Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NURUL FUADA AISYAH

BP : 1810221012

WALANG SANGIT (Leptocorisa oratorius)

A. Morfologi Serangga

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Alydidae
Genus : Leptocorisa
Spesies : Leptocorisa oratorius

Walang sangit (Leptocorisa oratorius) secara umum morfologi tersusun dari


antenna, caput, toraks, abdomen, tungkai depan, tungkai belakang, sayap depan dan
sayap belakang. Serangga ini memiliki sayap depan yang keras, tebal dan tanpa vena.
Sayap belakang bertipe membranus dan terlipat dibawah sayap dengan saat serangga
istirahat. Tipe alat mulut yaitu penggigit-pengunyah dengan kemampuan mandibular
berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionadae
alat mulutnya terbentuk moncong yang terbentuk di depan kepala.
Walang sangit muda berwarna hijau yang menyerupai warna daun untuk
mengelabuhi musuh dan tidak mempunyai kemampuan untuk terbang. Sedangkan
pada Walang sangit dewasa berwarna coklat dan mempunyai kemampuan terbang
yang baik. Secara umum bentuk tubuh walang sangit langsing, kaki dan antenna
panjang. Telur walang sangit berbentuk bulat dan pipih berwarna coklat kehitaman.
Telur diletakkan berbaris, dalam satu atau dua baris telur berjumlah 12-16 butir.

B. Metamorfosis Serangga

Walang sangit (Leptocorisa oratorius) mengalami metamorfosis sederhana


yang perkembangannya dimulai dari stadia telur, nimfa dan imago (Harahap dan
Tjahyono, 1997). Walang sangit dewasa meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman khususnya pada area daun bendera tanaman padi. Lama periode bertelur 57
hari dengan total produksi terlur per induk + 200 butir. Lama stadia telur 7 hari,
terdapat lima instar pertumbuhan nimpa yang total lamanya + 19 hari. Lama
preoviposition + 21 hari, sehingga lama satu siklus hidup hama walang sangit + 46
hari.

Telur setelah menetas menjadi nimfa aktif bergerak ke malai mencari bulir
padi yang masih stadia masak susu sebagai makananan. Nimpa-nimpa dan dewasa
pada siang hari yang panas bersembunyi dibawah kanopi tanaman. Serangga dewasa
pada pagi hari aktif terbang dari rumpun ke rumpun sedangkan penerbangan yang
relatif jauh terjadi pada sore atau malam hari.

C. Gejala Serangan
Walang sangit (Leptocorisa oratorius) biasanya menyerang tanaman padi.
Gejala serangan yang biasa ditimbulkannya adalah pada tahap nimfa dan imago
mengisap bulir padi pada fase masak susu, selain itu dapat juga mengisap cairan
batang padi. Malai yang diisap menjadi hampa dan berwarna coklat kehitaman.
Walang sangit mengisap cairan bilir padi dengan cara menusukkan styletnya.
Nimfa lebih aktif daripada imago, tapi imago dapat merusak lebih banyak
karena hidupnya lebih lama. Hilangnya cairan biji menyebabkan biji padi mengecil
jika cairan dalam bilir tidak dihabiskan. Dalam keadaan tidak ada bulir yang matang
susu, maka dapat menyerang bulir padi yang mulai mengeras, sehingga pada saat
stylet ditusukkan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat. Padi yang
telah terserang walang sangit biasanya akan terserang cendawan Helminthosporium yang
ditandai bulir padi mula-mula berwarna putih menjadi cokelat dan kehitaman.

D. Cara Pengendalian
Pengendalian hama serangan dapat dilakukan secara biologis yaitu tabuhan Gryon
nixoni Master yang menjadi parasit telur walang sangit, belalang Conocephalus longipennis
DeH yang hidup disawah biasa memakan telur, nimfa, dan walang sangit dewasa, keluarga
Reduvidae karena banyak yang menjadi predator walang sangit. Secara mekanis dengan
membuat perangkap dari bangkai ketam (yuyu) yang akan menarik walang sangit
berdatangan. Secara sanitasi yaitu tepi-tepi kebun atau sawah harus selalu dibersihan dari
tanaman yang dapat menjadi tempat persembunyian walang sangit. Secara pergiliran tanaman
dengan menyelingi dengan tanaman yang tidak disukai walang sangit. Terakhir secara kimia
yang sangat beresiko diberantas dengan penyemprotan Insektisida, misalnya Agrothin 50,
Diazinon 60 EC, dan Azodrin 15 WCH yang sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore
hari ketika walang sangit berada di kanopi.
Kemudian pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara mengendalikan
gulma, baik yang ada di sawah maupun yang ada di sekitar pertanaman; meratakan
lahan dengan baik dan memupuk tanaman secara merata agar tanaman tumbuh
seragam; menangkap walang sangit dengan menggunakan jaring sebelum stadia
pembungaan; mengumpan walang sangit dengan ikan yang sudah busuk, claging yang
sudah rusak, atau dengan kotoran ayam; menggunakan insektisida bila diperlukan dan
Salah satu akibat serangan hama serangga Walang sangit ini, beras akan
mengalami perubahan warna dan mengapur. Dengan demikian pencegahan yang
dapat dilakukan setelah tanaman padi terserang hama walang sangit adalah dapat
menggunakan beberapa jenis insektisida (bila diperlukan) antara lain, yang berbahan
aktif seperti :
 BPMC dengan nama dagang Bassa, Kiltop, dan Baycard
 Fipronil dengan nama dagang Regent
 Metolkarb dengan nama dagang Rexal
 MIPCdengan nama dagang Mipcin, Mikarb, Dharmacin atau
Propoksur dengan nama dagang Poksindo.

Anda mungkin juga menyukai