Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perangkap merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk menangkap serangga yang
di dalamnya terdapat umpan yang digunakan untuk menarik hama tersebut masuk dalam
perangkap. Pengendalian hama dengan menerapkan pengendalian secara ramah lingkungan
dapat dilakukan dengan cara fisik mupun mekanik, salah satu cara fisik dalam pengendalian
hama yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan perangkap warna, sehingga
serangga tersebut dapat tertarik dengan warna yang disukai oleh serangga-serangga biasanya
yang berwarna kontras seperti kuning cerah.
Penggunaan perangkap warna berpekat merupakan salah satu metode yang digunakan
cukup sederhana dalam mengetahui ukuran relatif serangga dan juga untuk mendeteksi awal
munculnya suatu serangga. Pada penggunaan perangkap ini lebih efisien dalam merangkap
suatu serangga yang datang pada perangkap warna tersebut yang dimana perangkap warna
nantinya kan diberikan suatu zat antraktan dan lem yang diguanakan untuk menjebak
serangga agar menempel pada perangkap. Perangkap tersebut dapat digunakan dalam
memonitor populasi hama dalam tingkatan yang rendah. Adapun hal yang perlu diperhatikan
dalam mengendalikan hama yang akan diperangkap, yaitu ukuran dan jenis serangga yang
akan ditangkap, kemudian kebiasaan aktivitas hama tersebut pada siang atau malam hari,
warna dan makanan kesukaan hama tersebut, serta kekuatan dan kemampuan hama dalam
berinteraksi terhadap perangkap yang dipasang.
Salah satu teknik yang efektif dalam mengendalikan hama adalah dengan menggunakan
perangkap trap atau perangkap warna kuning yang dimana penggunaan perangkap kuning
tersebut sangat baik digunakan dalam menekan populasi hama, karena dapat diketahui hama
kebanyakan hanya memiliki dua tipe pigmen yang dapat menyerap warna kuning terang dan
hijau dan juga diketahui bahwa peyerapan warna pada pigmen yaitu warna merah dan sinar
ultraviolet. Oleh karena itu pada praktikum kali ini melakukan uji coba dalam memasang
perangkap warna kuning atau perangkap trap pada suatu tanaman untuk di teliti mengenai
pengaruh berbagai bentuk dan warna perangkap yang digunakan dalam mengendalikan hama
pada tanamn pakcoy.
1.2 Tanaman Yang Diamati
Tanaman Pakcoy {Brassica rapa Subsp. Chinensis.) merupakan salah satu jenis sayuran
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, jenis sayuran ini mempunyai prospek yang baik
untuk dikembangkan karena mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Keadaan alam
Indonesia memungkinkan dilakukannya pembudidayaan berbagai jenis tanaman sayuran,
baik yang lokal maupun yang berasal dari luar negeri.Hal tersebut menyebabkan Indonesia
ditinjau dari aspek klimatologis sangat potensial dalam usaha bisnis sayur-sayuran (Haryanto
dkk, 2000).
Kendala yang sering dihadapkan oleh petani Pakcoy dalam membudidayakan tanaman
Pakcoy adalah keberadaan hama yang menyerang tanaman hortikultura pada tanaman Pakcoy
yaitu ulat daun (Plutella xylostella). Tanaman pakcoy dalam stadia pertumbuhannya sangat
rentan terhadap serangan hama, terutama hama ulat perusak daun (Surachman & Suryanto,
1
2007). Bila tidak dilakukan pengendalian, Kerusakan yang ditimbulkannya dapat
menurunkan hasil sampai 100% (Pathax, 2001 dalam Rizkika, 2010).
1.3 Hama Yang Menyerang
Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka (2008), pengendalian OPT
dilakukan agar tidak terjadi kerusakan pada bagian tananaman, sehingga masih menguntungkan
secara ekonomis dan untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan
penurunan mutu (kualitas) produk serta menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup
dan aman konsumsi. Pelaksanaan kegiatan pengendalian OPT, harus diawali dengan pengenalan jenis
hama dan penyakit yang ada pada tanaman sawi, sehingga pada saat pelaksanaan pengendalian OPT
dapat dilakukan dengan tepat. Menurut Haryanto dan Suhartini (2002), berikut ini adalah jenis hama
dan penyakit yang menyerang tanaman pakcoy :
1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.)
Gejala seperti daun bagian dalam yang terlindungi oleh daun bagian luar rusak dan kelihatan
bekas gigitan. Penyebab kerusakan tersebut adalah ulat titik tumbuh atau Crocidolomia binotalis Zell.
Ulat ini berwarna hijau. Dipunggungnya terdapat garis berwarna hijau muda dan rambut yang
berwarna hitam. Seranggan dewasa menghasilkan telur yang jumlahnya 30-80 butir tiap kelompok.
Telur ini akan menetas dalam jangka waktu 1-2 minggu dan setiap hari jumlah telurnya akan
bertambah. Setelah menetas ulat akan melalap habis daun yang berada disekitarnya.
2. Ulat tritip (Plutella maculipennis)
Gejala akibat penyerangan ulat tririp daun tampak seperti bercak-bercak tersebut adalah kulit
ari daun yang tersisa setelah dagingnya
dimakan hama. Selanjutnya daun menjadi berlubang karena kulit ari daun tersebut sobek. Serangan
berat menyebabkan seluruh daging daun habis termakan sehingga yang tertinggal hanyalah tulang-
tulang daunnya. Penyebab kerusakan tersebut adalah plutella maculipennis atau ulat tritip. Ulat yang
baru menetas warnanya hijau muda. Setelah dewasa warna kepalanya menjadi lebih pucat dan
terdapat bintik cokelat. Seranggan dewasa menghasilkan telur secara berkelompok, tetapi hanya
terdapat 2-3 butir setiap kelompok.

1.4 Prangkap Hama Untuk Pengendalian


1. Yellow Trap
Yellow trap adalah jebakan hama yang menggunakan papan atau plastik yang
berwarna kuning, bertujuan untuk menarik hama untuk datang (hama tertarik dengan warna
kuning). Yellow Trap berfungsi untuk menjebak vektor virus seperti trip, kutu daun, kutu
kebul yang hendak masuk pada tanaman utama namun lebih dahulu terjepak pada lem yang
di oleskan pada papan atau plastik berwrna kuning tadi.
2. Fitfall Trap
Fitfall trap adalah jebakan hama yang berada ditanah yang berbentuk lubang,
bertujuan menjebak hama yang berjalan diatas tanah (tidak terbang)
3. Pengambilan langsung
Pengambilan langsung adalah mengambil langsung hama dengan tangan atau
menggunakan jaring yang terlihat pada tanaman tetapi teknik ini mungkin sulit atau
memakan waktu terutama dihabitat yang sulit untuk melihat hama seperti rumput tebal.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Saat ini untuk mengendalikan berbagai jenis hama maupun penyakit menggunakan
pestisida secara terus menerus yang nantinya akan berdampak negatif terhadap kesehatan dan
lingkungan maka untuk saat ini diperlukan konsep PHT sebagai inovasi yang harus
diterapkan dalam mengurangi pestisida. Pengendalian hama terpadu merupakan upaya
pengendalian populasi atau tingkat serangan OPT dengan menggunakan berbagai teknik
pengendalian yang kompatibel dengan tetep memperhatikan faktor keseimbangan
lingkungan.

Pengendalian hama terpadu menekankan pengelolaan ekosistem dengan mengurangi


penggunaan input kimiawi sintetik. Pengelolaan ekosistem dimaksudkan agar tanaman dapat
tumbuh sehat sehingga memiliki ketahanan ekologis yang tinggi terhadap hama (Sari dkk.,
2016). Teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dianggap sebagai teknologi yang tepat
dan potensial untuk mengendalikan hama sekaligus mengurangi resiko penggunaan pestisida
yang berbahaya bagi lingkungan. Konsep pengendalian hama terpadu mengutamakan
penggunaan musuh alami dalam mengendalikan populasi hama, apabila populasi hama terlalu
tinggi maka dianjurkan penggunaan pestisida dengan dosis yang sesuai sehingga tidak
merusak lingkungan (Gunawan dkk, 2015).

Perangkap kuning merupakan perangkap yang digunakan di atas permukaan tanah.


berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, jumlah serangga yang paling banyak
tertangkap adalah dengan menggunakan perangkap kuning (yellow trap). Hal ini disebabkan
karena serangga yang ada di areal pertanaman adalah serangga yang aktif dari pagi hingga
sore hari, sedangkan pada perangkap jatuh yang dilakukan hanya sedikit jumlah serangga
yang dapat tertangkap. Faktor lain yang mempengaruhi diduga adalah warna perangkap yang
digunakan (Aryoudi dkk., 2015).

Spesies serangga menunjukkan daya tarik yang kuat terhadap warna tertentu sehingga
memungkinkan penggunaan perangkap sebagai monitoring populasi hama. Pada hasil
penelitian, diketahui bahwa serangga yang dipantau pada lingkungan pertanian banyak
ditemukan pada perangkap kuning. Perangkap warna yang lengket (dengan penambahan lem)
sering digunakan dalam bidang pertanian. Diantara beberapa warna yang digunakan sebagai
perangkap, pada perangkap warna kuning ditemukan banyak serangga yang lengket/ melekat.

3
Oleh karena itu perangkap warna kuning lebih disarankan untuk pemantauan populasi hama
(Saeed et al, 2013).

Perangkap kuning cenderung lebih menarik bagi serangga karena warna kuning membuat
kontras antara trap dan latar belakang bidang. Pigmen kuning memiliki respon positif diduga
karena serangga tergolong aktif mencari meskipun terdapat beberapa variasi berbeda (Idris et
al, 2012). Perangkap kuning mampu menangkap serangga hama lebih banyak dibandingkan
perangkap yang lain. Hal ini dikarenakan warna dan kekontrasan warna digunakan oleh
serangga untuk membedakan antara tanaman inang dengan lingkungan sekitar. Hama
merusak dapat melihat spektrum warna berbeda seperti warna kuning. Umumnya serangga
hanya mempunyai dua tipe pigmen penglihatan yaitu pigmen yang dapat menangkap warna
hijau dan kuning terang serta pigmen yang dapat menangkap warna biru dan ultra violet
(Goncalves and Oliveira, 2013).

1. Klasifikasi tanaman Pakcoy

Sawi pakcoy sama dengan jenis sayuran lain, yaitu berasal dari kingdom Plantae, atau
kingdom untuk segala jenis tanaman. Sawi pakcoy masuk ke dalam divisi Spermatophyta,
dan kelas Dicotyledonae karena hanya memiliki biji berkeping satu. Oleh sebab itu tanaman
sawi pakcoy juga dapat disebut dengan tumbuhan dikotil.Selanjutnya, tanaman sawi pakcoy
juga diklasifikasikan ke dalam ordo Rhoeadales, dan famili Brassicaceae. Dengan genusnya
Brassica.

Itu juga yang kemudian memberi tanaman sawi pakcoy nama ilmiah yang cantik, yakni
Brassica rapa L.

Jika ditulis dengan urutan lebih rinci, maka berikut daftarnya:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica rapa L

4
Morfologi Tanaman sawi pakcoy

Tampilan luar sawi pakcoy sebenarnya hampir sama dengan sawi biasa, namun tetap ada
sedikit perbedaan yang dapat ditemukan. Daun pada tanaman sawi pakcoy memiliki tangkai
dan berbentuk oval.

2. Hama yang menyerang tanaman pakcoy

Ulat Croci (Crocidolomia binotalis Zeller)

Klasifikasi

Crocidolomia binotalis Zeller biasa juga disebut dengan ulat sawi. Klasifikasi dari C.
binotalis Zell yaitu, Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Famili : Pyralidae

Genus : Crocidolomia

Spesies : Crocidolomia binotalis

Ciri-ciri ulat Corosi

Larva. Larva berwarna hijau, punggungnya ada garis yang warnanya hijau muda, pada sisi
kiri dan kanan warnanya lebih tua dan ada rambut dari chitine yang warnanya hitam. Bagian
sisi perut berwarna kuning. Ada juga yang warnanya kuning disertai rambut hijau. Panjang
ulat ± 18 mm. Setelah menetas ulat segera makan daun dengan lahapnya, terutama daun
bagian dalam yang tertutup oleh daun luar karena mereka takut sinar matahari. Apabila
serangan menghebat ulat akan mencapai titik tumbuh.

Pupa. Ulat berkepompong di dalam tanah dengan kokon yang diselimuti butiran tanah.

Imago. Ngengat ini termasuk binatang malam tetapi tak mau mendatangi cahaya. Bertelur di
balik daun. Ngengat betina bisa hidup sampai ± 24 hari dan dapat menghasilkan telur sampai
18 kelompok. Jadi selama hidupnya ngengat bisa bertelur sampai 1.460 butir.

5
Ulat tritip (Plutella maculipennis)

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Family : Plutellidae

Genus : Plutella

Species : Plutella xylostella

(Anonim, 2009)

Morfologi dan Daur hidup

Telur Plutella xylostella berbentuk bulat panjang, lebarnya sekitar 0,26 mm dengan
panjang 0,49 mm. Ngengat betina dapat bertelur 180-320 butir. Umumnya telur diletakkan
dibalik daun satu per satu, kadang dua-dua, atau tiga-tiga. Telurnya mengelompok dalam 1
daun atau daun yang berlainan tanaman sehingga satu ngengat dapat bertelur pada banyak
tanaman kubis (Pracaya, 2009).

Larva yang baru menetas warnanya hijau pucat, sedangkan ulat dewasa lebih tua
warna kepalanya lebih pucat dengan bintik-bintik atau garis cokelat. Panjang larva sekitar 9 –
10 mm, relatif tidak berbulu dan mempunyai 5 pasang tungkai palsu. Larva sangt licin dan
jika disentuh akan menjatuhkan diri seakan-akan mati. Lama stadium larva 13 hari pada suhu
16 – 25oC.

Setelah cukup umur, ulat mulai membuat kepompong dari bahan seperti benang sutra
abu-abu putih dibalik permukaan daun untuk menghindari panasnya sinar matahari.
Pembentukan kepompong mulai dari dasarnya, sisi kemudian tutupnya. Kepompong masih
terbuka pada bagian ujung untuk keperluan pernapasan. Pembuatan kepompong ini
diselesaikan dalam waktu 24 jam. Setelah selesai ulat berubah menjadi pupa. Kulit ulat
biasanya diletakan didalam kepompong, tetapi kadang juga diletakkan diluar kepompong.

6
Mula-mula pupa berwarna hijau muda, kemudian berubah menjadi hijau tua dan kemudian
berubah menjadi imago (Pracaya, 2009).

Imago dari hama ini memiliki warna sayap yang abu-abu kecoklatan. Namun sayap
betina berwarna lebih pucat. Saat istirahat, empat sayapnya menutupi tubuh dan seakan-akan
terdapat gambar seperti jajaran genjang yang warnanya putih seperti berlian. Oleh karena itu,
hama ini disebut ngengat punggung berlian.

3. Jenis-jenis perangkap

Yellow Trap

Yellow trap adalah jebakan hama yang menggunakan papan atau plastik yang berwarna
kuning, bertujuan untuk menarik hama untuk datang (hama tertarik dengan warna kuning).
Yellow Trap berfungsi untuk menjebak vektor virus seperti trip, kutu daun, kutu kebul yang
hendak masuk pada tanaman utama namun lebih dahulu terjepak pada lem yang di oleskan
pada papan atau plastik berwrna kuning tadi.

Fitfall Trap

metode fitfall trap dilakukan dengan cara pembuat lubang perangkap dengan menggali tanah
menggunakan sekop kecil seukuran gelas plastik. Gelas plastik dimasukkan kedalam lubang

7
sehingga permukaan gelas plastik atas gelas sejajar dengan permukaan tana, kemudian gelas
di isi air deterjen (1/3 dari tinggi gelas) dan di biarakan selama 24 jam.

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat Dan Waktu Praktikum

Pelaksanan pratikum ini di mulai dengan pembuatan perangkap pada tanggal 4


November 2020 sampai dengan pemasangan perangkap paada tanggal 9 November 2020, jam
07:15 wita di lahan pertanian kantor BPP Bulango Timur

3.2 Alat Dan Bahan


1. Alat :
- Pisau
- Linggis
2. Bahan :
- Map sinar hekter berwarna kuning
- Lem tikus
- Gelas bekas air mineral
- Bambu
- Detergen

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Yellow Trap
No
Hama Musuh Alami Dekomposer
Perangkap
Kecoak (1)
1 Kumbang koksi (1) Semut (2) Lalat rumah (3)

Lalat rumah (3)


2 Kumbang koksi (2) Semut (4)
Lalat sampah organik (5)

3 Semut (2)

4 Semut (4)

5 Semut (7)

6 Semut (3)

2.Fitfall Trap
No
Hama Musuh alami
perangkap
1 0 Semut (2)

2 0

3.pengambilan langsung (disekitar penempatan perangkap)

No
Hama Musuh alami
perangkap
Belalang coklat
1 Belalang pocong
Ulat daun

9
4.2 pembahasan
1. Kecoak
Kongdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Orthoptera
Family : Blattidae
Genus : Periplaneta
Spesies : Periplaneta

Kecoak memiliki ukuran yang bervariasi, dari 2 mm hingga 6 cm. Kecoak terbesar
adalah Megaloblatta blaberoides yang berukuran 10 cm jika dihitung bersama tegmina.
Beberapa spesies kecoak merupakan hewan semiakuatik, walaupun umumnya kecoak adalah
hewan terrestrial. Dimorfisme seksual kadang terlihat di beberapa spesies.

Sebagian besar spesies kecoak memiliki kemampuan terbang yang buruk walaupun memiliki
sayap yang lebar. Sayap kecoak untuk beberapa taksa sudah hilang atau tereduksi. Sebagian
spesies kecoak yang hidup di bawah tanah, liang, atau celah yang keadaannya cukup stabil
maka sayapnya rentan hilang

2.Kumbang koksi
Kumbang koksi adalah salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah
dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni
serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan
nama ladybird atau ladybug.[1] Orang awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena
ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari
bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani karena beberapa
anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun. Walaupun demikian, ada
beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama tanaman.
Kumbang koksi memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke
bawah. Posisi kepala seperti ini membantunya saat makan hewan-hewan kecil seperti kutu
daun. Di kakinya juga terdapat rambut-rambut halus berukuran mikroskopis (hanya bisa
dilihat dengan mikroskop) yang ujungnya seperti sendok. Rambut ini menghasilkan bahan
berminyak yang lengket sehingga kepik bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat sulit
seperti di kaca atau di langit-langit.

3.Semut

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta

10
Family : Formicidae
Genus : Temnothorax

Semut merupakan musuh alami bagi beberapa hama seperti rayap, ulat daun, ulat buah dan
kumbang daun, lalu semut juga memiliki interaksi komensalisme dengan kutu daun, semut
memakan cairan yang berasal dari kutu daun berupa kotorannya namun kutu daun tidak
memperoleh keuntungan maupun kerugian dari semut[ CITATION Sud12 \l 1033 ]
Semut yang terperangkap merupakan semut yang memiliki sayap, adanya semut di lokasi
dikarenakan adanya makanan bagi semut yaitu rayap, kutu daun dan beberapa ulat.

4.lalat
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Family : Muscidae
Genus : Musca
Species : domestica

Lalat rumah dewasa biasanya panjangnya 6


sampai 7 mm dengan lebar sayap 13 sampai
15 mm. Betina cenderung bersayap lebih besar
daripada jantan, sementara jantan memiliki kaki yang relatif lebih panjang. Betina cenderung
lebih bervariasi dalam ukuran dan ada variasi geografis dengan individu yang lebih besar di
garis lintang yang lebih tinggi. Kepala lalat ini sangat cembung di depan serta rata dan sedikit
berbentuk kerucut di belakang. Sepasang mata majemuk besar hampir bersentuhan pada
jantan, tetapi lebih terpisah pada betina. Lalat rumah memiliki tiga mata sederhana (oselus)
dan sepasang antena pendek.

5.Lalat sampah organik

11
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Family : Calliphoridae
Genus : Lucilia
Species : Sericata

Lalat sampah organik merupakan


serangga dekomposer yang berarti bisa mengurai bahan organik. Lalat sampah organik
dewasa memakan nectar sedangkan larvanya memakan bangkai, larvanlah yang berperan
sebagai dekomposer.[ CITATION Chu06 \l 1033 ]
Lalat sampah organik sampai terperangkap dikarenakan terdapat pembuangan sampad di
sekitar pemasangan perangkap.

6. Belalang

Kingdom : Animalia
Phylum : Artopoda
Class : Insecta
Ordo : Orthoptera
Sub-Ordo : Caelifera
Family : Acrididae
Genus  :Dissosteira
Spesies  : Dissosterira carolina

Belalang merupakan serangga pemakan tumbuhan atau disebut juga herbivora yang berasal
dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Salah satu jenis serangga yang dilengkapi
dengan sepasang antena dengan ukuran yang selalu lebih pendek dari ukuran tubuhnya,
belalang juga memiliki ovipositor pendek. Belalang dapat menghasilkan suara stridulasi yaitu
suara yang dihasilkan dari menggosokan femur belakang terhadap sayap depan atau
abdomen, suara juga terdengar ketika belalang terbang karena kepakan sayapnya. Femur
berukuran panjang dan sangat berguna untuk belalang melompat berpindah ketempat yang
lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2020. http://infohamapenyakittumbuhan.blogspot.com/2012/04/crocidolomia-
binotalis-zell.html
Anonim. 2020. http://hamatanamankita.blogspot.com/2015/02/hama-tanaman.html

Anonim. 2020. http://www.Hama dan Penyakit Utama serta Penanganan Panen dan Pasca
Panen Tanaman Sawi Caisim dan Pakcoy.htm diakses pada tanggal 17 November 2020

Anonim. 2020. http://www.laporan horti sawi.htm diakses pada tanggal 17 November 2020

Aryoudi, A., M. I. Pinem dan Marheni. 2015. Interaksi Tropik Jenis Serangga di atas
Permukaan Tanah (Yellow Trap) dan pada Permukaan Tanah (Pitfall Trap) pada Tanaman
sawi pakcoy (Brassica rapa subsp. chinensis)

13
LAPIRAN

PROSES PEMASANGAN PERANGKAP PROSES PEMASANGAN PERANGKAP

PERANGKAP YANG TELAH TERPASANG


PERANGKAP YANG TELAH TERPASANG

14
HAMA YANG TERPERANGKAP HAMA YANG TERPERANGKAP

PENAGKAPAN HAMA LANGSUNG

15
PENAGKAPAN HAMA LANGSUNG

16

Anda mungkin juga menyukai