Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMULIAAN TANAMAN
“HERITABILITAS”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman

Disusun oleh:
Juniah Mega (4442170041)
Wanda Septiani H (4442170050)
Agung Virgiawan (4442170056)
Alwiyatul Farmani (4442170064)
KELOMPOK 8
Kelas: 5B

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kelancaran dalam
menyelesaikan laporan praktikum kali ini.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun mendapatkan bantuan moril
maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Saudari Ika Wiji Astuti, Yunda Aprilia Isnaidi dan Saudari Maudian
Islamiati selaku asistensi praktikum yang telah membantu dan
membimbing kami selama praktikum berjalan.
2. Ibu Dr. Susiyanti S.P., M.P. selaku dosen mata kuliah Pemuliaan
Tanaman yang telah memberikan ilmu nya saat pelajaran
berlangsung.
3. Ibu Andy Apriany Fatmawaty,Ir.,M.P selaku Ketua Jurusan
Agroekoteknologi.
Kami berharap semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Bidang Pertanian. Semoga
Allah swt senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua.Amin.

Serang, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Tujuan........................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
2.1 Definisi Heritabilitas..................................................................... 3
2.2 Kegunaan Heritabilitas.................................................................. 4
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Heritabilitas.................................... 4
2.4 Hubungan Nilai Heritabilitas dengan Populasi Seleksi................ 5
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................... 7
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................ 7
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................. 7
3.3 Cara Kerja..................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 8
4.1 Hasil.............................................................................................. 8
4.2 Pembahasan................................................................................... 8
BAB V PENUTUP...................................................................................... 12
5.1 Simpulan....................................................................................... 12
5.1 Saran.............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data hasil pengamatan tinggi tanaman padi Jalawara..................................


Tabel 2. Data hasil pengamatan jumlah daun padi Jalawara......................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keragaman genetik merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan usaha pemuliaan tanaman. Dengan adanya keragaman
genetik dalam suatu populasi berarti terdapat variasi nilai genotip antar
individu dalam populasi tersebut. Pengetahuan tentang besarnya keragaman
genotif dalam suatu populasi merupakan modal penting dalam program
pemuliaan tanaman, karena keragaman genotif mencerminkan besarnya
potensi dan kecepatan dari populasi tersebut untuk menerima perbaikan.
Populasi dengan keragaman genotif rendah mencirikan bahwa anggota
populasi tersebut secara genetis relatif homogen sehingga seleksi untuk
mendapatkan tanaman unggul akan sulit dilakukan. Untuk dapat menentukan
besarnya kergaman genotif suatu populasi perlu diketahui komponen-
komponen yng menyusun keragaan individu tanaman penyusun populasi.
Heritabilitas adalah hubungan antara ragam genotif dengan ragam
fenotipenya. Hubungan ini menggambarkan seberapa jauh fenotipe yang
tampak merupakan refleksi dari genotif. Pada dasarnya seleksi terhadap
populasi bersegregasi dilakukan melalui nilai-nilai besaran karakter
fenotipenya. Dalam kaitan ini, penting di ketahui peluang terseleksinya
individu secara fenotipe menghasilkan turunan yang sama miripnya dengan
individu terseleksi tadi. Misalkan dalam suatu populasi di jumpai ragam
genetik tinggi untuk suatu karakter dan ragam fenotipenya rendah, maka
dapat diramalkan bahwa turunan individu terseleksi akan mirip dengan
dirinya untuk karakter tersebut, dan sebaliknya. Heritabilitas biasanya
dinyatakan dalam persen (%).
Pengetahuan tentang nilai heritabilitas sangat diperlukan dalam melakukan
program seleksi dan rancangan perkawinan untuk perbaikan mutu genetik,
untuk itu dilakukannya praktikum ini agar praktikan mampu memahami arti
heretabilitas serta besarnya keragaman genotif dan heritabilitas.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari cara
penafsiran besarnya keragaman genotipe dan heritablitas arti luas serta sifat-
sifat tanaman.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Heritabilitas


Pengetahuan tentang nilai heritabilitas sangat diperlukan dalam melakukan
program seleksi dan rancangan perkawinan untuk perbaikan mutu genetik
ternak. Pengetahuan ini bermanfaat dalam menduga besarnya kemajuan untuk
program pemuliaan berbeda. Disamping itu, memungkinkan pemulia
membuat keputusan penting apakah biaya program pemuliaan yang dilakukan
sepadan dengan hasil yang diharapkan. Nilai heritabilitas bermanfaat dalam
menaksir nilai pemuliaan suatu tanaman (Syukur,dkk., 2012).
Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi keturunan yang
bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti ada perbedaan genetik pada
populasi, sehingga merupakan bahan seleksi, guna meningkatkan sifat.
Generasi keturunan yang bersegresi dapat berbeda karena perbedaan macam
persilangan. Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu tanaman
merupakan perwujudan dari faktor genetis yang menjadi ciri bawaan dari
tanaman tersebut (genotipe) dan faktor lingkungan yang menjadi tempat
tumbuhnya. Secara sederhana hubungan tersebut dapat dilambangkan sebagai
berikut : P = G + E. Heritabilitas merupakan nilai relative yang menunjukkan
besarnya sumbangan keragaman genotipe yang dinyatakan: H2=s2G/s2P x
100% (Poespadorsono, 1998).
Heritabilitas merupakan suatu tolak ukur yang digunakan dalam suatu
seleksi, yaitu untuk mengetahui kemampuan tetua dalam menurunkan
kesamaan sifat kepada keturunannya. (E.J Warwick, 1995)
Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan bagian dari
keragaman total (yang diukur dengan raga) dari suatu sifat yang diakibatkan
oleh pengaruh genetik. Secara statisitik merupakan reaksi observed fenotifik
variance, yang disebabkan perbadaan hereditas diantara gen dan kombinasi
gen genotype individu- individu sebagai suatu unit (Warwick, 1983).
Ada dua pengertian haritabilitas, yaitu heritabilitas dalam arti luas dan
dalam arti sempit, akan tetapi yang digunakan secara umum adalah dalam arti

3
sempit. Heritabilitas dalam arti luas adalah total atau penjumlahan antara
ragam genetik, dominant dan epistasis dibagi dengan total atau penjumlahan
antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan. Sedangkan
heritabilitas dalam arti sempit yaitu ragam genetik per total atau penjumlahan
antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan (Firman, 2011).
Heritabilitas adalah perbandingan variasi dalam penampakan fenotip (sifat,
karakteristik atau ciri-ciri fisik) hal itu menyebabkkan variasi genetic antar
individu. Variasi lainnya biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Studi
tentang heritabilitas memperkirakan perbandingan kontribusi faktor genetic
dan lingkungan adalah faktor utama menentukan sifat atau ciri-ciri fisiknya
(Fehr, 1987).

2.2 Kegunaan Heritabilitas


Untuk mengetahui ada tidaknya kemajuan seleksi (genetic gain) dari
populasi hasil seleksi, untuk menentukan metode seleksi yang akan
digunakan., untuk menentukan waktu pelaksanaan seleksi pada generasi awal
atau generasi tertentu (Kuswanto, 2012).
Menurut (Johnson and Rendel, 1966 ) Prinsip dasar dalam menduga nilai
heritabilitas ada beberapa cara utama:
1. Etimilasi nilai heritabilitas dapat dianalisis dari ragam suatu populasi yang
isogen ( ragam yang sama ), dibandingkan dengan ragam populasi umum.
2. Melalui seleksi dalam populasi bila dilakukan suatu seleksi maka
frekuaensi gennya akan berubah dan perubahan frekuansi gen inilah yang
diduga sebagai kemampuan genetik yang diperoleh dari tetuanya.
3. Melalui perhitungan korelasi dan regresi dari induk atau orang tua
dengan anaknya.Cara ini merupakan paling akurat, karena dianalisis
berdasarkan kekerabatannya secara genetik.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Heritabilitas


Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya pengukuran
heritabilitas antara lain karakteristik populasi, sampel genotip yang diteliti,
metode perhitungan, seberapa luasnya evaluasi genotip, adanya ketidak

4
seimbangan pautan yang terjadi, dan tingkat ketelitian selama penelitian
(Fehr, 1987).
Dilihat dari rumus heritabilitas sendiri, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi heretabilitas ada tiga, yaitu : ragam genotip, ragam fenotip,
dan ragam lingkungan.Ragam fenotipik merupakan fungsi penjumlahan dari
ragam genetik, ragam lingkungan dan ragam interaksi genotipe x lingkungan.
Ragam genetik merupakan ragam yang disebabkan oleh keragaman genetik.
Ragam lingkungan adalah ragam yang ditimbulkan akibat lingkungan yang
berbeda. Ragam interaksi genotipe dan lingkungan adalah ragam yang ada
antar genotipe yan sama dalam lingkungan yang berbeda. Besarnya ragam
interaksi dan ragam genetik tersebut sangat menentukan apakah suatu
genotipe mempunyai daya adaptasi yang luas atau sempit. Genotipe yang
mempunyai ragam genetik lebih kecil dibandingkan ragam interaksi genotipe
dan lingkungan maka genotipe tersebut belum stabil karena penampilannya
akhirnya pengaruh lingkungan lebih berkontribusi mempengaruhi
penampilannya (Mangoendidjojo, 2003).

2.4 Hubungan Nilai Heritabilitas dengan Populasi Seleksi

Heritabilitas (h2) dimaksud sebagai proporsi ragam genotipe terhadap


ragam fenotipe yang dinyatakan dengan persentase. Nilai ini berguna untuk
mengetahui sampai sejauh mana pengaruh genotipe dan pengaruh lingkungan
terhadap penampakkan fenotipe suatu sifat. Heritabilitas sama dengan 100%
bilamana tidak terdapat ragam lingkungan. Bila ragam lingkungan membesar,
maka nilai heritabilitas akan menurun (Brewbaker, 1983).
Taksiran heritabilitas digunakan sebagai langkah awal pada pekerjaan
seleksi terhadap populasi yang bersegregasi. Populasi tanaman dengan sifat-
sifat heritabilitas tinggi memungkinkan dilakukan seleksi, sebaliknya dengan
heritabilitas rendah masih harus dilihat tingkat rendahnya, yakni bila terlalu
rendah (hampir mendekati nol), berarti tidak akan banyak berguna bagi
pekerjaan seleksi tersebut. Besaran nilai heritabilitas dapat digunakan untuk
menentukan apakah seleksi yang dilakukan terhadap suatu sifat dari populasi

5
tanaman pada lingkungan tertentu mengalami kemajuan genetik atau tidak
(Makmur, 1985).

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 01 Oktober 2019
pukul 11.30-13.00 WIB. Bertempat di Laboratorium lantai 2
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis
menulis, penggaris, data hasil pengamatan tinggi tanaman padi Jalawara dan
hasil pengamatan jumlah daun padi Jalawara.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan pengamatan dengan mengukur indikator genotipe tinggi
tanaman dan jumlah daun.
2. Dihitung nilai heritabilitas dalam arti luas.
3. Dibuat kesimpulan dari hasil perhitungan nilai heritabilitas.
4. Hasil dibuat dalam bentuk laporan.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Data hasil pengamatan tinggi tanaman padi Jalawara.
Sampe Tinggi Nilai Ragam Simpangan CV
l Tanaman Tengah Baku
1. 12 cm
2. 9,5 cm
3. 12,5 cm
4. 10 cm
5. 17 cm 10,4 11,87 3,44 33%
6. 6 cm
7. 8,5 cm
8. 7,5 cm

Tabel 2. Data hasil pengamatan jumlah daun tanaman padi Jalawara.


Sampe Tinggi Nilai Ragam Simpangan CV
l Tanaman Tengah Baku
1. 10 helai
2. 12 helai
3. 7 helai
4. 7 helai
5. 8 helai 8,75 3,92 1,97 22,51%
6. 8 helai
7. 7 helai
8. 11 helai

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan pengamatan tentang heritabilitas.
Heritabilitas atau biasa disebut dengan daya waris besaran bagi pengaruh
keragaman genetik terhadap fenotip dalam suatu populasi secara biologis,
merupakan kemampuan bagi setiap tanaman untuk dapat mewariskan sifat-
sifat tertentu kepada keturunannya. Nilai heritabilitas akan menggambarkan
tingkat ketepatan seleksi terhadap genotip terbaik berdasarkan penampilan
fenotip karena fenotip dipengaruhi genetik, lingkungan dan interaksi antara
keduanya. 

8
Pengertian heritabilitas dibedakan menjadi dua yaitu dalam arti luas dan
sempit, namun yang lebih sering digunakan adalah pengertian heritabilitas
dalam arti sempit. Heritabilitas dalam arti luas menurut Firman (2011)
menyatakan total atau penjumlahan antara ragam genetik, dominant dan
epistasis dibagi dengan total atau penjumlahan antara ragam genetik,
dominant, epistasis, dan lingkungan. Sedangkan heritabilitas dalam arti
sempit yaitu ragam genetik per total atau penjumlahan antara ragam genetik,
dominant, epistasis, dan lingkungan.
Heritabilitas digunakan untuk menentukan waktu pelaksanaan seleksi
pada generasi awal atau generasi tertentu. Sehingga jika nilai heritabilitas
tinggi maka akan mempengaruhi peluang seleksi dan menghasilkan bibit yang
unggul. Praktikum ini terdiri dari dua karakter pengamatan diantaranya tinggi
tanaman dan jumlah daun. Menurut Kuswanto (2012) nilai heritabilitas dibagi
dalam beberapa kategori menurut Stansfield yaitu tergolong rendah jika nilai
heritabilitasnya < 20 %, tergolong sedang jika nilai heritabilitasnya 20-50 %,
dan tergolong tinggi jika nilai heritabilitasnya > 50 %. Sehingga nantinya dari
kedua karakter pengamatan pada tanaman padi Jalawara akan mengetahui
bahwa tanaman tersebut tergolong kedalan nilai heritabilitas yang rendah,
sedang atau tinggi.
Nilai heritabilitas ditentukan oleh beberapa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Terdapat ada tiga faktor yaitu : ragam genotip, ragam
fenotip, dan ragam lingkungan. Menurut Mangoendidjojo (2003) Ragam
genetik merupakan ragam yang disebabkan oleh keragaman genetik. Ragam
lingkungan adalah ragam yang ditimbulkan akibat lingkungan yang berbeda.
Ragam interaksi genotipe dan lingkungan adalah ragam yang ada antar
genotipe yan sama dalam lingkungan yang berbeda. Besarnya ragam interaksi
dan ragam genetik tersebut sangat menentukan apakah suatu genotipe
mempunyai daya adaptasi yang luas atau sempit. Genotipe yang mempunyai
ragam genetik lebih kecil dibandingkan ragam interaksi genotipe dan
lingkungan maka genotipe tersebut belum stabil karena penampilannya
akhirnya pengaruh lingkungan lebih berkontribusi mempengaruhi
penampilannya.

9
Heritabilitas dapat dijadikan landasan dalam menentukan program
seleksi. Seleksi pada generasi awal  dilakukan bila nilai heritabilitas tinggi,
sebaliknya jika rendah maka seleksi pada generasi lanjut akan berhasil karena
peluang terjadi peningkatan keragaman dalam populasi. Dalam hubungannya
dengan seleksi adalah jika heritabilitasnya rendah maka metode seleksi yang
cocok diterapkan adalah metode pedigri, metode penurunan satu biji
(singlet seed descent), uji kekerabatan (sib test) atau uji keturunan (progeny
test), bila nilai heritabilitas tinggi maka metode seleksi masa atau galur murni.
Heritabilitas menentukan kemajuan seleksi, makin besar nilai heritabilitas
makin besar kemajuan seleksi yang diraihnya dan makin cepat varietas
unggul dilepas. Sebaliknya semakin rendah nilai heritabilitas arti sempit
makin kecil kemajuan seleksi diperoleh dan semakin lama varietas unggul
baru diperoleh. berperan dalam meningkatkan efektifitas seleksi. Pada
karakter yang memiliki heritabilitas tinggi seleksi akan berlangsung lebih
efektif karena pengaruh lingkungan kecil, sehingga faktor genetik lebih
dominan dalam penampilan genetik tanaman. Pada karakter yang nilai duga
heritabilitasnya rendah seleksi akan berjalan relative kurang efektif, karena
penampilan fenotipe tanaman lebih dipengaruhi faktor lingkungan
dibandingkan dengan faktor genetiknya. Nilai heritabilitas tinggi yang diikuti
dengan kemajuan genetik harapan tinggi akan lebih meningkatkan
keberhasilan seleksi. Keberhasilan suatu program pemuliaan tanaman pada
hakekatnya sangat tergantung kepada adanya keragaman genetik dan nilai
duga heritabilitas. Sementara itu pendugaan nilai keragaman genetik, dan
nilai duga heritabilitas bervariasi tergantung kepada faktor lingkungan.
Heritabilitas menentukan keberhasilan seleksi karena heritabilitas dapat
memberikan petunjuk suatu sifat lebih dipengaruhi oleh faktor genetik atau
faktor lingkungan. Nilai heritabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa faktor
genetik lebih berperanan dalam mengendalikan suatu sifat dibandingkan
faktor lingkungan Pendugaan heritabilitas bermanfaat untuk mengetahui
seberapa besar suatu karakter dapat diwariskan.
Pengamatan pertama dilakukan pada tinggi tanaman padi Jalawara.dari
Dari hasil analisis data untuk variable pengamatan tinggi tanaman yaitu 33%,

10
hal ini menunjukkan bahwa nilai heritabilitasnya tergolong sedang. Untuk
variable pengamatan jumlah daun diperoleh nilai heritabilitas sebesar 22,51%
menunjukkan bahwa nilai heretailitasnnya tergolong rendah. Hal ini berarti
bahwa peran genetik terhadap variable pengamatan jumlah daun padi
Jalawara tersebut sangat kecil dan sebagian besar fenotipenya dipengaruhi
oleh lingkungan.
Data perhitungan yang diperoleh dibandingkan dengan data kelas lain,
nilai heritabilitas yang didapat kelas C pada variabel pengamatan jumlah daun
sebesar 1,05 %, sedangkan variabel pengamatan tinggi tanaman sebesar 1,10
%. Nilai yang dioperoleh oleh kelas C lebih kecil dari nilai yang diperoleh
kelompok kami, hal ini menunjukan padi varietas Jalawara yang ditanam oleh
kelas C memiliki nilai heritabilitas rendah sebagian fenotipnya dipengaruhi
oleh faktor lingkungan.

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
   Heritabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan suatu genotip
dalam populasi tanaman dalam mewarisi karakteristik. Nilai heritabilitas
tinggi tanaman yang didapatkan yaitu 33%. Adapun nilai heribilitas pada
jumlah daun mendapatkan 22,51%, artinya kedua variabel tersebut sama-
sama memiliki nilai heritabilitas sedang. Pada kedua variabel tersebut penotif
yang muncul banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan sehingga nilai
heretabilitas rendah.

5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya praktikan diharapkan lebih
kondusif dan memperhatikan setiap arahan dari asisten laboratorium agar hasil
pengamatan yang didapatkan optimal dan sesuai dengan literature yang ada.

12
DAFTAR PUSTAKA

Brewbaker. 1983. Genetik Pertanian. Jakarta: Seri Lembaga Genetika Modern.


E.J, Warwick. 1995. Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Fehr,W.R. 1987. Principles of Cultivar Development.Vol 1.Theory and
Technique. New York: Lowa State University.
Firman, 2011. Dasar –Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Bogor :Institut Pertanian
Bogor.
Johnson, K.A and J. Rendel. 1995.Genetics and Animal Breeding. Francisco:
Freman and Cosan Francisco.
Kuswanto. 2012. Heritabilitas/lecture. Malang: Universitas Brawijaya.
Makmur, A. 1985. Pokok-Pokok Pengantar Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Bina
Aksara.
Mangoendidjojo, 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.
Poespadorsono, S. 1998. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Bogor: PAU Institut
Pertanian Bogor.
Syukur. M., Sriani Sujiprihati, dan Rahmi Yunianti. 2012. Teknik Pemuliaan
Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Warwick. 1983. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta:
Erlangga.

13
LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengukuran tinggi Lampiran 2. Pengukuran jumlah daun


tanaman padi Jalawara tanaman padi Jalawara

14

Anda mungkin juga menyukai