Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM EKOLOGI SERANGGA


METODE SAMPLING MENGGUNAKAN STICKY TRAP

DISUSUN OLEH

Indah Wulan Suci


05081181924009

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
I. METODE SAMPLING MENGGUNAKAN STICKY TRAP

1.1 Pendahuluan
Serangga merupakan golongan hewan yang jumlahnya sangat mendominasi di
muka bumi ini. Hal ini disebabkan karena ukurannya yang relatif kecil, dan sifatnya
yang mudah beradaptasi di berbagai lingkungan (Marheni, et al., 2017). Tidak semua
serangga tergolong merugikan karena terdapat berbagai macam serangga yang
berguna sebagai penyerbuk dan musuh alami. Khususnya untuk serangga sebagai
musuh alami dimana serangga ini merupakan predator dan parasitoid sehingga akan
sangat membantu dalam mengendalikan serangan hama. Serta peranan serangga
lainnya adalah untuk membantu dalam menjaga keseimbangan rantai makanan dalam
suatu ekosistem (Dharma et al., 2018).
Serangga ordo hymenoptera dan diptera merupakan salah satu serangga yang
bermanfaat sebagai pollinator atau Sebagian besar dari serangga tersebut membantu
proses penyerbukan pada tanaman yang dihinggapinya. Untuk melihat banyaknya
populasi tumbuhan bidudaya dan tumbuhan alamiah tergantung pada penyerbukan
yang dilakukan oleh komunitas serangga pollinator alamiah ini seperti lebah. Untuk
mengetahui kelimpahan dan biodiversitas serangga pollinator dapat dilakukan dengan
melakukan metode sampling sticky trap yang kemudian diberikan aktraktan metil
eugenol sebagai pengikat serangga agar menghampiri sticky trap (Hadi, 2019).
Ordo thysanoptera juga merupakan salah satu ordo serangga apterygota yang
tertarik terhadap warna, contohnya adalah Thrips sp. Untuk memantau kepadatana
populasi Thrips dapat dilakukan dengan memanfaatkan sifat-sifat dari serangga hama
tersebut, yaitu ketertarikan Thrips terhadap warna. Menurut Rante & Manengkey
(2018), ordo thysanoptera memiliki ketertarikan terhadap warna seperti kuning, biru,
dan putih. Sehingga dengan melakukan metode sampling dengan yellow sticky trap
ini dapat menarik perhatian Thrips agar masuk ke dalam perangkap (Wati, 2017).
Untuk mengetahui ketertarikan serangga terhadap warna dapat dilakukan
teknik sampling menggunakan sticky trap. teknik sticky trap ini merupakan teknik
sampling serangga yang cukup sederhana karena hanya menggunakan papan bewarna
dan lem bening untuk menjerat serangga. Sticky trap ini juga biasa digunakan dalam
melakukan teknik pencuplikan. Pencuplikan seranggan dilakukan menggunakan
aktraktan yang biasanya disemprotkan ke perangkap seperti sticky trap (Trianto et al.,
2020).
Brown-Black Sticky Trap merupakan metode jebakan serangga menggunakan
lem bening yang tidak berbau dengan infraboard bewarna hitam-coklat yang
berukuran 25 x 25 cm. Infraboard yang telah diberi le mini kemudian diberi botol
aktraktan yang disimpan di bagian bawah infraboard tersebut. Sedangkan untuk
Yellow Sticky Trap adalah perangkap yang menggunakan infraboard bewarna kuning
yang juga berukuran sama yaitu 25 x 25 cm. Lalu diberi lem bening yang tidak
berbau pula di kedua sisi infraboard tersebut lalu disemprotkan atraktan pada
permukaannya (Priawandiputra & Permana, 2018).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum tentang metode sampling menggunakan sticky
trap ini adalah untuk mengetahui ordo-ordo serangga yang memiliki ketertarikan
terhadap warna dari sticky trap yang dipasang.

1.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dari pelaksanaan praktikum kali adalah, yaitu:
1. Siapkan map plastik bewarna kuning.
2. Beri lem lalat atau lem tikus atau Indian glue pada map tersebut.
3. Pasanglah pada kayu dengan tinggi lebih dari 50 cm dari tinggi tanaman.
4. Pasanglah di lahan yang dinginkan.
5. Tunggu selama 1×24 jam.
6. Kemudian rendam map tersebut ke dalam alkohol agar serangga yang
tertempel dapat mudah dilepas.
7. Dokumentasikan dan identifikasilah serangga yang didapat tersebut.
1.4 Hasil
Tabel 1. Ordo dan famili arthropoda pada metode light trap.
Ordo Famili Peran di ekosistem Jumlah

Muscidae Berperan sebagai 3


pollinator atau
penyerbuk pada
tanaman.

Gambar 1. Diptera
Tanypezidae Berperan sebagai 2
pollinator pada
tanaman dan musuh
alami.

Gambar 2. Diptera
Cicadellidae; Berperan sebagai 2
Bothrogonia hama pada tanaman
khususnya kelapa
sawit dan sebagai
musuh alami.

Gambar 3. Hemiptera
Tidak Diketahui Berperan sebagai 2
hama pada tanaman
dan musuh alami

Gambar 4. Diptera
Halictidae; Berperan sebagai 3
Halictus penyerbuk bagi
tanaman.

Gambar 5. Hymenoptera

1.5 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan teknik sampling untuk mengetahui
ordo-ordo serangga yang memiliki ketertarikan terhadap warna. Praktikum ini saya
lakukan di lahan tanaman budidaya kacang tanah dan tomat dimana kedua tanaman
ini memiliki tinggi sekitar ± 65 cm. Untuk mengetahui biodiversitas serangga pada
tanaman kacang tanah dan tomat ini dapat diketahui dengan memanfaatkan sifat-sifat
atau perilakuk pada serangga itu sendiri seperti ketertarikannya terhadap warna.
Ketertarikan serangga terhadap warna selain dilakukan dengan metode light trap dan
pan trap, dapat pula dilakukan dengan melakukan metode sticky trap (Hakim et al.,
2017).
Metode sticky trap ini merupakan metode sampling serangga yang cukup
mudah. Hal ini disebabkan karena pada metode ini kita hanya memerlukan infraboard
bewarna kuning yang kemudian diolesi lem bening atau lem tikus atau Indian glue di
kedua sisi infraboard tersebut. Namun, pada praktikum kali ini saya tidak
menggunakan infraboard tetapi menggunakan map plastik bekas bewarna kuning
terang sebagai penggantinya. Selain serangga ordo hymenoptera dan diptera,
serangga ordo thysanoptera juga memiliki ketertarikan terhadap warna seperti kuning,
biru, dan putih (Aryoudi et al., 2018).
Sticky trap ini tidak hanya menggunakan infraboard atau alas dan lem bening
sebagai media utamanya, tetapi juga menggunakan ajir. Ajir adalah alat penegak yang
terbuak dari kayu atau bambu yang telah dipotong. Ajir ini berfungsi sebagai
penyangga dari sticky trap ini agar tidak ditaruh atau diletakkan di permukaan tanah.
Ajir harus berukuran lebih tinggi dari tanaman budidaya di sekitarnya (Rezatinur et
al., 2016). Ukuran yang disarankan adalah ± 50 cm. hal ini bertujuan agar serangga
hama atau pollinator di sekitar tanaman budidaya berada dapat terbang ke arah sticky
trap. Apabila sticky trap ini hanya ditaruh di bawah serangga yang biasanya ada di
permukaan pucuk atau tajuk tanaman tidak dapat melihat sticky trap tersebut. Karena
pada umumnya, serangga di bagian tajuk rata-rata adalah serangga pollinator.
Keadaan cuaca juga cukup mempengaruhi dalam melakukan sampling dengan
menggunakan sticky trap ini. Berdasarkan penelitian yang saya lakukan ini, curah
hujan yang tinggi dapat merusak trap sehingga dalam memasang trap ini harus
dipastikan bahwa sticky trap yang ditaruh di ajir telah terpasang kuat. Dan ajir yang
ditancapkan ke tanah juga harus cukup dalam, karena bila tidak ajir dapat jatuh
apabila diterpa oleh angin. Kekurangan lainnya dalam melakukan teknik sticky trap
ini adalah pada saat mengidentifikasikan serangga. Karena agar serangga dapat
terlepas dari sticky trap harus direndam di alcohol atau air detergen terlebih dahulu
agar serangga mudah dilepas. Namun, pada saat pengambilan serangga untuk
diidentifikasi lebih lanjut, banyak bagian-bagian serangga yang telah terlepas karena
telah menempel pada sticky trap tadi. Hal ini menyebabkan proses identifikasi
serangga cukup terhambat karena bagian-bagiannya sudah tidak lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Aryoudi, A., Pinem, M., & Marheni, M. (2018). Interaksi Tropik Jenis Serangga Di
Atas Permukaan Tanah (Yellow Trap) Dan Pada Permukaan Tanah (Pitfall Trap)
Pada Tanaman Terung Belanda (Solanum Betaceum Cav.) Di Lapangan. Jurnal
Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 3(4), 105745.
Dharma, T. A., Sitepu, S. F., Lubis, L., & Sari, S. (2018). Kelimpahan Srangga
Penghuni Tajuk pada Pertanaman Bawang Merah Semi Organik dan
Konvensional. Pertanian Tropik, 5(2356–4725), 268–275.
Hadi, M. (2019). Variasi Warna Dan Ketinggian Sticky Trap Dengan Atraktan
Methyl Eugenol Sebagai Pengikat Serangga Polinator Dan Serangga Lainnya
Pada Musim Bunga Pohon Jambu Air Merah Delima. Bioma : Berkala Ilmiah
Biologi, 21(1), 86–90.]
Hakim, L., Surya, E., Muis, A., Teknologi, J., Universitas, P., & Mekkah, S. (2017).
Pengendalian Alternatif Hama Serangga Sayuran dengan Menggunakan Warna
sebagai Perangkap Mekanis. Serambi Saintia, V(1), 33–44.
Marheni, Y. B., Rahadjanto, A., & Hindun, Ii. (2017). Marheni et al ,
Keanekaragaman Serangga Permukaan Marheni et al , Keanekaragaman
Serangga Permukaan. April, 254–258.
Priawandiputra, W., & Permana, A. D. (2018). Efektifitas Empat Perangkap Serangga
dengan Tiga Jenis Atraktan di Perkebunan Pala (Myristica fragrans Houtt).
Jurnal Sumberdaya Hayati, 1(2), 54–59.
Rante, C. S., & Manengkey, G. S. J. (2018). Preferensi Hama Thrips sp.
(Thysanoptera : Thripidae) Terhadap Perangkap Bewarna Pada Tanaman cabai.
Eugenia, 23(3), 113–119.
Rezatinur, W., Ilma, N., Meryanti, L., & Rosita. (2016). Populasi Serangga
Permukaan Tanah Diurnal Pada Biotop Terdedah Dan Ternaung Di Gampong
Rinon Pulo Breuh Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar. Prosiding
Seminar Nasional Biotik 2016, 154–157.
Trianto, M., Kaini, Saliyem, Warsih, E., & Winarsih. (2020). Keanekaragaman
Serangga Polinator Pada Tanaman Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Di Desa
Bincau. Jurnal Biology Science & Education 2020, 9(2), 154–162.
Wati, C. (2017). Identifikasi Hama Tanaman Padi Dengan Perangkap Cahaya di
Kampung Desay Distrik Prafi Provinsi Papua Barat. Jurnal Triton, 8(2), 81–87.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Teknik Sticky Trap yang Lampiran 2. Hasil dari teknik Sticky
dipasang di tanaman kacang tanah. Trap setelah 1 × 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai