Anda di halaman 1dari 7

PAPER

CIRI DAN PERANAN PENTING BEBERAPA FAMILY DALAM


ORDO COLEOPTERA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Biodiversitas Serangga Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Jember

Dosen Pengampu :
1. Nanang Tri Haryadi, S.P., M.Sc.
2. Nilasari Dewi, S.Hut., M.Si

Oleh :
Kelompok E/Biodiversitas Serangga B
1. Mitayuni Faur Rosita (211510501003)
2. Wanda Hamidah Z.F (21151501012)
3. Annisa Lailatus Sufiaah (211510501042)
4. Galang Prasetyo Efendi (211510501111)
5. Puguh Widianto Saputro (211510501116)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
1. Family Curcolionidae
a. Ciri Penting Family Curcolionidae
Curculionidae adalah family kumbang penggerek, biasa disebut kumbang
moncong ataupunjuga banyak dikenal dengan nama kumbang sejati . Mereka
adalah salah satu famili hewan terbesar dengan 6.800 genera dan 83.000 spesies
yang dideskripsikan di seluruh dunia (Gunter et al, 2016). Curculionidae umumnya
memiliki warna gelap, coklat hitam atau hitam. Kemudian juga mempunyai
moncong/rostrum yang bervariasi dalam panjang, bentuk dan ketebalan pada
mulutnya. Pada bagian tubuhnya tidak memiliki banyak rambut. Keberadaan
antennanya terletak pada bagian di tengah moncong atau mulutnya, clubbed dan
hampir menyiku. Untuk bagian tarsinya memiliki 5 ruas. Curculionidae memilki
ukuran tubuh 1-35 mm (Hasanah dkk, 2020). Pada saat menjadi larva biasanya
memiliki warna putih. Kemudian ketika menjadi imago akan memiliki kepala kuat
dan berwarna coklat, biasanya melengkung. Habitatnya adalah di tanah, di dalam
jaringan tanaman atau dalam biji-bijian, namun ada juga beberapa jenis yang
ditemukan hidup di kulit kayu atau tanaman yang telah mati. Sebelum bertelur,
induk dari serangga ini akan menggali tanah/jaringan tanaman dengan
moncongnya, sama dengan ketika serangga tersebut makan. Pada saat menjadi
larva, serangga ini tidak begitu aktif, merusak akar, jaringan tanaman, pucuk, tunas,
serta biji-bijian. Serangga yang masuk dalam famili ini, kebanyakan pada saat
dewasa aktifitasnya pada siang hari, dan ketika menyerang tanaman sering
menimbulkan suara bising. Pada setiap spesies mempunyai makanan dan tempat
kawin/bertelur sendiri-sendiri. Misalnya pada Sitophilus spp. (Kumbang beras)
akan menyerang berbagai tanaman biji-bijian, seperti jagung, beras, dll. Sedangkan
untuk spesies Rhynchophorus ferrugineus (Kumbang kelapa merah), merupakan
hama penting tanaman kelapa. Serangan serangga ini pada tanaman yang muda dan
akan menyebabkan pucuk sering patah.
b. Peran Family Curcolionidae pada Ekosistem
Kumbang tanduk mempunyai peran yang penting dalam ekosistem pertanian.
Peran penting Family Curculionidae dalam ekosistem yaitu spesies kumbang
tanduk dapat menjadi pengurai materi organik. Habitat yang sering ditempati larva
kumbang tanduk adalah limbah serasah daun karena mengandung zat-zat yang
dibutuhkan larva untuk berkembang (Nuriyanti dkk., 2017). Kumbang membantu
dalam proses dekomposisi daun-daun, kayu mati, dan bahan organik lainnya
sehingga dapat mengembalikan nutrisi ke dalam tanah. Beberapa spesies kumbang
tanduk berperan sebagai polinator bagi tanaman berbunga, membantu dalam
penyerbukan dan reproduksi tanaman. Sejumlah besar spesies kumbang tanduk
adalah herbivora yang memakan tanaman. Kumbang tanduk dapat menjadi hama
bagi tanaman pertanian, mereka juga memiliki peran dalam regulasi populasi
tumbuhan liar dan mempengaruhi struktur vegetasi di ekosistem alami.
Kumbang tanduk merupakan sumber makanan bagi berbagai predator termasuk
burung, mamalia, dan serangga pemangsa lainnya. Kumbang tanduk dapat berperan
sebagai bagian penting dalam rantai makanan ekosistem. Keberadaan hewan pada
suatu habitat bukan terjadi begitu saja tetapi terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi, seperti keadaan lingkungan yang cocok sehingga populasi hewan
tersebut semakin berkembang pesat (Indiriyanti dkk., 2017). Kehadiran spesies
kumbang tanduk dalam suatu ekosistem dapat menjadi indikator kesehatan
ekosistem tersebut. Perubahan dalam populasi kumbang tanduk dapat
mengindikasikan perubahan dalam keseimbangan ekosistem. Penggunaan lahan
dapat mempengaruhi tipe kekayaan spesies kumbang, hal tersebut tidak
mempengaruhi kelimpahan individu (Najmi dkk., 2018)

2. Family Scarabaeidae
a. Ciri Penting Family Scarabaeidae
Ciri – ciri Family Scarabaeidae yaitu memiliki tubuh berwarna hitam
kecoklatan dan memiliki bentuk yang cembung atau bulat telur. Bertarsi lima ruas,
antenna 8-11 ruas, memiliki tanduk pada kepala atau pronotum (Hasanah
dkk.,2020). Tibia depan kurang lebih membesar dan memiliki pinggiran luas
bergerigi atau berlekuk. Tipe mulut penggigit dan pengunyah, pada toraks terdapat
sepasang sayap. Sayap depan mengeras dan tebal yang biasa disebut elytra yang
berfungsi sebagai pelindung. Scarabaeidae merupakan kumbang -kumbang yang
memiliki ukuran, warna, dan kebiasaan yang sangat bervariasi (Pondaag
dkk.,2021).
b. Peran Family Scarabaeidae pada Ekosistem
Scarabaeidae merupakan salah satu family ordo Coleoptera yang berperan
penting terhadap agroekosistem. Kumbang kotoran menjadi salah satu spesies
family Coleoptera yang berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem sebagai
dekomposer dan penyebaran biji-biji tumbuhan ((Malina dkk., 2018). Sebagai
pengurai sampah organik serangga family tersebut menjamin proses aliran energi
di alam. Keberadaan kumbang kotoran dapat berkaitan dengan mamalia karena
sebagai sumber pakan dan subsrat untuk melakukan reproduksinya (Indarjani dan
Miko, 2020). Serangga family Scarabaeidae menjadi komponen penting dalam
ekosistem hutan tropis sebagai pengurai. Kumbang family Scarabaeidae dapat
mengubur kotoran mamalia dengan berat 250 kali dari berat tubuhnya dalam waktu
satu malam. Aktivitas dari kumbang kotoran dapat menguntungkan ekosistem
sekitar karena terjadi perluasan distribusi unsur hara, perbaikan struktur tanah,
meningkatkan aerasi bawah tanah, serta melancarkan laju sirkulasi nutrient yang
berpengaruh terhadap vegetasi sekitarnya. Keberadaan komunitas dan disribusi
kumbang kotoran Scarabaeidae sangat dipengaruhi oleh penutupan vegetasi,
struktur fisik hutan, tipe tanah, dan tipe spesies kotoran.
3. Family Coccinelidae
a. Ciri Penting Family Coccinelidae
Coccinelidae merupakan salah satu family Coleoptera dengan ciri khusus
memiliki sayap depan keras. Family Coccinelidae memiliki ciri – ciri tubuh yang
lebar dan berbentuk oval mendekati cembung atau bulat (Pondaag dkk., 2021).
Kepala Coccinelidae umumnya tersembunyi di bawah pronotum, ada yang
tersembunyi sebagian dan ada yang tersembunyi seluruhnya. Antena pada family
ini berjumlah 3 hingga 6 ruas dan tubuhnya memiliki warna cerah kuning, merah,
atau oranye yang disertai dengan bintik atau spot hitam atau hitam merah dan
mengkilat. Pada sudut anteriornya berwarna kuning, sayapnya terdapat bercak –
bercak, dan terdapat pita hitam (Tneup dkk., 2022). Setiap sayap pada family
Coccinelidae terdapat dua pasang pita berukuran besar dengan garis mediam
berwarna hitam serta bagian anterior dan posterior garis mediam sayap memiliki
satu totol hitam yang berukuran agak besar.
b. Peran Family Coccinelidae pada Ekosistem
Family Coccinelidae pada ekosistem memiliki peran yang cukup beragam, ada
yang berperan sebagai predator (insektivora) dan juga ada yang berperan sebagai
hama (herbivora). Beberapa spesies dari family Coccinelidae yang berperan sebagai
predator pada ekosistem diantaranya yakni Coccinella transversalis, Harmonia
dimidiata, Coccinella septempuncata, dan Miscrapis discolor. Coccinella
transversalis merupakan salah satu spesies koksi yang berperan sebagai predator
dengan kemampuan memangsa yang tergolong tinggi baik pada stadium larva
maupun imago. Saat stadium imago, Coccinella transversalis mampu untuk
memangsa puluhan ekor kutu daun (Setiawan dkk., 2022). Spesies lainnya yang
memiliki kemampuan memangsa yang cukup tinggi adalah Harmonia dimidiata.
Harmonia dimidiata merupakan spesies kumbang lady bird sub tropis. Menurut
penelitian yang pernah dilakukan, Harmonia dimidiata mampu memangsa lebih
dari 200 kutu daun (Setiawan dkk., 2022).
Spesies dari family Coccinelidae yang berperan sebagai hama diantaranya
adalah Aulacophora spp, Asphaera sp, Epilachna sp. Aulacophora merupakan
salah satu spesies dari family Coccinelidae yang herbivora dimana saat stadium
dewasa akan memakan daun dan bunga dari tanaman, menghancurkan bibit atau
tanaman muda dengan tingkat serangan yang cukup berat. Aulacophora akan
mengelompok pada satu daun kemudian memakan pembuluh tanaman. Sedangkan
pada stadium larva Aulacophora akan menyerang tanaman dengan membuat
terowongan dalam akar sehingga akar menjadi bengkak, berubah warna, kemudian
terdistorsi yang mengakibatkan tanaman mati (Setiawan dkk., 2022).
DAFTAR PUSTAKA

Gunter, N. L., Oberprieler, R. G., & Cameron, S. L. 2016. Molecular phylogenetics


of A ustralian weevils (C oleoptera: C urculionoidea): exploring
relationships in a hyperdiverse lineage through comparison of independent
analyses. Austral Entomology, 55(2), 217-233.

Hasanah, U., Nofisulastri, N., & Safnowandi, S. 2020. Inventarisasi serangga tanah
di Taman Wisata Alam Gunung Tunak Kabupaten Lombok
Tengah. Bioscientist: Jurnal Ilmiah Biologi, 8(1), 126-135.

Hasanah, U., Nofisulastri, N., & Safnowandi, S. 2020. Inventarisasi serangga tanah
di Taman Wisata Alam Gunung Tunak Kabupaten Lombok
Tengah. Bioscientist: Jurnal Ilmiah Biologi, 8(1), 126-135.

Indarjani, R., & Miko, M. (2020). Distribusi Vertikal Komunitas Kumbang Kotoran
Scarabaeidae di Habitat Taman Nasional Gunung Salak. Konservasi Hayati,
16(2), 77-84.

Indriyanti, D. R., Anggraini, S. D., & Setiati, N. 2017. Kepadatan dan Komposisi
Stadia Oryctes rhinoceros di Desa Jerukwangi Kecamatan Bangsri
Kabupaten Jepara. Life Science, 6(2), 55-61.

Malina, V. C., & Junardi, K. (2018). Spesies Kumbang Kotoran (Coleoptera:


Scarabaeidae) di Taman Nasional Gunung Palung Kalimantan Barat. Jurnal
Protobiont, 7(2).

Najmi, L., Buchori, D., Triwidodo, H., Noerdjito, W. A., & Rizali, A. 2018.
Keanekaragaman kumbang curculionid pada berbagai tipe penggunaan
lahan di kawasan Hutan Harapan, Jambi. Jurnal Entomologi Indonesia,
15(2), 65-73.

Nuriyanti, D. D., Widhiono, I., & Suyanto, A. 2017. Faktor-faktor ekologis yang
berpengaruh terhadap struktur populasi kumbang badak (oryctes rhinoceros
l.). Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal, 33(1), 13-21.
Pondaag, B, H., Tairas, R, W., & Kandowangko, D. (2021). Serangga-Serangga
Yang Berasosiasi Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.)
Di Kelurahan Kamasi Kota Tomohon. Jurnal Cocos, 7(7), 1 – 16.

Setiawan, A, W., Agus, Y, H., & Widyawati, N. (2022). Keanekaragaman Hama


Tanaman Kedelai dan Musuh Alaminya yang Ditemukan di Pertanaman
Demplot Desa Kadirejo Kabupaten Semarang. Prosiding Karya Ilmiah
Tingkat Nasional, 1 – 7.
Tneup, Y, T, S., Bay, M, M., & Pakaenoni, G. (2022). Inventarisasi Serangga Pada
Lahan Pertanian Hortikultura di Kelurahan Sasi Kecamatan Kota
Kefamenanu. Jurnal Saintek Lahan Kering, 5 (1), 1 – 4.

Anda mungkin juga menyukai