Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Hutan Tropis Volume 7 No.

2 Juli 2019 ISSN 2337-7771 (Cetak)


ISSN 2337-7992 (Daring)

ABSTRACT. Identification of Types of Diseases in Teak Plants (Tectona grandis Linn. F) in the
Community Plantation Forest of Telaga Kodok Hamlet, Leihitu District, Central Maluku
Regency, because it can be used as a guide for proper prevention and control.The purpose of
this research is to know the types of diseases that attack the teak plants and to know the
intensity of damage caused by the attack of the disease. This research was conducted at Dusun
Telaga Kodok, Leihitu Sub-district of Central Maluku District from September to December
2017. Sampling was conducted on an area of 1 Ha, and each sample plot was observed
throughout the plant. Observation of data taken include primary data and secondary data. The
results of the study The disease found in the study site was leaf rust disease coused by Oliveae
tectonae mushroom which showed 3 types of symptoms, namely the presence of small patches
and large patches, brown leaf spot with curled leaf edges and brownish yellow patches which
caused hollow leaves.. The intensity of the attack due to leaf rust disease has an average value
of 36.43% included in the category of moderate damage.
Keywords : Disease;Teak; People’s Plantation Fores; Intensity of Damage
ABSTRAK. Identifikasi Jenis Penyakit pada Tanaman Jati (Tectona grandis Linn.F) di Hutan
Tanaman Rakyat Dusun Telaga Kodok, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, karena
dapat digunakan sebagai pedoman untuk pencegahan dan pengendalian yang tepat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis penyakit yang menyerang tanaman Jatidan
mengetahui intensitas kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan penyakit tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Telaga Kodok, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku
Tengah pada Bulan September sampai Desember 2017. Pengambilan sampel dilaksanakan
pada areal seluas 1 Ha, dan setiap plot sampel diamati seluruh tanaman.Pengamatan data
yang diambil meliputi data primer dan data sekunder. Hasil penelitian Penyakit yang ditemukan
pada lokasi penelitian adalah penyakit karat daun yang disebabkan oleh jamur Olivia tectonae
yang menunjukkan3 tipe gejala yaitu adanya bercak-bercak kecil dan bercak besar, bercak
daun coklat dengan pinggiran daun yang menggulungdan bercak kuning kecoklatan yang
mengakibatkan daun berlubang. Intensitas serangan akibat penyakit karat daun memiliki nilai
rata – rata sebesar 36,43 % termasuk dalam kategori serangan rusak sedang.
Kata Kunci : Penyakit; Jati; Hutan Tanaman Rakyat; Intensitas Kerusakan
Penulis untuk korespondensi, surel : fransina.latumahina@yahoo.com

PENDAHULUAN

Pengelolaan hutan yang berbasis dan kualitas hutan produksi dengan


masyarakat dilaksanakan dalam areal Hutan menerapkan silvikultur dalam rangka
Tanaman Rakyat. Dalam Bab 1 Pasal 1 : 19 menjamin kelestarian sumber daya hutan.
Peraturan Pemerintahan Nomor 6 tahun Merujuk pengertian ini, maka sasaran dari
2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan pembanguan HTR adalah masyarakat yang
Rencana Pengelolaan Hutan, serta berada dalam dan atau sekitar hutan.
Pemanfaatan Hutan menyebutkan bahwa Masyarakat disini terdiri dari perorangan
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah hutan atau kelompok masyarakat yang dapat
tanaman yang dibangun oleh kelompok diberikan ijin pengelolaan hutan. Kawasan
masyarakat untuk meningkatkan potensi hutan yang dapat menjadi sasaran lokasi

181
Jurnal Hutan Tropis Volume 7 No. 2, Edisi Juli 2019

HTR adalah kawasan hutan produksi yang Dusun Telaga Kodok merupakan salah
tidak produktif, tidak dibebani izin/hak lain, satu lokasi pengelolaan hutan tanaman
letaknya diutamakan dekat dengan industri rakyat yang merupakan suatu ekologi
hasil hutan dan telah ditetapkan binaan dengan budidaya pohon Jati.
pencadangannya oleh Menteri Kehutanan Pengelolaan hutan rakyat memiliki resiko
(Prasetyo,A.B., 2015). serangan penyakit, namun informasi
penyakit Jati pada hutan tanaman rakyat
Beberapa jenis pohon yang menjadi
masih relatif kurang, sehingga masalah
komoditas pengembangan produksi kayu
penyakit tanaman Jati perlu mendapat
dalam HTR yaitu Jabon (Anthocephalus
perhatian yang serius, karena tidak akan
chinensis), Sengon (Paraserianthes
diperoleh tanaman Jati yang sehat apabila
falcataria), Jati (Tectona grandis L.f),
masalah penyakit diabaikan. Atas dasar hal
Gaharu (Aquileria filaria), Gmelina (Gmelina
tersebut diatas maka perlu adanya kajian
arborea), dan Karet (Hevea brasiliensis)
aspek penyakit Jati dalam kawasan hutan
(Chrysto,2013).
tanaman rakyat, sehingga dapat digunakan
Kerusakan dalam hutan tanaman rakyat sebagai pedoman untuk pencegahan dan
dapat disebabkan oleh serangan penyakit. pengendalian yang tepat, sehingga peneliti
Penyakit adalah kerusakan proses fisiologis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
yang disebabkan oleh suatu “Identifikasi Jenis Penyakit Tanaman Jati
tekanangangguan yang terus menerus dari (Tectona grandis L.f) di Hutan Tanaman
penyebab utama (biotik/abiotik) yang Rakyat Dusun Telaga Kodok.
mengakibatkan aktivitas sel/jaringan
Perumusan Masalah (1) Jenis penyakit
menjadi abnormal, yang digambarkan dalam
yang menyerang tanaman Jati (Tectona
bentuk patologi yang khas yang disebut
grandis L.f ) pada areal Hutan Tanaman
gejala/tanda. Gejala/tanda yang
Rakyat Dusun Telaga Kodok,(2) Persentase
memberikan petunjuk apakah pohon dalam
kerusakan akibat serangan penyakit pada
hutan berda dalam keadaan sehat atau
areal Hutan Tanaman Rakyat Telaga Kodok
sakit. Rahayu (1999) menyatakan penyakit
?
dapat terjadi karena gangguan proses
fisiologis tanaman (Biji, bunga, buah, daun, Tujuan Penelitian (1) Mengidentifikasi
pucuk, cabang, batang dan akar) sebagai jenis-jenis penyakit yang menyerang
akibat terganggunya fungsi atau bentuk tanaman Jati (Tectona grandis L.f) di areal
jaringan atau organ tanaman oleh penyebab Hutan Tanaman Rakyat Dusun Telaga
penyakit. Upaya untuk mengidentifikasi Kodok, (2) Mengetahui besaran intensitas
penyakit yang disebabkan oleh factor biotik kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan
maupun abiotik sangat diperlukan untuk penyakit pada tanaman Jati di areal Hutan
mengetahui teknik penanggulangan yang Tanaman Rakyat Dusun Telaga Kodok.
tepat untuk perbaikan kualitas tanaman,
karena akibat serangan penyakit maka
pertumbuhan dan perkembangan tegakan METODE PENELITIAN
dapat terganggu, dengan demikian kualitas
dan kuantitas tegakan akan menurun.
Jati (Tectona grandis L.f) termasuk Tempat dan Waktu
dalam famili Verbenaceae, memiliki nilai
ekonomis tinggi, karena kayunya tergolong Penelitian dilaksanakan pada Hutan
kayu serbaguna dan terkenal sebagai kayu Tanaman Rakyat Dusun Talaga Kodok,
komersil bermutu tinggi, sebagai kayu Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku
perdagangan dengan kualitas kayu sangat Tengah dan Laboratorium Teknologi Benih
halus, sangat disukai dengan permintaan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura
pasar yang sangat tinggi. Kayu Jati Ambon pada Bulan September –Desember
termasuk kayu kelas awet II dan kelas kuat 2017.
II sehingga sangat cocok untuk segala jenis
konstruksi bangunan (Ditjen Kehutanan, Alat dan Bahan
1976). Kerusakan dapat terjadi pada Jati,
akibat serangan Penyakit Bercak Daun
Alat
(Cersospora Sp), Penyakit Layu Bakteri
(Pseudomonas tectonae), dan Penyakit Peralatan yang digunakan dalam
Jamur Upas (Corticium salmonicolor). penelitian ini adalah mikroskop stereo,
tabung erlemeyer,cawan petri, tabung

182
Wa Nurjana Mustafa. et. al : Identifikasi Jenis Penyakit ……. (7): 181-189

reaksi, jarum ose,pembakar bunsen,gelas Metode Penelitian


obyek, gelas penutup, pipet, autoklaf,ruang
isolasi (LAF=Laminary Air Flow), kamera Pengambilan Sampel di Lapangan
dan alat tulis.
Pengambilan sampel dilakukan pada
Bahan areal penelitian seluas 1 ha yang dibagi
menjadi 5 blok sampel (secara diagonal)
Bahan yang digunakan dalam penelitian
dimana ukuran tiap – tiap blok yakni 20 x 20
ini adalah daun tanamana jati yang
m2 , jarak tanam 3 x 3 m 2 dengan intensitas
menunjukkan gejala penyakit,media PDA
sampling 20 %. Pada setiap blok sampel
(Potato Dextrose Agar), alkohol
diambil seluruh tanaman yang sakit.
70%,kapas,tissue,air steril, almunium foil,
kantong plastik, seloti

Gambar.1. Denah Plot Penelitian

Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada bagan alir dibawah ini :

Gambar 2. Diagram Air Penelitian

Isolasi dan Identifikasi Patogen larutan NaOCl 1 % selama 1-3 menit,


kemudian dibilas dengan air steril tiga kali,
Isolasi patogen dilakukan dengan dikeringkan pada kertas steril kering,
memotong daun sakit dengan ukuran 5 mm kemudian diletakkan pada media PDA
x 5 mm, yang meliputi bagian sakit dan dalam cawan petri. Setelah diperoleh biakan
sehat. Potongan tersebut disterilkan murni, isolat diidentifikasi.
permukaannya dengan merendam dalam

183
Jurnal Hutan Tropis Volume 7 No. 2, Edisi Juli 2019

Pelaksanaan Penelitian X = Jumlah Tanaman yang Diamati


Y = Jumlah Kriteria Skor
Penelitian Lapangan X1 = Jumlah Tanaman yang terserang ringan
(skor 1)
Penelitian lapangan dimaksudkan untuk X2 = Jumlah tanaman yang terserang
mengetahui intensitas penyakit dan tingkat
sedang (skor 2)
kerusakan yang ditimbulkannya, serta untuk
X3 = Jumlah tanaman yang terserang berat
mengetahui kondisi areal hutan yang (skor 3)
menunjukkan perkembangan penyakit X4 = Jumlah tanaman yang mati (skor 4)
Pengamatan Y1 = Nilai 1 dengan kriteria terserang ringan
Y2 = Nilai 2 dengan kriteria terserang
Pengamatan dilakukan dalam penelitian sedang
ini adalah kumpulan dari data primer dan Y3 = Nilai 3 dengan kriteria terserang berat
data sekunder. Data primer meliputi Y4 = Nilai 4 dengan kriteria mati atau tidak
gambaran gejala dan tanda penyakit, ada tanda-tanda kehidupan.
intensitas penyakit, jarak tanam, jumlah
tanaman untuk masing-masing jenis dan Untuk menggambarkan kondisi Tectona
kondisi areal. grandis L.f akibat serangan penyakit di
Setiap tanaman yang diamati ditentukan lakukan pengamatan secara fisik dilapangan
nilai atau skor berdasarkan kondisi tanaman yang datanya telah diolah dan dapat
dan gejala serangan. diketahui berdasarkan kriteria menurut
Mardji (2013) dapat dilihat pada tabel
Tabel 1. Cara Menentukan Nilai atau Skor berikut.
Serangan Penyakit
Tabel 2. Skala Kriteria Penilaian Intensitas
Gejala pada tanaman Serangan Penyakit
Kriteria Skor
Skala Intensitas Kategori
Sehat serangan (%) Serangan
Tidak ada gejala serangan 0
0 0 Sehat
Jumlah daun yang terserang 1 1-25 Rusak
dan jumlah serangan pada Ringan
Rusak
masing – masing daun yang 1 2 26-50 Rusak
Ringan
terserang sedikit Sedang
3 51-75 Rusak Berat
Jumlah daun yang terserang 4 >75 Mati
dan jumlah serangan pada
Rusak
masing – masing dau yang 2 Penelitian Laboratorium
Sedang
terserang agak banyak
Pengambilan bagian tanaman jati yang
Jumlah daun yang terserang bergejala penyakit, penyimpanan sampel
dan jumlah serangan pada yang bergejala penyakit, penanaman
Rusak
masing – masing dau yang 3 jaringan pada medium PDA, isolasi
Berat
terserang banyak cendawan penyebab penyakit dan
identifikasi cendawan penyebab penyakit.
Seluruh daun rontok atau layu
Mati atau tidak ada tanda-tanda 4
kehidupan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menghitung kerusakan pada daun
digunakan rumus De Guzman (1985); Singh
dan Mishra (1992) yang dimodifikasi oleh
Jenis Penyakit
Mardji (1994) sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penelitian di Hutan
IS x 100% Tanaman Rakyat Dusun Telaga Kodok pada
tanaman Jati ditemukan satu jenis penyakit
yaitu penyakit Karat Daun
Dimana :

IS = Intensitas Serangan

184
Wa Nurjana Mustafa. et. al : Identifikasi Jenis Penyakit ……. (7): 181-189

Penyakit Karat Daun (Olivea bulat kecil berwarna coklat dengan ukuran
tectonae)Tanaman Jati Gejala Dan Tanda 1,2 – 1,4mm, hingga bercak berukuran bulat
besar dengan ukuran 9 – 11 mm.
Gejala tanaman jati yang terinfeksi
penyakit karat daun memiliki secara berupa
nekrosis pada daun. Gejala serangan awal
terdapat bercak pada helaian daun, yaitu
bercak berwarna kuning muda dan lama
kelamaan berubah menjadi kuning tua.
Bercak ini berbentuk bulatan kecil dengan
diameter < 0.5 cm hingga bulatan besar
dengan diameter > 5 cm. Bercak yang
tadinya berwarna kuning tua lama kelamaan
akan menjadi coklat dan akhirnya
mengering. Pada berbagai stadium
serangan akan terdapat tepung yang
melingkupi bercak tersebut. Serangan
tingkat lanjut ditandai dengan daun Gambar 4. Gejala penyakit karat pada daun
berguguran sebelum waktunya, jati : a) bercak daun coklat, b)
mengakibatkan tanaman gundul dan daun menggulung
akhirnya mati.
3) Tipe 3 yaitu adanya bercak kuning
Berdasarkan hasil penelitian, gejala kecoklatan yang mengakibatkan daun
penyakit karat daun yang ditemukan di berlubang. Gejala serangan penyakit karat,
lokasi penelitian ada 3 macam tipe gejala ditandai dengan gejala awal berupa adanya
pada daun yaitu : 1) Tipe 1 yaitu adanya bercak berwarna kuning. Pada bercak
bercak-bercak kecil dan bercak besar. berbentuk bulatan yang berwarna kuning ini
Gejala penyakit ditandai dengan awalnya akan membesar dan akan berubah warna
daun berwarna kuning muda dan lama menjadi coklat. Bercak berbentuk bulatan
kelamaan berubah menjadi kuning tua dan iniberukuran kecil hingga besar, dengan
coklat hingga mengering, bercak daun ukuran bulatan kecil 1,1 – 1,5 mm dan
saling bertemu sehingga membentuk garis bercak bulatan berukuran besar 2 – 2,4mm.
pada bagian atas tulang daun. Bercak daun Penyakit karat daun ini, lama kelamaan
ini berbentuk bulatan kecil hingga bulatan membuat tepiang daun menjadi kering dan
besar dengan ukuran 1,4 – 1,6 mm hingga rapuh sehingga daun akan berlubang
ukuran 7,6 – 8,85 mm. (Gambar 3). (Gambar 3).

Gambar 3 Gejala penyakit karat pada daun


jati : a) bercak-bercak kecil, Gambar 5.. Gejala penyakit karat pada
b) bercak besar daun jati : a) bercak daun
kecoklatan, b) daun berlubang
2) Tipe 2 yaitu adanya bercak daun coklat
dengan pinggiran daun yang menggulung.
Ditemukan juga jamur kuping pada
Gejala serangan awalnya berupa bercak
tanaman jati yang yang bersifat saprofit
daun berwarna kuning kecil akan melebar
yang tumbuh akibat kerusakan mekanik
menjadi bercak besardan pada akhirnya
pada batang pohon. Dapat dilihat pada
akan berwarna coklat dan lama kelamaan
Gambar 4.
tepian daun akan mengering dan
menggulung. Penyakit bercak berukuran

185
Jurnal Hutan Tropis Volume 7 No. 2, Edisi Juli 2019

Bercak-bercak timbul akibat senyawa


pectat yang terdapat pada bagian lamela
tengah sel jaringan daun dirusakan oleh
penyebab penyakit, dengan demikian sel
akan terpisah sehingga terjadi plamolisis
dan akhinya jaringan berubah menjadi
coklat, coklat keabuan dan kuning
kecoklatan. Gejala ini ditandai dengan
adanya nekrosis pada permukaan daun.
Saleh (2010) menyatakan bahwa pada
umumnya gejala dan tanda penyakit karat
daun adalah terbentuknya daerah yang mati
pada daun (nekrosis). Jaringan daun yang
mengalami nekrosis biasanya tidak
Gambar 6. Jamur yang tumbuh pada menyeluruh kecuali apabila jumlah bercak
tanaman jati : a) tanaman jati saling bersatu dan membentuk bercak yang
yang sehat,b) tanaman jati luas.
yang tidak produktif
Teramati juga di areal pengamatan
bahwa daun jati berguguran sehingga
Terjadinya suatu penyakit atau diduga dapat menjadi sumber inokulum
keberadaan suatu penyakit pada suatu jenis penyebab penyakit. Kehadiran tanaman lain
tanaman ditentukan oleh tiga faktor utama seperti kelapa dan pulai, serta tanaman
yaitu tanaman inang yang rentan atau peka, bawah (Harendong, Picut kuda, Kirinyuh,
penyebab penyakit atau patogen yang Pakis kuda dan Bebandotan) menyebabkan
ganas dan lingkungan yang mendukung terjadinya persaingan atau kompetisi dalam
(Agrios,1988). memperoleh unsur hara dan air dengan
tanaman jati sehingga tanaman kekurangan
Tanaman sehat lebih mampu menahan unsur hara dan air sehingga tanaman
serangan berbagai patogen atau penyebab menjadi lemah, apalagi tidak pernah
penyakit. Sebaliknya tanaman yang tidak dilakuakan perawatan dan pemeliharaan.
mampu menahan serangan berbagai Menurut pendapat Anggreini dan Suharti
patogen bila kondisinya buruk. (1996) dalam Rahayu (1999) bahwa
Perkembangan patogen tidak hanya kelembaban yang tinggi, tumbuhan bawah,
dipengaruhi oleh kondisi tanaman/inang, gulma yang rapat dan tumpukan serasah
tetapi oleh lingkungannya. Misalnya yang tebal disekitar tanaman sangat
kelembaban nisbi yang tinggi, dan suhu mendukung terjadinya bercak daun.
yang cocok merupakan kondisi yang baik Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan
bagi perkembangan spesies patogen pengendalian berupa sanitasi dan eradikasi
menurut Semangun (2001). Disisi lain terhadap tanaman bawah dan daun-daun
peranan manusia juga merupakan faktor sakit yang gugur sehingga dapat
yang sangat penting dalam menentukan menghambat perkembangan patogen dan
terjadinya serangan penyakit. Dengan juga menciptakan kondisi yang cocok bagi
demikian dapat dikemukakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman
penyakit-penyakit lain yang tidak ditemukan jati.
adalah sebagai akibat dari salah satu
komponen penyebab penyakit yang tidak Isolasi dan Identifikasi Jamur
menunjang.
Penyakit karat daun jati yang ditemukan Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 1
pada kelima plot pengamatan dominan isolat jamur yang diisolasi dari tanaman
terjadi pada daun-daun yang sudah tua, sakit yang menunjukkan gejala nekrosis
akibatnya proses fotosintesis menjadi pada bagian daun tanaman sebanyak 3 tipe
terhambat. Anggraeni (2009) menyatakan gejala. Hasil pengamatan warna koloni
bahwa kerusakan pada daun tanaman dapat pada umur 2 minggu dapat dilihat pada
mengakibatkan proses fotosintesis Gambar 7.
terganggu. Hal ini terjadi karena banyak
bercak daun yang menutupi permukaan
daun, sehingga permukaan daun yang sehat
menjadi sempit.

186
Wa Nurjana Mustafa. et. al : Identifikasi Jenis Penyakit ……. (7): 181-189

Intensitas Serangan Penyakit


Berdasarkan hasil penelitian, intensitas
serangan penyakit karat daun yang
menyerang pada semua plot pengamatan
pada areal Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
Dusun Telaga Kodok, dapat dilihat pada
Tabel 3.

Tabel 3. Intensitas Serangan Penyakit


Karat Daun Jati
Intensitas
Gambar 7. Penampilan koloni isolat jamur : Nomor Jenis Kategori
Serangan
a) warna coklat kehitaman, Plot Penyakit Serangan
(%)
b) uredospore Karat Rusak
I 41.07
Daun Sedang
Hasil Identifikasi berdasarkan karakter Karat Rusak
morfologi isolat dan pengamatan II 35.11
Daun Sedang
mikroskopis (Gambar 5 dan 6) yaitu, hasil Karat Rusak
isolasi pada media PDA (Patato Dextrosa III 38.12
Daun Sedang
Agar), kemudian disesuaikan dengan kunci Karat Rusak
identifikasi, didapatkan penyebab dari IV 34.12
Daun Sedang
penyakit karat daun jati adalah jamur Olivia Karat Rusak
tectonae. V 33.72
Daun Sedang
Klasifikasi jamur penyebab penyakit karat Rata-
36.43
daun jati menurut Barnet (1980) dan Dugan rata
(2006) adalah sebagai berikut : Rusak
Kategori
Sedang
Kingdom : Fungi
Phylum : Basidiomycota
Sub Phylum : Pucciniomycotina
Hasil penelitian pada Tabel 2.3,
Kelas : Pucciniomycetes
menunjukkan bahwa intensitas serangan
Ordo : Pucciniales penyakit karat daun pada plot I sebesar
Family : Chaconiaceae
41,07 %, plot II dengan intensitas serangan
Genus : Olivea
sebesar 35,11 %, plot III dengan intensitas
Species : Olivea tectonae
serangan sebesar 38,12, plot IV dengan
intensitas serangan sebesar 34,44 %, plot V
Penyakit karat pada daun jati disebabkan dengan intensitas penyakit sebesar 33,72 %
oleh jamur Olivia tectonae. Jamur ini . Dari kelima plot penelitian intensitas
merupakan parasit obligat yang hanya serangan penyakit karat daun jati masuk
mampu hidup pada inang (jati) yang masih dalam kategori serangan rusak sedang.
hidup. Gejala yang ditimbulkan berupa
Hal ini disebabkan karena dengan
bercak berwarna cokelat kehitaman yang
kehadiran tanaman bawah seperti
tersebar di bagian daun. Pada gejala
Harendong, Kirinyuh, Bebandotan, Picut
mikroskopis, cendawan ini sering Kuda dan Pakis Kuda yang cukup banyak
membentuk fase spora yang membulat dan dengan kerapatan tinggi yang menunjang
berduri yang disebut uredospora. Spora terjadinya atau terciptanya iklim mikro bagi
padajamur ini akan berkecambah ketika
perkembangan penyakit di areal tersebut.
lingkungan sekitar dari cendawan ini Dengan demikian dapat menyebabkan
mendukung kehidupannya. Gejala nekrosis tanaman jati menjadi lemah, peka dan
yang ditandai dengan kematian jaringan rentan terhadap serangan penyakit seperti
pada daun jati merupakan gejala yang karat daun.
tampak nyata karena jamur ini mampu
menyerap nutrisi sel pada jaringan daun jati Kehadiran penyakit juga diduga
tersebut. disebabkan karena daun-daun sakit telah
gugur dibiarkan di atas tanah dan tidak
dilakukan sanitasi sehingga sumber
inokulum tetap ada, sehingga tindakan

187
Jurnal Hutan Tropis Volume 7 No. 2, Edisi Juli 2019

sanitasi dan eradikasi perlu dilakukan dipengaruhi oleh kelembaban yaitu


sebagai upaya mereduksi penyakit, serta berkisar antara 73% - 100 % (Rukmana dan
perlu dilakukan penyiangan terhadap Saputra, 1997) dalam Rabuansyah, B at
tanaman bawah, supaya tidak bersaing al.1995. Rata-rata kelembaban selama
dengan tanaman jati. Dengan demikian penelitian adalah sebesar 73,2 %.
pertumbuhan tanaman jati baik dan tentunya Sedangkan rata-rata suhu udara yang
tanaman lebih tahan terhadap serangan tercatat selama penelitian adalah sebesar
penyakit tersebut. 27,7oC. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa kondisi cukup
Intensitas Penyakit karat daun pada
menunjang perkembangan penyakit karat
tanaman jati yang memiliki nilai rata-rata
daun pada tanaman jati. Hal ini sesuai
sebesar 36,43 % yang tergolong dalam
dengan pendapat Semangun (2000) bahwa
kategori rusak sedang, ternyata dipengaruhi
perkembangan penyakit karat daun sangat
oleh kondisi suhu dan kelembaban mikro.
dibantu oleh kelembaban udara.
McCartney 1994; Brown et al 1995 dalam
Mahfud (2012) menyatakan bahwa faktor
Kondisi Areal Penelitian
lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan penyakit antara lain adalah
Kondisi Areal dari kelima plot sampel
suhu, kelembapan udara, curah hujan, dan
berdasarkan hasil pengamatan berbeda tiap
sinar matahari. Kondisi lembab di sekitar
plotnya. Dimana terdapat dalam jumlah
tanaman merupakan faktor lingkungan yang
sangat menunjang perkembangan penyakit tanamanya pada plot I dan plot II bervariasi.
Pada setiap plot terdapat tanaman bawah
karat daun. Secara umum aktifitas patogen
yang dominan yaitu Harendong (Chimedia
hirta). Untuk kondisi areal pada plot
pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kondisi Areal Tanaman Jati pada Plot – Plot Pengamatan

Jenis Jenis Tanaman


Plot Topografi Kondisi Areal
Tanaman Lain
Areal tidak terawat; tanaman
Datar Jati -*) bawah(Harendong)
1
Areal tidak terawat dan banyak
di tumbuhi tanaman bawah
2 Berombak Jati Kelapa
(Harendong,pakis kuda)

Areal tidak terawat dan


banyak ditumbuhi tanaman
3 Berombak Jati -*) bawah(Harendong, Kirinyuh
dan picut kuda )

Areal tidak terawat dan banyak


ditumbuhi tanaman bawah
4 Datar Jati Pulai
(Harendong, Bebandotan)

Areal tidak terawat dan banyak


5 Datar Jati -*) ditumbuhi tanaman bawah
(Harendong dan kirinyuh)
*)
Tidak ada tanaman lain

Data kondisi areal diketahui bahwa dimana tanaman bawah harendong, Picut
kelima plot umumnya memiliki peluang Kuda, Kirinyuh, Pakis Kuda dan Bebandotan
untuk terjadinya penyakit karena kondisi dibiarkan tumbuh di sekitar tanaman jati.
areal yang tidak terawat dan tidak dilakukan tanaman bawah yang dibiarkan tumbuh
perawatan, pemeliharaan dan pembersihan disekitar tanaman jati akan bersaing dalam
tanaman bawah dan tumbuh-tumbuhan liar, memperoleh nutrisi, air sehingga tanaman

188
Wa Nurjana Mustafa. et. al : Identifikasi Jenis Penyakit ……. (7): 181-189

jati tidak secara optimal memperoleh unsur DAFTAR PUSTAKA


hara tersebut, apalagi tidak pernah
dilakukan perawatan dan pemeliharaan
akibatnya tanaman lemah dan mudah
terserang penyakit. Agrios, G. N., 1996. Ilmu Penyakit
Tumbuhan , Edisi ketiga, Diterjemahkan
Kehadiran tanaman bawah juga dapat oleh Busnia Munsi dari Plant Pathlology,
menciptakan kelembaban dan menjadi Third edition (1998), Gadjah Mada
tanaman inang bagi kehadiran jamur-jamur University Press, Yogyakarta.
penyebab penyakit. Hal ini di dukung oleh
pendapat Sri Rahayu (1999), jamur Anggraeni, I. 2009. Colletotrichum sp.
penyebab penyakit dapat bertahan dan Penyebab Penyakit Bercak Daun pada
berlindung pada tanaman bawah dan gulma Beberapa Bibit Tanaman Hutan di
disekitar areal pertanaman dan apabila Persemaian. Mitra Hutan Tanaman 4(1).
kondisi lingkungan memungkinkan, jamur 29-35
tersebut dapat mengifeksi tanaman. Kondisi Barnet, H. L., 1980. Illustrated Genera of
areal kelima plot tersebut, sebagian telah impoerfect Fungi, sedond Edition.
terjadi penebangan, terdapat goresan kecil Burgess Publishim Company,
pada batang pohon dan juga kulit batang Departement of Plant Pathology,
pohon terkelupas akibat ulah manusia Bacteriology and Entomology, West
melakukan pengembalaan sapi di areal Virginia University, Morgantown, West
hutan. Virgina.
Selain tanaman jati, tanaman lain yang Mahfud, M.C. 2012. Teknologi dan Strategi
berada disekitar areal penelitian yakni Pengendalian Penyakit Karat Daun untuk
Gandaria (Bouea macrophylla), Cengkeh Meningkatkan Produksi Kopi Nasional.
(Syzygium aromatic), Rambutan (Nephelium BTP Jawa Timur. Pengembangan Inovasi
glappaceum), dan Kelapa (Cocos nucifera), Pertanian.
Kenari (Canarium indicu), Kapok (Ceiba
pentandra) dan Pulai (Alstonia scholaris). Mardji, D. 1994. Epidemiologische
Untersuchungen von Corticium
Salminocolor Berk. dan Br. an Acacia
SIMPULAN DAN SARAN mangium Wild. in PT ITCI, Kenangan
OstKalimantan, Indonesia. Disertasi
Doktor Universitas Georg August,
Goettingan, Jerman 143h.
Simpulan
Mardji, D. 2013. Penuntun Praktikum
Penyakit Hutan. Fakultas Kehutanan
Penyakit yang menyerang tanaman Jati Universitas Mulawarman, Samarinda.
(Tectona grandis L.f) di areal Hutan
(Skripsi) tidak dipublikasikan
Tanaman Rakyat Dusun Telaga Kodok
adalah penyakit karat daun, yang Rabuansyah,B at al. 1995. Masa Inkubasi
disebabkan oleh jamur Olivea tectona. Penyakit Karat Daun dan Tingkat
Intensitas serangan penyakit karat daun Kerusakan pada Bibit Perupuk di
sebesar 36.43 % dan tergolong kategori Persemaian PT.Inhutan II Mandor.
Rusak Sedang. Fakultas Kehutanan Univ. Tanjung.
Rahayu, S.1999. Penyakit Tanaman Hutan
Saran Di Indonesia. Gejala, Penyebab, dan
Teknik Pengendaliannya. Kanisius.
Perlu dilakukan sanitasi lingkungan Yogyakarta.
dengan membersihkan tumbuhan bawah
disekitar tanaman Jati. Diperlukan sistem Semangun, H, 2000. Penyakit-Penyakit
tumpang sari diantara tanaman jati untuk tanaman Hortikultura di Indonesia
menjaga iklim mikro sehingga dapat Cetakan Keempat. Gadjah Mada
menghambat perkembangan penyakit. University Press, Yogyakarta.
Pengendalian penyakit perlu dilakukan Sing, U.P. dan G.D.Mishra 1992. Effert Of
secara berkelanjutan. Powdery Mildew (Erysiphe pisi) On
Nadulation and Nitrogenase Activity In
Pea (Pisium salivum) Plant Pathology 41:
262-264

189

Anda mungkin juga menyukai