hingga coklat, tampak pada kedua permukaan daun dan tidak
pernah berwarna orange. (Rott, 2000).
A B
Gambar 1. Gejala penyakit A) Hasil lapang penyakit karat daun oranye yang didapat
dan B) Hasil literature penyakit karat daun oranye
. Sumber : Supriyadi (2002)
\
Pengendalian dengan agensi hayati dapat dilakukan menggukan mikoriza dengan
dosis 15-20 gram/lubang tanam untuk meningkatkan pertumbuhan, produksi dan
ketahanan terhadap penyakit. Menurut penelitian augie (2001) Jamur Mikoriza
Arbuskular (JMA) mampu meningkatkan ketahanan klon tebu 6239 dari agak rentan
9
(moderate susceptible) menjadi agak tahan (moderat resistant) terhadap infeksi penyakit
oranye) Menanam tanaman tebu dengan varietas tahan penyakit karat daun. (Pratiwi et.
al. 2015)
Salah satu penerapan PHT adalah pengendalian biologi yang dilakukan dengan
pendekatan penggunaan agens biokontrol yang dianggap lebih ramah lingkungan.
Beberapa tahun belakangan ini telah dicoba pengendalian dengan memanfaatkan
mikroorganisme antagonis. Diantara jamur antagonis yang umum Universitas Sumatera
Utara digunakan adalah Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. Kedua jamur ini diketahui
dapat memarasit miselium jamur Rhizoctonia dan Sclerotium, serta menghambat
pertumbuhan banyak jamur seperti Phytium, Fusarium dan mengurangi penyakit yang
disebabkan oleh sebagian patogen tersebut (Agrios, 1996)
10
V . PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pengamatan penyakit pada tanaman dilakukan pada tanaman tebu (Saccarum
officinarum)
2. Penyakit Karat Daun pada tanaman tebu disebabkan oleh jamur Puccinia
kuehnii
3. Perhitungan serangan intensitas penyakit menggunakan perhitungan sistemik
4. Pengendalian dengan agensi hayati dapat dilakukan menggukan mikoriza.
5.2 Saran
Pengamatan penyakit dilakukan dengan teliti agar penagamatan yang dilakukan
mendapatkan hasil yang maksimal.
11
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan (Terjemahan Munzir Busnia). Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Jackson RW. 2009. Plant Pathogeni Bacteria : Genomia and Molecular Biology. Carter
Academic Press.
Mulyana, 2001. Teori dan Praktek Cocok Tanam Tebu Dengan Segala Masalahnya.
Aneka Ilmu, Semarang.
Pratiwi D. & Subroto, G. 2015. Pedoman Penataan Varietas tebu berdasarkan Tipe
Kemasakan. Bidang perbenihan Balai Besar perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBPPTP) Surabaya.
12
Rott, P. 2000 . A guide to sugarcane diseases. Paris: Quae.
Sa’diyah, N., & Aeny, T. N. 2012. Keragaman dan heritabilitas ketahanan tebu
populasi F1 terhadap penyakit bercak kuning di PT. Gunung Madu Plantations
Lampung. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 12(1), 71-77.
Supriyadi, 2002. Syarat Tumbuh Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L). Aneka
Ilmu. Semarang.
13