Kelompok 4:
1. M. Alief Khadafi (E4401211012)
2. Yovielachicha K (E4401211022)
3. Kayla Nur Azzahra (E4401211044)
4. Yuga Setyo Pambudi (E4401211066)
5. Ryanka Fatah K. P (E4401211096)
6. Septi Optakniatni Zai (X1004221040)
Latar Belakang
Hutan merupakan tumpuan dan harapan bagi setiap komponen makhluk hidup yang
ada di bumi. Banyak manfaat yang dapat diambil baik yang bersifat benefit cost maupun non
benefit cost, namun dalam upaya untuk memaksimalkan fungsi hutan terkadang muncul
faktor – faktor yang dapat menjadi pembatas tercapainya fungsi dan manfaat hutan secara
optimal. Mengingat tinggi dan pentingya nilai hutan, maka upaya pelestarian hutan wajib
dilakukan apapun konsekuensi yang harus dihadapi, karena sebetulnya peningkatan
produktivitas dan pelestarian serta perlindungan hutan sebenarnya mempunyai tujuan
jangka panjang,oleh karena itu perlu dicari solusi yang tepat untuk mempertahankan
produktivitas tegakan maupun ekosistem hutan.
Jati (Tectona grandis L.f) merupakan salah satu tanaman tropis yang mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi, karena kayunya tergolong kayu serbaguna. Jati (Tectona grandis
L.f) terkenal sebagai kayu komersial bermutu tinggi, merupakan salah satu kayu
perdagangan yang memiliki kualitas kayu sangat bagus, sangat disukai dan memiliki
permintaan sangat tinggi. Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri yang
menggunakan kayu jati sebagai bahan baku, sehingga permintaan kayu jati meningkat
dengan tajam. Hal ini menyebabkan pasokan kayu jati baik di pasar domestik maupun
internasional sangat terbatas. Hutan jati yang makin banyak diusahakan ini merupakan
suatu bentuk budidaya hutan dengan menerapkan silvikultur intensif, serta adanya
kesengajaan menyederhanakan ekosistem alami menjadi ekosistem rekayasa, sehingga
sangat rentan terhadap organisme pengganggu seperti hama dan penyakit. Masalah
serangan hama dan penyakit akan dijumpai mulai dari biji, biji yang baru tumbuh atau
kecambah, tanaman muda sampai menjadi tegakan, bahkan sampai pada hasil hutannya.
mengemukakan bahwa untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit perlu
menciptakan sistem silvikultur hutan sehat dengan memperhatikan kaidah-kaidah ekologi.
b. Metode
1. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode penelitian
deskriptif dan data yang digunakan merupakan data sekunder. Perolehan dari data
tersebut akan kembali diolah dan dideskripsikan sehingga menghasilkan sebuah
laporan praktikum yang bisa menjelaskan definisi hama,proses perkembangan
hama, mekanisme serangan hama, dan mengatasi serangan hama Pyrausta
machaeralis.
Pembahasan
a. Morfologi dan Klasifikasi Pyrausta machaeralis
Pyrausta machaeralis atau yang biasa dikenal sebagai ulat jati/enthung merupakan
kelompok ngengat yang masuk ke dalam ordo Lepidoptera dan familia Pyralidae.
Ulat jati berwarna coklat dengan sepasang garis kuning kecil disetiap sisi, dan
diantara dua garis berwarna coklat gelap dengan panjangnya 3.5 cm. Ulat jati adalah
hama yang menyerang tanaman jati (Tectona grandis, Lamiaceae). Hama ini
menyerang pada awal musim penghujan, yaitu sekitar bulan November - Januari
(Pratiwi et al. 2012). Ulat jati menggerogoti pinggiran daun, bahkan daun-daun yang
terserang robek dan berlubang-lubang dimakan ulat.
Kesimpulan
Pyrausta machaeralis menyerang tanaman Jati (Tectona grandis) dengan cara memakan
bagian daun yang lunak dan mengandung klorofil, sedangkan tulang daunnya ditinggalkan.
Penanganan hama ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan bahan kimia seperti
insektisida.
Daftar Pustaka
Lestari WI. 2013. Pengetahuan aparat perum perhutani KPH Sumedang, Jawa Barat tentang
hama-hama jati (Tectona grandis) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Pratiwi T, Karmanah, Gusmarianti R. 2012. Inventarisasi hama dan penyakit tanaman jati unggul
nusantara di kebun percobaan cogrek bogor. Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa.
2(2):123-133