TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Padi
berikut:
Division : Spermatophyta
Class : Monotyledonae
Genus : Oryza
terdiri atas akar, batang, daun, bunga jantan dan buah (Budiharsanto, 2006).
1. Akar
Akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan
2. Batang
pada jenisnya.
6
3. Daun
Daun padi terdiri atas pelepah dan helaian daun. Helaian daun memanjang
dengan ujung daun meruncing, antara pelepah daun dan helaian daun
dibatasi oleh ligula yang berguna untuk menghalangi masuknya air hujan
4. Bunga
Tanaman padi merupakan bunga berumah satu artinya bunga jantan dan
bunga betina dalam satu tanaman dan dilindungi oleh pelepah daun. Bunga
5. Buah
Buah padi terdiri atas embrio (lembaga) terletak pada bagian lemma,
endosperm merupakan bagian dari buah padi yang besar dan bekatul
dapat dibedakan menjadi tiga fase, meliputi fase vegetatif, generatif dan
reproduktif.
a. Fase vegetatif
daun.
7
b. Fase reproduktif
perkembangan kuncup bunga, buah dan biji, atau pada pembesaran dan
c. Fase generatif
(empat) stadia yaitu masak susu, masak kuning, masak penuh, masak mati.
berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Hemiptera
Family : Alynidae
Genus : Leptocorisa
atau makhluk pengganggu lainnya. Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik
berukuran sekitar 1,5-2 cm, punggung dan sayap walang sangit dewasa
pasang kaki, memiliki dua pasang sayap (satu pasang tebal dan satu
(Efendy et al.,2010).
(2009) siklus hidup walang sangit berkisar 30-45 hari, dan menurut
oleh temperatur, pada periode yang dingin, lama siklus hidup walang
atas daun tanaman. Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat
kehitaman, diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21
butir. Lama stadia telur tergantung dengan suhu, lama periode telur
berkisar 5-7 hari. Pada daerah yang lebih dingin, lama periode
prapeneluran telur lebih panjang yaitu 8 hari dan periode telur 21 hari
dan periode nimfa akan lebih panjang, misalnya periode telur dan nimfa
(2000) dalam Effendy et al., (2010) walang sangit mampu bertelur 200-
300 butir per induk. Jumlah telur pada setiap kelompok kira-kira 10-20
butir. Telur akan menetas setelah 6-7 hari. Kemampuan bertelur yang
tingkat serangan.
tetapi masih berbentuk ramping dengan kaki dan antena yang panjang.
jantan terlihat agak bulat atau terlihat seperti “kepala ulat” sedangkan
pada pagi dan sore hari. Pada siang hari bersembunyi pada tempat-
perdu pada daerah yang terlindungi dan bertahan hidup pada tanaman
2015).
tidak baik. Dalam keadaan cuaca yang kering, walang sangit mencari
tempat yang teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara
dapat diketahui dengan adanya bau khas walang sangit (Pracaya, 2008).
3. Tanaman Inang
11
(Kartoharjono, 2009).
4. Musuh Alami
Beauveria bassiana. Secara alami telur walang sangit diserang oleh dua
C. Cendawan Entomopatogen
dapat menyerang stadium telur, larva, pupa, maupun stadium dewasa dari
serangga. Awalnya sifat parasit cendawan ini menjadi masalah bagi produksi
penyakit “white muscardine” pada ulat sutera. Kasus yang pernah terjadi ialah
merosotnya produksi sutera di Perancis dan Italia yang merupakan salah satu
untuk melawan ketahanan serangga. Pada saat yang sama, toksin antibiotik
dengan cepat. Selanjutnya hifa akan tumbuh dan memenuhi seluruh badan
D. Beauveria bassiana
Kingdom : Fungi,
Phylum : Ascomycota,
Class : Sordariomycetes,
Ordo : Hypocreales,
Family : Clavicipitaceae.
Genus : Beauveria
Konidia jamur B. bassiana bersel satu berbentuk oval agak bulat sampai
dengan bulat telur berwarna hialin dengan diameter 2-3 μm. Konidia
dihasilkan dalam bentuk simpodial dari sel-sel induk yang terhenti pada
itu, konidia tumbuh dengan ukuran yang lebih panjang karena akan berfungsi
sebagai titik tumbuh. Dengan cara seperti ini, rangkaian konidia dihasilkan
(Prasasya, 2008).
serangga dan menyerang baik dalam tahapan larva maupun pada serangga
dewasa. Spora B. bassiana sangat kecil, hanya beberapa micron. Hifa dan
spora tidak berpigmen sehingga koloni tampak berwarna putih. Secara alami,
lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphis sp.) pada tanaman sayuran
melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Selain itu
mengeluarkan enzim atau toksin yang disebut beauvericin. Jamur lalu akan
jaringan, terutama pada saluran pencernaan, otot, sistem syaraf, dan sistem
adanya tanda-tanda yaitu serangga uji tidak merespon pakan disertai gerakan
lambat, terjadi perubahan warna hitam atau bercak gelap pada kulit serangga.
adanya warna putih pada permukaan tubuh. Warna putih ini merupakan
(Wiryadiputra, 1994).
inang akan penuh oleh propagul B. bassiana. Pada bagian lunak dari tubuh
pertumbuhan hifa di bagian luar tubuh serangga inang yang biasa disebut
terbentuk dan semakin besar ukurannya diduga akan semakin besar pula
peluang inang dapat dipenetrasi oleh cendawan karena permukaan inang lebih
E. Kerangka Pemikiran
merupakan hama perusak bulir padi yang menyebabkan bulir menjadi kosong
(Tiwari et al., 2011). Walang sangit juga menyerang bulir padi dalam kondisi
masak susu, dengan mengisap cairan dalam buah padi sehingga menyebabkan
bulir padi tersebut menjadi kosong (Pracaya & Kahono, 2011). Kerusakan
oleh petani berdampak negatif pada beberapa aspek, seperti lahan pertanian,
terhadap hama itu sendiri, sehingga diperlukan alternatif lain untuk mencegah
secara hayati.
Mengingat hal tersebut maka pilihan yang baik saat ini adalah
karena memiliki sifat parasit yang dapat mematikan serangga yang menjadi
lugens) sebesar 80%, walang sangit (Leptocorisa oratorius) sebesar 76% dan
polong kedelai (Nezera viridula) 78% dan Riptortus linearis 76% pada hari ke
sebagai agensia hayati minimal harus 80% sedangkan Liu et al. (2003)
al., 2017).
dari lima generasi secara nyata dapat menurunkan kerapatan spora jamur
nitrogen untuk hifa tumbuh (Tanada & Kaya, 1993). Selain itu, kurangnya
F. Hipotesis