PEMULIAAN TANAMAN
“HERITABILITAS”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman
Disusun oleh:
Juniah Mega (4442170041)
Wanda Septiani H (4442170050)
Agung Virgiawan (4442170056)
Alwiyatul Farmani (4442170064)
KELOMPOK 8
Kelas: 5B
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Tujuan........................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
2.1 Definisi Heritabilitas..................................................................... 3
2.2 Kegunaan Heritabilitas.................................................................. 4
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Heritabilitas.................................... 4
2.4 Hubungan Nilai Heritabilitas dengan Populasi Seleksi................ 5
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................... 7
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................ 7
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................. 7
3.3 Cara Kerja..................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 8
4.1 Hasil.............................................................................................. 8
4.2 Pembahasan................................................................................... 8
BAB V PENUTUP...................................................................................... 12
5.1 Simpulan....................................................................................... 12
5.1 Saran.............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari cara
penafsiran besarnya keragaman genotipe dan heritablitas arti luas serta sifat-
sifat tanaman.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
sempit. Heritabilitas dalam arti luas adalah total atau penjumlahan antara
ragam genetik, dominant dan epistasis dibagi dengan total atau penjumlahan
antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan. Sedangkan
heritabilitas dalam arti sempit yaitu ragam genetik per total atau penjumlahan
antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan (Firman, 2011).
Heritabilitas adalah perbandingan variasi dalam penampakan fenotip (sifat,
karakteristik atau ciri-ciri fisik) hal itu menyebabkkan variasi genetic antar
individu. Variasi lainnya biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Studi
tentang heritabilitas memperkirakan perbandingan kontribusi faktor genetic
dan lingkungan adalah faktor utama menentukan sifat atau ciri-ciri fisiknya
(Fehr, 1987).
4
seimbangan pautan yang terjadi, dan tingkat ketelitian selama penelitian
(Fehr, 1987).
Dilihat dari rumus heritabilitas sendiri, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi heretabilitas ada tiga, yaitu : ragam genotip, ragam fenotip,
dan ragam lingkungan.Ragam fenotipik merupakan fungsi penjumlahan dari
ragam genetik, ragam lingkungan dan ragam interaksi genotipe x lingkungan.
Ragam genetik merupakan ragam yang disebabkan oleh keragaman genetik.
Ragam lingkungan adalah ragam yang ditimbulkan akibat lingkungan yang
berbeda. Ragam interaksi genotipe dan lingkungan adalah ragam yang ada
antar genotipe yan sama dalam lingkungan yang berbeda. Besarnya ragam
interaksi dan ragam genetik tersebut sangat menentukan apakah suatu
genotipe mempunyai daya adaptasi yang luas atau sempit. Genotipe yang
mempunyai ragam genetik lebih kecil dibandingkan ragam interaksi genotipe
dan lingkungan maka genotipe tersebut belum stabil karena penampilannya
akhirnya pengaruh lingkungan lebih berkontribusi mempengaruhi
penampilannya (Mangoendidjojo, 2003).
5
tanaman pada lingkungan tertentu mengalami kemajuan genetik atau tidak
(Makmur, 1985).
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Data hasil pengamatan tinggi tanaman padi Jalawara.
Sampe Tinggi Nilai Ragam Simpangan CV
l Tanaman Tengah Baku
1. 12 cm
2. 9,5 cm
3. 12,5 cm
4. 10 cm
5. 17 cm 10,4 11,87 3,44 33%
6. 6 cm
7. 8,5 cm
8. 7,5 cm
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan pengamatan tentang heritabilitas.
Heritabilitas atau biasa disebut dengan daya waris besaran bagi pengaruh
keragaman genetik terhadap fenotip dalam suatu populasi secara biologis,
merupakan kemampuan bagi setiap tanaman untuk dapat mewariskan sifat-
sifat tertentu kepada keturunannya. Nilai heritabilitas akan menggambarkan
tingkat ketepatan seleksi terhadap genotip terbaik berdasarkan penampilan
fenotip karena fenotip dipengaruhi genetik, lingkungan dan interaksi antara
keduanya.
8
Pengertian heritabilitas dibedakan menjadi dua yaitu dalam arti luas dan
sempit, namun yang lebih sering digunakan adalah pengertian heritabilitas
dalam arti sempit. Heritabilitas dalam arti luas menurut Firman (2011)
menyatakan total atau penjumlahan antara ragam genetik, dominant dan
epistasis dibagi dengan total atau penjumlahan antara ragam genetik,
dominant, epistasis, dan lingkungan. Sedangkan heritabilitas dalam arti
sempit yaitu ragam genetik per total atau penjumlahan antara ragam genetik,
dominant, epistasis, dan lingkungan.
Heritabilitas digunakan untuk menentukan waktu pelaksanaan seleksi
pada generasi awal atau generasi tertentu. Sehingga jika nilai heritabilitas
tinggi maka akan mempengaruhi peluang seleksi dan menghasilkan bibit yang
unggul. Praktikum ini terdiri dari dua karakter pengamatan diantaranya tinggi
tanaman dan jumlah daun. Menurut Kuswanto (2012) nilai heritabilitas dibagi
dalam beberapa kategori menurut Stansfield yaitu tergolong rendah jika nilai
heritabilitasnya < 20 %, tergolong sedang jika nilai heritabilitasnya 20-50 %,
dan tergolong tinggi jika nilai heritabilitasnya > 50 %. Sehingga nantinya dari
kedua karakter pengamatan pada tanaman padi Jalawara akan mengetahui
bahwa tanaman tersebut tergolong kedalan nilai heritabilitas yang rendah,
sedang atau tinggi.
Nilai heritabilitas ditentukan oleh beberapa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Terdapat ada tiga faktor yaitu : ragam genotip, ragam
fenotip, dan ragam lingkungan. Menurut Mangoendidjojo (2003) Ragam
genetik merupakan ragam yang disebabkan oleh keragaman genetik. Ragam
lingkungan adalah ragam yang ditimbulkan akibat lingkungan yang berbeda.
Ragam interaksi genotipe dan lingkungan adalah ragam yang ada antar
genotipe yan sama dalam lingkungan yang berbeda. Besarnya ragam interaksi
dan ragam genetik tersebut sangat menentukan apakah suatu genotipe
mempunyai daya adaptasi yang luas atau sempit. Genotipe yang mempunyai
ragam genetik lebih kecil dibandingkan ragam interaksi genotipe dan
lingkungan maka genotipe tersebut belum stabil karena penampilannya
akhirnya pengaruh lingkungan lebih berkontribusi mempengaruhi
penampilannya.
9
Heritabilitas dapat dijadikan landasan dalam menentukan program
seleksi. Seleksi pada generasi awal dilakukan bila nilai heritabilitas tinggi,
sebaliknya jika rendah maka seleksi pada generasi lanjut akan berhasil karena
peluang terjadi peningkatan keragaman dalam populasi. Dalam hubungannya
dengan seleksi adalah jika heritabilitasnya rendah maka metode seleksi yang
cocok diterapkan adalah metode pedigri, metode penurunan satu biji
(singlet seed descent), uji kekerabatan (sib test) atau uji keturunan (progeny
test), bila nilai heritabilitas tinggi maka metode seleksi masa atau galur murni.
Heritabilitas menentukan kemajuan seleksi, makin besar nilai heritabilitas
makin besar kemajuan seleksi yang diraihnya dan makin cepat varietas
unggul dilepas. Sebaliknya semakin rendah nilai heritabilitas arti sempit
makin kecil kemajuan seleksi diperoleh dan semakin lama varietas unggul
baru diperoleh. berperan dalam meningkatkan efektifitas seleksi. Pada
karakter yang memiliki heritabilitas tinggi seleksi akan berlangsung lebih
efektif karena pengaruh lingkungan kecil, sehingga faktor genetik lebih
dominan dalam penampilan genetik tanaman. Pada karakter yang nilai duga
heritabilitasnya rendah seleksi akan berjalan relative kurang efektif, karena
penampilan fenotipe tanaman lebih dipengaruhi faktor lingkungan
dibandingkan dengan faktor genetiknya. Nilai heritabilitas tinggi yang diikuti
dengan kemajuan genetik harapan tinggi akan lebih meningkatkan
keberhasilan seleksi. Keberhasilan suatu program pemuliaan tanaman pada
hakekatnya sangat tergantung kepada adanya keragaman genetik dan nilai
duga heritabilitas. Sementara itu pendugaan nilai keragaman genetik, dan
nilai duga heritabilitas bervariasi tergantung kepada faktor lingkungan.
Heritabilitas menentukan keberhasilan seleksi karena heritabilitas dapat
memberikan petunjuk suatu sifat lebih dipengaruhi oleh faktor genetik atau
faktor lingkungan. Nilai heritabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa faktor
genetik lebih berperanan dalam mengendalikan suatu sifat dibandingkan
faktor lingkungan Pendugaan heritabilitas bermanfaat untuk mengetahui
seberapa besar suatu karakter dapat diwariskan.
Pengamatan pertama dilakukan pada tinggi tanaman padi Jalawara.dari
Dari hasil analisis data untuk variable pengamatan tinggi tanaman yaitu 33%,
10
hal ini menunjukkan bahwa nilai heritabilitasnya tergolong sedang. Untuk
variable pengamatan jumlah daun diperoleh nilai heritabilitas sebesar 22,51%
menunjukkan bahwa nilai heretailitasnnya tergolong rendah. Hal ini berarti
bahwa peran genetik terhadap variable pengamatan jumlah daun padi
Jalawara tersebut sangat kecil dan sebagian besar fenotipenya dipengaruhi
oleh lingkungan.
Data perhitungan yang diperoleh dibandingkan dengan data kelas lain,
nilai heritabilitas yang didapat kelas C pada variabel pengamatan jumlah daun
sebesar 1,05 %, sedangkan variabel pengamatan tinggi tanaman sebesar 1,10
%. Nilai yang dioperoleh oleh kelas C lebih kecil dari nilai yang diperoleh
kelompok kami, hal ini menunjukan padi varietas Jalawara yang ditanam oleh
kelas C memiliki nilai heritabilitas rendah sebagian fenotipnya dipengaruhi
oleh faktor lingkungan.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Heritabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan suatu genotip
dalam populasi tanaman dalam mewarisi karakteristik. Nilai heritabilitas
tinggi tanaman yang didapatkan yaitu 33%. Adapun nilai heribilitas pada
jumlah daun mendapatkan 22,51%, artinya kedua variabel tersebut sama-
sama memiliki nilai heritabilitas sedang. Pada kedua variabel tersebut penotif
yang muncul banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan sehingga nilai
heretabilitas rendah.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya praktikan diharapkan lebih
kondusif dan memperhatikan setiap arahan dari asisten laboratorium agar hasil
pengamatan yang didapatkan optimal dan sesuai dengan literature yang ada.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
14