TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi
Kumbang beras (Sitophilus oryzae) termasuk Kingdom Animalia, Filum
Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera Family Curculionidae, Genus
Sitophilus, Spesies Sitophilus oryzae (fachrul, 2014)
Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua
warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak
kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2
bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa 3,5-5 mm,
tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung,
ukuran rata-rata 4,5 mm, sedang pada beras hanya 3,5 mm. larva kumbang
tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk
dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti
kumbang dewasa (Fachrul, 2014)
2.1.2
Daur Hidup
Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan
telur sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah
dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur
yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah
telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama 7 hari. Larva yng
telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat
hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan,
31
32
demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama 5 hari. Siklus
hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama 31 hari. Panjang
pendeknya siklus hidup ham ini tergantung pada temperatur ruang simpan,
kelembapan di ruang simpan, dan jenis produk yang diserang (Fachrul, 2014).
2.1.3
Gejala Serangan
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini
bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan
yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai
hama paling merugikan produk pepadian. Hama (Sitophilus oryzae) bersifat
polifag, selain merusak butiranberas, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang
tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan hama ini, butir
beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu
butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan
remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama
ini yang bercampur dengan air liur hama (Fachrul, 2014)
2.2 Kumbang Tepung (Tribolium sp)
2.2.1
33
larva berwarna cokelat muda dengan panjang 5-6 mm. Pupa berwarna putih
kekuningan dengan panjang 3,5 mm.
2.2.2
Daur Hidup
34
2.3.2
Gejala Serangan
35
36
Imago betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada
permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5
hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit
telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur
diletakkan. Lama stadia larva adalah 4-6 hari. Produk yang diserang akan tampak
berlubang (Fachrul, 2014).
2.4.3 Gejala Serangan
Gejala serangan Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak
lubang pada biji-biji kacang hijau yang mengakibatkan lama-kelaman biji tersebut
menjadi retak. Intensitas serangan akibat hama dalam produk simpanan termasuk
dalam kategori sedang, walaupun beberapa hama dapat menyebabkan kerugian
yang nyata secara ekonomi. Intensitas serangan pada komoditas kopi, kacang
hijau, kacang tanah, kacang tolo, dan beras adalah 0,3 %, 0,13 %, 0,19 %, 0,29 %,
dan 0,34 %. Intensitas serangan paling kecil terdapat pada komoditas kacang hijau
dan intensitas tertinggi ada pada komoditas beras (Fachrul, 2014).
2.5 Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)
2.5.1
Filum
Arthropoda,
Kelas
Insecta,
Ordo
Coleoptera,
Famili
Claridae,
37