Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM EKOLOGI SERANGGA


METODE SAMPLING MENGGUNAKAN PAN TRAP

DISUSUN OLEH

Indah Wulan Suci


05081181924009

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
I. METODE SAMPLING MENGGUNAKAN PAN TRAP

1.1 Pendahuluan
Serangga merupakan golongan hewan yang jumlahnya sangat mendominasi di
muka bumi ini. Hal ini disebabkan karena ukurannya yang relatif kecil, dan sifatnya
yang mudah beradaptasi di berbagai lingkungan (Marheni, et al., 2017). Tidak semua
serangga tergolong merugikan karena terdapat berbagai macam serangga yang
berguna sebagai penyerbuk dan musuh alami. Khususnya untuk serangga sebagai
musuh alami dimana serangga ini merupakan predator dan parasitoid sehingga akan
sangat membantu dalam mengendalikan serangan hama. Serta peranan serangga
lainnya adalah untuk membantu dalam menjaga keseimbangan rantai makanan dalam
suatu ekosistem (Dharma et al. 2018). Serangga permukaan tanah merupakan
kelompok serangga yang parasit. Biasanya serangga permukaan tanah ini berperan
sebagai dekomposer dalam merombak bahan organik tanah, serta dapat menjadi
penyeimbang ekosistem juga
Serangga permukaan tanah dapat ditemukan di tempat yang teduh, tanah yang
lembab, pembuangan sampah, dan di tempat lembab lainnya. Faktor lingkungan
seperti abiotik dan biotik sangatlah berpengaruh terhadap keberadaan serangga tanah
ini. Faktor abiotik ini mencakup tanah, air, suhu, cahaya, dan atmosfer. Sedangkan
faktor biotik yang dapat mempengaruhi keberadaan serangga tanah adalah tumbuhan
dan hewan atau musuh alami (Sari 2015).
Jumlah tiap jenis serangga tanah berbeda-beda pada tiap tempat tertentu.
Tentunya hal ini disebabkan oleh adanya faktor biotik dan abiotik tadi. Namun,
keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki
kompleksitas yang tinggi. Keanakearagaman yang rendah pada suatu komunitas
biasanya terdapat pada serangga yang lingkungannya ekstrim seperti, tanah kering
dan keberadaan tanah yang sedikit. Sedangkan keanekaragaman yang tinggi biasanya
terdapat pada serangga yang tinggal di daerah yang subur, tanah kaya, dan daerah
pegunungan (Sari 2015)
Tingginya keanekaragaman serangga dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas produk pertanian yang dihasilkan. Namun, dalam pengendaliannya masih
banyak petani yang menggunakan pestisida tanpa memperhatikan pengfaruhnya
terhadap musuh alami. Selain itu, beberapa diantaranya ada juga yang menggunakan
nampan kuning (Yellow Pan Trap) dimana nampan kuning digunakan untuk
menangkap serangga yang tertarik dengan warna kuning. Nampan kuning ini
kemudian diisi air yang telah dicampurkan detergen sepertiga naman yang bertujuan
untuk mengurangi tekanan permukaan air, sehingga serangga yang masuk akan
terbenam dan mati di dalam air tersebut (Ikhsan et al. 2018a).
Menurut (Hakim, Surya, dan Muis 2016) pengendalian secara fisik
merupakan pengendalian yang cocok untuk mengendalikan suatu jenis hama tanpa
mempengaruhi biodiversitas musuh alami. Salah satu pengendalian secara fisik yang
sering dilakukan adalah menggunakan media kertas warna dan lampu warna sebagai
perangkap mekanik. Penggunaan kertas bewarna kuning efektif menarik lalat
pemakan daun sebanyak 24 ekor rata-rata dalam seminggu. Serta pengujian warna
dengan penambahan feromon sex dapat juga dilakukan untuk mengendalikan hama
Tryporiza insartulas pada tanaman padi (Afifah et al. 2018).
Pengamatan keanekaragaman serangga dengan perangkap yellow pan ini
hanya memakan waktu 24 jam saja. Dimana perangkap yellow pan ini diletakkan di
dekat tanaman budidaya. Di dalamnya telah diberi cairan detergen untuk membunuh
serangga sehingga setelah 24 jam atau keesokan harinya serangga yang tertangkap
dapat mudah di ambil dengan kuas atau pinset yang kemudian diletakkan di dalam
tabung fial yang telah berisi alcohol lalu diberi label dengan ordo masing-masing
(Javandira 2018).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum tentang “Metode Sampling Menggunakan Pan
Trap” ini adalah untuk mengamati serangga-serangga yang aktif terbang dan
memiliki ketertarikan terhadap warna-warna yang menyerupai warna-warna tanaman
seperti warna kuning, oranye, merah, dan hijau.
1.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari pelaksanaan praktikum kali adalah, yaitu:
1. Siapkan baki,
2. Kemudian masukkan kertas kambing warna yang telah ditentukan,
3. Beri air deterjen ke dalam baki hingga kertas tergenang ¼ bagian baki,
4. Letakkan baki tersebut di suatu lapangan atau lahan yang akan kita amati
serangganya,
5. Biarkan baki tersebut selama 1 x 24 jam,
6. Setelah 24 jam maka ambil baki tersebut, bersihkan serangga yang tertangkap
menggunakan air bersih dan ambillah dengan kuas,
7. Kemudian masukkan ke dalam botol vial yang berisi alcohol 70% dan beri
keterangan pada kertas label tersebut,
8. Lakukan identifikasi dengan makroskop dengan mengamati ordo, family, dan
perannya di ekosistem,
9. Foto specimen serangga yang di dapat dan lampirkan hasilnya pada form yang
telah di sediakan.
1.4 Hasil
Tabel 1. Ordo dan famili arthropoda di baki merah.
Famili Peran di Jumlah
Ordo ekosistem
Drosophillidae Sebagai 3
dekomposer atau
pengurai bahan
organik tanah.

Gambar 1. Diptera
Diplura Berperan sebagai 4
pengurai dan
merupakan
penyeimbang
ekosistem karena
merupakan
makanan serangga
lain.

Gambar 2. Diplura
Tabel 2. Ordo dan famili arthropoda di baki oranye.
Ordo Famili Peran di Jumlah
ekosistem
Oxyopidae Sebagai predator 1
pada serangga
hama di tanaman
kacang tanah dan
invertebrata
lainnya.

Gambar 1. Araneae
Formicidae Berperan sebagai 3
dekomposer,
penyerbuk, dan
predator.

Gambar 2. Hymenoptera
Reduvidae Berperan sebagai 1
predator.

Gambar 3. Hemiptera
Pentatomidae Berperan sebagai 1
hama yang
menghisap buah
pada tanaman
kacang panjang.

Gambar 4. Hemiptera
Tabel 3. Ordo dan famili arthropoda di baki kuning.
Ordo Famili Peran di Jumlah
ekosistem
Muscidae Berperan 2
sebagai
penyerbuk.

Gambar 1. Diptera
Agelenidae Berperan 2
sebagai
predator atau
musuh alami
pada hama
tanaman
kacang
panjang.

Gambar 2. Areneae
Chrysomellidae Berperan 1
sebagai hama
pada tanaman
kacang tanah.

Gambar 3. Coleoptera
Gryllidae Berperan 4
sebagai
predator atau
musuh alami.

Gambar 4. Orthoptera
Cybaeidae Berperan 1
sebagai
predator atau
musuh alami.

Gambar 5. Araneae
Tabel 3. Ordo dan famili arthropoda di baki hijau.
Ordo Famili Peran di Jumlah
ekosistem
Psyllidae Berperan sebagai 2
predator.

Gambar 1. Homoptera
Vespidae Berperan sebagai 2
penyerbuk pada
tanaman kacang
panjang.

Gambar 2. Hymenoptera
1.5 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan teknik sampling untuk mendapatkan
serangga di permukaan tanah ataupun serangga tajuk menggunakan teknik pan trap.
Teknik pan trap ini kira-kira hampir sama dengan teknik yellow trap, karena pada
teknik ini terdapat baki bewarna kuning dan berisi air.

Gambar 1. Pan trap berbagai warna yang sudah terdapat serangga


Pan trap bewarna kuning dan oranye diletakkan di dekat tanaman budidaya.
Tanaman budidaya yang digunakan kali ini adalah tanaman kacang panjang.
Sedangkan untuk pan trap bewarna hijau dan merah diletakkan di halaman belakang
rumah tepatnya di bawah pohon mangga. Seluruh pan trap yang diaplikasikan
memerlukan waktu 1 x 24 jam. Setelah satu hari penuh barulah dapat dilihat serangga
apa saja yang masuk ke dalam jebakan pan trap ini. Dari penelitian yang saya lakukan
dapat disimpulkan bahwa pan trap warna kuning lebih dominan disukai oleh serangga
dan hewan athropoda lainnya, dapat dilihat dari genangan air pada baki bewarna
kuning yang sudah banyak dipenuhi oleh serangga dan hewan athropoda lainnya.
Tentunya hal ini disebabkan juga karena banyak serangga yang menyukai warna
cerah karena pada dasarnya sumber makanan serangga terutama pollinator itu
bewarna cerah (Iswanto dan Munawar 2018).
Pengaruh cuaca juga sebenarnya sangat mempengaruhi pelaksanaan
praktikum ini, hal ini disebabkan karena hujan yang apabila datang akan merusak
jebakan pan trap ini. Maka dari itu, pada umumnya hendaknya memasukkan air
detergen sebanyak sepertiga baki saja agar apabila ada hujan datang air tidak
kepenuhan dan serangga pun tidak keluar dari baki (Ikhsan et al. 2018).
Pada pan trap bewarna lain seperti merah, hijau, dan oranya juga sebenarnya
dipenuhi oleh serangga juga, namun tentunya yang lebih banyak adalah pan trap
bewarna kuning. Pan trap bewarna merah dan hijau lebih dominan dihinggapi
serangga tanah seperti collembola dan protura, hal ini disebabkan karena collembola
dan protura lebih menyukai tempat yang gelap seperti warna tanah (Annam dan
Khasanah 2017). Sedangkan pada pan trap bewarna oranye juga cukup dipenuhi
serangga juga karena warna oranya juga termasuk warna yang cerah.
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Lutfi, Purnama Hidayat, Damayanti Buchori, dan B T Rahardjo. 2018.


“Pengaruh Perbedaan Pengelolaan Agroekosistem Tanaman Terhadpa Struktur
Komunitas Serangga Pada Pertanaman Kedelai di Kabupaten Ngawi” 15 (1):
53–63.
Annam, Agung Chairul, dan Nur Khasanah. 2017. “Keanekaragaman Athropoda” 5
(3): 308–14.
Dharma, Toni Arya, Suzanna Fitriany Sitepu, Lahmuddin Lubis, dan Setia Sari. 2018.
“Kelimpahan Srangga Penghuni Tajuk pada Pertanaman Bawang Merah Semi
Organik dan Konvensional.” Pertanian Tropik 5 (2356–4725): 268–75.
Hakim, Lukmanul, Edi Surya, dan Abdul Muis. 2016. “Pengendalian Alternatif Hama
Serangga Sayuran dengan Menggunakan Perangkap Kertas.” Agroteknologi III
(2): 21–33.
Ikhsan, Zahlul, Hidrayani, Yaherwandi, dan Hasmiandy Hamid. 2018 (a).
“Inventarisasi Serangga Pada Berbagai Jenis Vegetasi Lahan Bera Padi Pasang
Surut di Kabupaten Indragiri Hilir.” Agroteknologi XII (7): 129–39.
Ikhsan, 2018 (b). “Inventarisasi Serangga Pertanaman Padi Pasang Surut Pada Saat
Sebelum Tanam Di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.” Selodang Mayang 4 (1): 51–59.
Iswanto, Eko Hari, dan Dede Munawar. 2018. “Tangkapan Serangga Hama Padi Pada
Lampu Perangkap di Lahan Sawah Irigasi Dataran Rendah.” Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi, 105–18.
Javandira, Cokorda. 2018. “Pengamatan Keanekaragaman Serangga Pada Budidaya
Sayuran Organik di Kota Baru.” Prosiding Seminar Nasional Prodi Biologi,
150–52.
Marheni, Yaniko Bano, Abdulkadir Rahadjanto, dan IIn Hindun. 2017. “Marheni et al
, Keanekaragaman Serangga Permukaan Marheni et al , Keanekaragaman
Serangga Permukaan,” no. April: 254–58.
Sari, Martala. 2015. “Identifikasi Serangga Dekomposer di Permukaan Tanah Hutan
Tropis Dataran Rendah (Studi Kasus di Arboretum dan Komplek Kampus
UNILAK dengan Luas 9,2 Ha).” Bio-Lectura 2 (2): 140–49.
https://doi.org/10.31849/bl.v2i2.324.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lampiran 2.

Anda mungkin juga menyukai