Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRPRAKTIKUM

PERBANYAKAN TANAMAN / PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN


CARA PENYAMBUNGAN (GRAFTING)

OLEH:

NAMA
NIM
KELAS

:ARMANSYAH MAULANA HARAHAP


:414322002
:BIOLOGI NON KEPENDIDIKAN A 2014

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu teknik perbanyakan yang dapat dilakukan dalam waktu singkat
dan menghasilkan jumlah yang banyak adalah perbanyakan dengan cara vegetatif.

Vegetatif adalah suatu cara pembiakan/perbanyakan tanaman dengan menanam


bagian vegetatif dari tanaman yang bersangkutan, baik berupa akar, batang dan
daun Pembiakan secara vegetatif mempunyai keuntungan dan kelebihan, antara
lain untuk : perkembangbiakan tanaman yang tidak menghasilkan biji tetapi
jumlahnya terbatas, tanaman yang bijinya sukar diperoleh, tanaman yang
mempunyai kapasitas daya kecambah (viabilitas) rendah, tanaman yang periode
pemanenannya lama, tanaman yang bijinya mudah terserang hama dan penyakit,
tanaman yang bijinya mengalami kegagalan dalam perkecambahan, biayanya
lebih murah dan pengerjaannya lebih mudah, dapat menghasilkan tanaman yang
bagus dan indah, tanaman yang dihasilkan akan mempunyai sifat yang sama
dengan induknya. Berdasarkan bagian tanaman yang diambil pembiakan vegetatif
dapat dibedakan menjadi 2 kelompok;Pertama, bagian yang dipergunakan: untuk
pembiakan vegetatif adalah bagian tanaman yang telah mempunyai semua organ
lengkap, seperti daun, cabang, batang pokok dan akar. Dalam kelompok ini
dikenal dengan beberapa cara pembiakan vegetatif seperti : stek, merunduk,
cangkok, dll. Kedua, bagian yang digunakan untuk pembiakan vegetatif adalah
bagian tanaman lain yang digabungkan pada tanaman bersangkutan. Dalam
kelompok ini dikenal seperti cara pembiakan vegetatif dengan cara mengenten
atau menyambung grafting .
.
Perbanyakan tanaman merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan
untuk menyediakan materi tanaman baik untuk kegiatan penelitian maupun
program penanaman secara luas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara
vegetatif maupun generatif. Penerapan teknik pembiakan vegetatif akan diperoleh
bibit yang memiliki sifat yang sama dengan induknya, sehingga penggunaan
materi genetik yang unggul sebagai bahan untuk perbanyakan merupakan kunci
untuk menghasilkan anakan yang berkualitas. Prinsipnya adalah merangsang
tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi
tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Perbanyakan
vegetatif dapat dilakukan dengan cara mencangkok, stek, grafting (sambung),
budding (okulasi), rundukan, dan kultur jaringan.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara-cara penyambungan.
2. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap perkembangan

dan

pertumbuhan graffting/sambung batang.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Berbagai jenis varietas tumbuhan yang sudah dibudidayakan secara
komersial umumnya menggunakan bibit yang berasal dari okulasi Di Indonesia,
okulasi merupakan metode perbanyakan tanaman secara komersial. Keuntungan

dari okulasi diantaranya adalah tanaman mempunyai perakaran yang kuat dan
tahan penyakit ataupun hama, tahan kekeringan ataupun kelebihan air serta
memperoleh suatu tanaman sesuai dengan yang diinginkan.(Yursan. dan Noer..
2011)
Pertumbuhan batang bawah tanaman dengan cara grafting sangat
berpengaruh pada pertumbuhan batang atas. Keberhasilan penyambungan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain hubungan spesies antara batang atas
dan batang bawah, teknik penyambungan, faktor lingkungan, serta serangan hama
dan penyakit.(Turhan. dkk., 2011)
Sambung samping adalah cara penyambungan batang atas pada bagian
samping batang bawah. Caranya sebagai berikut: pada batang bawah jeruk dibuat
irisan belah dengan mengupas bagian kulit. Irisan kulit batang bawah dibiarkan
atau tidak dipotong. Batang atas dibuat irisan meruncing pada kedua sisinya. Sisi
irisan yang menempel pada batang bawah dibuat lebih panjangSedangkan salah
satu kelemahannya adalah seringkali terjadi ketidak serasian antara batang antara
batang atas dan batang bawah menyatakan bahwa penampakan pertumbuhan suatu
varietas tanaman tidak terlepas dari interaksi genotipe dan lingkungan tumbuhnya.
(Petropoulos, et all 2012.)
Tujuan dari produksi tanaman budidaya adalah memaksimalkan laju
pertumbuhan dan hasil panen melalui manipulasi genetik dan lingkungan.
Genotipe dapat diubah melalui pemuliaan atau seleksi varietas sedang lingkungan
dapat dimodifikasi dengan melalui teknik budidaya, diantaranya dengan
pemupukan.(Adinurani. 2011)
Menyambung adalah cara perbanyakan tanaman dengan cara menyambung
pucuk (batang atas) yang berasal dari suatu tanaman induk pada tanaman lain
batang bawah. Batang ataslah yang akan memberikan hasil sesuai dengan sifat
induk yang diinginkan. Batang bawah hanyalah sebagai tempat untuk tumbuh dan
mengambil makanan dari dalam tanah. Oleh sebab itu kriteria pemilihan batang
atas dan batang bawah berbeda (Sukarminli. dkk. 2010).
Dalam Teknik sambung pucuk bisa dilakukan pada semua tanaman buahbuahan yang berbiji dan memiliki kambium. Sistem sambung celah atau pucuk

yang menggunakan batang bawah yang tua dan tinggi sambungan 1 m memiliki
tingkat keberhasilan yang tinggi dan lebih tahan dari serangan cendawan.
Tanaman yang mengalami proses penyambungan akan lebih baik jika ditaruh
bedengan yang diberi naungan. Naungan yang digunakan dapat berupa daun
kelapa yang hanya mampu menerima 25-35%. Tanaman yang sedang mengalami
proses

penyambungan,

tanaman

harus

disiram

dengan

memperhatikan

kelembapan media tanamnya. Jika tanaman atas kering atau busuk, maka proses
penyambungan

akan

mengalami

kegagalan.Cara

yang

sangat

mudah

mengatasinya adalah tanaman bagian bawah dipotong dan proses penyambungan


bisa diulangi kembali (Mangoeidjojo. 2003).
Penyambungan antara dua tanaman yang serasi akan menghasilkan
tanaman yang kuat dan berumur panjang. faktor-faktor yang mempengaruhi
okulasi adalah fisiologi tanaman, kesehatan batang bawah, kondisi kulit batang
bawah, iklim pada saat okulasi berlangsung, dan juga faktor teknis seperti
keterampilan dan keahlian dalam pelaksanaan okulasi serta peralatan yang
dipergunakan. Batang bawah yang biasa digunakan untuk penyambungan dan
penempelan pada prinsipnya harus mampu menjalin persatuan yang normal dan
mampu mendukung pertumbuhan batang atasnya tanpa menimbulkan gejala
negatif yang tidak diinginkan.(Crowder. 2006)
Pengaruh waktu okulasi ini juga menunjukkan beda yang sangat nyata
untuk pertumbuhan jumlah daun maupun persentase keberhasilan hidup okulasi.
bahwa berhasil tidaknya suatu penyambungan tanaman tergantung pada
terbentuknya graft union atau penyatuan antara batang bawah dengan mata tunas.
bahwa keberhasilan okulasi dipengaruhi oleh materi okulasi dan kondisi
lingkungan. Teknik perbanyakan vegetatif yang cocok pada tanaman bunga secara
konvensional dapat diperbanyak dengan pemotongan, tunas, grafting dan layering.
Stek dan budding akan menjadi cara paling sederhana untuk meningkatkan
varietas bunga seperti mawar sesuai yang diinginkan. Bunga biasanya
diperbanyak dengan tunas, yang merupakan salah satu dari banyak teknik okulasi
(Sugiantno dan Hamim. 2009)

Interaksi antara batang bawah dan batang atas yang beragam, kompleks
dan saat ini belum sepenuhnya dipahami. Sementara aspek anatomi, pasokan air,
nutrisi mineral dan transportasi hormon tanaman telah terlibat, baru-baru ini kerja
menunjukkan pengalihan lintas-graft protein spesifik dan RNA-melenyapkan gen
yang terinduksi . Dengan demikian, molekul Mekanisme saat ini diasumsikan
terlibat dalam efek fisiologis dari okulasi dan dalam mediasi interaksi saham /
keturunan.(Curuk.et all. 2010)

BAB 3
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan kegiatan praktikum "Perbanyakan Vegetatif dengan


Cara Penyambungan (Grafting) dilaksanakan di Rumah kaca FMIPA Universitas
Negeri Medan dari tanggal 20 Oktober 2016-10 November 2016
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Mamill cactus
2. Melocactus
3. Tanah

3.2.2 Alat
1.
2.
3.
4.

Pot/polibag
Pisau / cutter baru
Selotip
Kertas Label

3.3 Cara Kerja


1. Menyiapkan bahan tanam yang akan digunakan sebagai batang bawah dan
batan atas serta alat yang diperlukan.
2. Memilih batang atas sebesar batang bawah dan membuat perlakuan sebagai
berikut :
a) Memilih ukuran yang sesuai dengan batang atas dan batang bawah
b) Mennempelkan kedua batang
c) kemudian membuat sayatan celah berbentuk huruf x ke arah bawah
sepanjang 1-1,5 cm.
d) Memotong dan membuat sayatan batang atas berbentuk baji (lancip)
sepanjang 1-15 cm.
e) Menyisipkan batang atas (entres) ke dalam celah batang bawah (stock).
f) Membuat sambungan dengan tali rafia atau plastik mulai dari bawah ke atas.
g) Mengkerudungi bidang sambungan dengan kantong plastik transparan, dan
meletakkan di tempat yangteduh sekitar 3 minggu.
h) Sambungan yang tumbuh akan muncul daun atau tunas baru.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHSAN
1.1 Hasil
4.1.1 Tabel Pengamatan Penyambungan (Grafting)
Mingg
u ke

dokumentasi

Keberhasilan

Perubahan

Penyambungan Batang Atas

Batang Bawah

Celah yang
diberi bentuk
1

Mulai
mengering

X jadi
berwarna
merah dan
berair

Duri duri

mulai gugur

Celah yang

satu persatu

diberi bentuk

dan warna

X mulai

batang

mengering dan

mulai

menguning

menguning
Sudah
mulai
3

merekat ke
batang
bagian
bawah

Mulai melekat
dengan batang
bagian atas
namun belum
bersatu utuh

Keterangan : - :tidak ada tanda tumbuh


1.2 Pembahasan
A. Penyambungan atau Grafting
Perbanyakan tanaman bisa kita golongkan menjadi dua bagian, yaitu
perbanyakan secara vegetatif dan generatif. Sambung pucuk merupakan
perbanyakan tanaman gabungan antara perbanyakan secara generatif (dari
persemaian biji) dengan salah satu bagian vegetatif (cabang/ranting) yang berasal
dari tanaman lain yang disatukan. Tanaman yang telah disambungkan masingmasing mempunyai keunggulan dari segi kelebatan buah, ukuran besar dan
rasa/khasiat serta ketahanan terhadap hama dan penyakit.( Taufiq, M 2010.)

Kegiatan sambung pucuk kerap digunakan dengan menggabungkan batang


bawah dan batang atas. Batang bawah diharapkan menjadi batang yang tahan
terhadap patogen tanah dan kokoh sedangkan batang atas merupakan bagian yang
memilki karakter produksi yang diinginkan.Batang bawah biasanya dipakai dari
tanaman yang tumbuh dari biji sehingga perakarannya lebih kuat. Akan tetapi,
batang bawah yang berasal dari biji memiliki karakter yang berbeda (segregasi).
Grafting atau penyambungan merupakan metode perbanyakan vegetatif
buatan.Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman
hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta
berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi
kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode grafting. Sedangkan budding adalah
salah satu bentuk dari grafting, dengan ukuran batang atas tereduksi menjadi
hanya satu mata tunas.
Tanaman bagian atas disebut entris atau batang atas (scion), sedangkan
tanaman batang bawah disebut understam atau batang bawah (rootstock). Batang
atas berupa potongan pucuk tanaman yang terdiri atas beberapa tunas dorman
yang akan berkembang menjadi tajuk, sedang batang bawah akan berkembang
menjadi sistem perakaran .
Perbedaanya dengan grafting adalah okulasi salah satu cara meningkatkan
mutu tumbuhan dengan cara menempelkan sepotong kulit pohon yg bermata tunas
dari batang atas pada suatu irisan dari kulit pohon lain dari batang bawah sehingga
tumbuh bersatu menjadi tanaman yang baru dengan melakukan penempelan atau
penggabungan bagian batang bawah dengan batang bagian atas Kebaikan yang
diharapkan dari batang bawah biasanya sistem perakarannya yang baik,
sedangkan batang bagian atas biasanya diharapkan adalah produknya dari hasil
okulasi. Memindahkan sebuah mata tunas ke pangkal bawah tanaman lain yang
sejenis (famili) untuk memperoleh tanaman yang mempunyai sifat gabungan
antara kedua tanaman itu disebut okulasi. Asal mata tunas yang ditempelkan
mempunyai sifat tajuk yang baik dan batang bawah mempunyai perakaran yang
kuat maka kedua sifat baik itu tergabung pada satu tanaman. Bahan yang
dibutuhkan dalam proses penyambungan ini adalah bagian tanaman yang akan di

sambung atau disebut batang atas (entres) bisa tunas pucuk atau tunas samping.
Bagian bawah yang menerima sambungan di sebut Batang Bawah(understock).
Cara mendapatkan batang bawang dengan penyemaian biji tanaman lokal yg
memilki perakaran yg baik dan tahan terhadap serangan busuk akar.
B. Langkah-langkah penyambungan (graffting) tanaman
Di bawah ini adalah metode pelaksanaan kegiatan grafting diantaranya
sebagai berikut:
a) Potong scion secara rapi, dengan mata tunas dua atau tiga mata tunas
kemudian sayat miring pangkal scion, sedangkan sebelah lagi cukup
dengan mengelupas kulitnya sehingga tinggal kambiumnya saja, (jika
menggunakan

teknik Veneer dan

teknik rind)

sayat

kedua

sisiscion berbentuk huruf V, (bila menggunakan teknik grafting top cleft


graf) dan usahakan dalam penyayatan jangan sampai berulang-ulang.
b) Potong rootstock pada tempat yang tepat sesuai dengan sambungan yang
diinginkan.
c) Sambungkan scion (batang atas) pada rootstock (batang bawah) dengan
memperhatikan

apakah

kambium scion dan

kambium rootstock telah

saling berlekatan, bila batang bawah tidak sama besar dengan batang atas,
maka salah satu sisinya

diusahakan berimpit (satu- garis) supaya

kambium bisa bersatu, walaupun hanya satu sisi. (grafting top cleft).
d) Ikat sambungan dengan pita grafting plastik, para film atau tali rafia,
sehingga kambiumnya dapat melekat erat.
e) Setelah itu sambungan dibungkus kantong plastik transparan (bening)
untuk menjaga kestabilan suhu.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan yaitu.
a) scion yang dijadikan bahan sambungan tersebut tidak cacat dan masih
dalam keadaan segar, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dan
berbatang bulat, b)grafting tidak terkena secara langsung terik matahari
maupun air hujan,

b) bagian sambungan kambium harus menempel seerat mungkin, paling tidak


salah satu dari bagiannya,
c) pisau dan gunting yang digunakan untuk kegiatan sambungan ini yang
tajam dan tidak berkarat agar sambungan tidak terinfeksi oleh penyakit,
d) dikerjakan dengan secepat mungkin, dengan kerusakan minimum pada
kambium, dan diusahakan penyayatan pada scion jangan sampai berulangulang,
e) Usahakan untuk menjaga bagian yang terluka, baik pada scion maupun
pada rootstock agar tetap dalam keadaan lembab,
f) bagian sambungan harus dijaga dari kekeringan sampai beberapa minggu
setelah penyambungan. Keberhasilan teknik penyambungan sangat
dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung.
C. Faktor-faktor perbanyakan tanaman teknik sambung
pucuk/penyambungan
Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh factor intern yaitu tanaman
itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang
mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi
sebagai zat pengatur tumbuh. Boulline dan Went (1933) menemukan substansi
yang disebut rhizocaline pada kotiledon, daun dan tunas yang menstimulasi
perakaran pada stek. Menurut Hartmann et al (1997), zat pengatur tumbuh yang
paling berperan pada pengakaran stek adalah Auksin. Auksin yang biasa dikenal
yaitu indole-3-acetic acid (IAA), indolebutyric acid (IBA) dan nepthaleneacetic
acid (NAA). IBA dan NAA bersifat lebih efektif dibandingkan IAA yang
meruapakan auksin alami, sedangkan zat pengatur tumbuh yang paling berperan
dalam pembentukan tunas adalah sitokinin yang terdiri atas zeatin, zeatin riboside,
kinetin, isopentenyl adenin (ZiP), thidiazurron (TBZ), dan benzyladenine (BA
atau BAP). Selain auksin, absisic acid (ABA) juga berperan penting dalam
pengakaran stek. Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi
regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis tanaman yang
berbeda mempunyai kemampuan regenerasi akar dan pucuk yang berbeda pula.
Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman
sumber seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak terserang hama

dan/atau penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status
fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek
tinggi. Kondisi lingkungan dan status fisiologi yang penting bagi tanaman sumber
diantaranya adalah

Status air. Stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan
stek dalam kondisi turgid.

Temperatur. Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu


12C hingga 27C.

Cahaya. Durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tamnaman


sumber tergantung pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber
seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat.

Kandungan

karbohidrat.

Untuk meningkatkan

kandungan

karbohidrat bahan stek yang masih ada pada tanaman sumber bisa
dilakukan pengeratan untuk menghalangi translokasi karbohidrat.
Pengeratan juga berfungsi menghalangi translokasi hormon dan
substansi lain yang mungkin penting untuk pengakaran, sehingga
terjadi akumulasi zat-zat tersebut pada bahan stek. Karbohidrat
digunakan dalam pengakaran untuk membangun kompleks
makromolekul, elemen struktural dan sebagai sumber energi.
Walaupun kandungan karbohidrat bahan stek tinggi, tetapi jika
rasio C/N rendah maka inisiasi akar juga akan terhambat karena
unsur N berkorelasi negatif dengan pengakaran stek (Hartmann et
al, 1997).

Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh


pada terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh
atau media pengakaran seharusnya kondusif untuk regenerasi akar
yaitu cukup lembab, evapotranspirasi rendah, drainase dan aerasi
baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena cahaya
penuh (200-100 W/m2) dan bebas dari hama atau penyakit.

D. Faktor kegagalan dalam Praktikum


Faktor kegagaln dalam praktikum sangat besar hal ini disebabkan karena
teknik pemotongan yaitu memotongnya digunkan pisau yang tidak

tajam

sehingga diperoleh potongan yang halus dan kulit tersobek. Potongan yang tidak
halus akan mempersulit terbentuknya kalus, sedang kulit batang yang tersobek
akan mudah dimasuki penyakit, dan akan mempengaruhi batang bagian atas dan
batang bagian bawah apabila salah satu sudah dimasuki penyakit atau bakteri
maka keduanya akan gagal. Hal yang demikian akan dapat menggagalkan setekan

E. Keuntungan dan kerugian teknik sambung tanaman


1. Keuntungan

Mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan pada pembiakan


vegetatif lainnya seperti stek, cangkok dan lain-lainnya.

Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan


terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, temperatur yang
rendah, atau gangguan lain yang terdapat di dalam tanah.

Memperbaiki jenis-jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang


tidak di inginkan diubah dengan jenis yang dikehendaki.

Dapat mempercepat berbuahnya tanaman (untuk tanaman buah-buahan)


dan mempercepat pertumbuhan pohon dan kelurusan batang (jika tanaman
kehutanan).

2. Kerugian

Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang


patah jika ditiup angin kencang.

Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara scion dan


rootstock
F. Syarat media tanam yang baik

Media tanam yang baik harus memiliki sifat sifat fisik, kimia dan biologi yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Secara umum, media tanam yang baik harus
memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

Mampu menyediakan ruang tumbuh bagi akar tanaman, sekaligus juga


sanggup menopang tanaman. Artinya, media tanam harus gembur
sehingga akar tanaman bisa tumbuh baik dan sempurna, akan tetapi masih
cukup solid memegang akar dan menopang batang agar tidak roboh.
Apabila media terlalu gembur, pertumbuhan akar akan leluasa namun
tanaman akan terlalu mudah tercerabut. Sebaliknya apabila terlalu padat,
akar akan kesulitan untuk tumbuh.

Memiliki porositas yang baik, artinya bisa menyimpan air sekaligus juga
mempunyai drainase (kemampuan mengalirkan air) dan aerasi
(kemampuan mengalirkan oksigen) yang baik Media tanam harus bisa
mempertahankan kelembaban tanah namun harus bisa membuang
kelebihan air. Media tanam yang porous mempunyai rongga kosong antar
materialnya. Media tersebut tersebut isa ditembus air, sehingga air tidak
tergenang dalam pot atau polybag. Namun disisi lain ronga-rongga
tersebut harus bisa menyerap air (higroskopis) untuk disimpan sebagai
cadangan dan mempertahankan kelembaban.

Menyediakan unsur hara yang cukup baik makro maupun mikro. Unsur
hara sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini bisa
disediakan dari pupuk atau aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam
media tanam.

Tidak mengandung bibit penyakit, media tanam harus bersih dari hama
dan penyakit. Hama dan penyakit yang terkandung dalam media tanam
dapat menyerang tanaman dan menyebabkan kematian pada tanaman.
Media tanam tidak harus steril karena banyak mikrooganisme tanah yang
sebenarnya sangat bermanfaat bagi tanaman, namun harus higienis dari
bibit penyakit.

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Grafting mempunyai 2 cara melakukannya yaitu sambung pucuk dan
okulasi.
2. Bagian atas dan bawah dari batang yang disambung harus kompatibel.
3. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Grafting adalah faktor tanaman
dan manusia.
4. Sungkup plastik berfungsi untuk melindungi bagian ujung yang
disambung dari goncangan dan menjaga kelembaban.
5. Dari data hasil percobaan yang paling banyak berhasil dalam
penyambungan adalah dengan menggunakan metode kupas V
6. Keterampilan pada saat penyambungan harus baik, karena mempengaruhi
keberhasilan penyambungan.

DAFTAR PUSTAKA
Adinurani, P, G. 2011. Kajian Upaya Peningkatan Produktivitas Provenan Jarak
Pagar (Jatropha Curcas Linn) Non Toksik, Agritek, 12 (1):55-63.
Crowder, L, V. 2006.Genetika Tumbuhan, Gajah Mada University Press.
Curuk, S. Dasgan, Y. Mansuroglu, S. Kurt, S. 2010. Leaf mineral composition of
grafted eggplant grown in soil infested with Verticillium and root-knot
nematodes, Pesq. Agrope Bras Braslia, 45 (8): 879-885.
Hartawan, R. 2013. Kompatibilitas Batang Bawah Karet Klon Gt 1 Dengan Mata
Entres Beberapa Karet Klon Generasi V, Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, 13 (1):16-21.
Ibrahim, A. Wahb-Allah, M. Abdel-Razzak, H. Alsadon, A. 2014. Growth, Yield,
Quality and Water Use Efficiency of Grafted Tomato Plants Grown in
Greenhouse under Different, Irrigation Levels Life Science Journal,
11(2):118-126.
Mangoeidjojo, W, 2003.Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Jakarta : Agromedia.
Petropoulos, S, A. Khah, E, M. Passam, H, C. Evaluation of rootstocks for
watermelon grafting with reference to plant development, yield and fruit
quality, of Plant Production, 6 (4): 481-491.
Sugiantno dan Hamim, H. 2009. Pengaruh Komposisi Media Pembibitan Dan
Dosis Pupuk Npk Pada Pertumbuhan Bibit Jarak Pagar (Jatropha Curcas
L.) Dengan Penyambungan, Agrotropika 14(2): 43 48.
Sukarminli, dkk. 2010. Teknik Penyambungan Mangga Arumanis 143 Dengan
Batang Bawah Mangga Madu Dan Saigon, Buletin Teknik Pertanian, 15
(18), 15-37.
Taufiq, M 2010. Penularan Citrus Vein Phloem Degeneration (Cvpd) Dengan
Teknik Penyambungan, Agriplus, 20 ( 03): 140-146.
Turhan, A. Ozmen, N. Serbeci, M,S. Seniz, V. 2011. Effects Of Grafting On
Different Rootstocks On Tomato Fruit Yield And Quality, Hort. Sci.
(Prague), 38 (4):142-149.

Yursan. Dan Noer, H. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis Pada
Berbagai Perbandingan Pupuk Kandang, Media Litbang Sulteng, 6 (2):
97 104.

Anda mungkin juga menyukai