Ordo : Lepidoptera
Famili : Piralidae
Inang : Beras, (Oryza sativa), kopi (Coffea spp.), kelapa (Cocos nucifera), tepung dan sekam
beras, jagung (Zea mays) dan kacang tanah (Arachis hypogaea).
Ngengat Corcyra cephalonica merupakan salah satu hama penting pada penggilingan
beras. Daur hidup optimum selama 26-27 hari pada 30-32,5 OC dengan kelembapan 70%.
Serangga ini banyak dijumpai di kawasan tropis dan subtropis. Serangga ini merusak bahan
simpanan pada stadia larva. C. cephalonica menyerang lebih dari 30 jenis bahan makanan.
Di Malaysia, serangga ini menyerang beras (Oryza sativa), kopi (Coffea spp.), kelapa (Cocos
nucifera), tepung dan sekam beras, jagung (Zea mays) dan kacang tanah (Arachis hypogaea).
C. cephalonica atau yang dikenal dengan ngengat beras merupakan serangga kosmopolit yang
seringkali menjadi hama penting di gudang dengan wujud kepompong khususnya di dalam
karung. Di Indonesia spesies ini ditemukan pada penggilingan beras, jagung, tepung terigu,
oat meal, semolina, kopra, kacang, bungkil, minyak kelapa, biji kakao, coklat, tepung,
biskuit, dan lainnya. Namun spesies ini menjadi masalah serius pada beras giling (Kalshoven,
1981).
Gejala kerusakan tergantung pada jenis bahan yang diserang. Pada prinsipnya, bahan
menjadi rusak, kotor, dan berbau karena digerek. Jagung yang diserangnya menjadi
bergandeng-gandengan karenaair liurnya. Ngengat beras bersama dengan serangga
Sitophilus zeamays menyebabkan kerusakan bahan menjadi lebih parah.Ngengat dewasa
(kupu-kupu) mempunyai dua pasang sayap berwarna coklat kotor atau coklat kelabu agak
pucat. Panjang tubuhnya kurang lebih11-12 mm. Jika sayap direntangkan, panjangnya
mencapai 12-15 mm. Ulat(larva) berwarna putih kelabu, berbulu jarang, dan berkaki Ngengat
ini tersebar di seluruh dunia. Ngengat aktif terbang pada soreatau malam hari. Ukuran tubuh
ngengat betina lebih pendek (kira-kira 10mm) dibandingkan ngengat jantan. Ngengat
betina akan mati setelahbertelur. Jumlah telur yang dapat dihasilkan rata-rata 150-400
butir. Telurberwarna putih keruh dengan garis tengah sekitar 0,5 mm. Ulat yang telahmenetas
aktif makan dan merusak bahan. Jika akan berkepompong, ulatakan naik ke permukaan
material atau kemasan. Suhu ideal untuk perkembangan ulat 30-32,5 0C dengan
kelembapan 70%. Periode ulatberlangsung selama 28-35 hari, sedangkan periode
kepompong 5-8 hari.Jadi, siklus hidupnya berlangsung selama 37-51 hari.
2. Doloessa viridis
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pyralidae
3. Pyralis manihotalis
Sumber : http://www.butterfliesandmoths.org/species/Pyralis-manihotalis
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pyralidae
Inang : kopi, kacang hijau, jagung, ketumbar, jinten, kentang,dan buah kering
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Pyralidae
Genus : Pyralis
Species : P. Manihotalis
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pyralidae
Inang : gabah, kacang, buah kering, kakao, dan biji-bijian kering
5. Sititroga cerealella
Sumber : www.cabi.org
Ordo : Lepidoptera
Famili : Gelechiidae
Inang :Gabah, jagung, padi, sorghum
Ngengat gabah (Sitotroga cereallela) merupakan hama utama pada gabah yang
disimpan. Selain menyerang gabah, hama ini juga menyerang jagung. Gelaja kerusakannya
berupa lubang-lubang gerekan dan adanyasisa gerekan berupa tepung (seresah halus).
Ngengat ini bersama dengan R. Dominica menyebabkan kerusakan berat pada gabah dalam
simpanan.Ngengat dewasa tubuhnya berwarna kekuningan hingga merah muda
yangmengilap. Tubuhnya ramping dengan panjang 3-4 mm, tetapi ada ahli lainyang
menetapkan 5,5-7 mm. Panjang rentang sayapnya 11-15 mm. Ulatberwarna putih kekuning-
kuningan dengan bagian kepala berwarna coklatgelap. Tubuhnya beruas-ruas dan pada ruas
ke 1-3 dilengkapi dengan kaki Tubuh bagian depan ukurannya lebih besar dibanding bagian
belakang.Pada pertumbuhan penuh, panjang tubuh dapat mencapai 6 mm. Fase ulatnya
aktif merusak bahan simpanan, sedangkan fasengengatnya tidak merusak. Ngengat
betina meletakkan telur di permukaangabah dekat lembaga. Dalam tempo 5-10 hari,
ngengat betina dapatmenghasilkan telur sebanyak 200-369 butir. Setelah 3-4 hari, telur
akanmenetas. Ulat tinggal dalam gabah, satu butir gabah hanya ditempati satuekor lalat saja.
Menjelang berkepompong, ulat sangat agresif dan membuatgerekan semakin dalam.
Ruang bekas gerekan dijadikan tempatpersembunyian dan lubang ditutup dengan
sisa gerekan. Pada suhulingkungan 300C dengan kelembapab 80%, ulat akan berubah
menjadingengat dewasa hanya dalam waktu 19 hari. Siklus hidup ngengat padasiklus hidup
ideal berlangsung paling sedikit 25-28 hari. Pada suhu rendah,perkembangan ngengat akan
terhambat (Hagstrum, 2012).
6. Ptorymoea operculella
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nilapervatadae
Inang : Umbi kentang, daun tembakau
Ngengat umbi kentang (Ptorymoea operculella) selain menyerang kentang,
juga dikenal sebagai hama pengorok pada daun tembakau. Kerusakan yang
ditimbulkannya berupa bekas gerekan yang dalam dan berliku-liku, kemudian bekas gerekan
akan berubah menjadi busuk hitam.Tubuh ngengat umbi kentang berukuran lebih kecil
dibanding ngengat beras. Tubuhnya berwarna coklat kelabu dan memiliki 3 pasang
sungut.Kaki bagian belakang panjangnya hampir sama dengan panjang tubuhnya.Sayap
bagian depan warnanya lebih gelap dibanding sayap belakang. Ulat berwarna putih kelabu
dan dihiasi bintik berwarna merah muda. Ngengat ini hidupnya tersebar di pulau Jawa dan
sulawesi. Ngengat aktif bergerak pada waktu malam hari. Telur ngengat diletakkan dia atas
umbi. Ulat yang baru menetas akan segera menggerek umbi mulai daripermukaan bahan.
Menjelang masa berkepompong, ulat keluar dari umbidan segera bercampur dengan tanah
atau kotoran yang ada di sekitar bahanuntuk berlindung. Di dataran rendah, siklus hidupnya
berlangsung selama 25 hari, sedangkan di dataran tinggi lebih lamban, yaitu sekitar 45 hari
(Prevett, 978).
7. Bactrocera sp.
Sumber : Tanijonegoro
Ordo : Lepidoptera
Famili : Tephritidae
Inang : Menyerang lebih dari 20 jenis buah-buahan, diantaranya belimbing, pepaya, jeruk,
jambu, pisang, dan cabai merah.
Gejala serangan lalat buah yaitu lalat betina menusuk buah atau sayur mengunakan
ovipositornya untuk meletakkan telurnya dalam lapisan epidermis. Setelah telur menetas,
larva akan menggerek buah dan menyebabkan buah membusuk di bagian dalam. Bila
diamati, pada buah yang terserang akan tampak lubang kecil kehitaman bekas tusukan. Buah
menjadi rusak, lembek, busuk dan akhirnya rontok. Lalat buah juga meletakkan telurnya
tidak hanya di dalam buah, tetapi juga pada bunga dan batang. Batang yang terserang menjadi
benjolan seperti bisul sehingga buah yang dihasilkan kecil-kecil dan menguning.
Lalat buah berukuran 1-6 mm, berkepala besar, berleher sangat kecil. Warnanya
sangat bervariasi, kuning cerah, oranye, hitam, cokelat, atau kombinasinya dan bersayap
datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak coklat kekuningan. Pada abdomennya
terdapat pita-pita hitam, sedangkan pada thoraxnya terdapat bercak-bercak kekuningan.
Disebut Tephtridae-berarti bor-karena terdapat ovipositor pada lalat betina. Bagian tubuh itu
berguna memasukkan telur ke dalam buah. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan bahan
seperti tanduk yang keras.
Daur hidup lalat buah yaitu Dengan ovipositornya, lalat buah betina menusuk kulit
buah atau sayur untuk meletakkan telurnya. Jumlah telur sekitar 50-100 butir. Setelah 2-5
hari, telur akan menetas dan menjadi larva. Larva tersebut akan membuat terowongan di
dalam buah dan memakan dagingnya selama lebih kurang 4-7 hari. Larva yang telah dewasa
meninggalkan buah dan jatuh di atas tanah, kemudian membuat terowongan sedalam 2-5 cm
dan berubah menjadi pupa. Lama masa pupa 3-5 hari. Lalat dewasa keluar dari dalam pupa,
dan kurang dari satu menit langsung bisa terbang. Total daur hidupnya antara 23-34 hari,
tergantung cuaca. Dalam waktu satu tahun lalat ini diperkirakan menghasilkan 8-10 generasi.
Lalat buah sering menyerang dan menghancurkan tanaman saat musim penghujan karena
kelembapan memicu pupa untuk keluar menjadi lalat dewasa (tanijogonegoro , 2013).
8. Rattus norvegicus
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Inang : gabah, beras, biji bijian, ubi ubian, buah buahan, material dan struktur
bangunan.
Rerata berat dewasa 330 gram, panjang ekor lebih pendek daripada kepala dan badan.
Telinga tebal, buram, pendek, dengan rambut rambut halus. Moncong tikus ini papak,
warna bulu abu abu kecoklatan, hitam, perut abu abu. Fesesnya mengelompok, kadang
kadang berserakan, berbentuk gelondongan atau elips. Perilaku tikus ini diantaranya
menggali liang, mampu memanjat, berenang dengan baik, bereaksi terhadap objek baru,
dapat hidup di selokan ( Hall,1970).
Tikus tidak hanyamerusak komoditas, tetapi material dan struktur bangunan. Tikus
mempunyai kebiasaan mengerat benda benda seperti kayu, plastik, kabel dan benda lainnya
untuk mengasah gigi pengeratnya agar tetap tajam dan untuk mengatur pertumbuhan gigi
agar tidak panjang ( Teter, 1981). Sepasang gigi pengerat di atas dan di bawah rahang
merupakan penciri dari tikus. Dibelakang gigi pengerat dan di depan tiga gigi geraham atas
dan bawah aalah celah lebar tanpa gigi, aun telinga tipis. Keperidian tikus tinggi banyak anak
yang dihasilkan terutama dalam kondisi kecukupan pakan dan air serta dalam tempat
persembunyian yang nyaman. Pada umumnya, gejala yang ditimbulkan akibat serangan tikus
diantaranya terdapat keratan pada bahan yang di rusak, jika menyerang gudang penyimpanan
komoditas menyebabkan karung berlubang. Selain itu feses dan bulu nya akan merusak
komoditas yang di simpan.
Tikus pada umumnya bersifat noktural. Hanya dalam kondisi tertekan, tikus aktif pada
siang hari, bahkan melintasi tempat terbuka. Kumis kaku yang dimiliki membuat aktif
bergerak, meskipun dalam gelap dan penglihatannya tidak tajam. Tikus buta warna, semua
warna tampak bayangan abu abu, warna yang paling menarik adalah kuning dan hijau.
Tikus mempunyai daya adaptasi yang tinggi, mampu hidup di kondisi lingkungan ekstrem.
Walaupun demikian, kehidupan tikus sangat ditentukan oleh kebutuhan dasar yaitu
ketersediaan pakan dan air serta tempat persembunyiannya. Tikus termasuk omnivorus, tetapi
tidak berarti mau makan setiap jenis pakan (Thohari, 1986).
Sumber : http://www.instagramator.com/tag/BnWp
Ordo : Passeriformes
Famili : Estrildidae
Burung pipit bertubuh kecil, dengan panjang tubuh antara 10-12 cm dan berat 10-14
gram. Kuku burung pipit tumbuh sangat cepat. Burung pipit jantan memiliki kepala yang
sedikit lebih lebar dibanding burung pipit betina. Burung pipit tinggal di area terbuka di dekat
sumber makanan mereka dimana terdapat banyak tanaman rumput berbiji seperti sawah atau
padang rumput. Burung pipit membuat sarang untuk berlindung dari panas dan hujan di atas
pohon pada ketinggian lebih dari 4 meter. Pohon-pohon yang biasanya dipilih sebagai tempat
membuat sarang adalah pohon pinang, kelapa atau pohon jambu yang rimbun.
Burung pipit hidup dalam kelompok. Di dalam satu kelompok sering ditemukan
adanya variasi jenis/spesies pipit yang berbeda. Kelompok pipit dalam jumlah besar
merupakan hama padi yang sangat merugikan. Makanan utama burung pipit adalah biji-bijian
(seed) seperti padi dan millet. Saat musim kawin, burung pipit akan memakan dedaunan hijau
dan serangga sebagai tambahan nutrisi. Untuk burung pipit peliharaan, makanan lebih
bervariasi tergantung selera: beras, remahan roti, pupa semut, tauge, bayam, parutan wortel,
ulat hongkong, hingga tulang sotong.
Burung pipit akan siap kawin setelah usia 7 bulan. Musim kawin burung pipit
biasanya terjadi pada musim hujan. Burung pipit akan membuat sarang yang terbuat dari
rumput kering dan sabut kelapa. Sarang mereka berbentuk bulat seperti bola dengan lubang di
satu sisinya untuk tempat induk keluar masuk. Burung pipit akan bertelur sebanyak 4-8 butir
dan telur mulai dierami setelah telur ketiga dikeluarkan. Selama pengeraman, jantan dan
betina akan bergantian mengerami, namun betina yang akan lebih sering mengeram karena
sifat keibuan mereka. Lama pengeraman adalah 13-14 hari. Setelah menetas, anak burung
pipit akan mulai belajar terbang saat berusia 21-25 hari. Anak burung pipit muda memiliki
warna bulu coklat muda polos, dan baru akan mendapatkan pola warna bulu spesies mereka
setelah benar-benar dewasa.
Odo : Thysanura
Famili : Lepismatidae
Inang : tepung, lem, buku, plester, kertas, foto, gula, kopi, rambut, karpet, kapas, serangga
mati
Kutu buku merupakan serangga yang masuk dalam ordo Thysanura, dikenal dengan
adanya tiga filamen panjang di ekornya. Warnanya keperakan dan bentuknya seperti ikan.
Hama ini di Indonesia merusak buku buku. Gejala yang di timbulkan yaitu buku buku
yang diserang tidak lagi berbentuk utuh.
Kutu buku ini menyebar di belahan dunia. Tempat yang disukai hama ini yaitu tempat
yang lembab RH 75-95%.Bahan banahan yang dimakan kutu buku adalah yang berkadar
polisakarida seperti tepung, lem, buku, plester, kertas, foto, gula, kopi, rambut, karpet, kapas,
serangga mati. Serangga ini mampu bertahan hidup tanpa makan hingga setahun (Prevett,
1978).
Ordo : Acarina
Famili : Acaridae
Inang : tepung, keju dan pada banyakproduk-produk lainnya
Filum : Arthropoda,
Kelas : Arachnida,
Ordo :Acarina,
Famili : Acaridae
Tungau Acarus siro dikenal sebagai Grain mite, tersebar luas di dunia dan
menyerang berbagai produk-produk terutama jika kadar air tinggi dan telah diserang
oleh cendawan. Tungau ini ditemukan pada tepung, keju dan pada banyakproduk-produk
lainnya. Telur paling sedikit 100 butir per betina. Stadia telur dapat berlangsung
beberapa bulan pada suhu 0 oC. Tubuh berwarna putih kekuningan agak oval dimana
bagian tungkai dan mulut berwarna agak coklat kemerah-merahan. Tungau biji dapat
hidup pada lahan-lahan pertanian, gudang, biji-bijian, tepung atau produk pangan
lain yang mengandung cukup kadar air.
Tungau berkembang sangat cepat danmenyebabkan kerusakan pada embrio biji.
Keberadaannya dicirikan dengan adanya bau yang agak menyengat. Perkembangan A. siro
secara sempurna berada pada temperatur diantara 5C dan 32C, pada RH 60-90%.
Pada temperatur 20C dan RH 80%, kawin dan meletakkan telur tetapi pada peletakan telur
kelembaban dan temperatur yang lebih rendah semakin tertunda untuk 1 hari atau lebih.
Betina harus lebih dulu kawin berulang-kali untuk menjangkau produksi telur
maksimum. Jumlah telur maksimum rata-rata per betina mencapai 435 dimana kondisinya
adalah 15C dan RH 90%. Inang utama dari tungau ini adalah rumput, produk yang disimpan,
tepung terigu (Prevett, 1978).
Ordo : Orthoptera
Famili : Blattidae
Inang : pemakan seresah dan makan berbagai jenis pakan yang mengandung pati,
lemak, dan produk daging
Kecoa tersebar luas di dunia, terdapat pada rumah rumah, restoran, hotel, gudang.
Panjang tubuh imago berkisar antara 1.25 -1.56 cm dan berwarna cokelat terang. Kecoa lebih
sering bersembunyi, di banyak tempat yang tidak dapat diakses oleh individu individu yang
lebih besar. Meskipun bersayap, kecoa tidak dapat terbang. Nimfa lebih kecil dari imagonya.
Kecoa menyukai tempat yang lembab, dan hangat.
Kecoa merupakan pemakan seresah dan makan berbagai jenis pakan yang
mengandung pati, lemak, dan produk daging. Dibanyak lokasi, sampah merupakan sumber
pakan utama. Kecoa aktif pada malam hari untuk mencari pakan, air, dan pasangan, tetapi
juga terlihat di siang hari. Siang hari kecoa bersembunyi di celah, retakan, dan tempat gelap
lainnya yang hangat dan lembab. Kecoa banyak menghasilkan telur per kapsul dan umurnya
dari menetas sampai kematangan seksual cukup singkat sehingga pertumbuhan populasinya
cepat (Prevett, 1978). Gejala yang ditimbulkan akibat serangan kecoa yaitu bahan yang
diserang tidak utuh lagi, bahan komoditas yang sudah terserang sudah tidak dapat di
manfaatkan lagi karena pada umumnya kecoa merupakan hewan yang kotor.
Sumber : www.shinkai.info
Ordo : Isoptera
Famili : Rhinotermitidae
Inang : kayu, kulit kayu, dedaunan, rerumputan, humus.
Panjang tubuh rayap berkisar antara 3 30 mm. Imagonya bersayap, dan akan keluar
dalam musim hujan. Rayap merusak bahan berkayu, menghancurkan bangunan bangunan
termasuk gudang. Rayap makan bahan tanaman antara lain kayu, kulit kayu, dedaunan,
rerumputan, humus. Gejala yang ditimbulkan yaitu bahan yang diserang menjadi rusak dan
lapuk. Rayap dapat membuat sarang di bawah tanah, sehingga rayap sangat merusak
bangunan dan struktur kayu lainnya. Rayap pada umumnya hidup dalam tanah. Rayap amat
merugikan, memakan apa pun yang mengandung selulosa, antara lain kayu.
14. Sosit (procids )
Sumber : extension.entm.purdue.edu
Sumber : Ecology of Storage Systems (Kansas State University)
Ordo : Psocoptera
Famili : Cyperaceae
Rata-rata siklus hidup minimum 16,1 hari pada 35 C (95 F) dan 75 sampai 80%
RH Biologi dari hama ini yaitu telur berbentuk oval. Setelah telur menetas akan menjadi
nimfa. muda menyerupai orang imago, tetapi lebih kecil dan lebih pucat warna. Imago hidup
rata-rata tiga bulan pada 30 C (86 F). Hama ini banyak memakan berbagai hewan dan
tumbuhan materi, termasuk jamur, tetapi tidak benar-benar merusak gandum. Hama ini
bertelur 52-75 telur sedangkan rentang suhu atas diperkirakan menjadi 36,5 C (97,7 F).
Puncak reproduksi terjadi 2 sampai tiga minggu setelah periode pra-oviposisi (umumnya
empat hari) berakhir. Telur, sering menganut substrat, diletakkan di atas komoditas, (Turner,
1994; Wang et al, 2000.) Imago muda berukuran 1.2 mm dan berwarna coklat muda,
bertubuh lunak. Mereka memiliki femurs belakang bengkak. Dalam kondisi lembab, populasi
dapat memperluas cepat. Hama ini umumnya dianggap hama sekunder (Hagstrum, 2012).