Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

APRIANTO SIMON
(Kelompok 3)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat


Dalam Menyelesaikan Mata Kuliah
Ilmu dan Teknologi Benih

Oleh

APRIANTO SIMON
E 281 13 047

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015
HALAMAN PENGESAHAN

Judul

Laporan Lengkap Praktikum Dasar-Dasar Ilmu dan


Teknologi Benih

Nama

APRIANTO SIMON

Stambuk

E 281 13 047

Program Studi

Agroteknologi

Fakultas

Pertanian

Universitas

Tadulako

Palu, 28 Mei 2015

Mengetahui,
Koordinator Asisten

Asisten Penanggung Jawab

Yusran, S.P, M.Sc

Yusran, S.P, M.Sc

Menyetujui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Dasar-Dasar Ilmu dan Teknologi Benih

Dr. Ir. Andi Ete, MS


NIP. 19620704 198803 2 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik dikehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terimakasih sebelum dan sesudah penulis ucapkan kepada dosen-dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan moril maupun materil,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan praktikum yang berjudul
Laporan Lengkap Ilmu dan Teknologi Benih .
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tertuang dalam laporan ini
terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi
maupun konteks dan tata bahasanya. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik serta saran yang sifatnya membangun.

Palu, Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL..........................................................................
HALAMAN JUDUL.............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................
1.2 Tujuan dan Kegunaan..................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

Struktur Benih Dan Tipe Perkecambahan...................................................


Identifikasi Kecambah/ Bibit Normal dan Abnormal.................................
Pengujian Kadar Air Benih.........................................................................
Metode Pengujian Benih ............................................................................
Uji Vigor Benih Dengan NaCL .................................................................

III. METODE PRAKTEK


3.1 Tempat dan Waktu.................................................................................... ..
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................
3.3 Cara Kerja....................................................................................................
3.3.1 Struktur Benih Dan Tipe Perkecambahan............................................
3.3.2 Identifikasi Kecambah/ Bibit Normal dan Abnormal...........................
3.3.3 Pengujian Kadar Air Benih...................................................................
3.3.4 Metode Pengujian Benih.......................................................................
3.3.5 Uji Vigor Benih Dengan NaCL............................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil............................................................................................................
4.1.1 Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan........................................
4.1.2 Identifikasi Kecambah/Bibit Normal dan Abnormal........................
4.1.3 Pengujian Kadar Air Benih..........................................................
4.1.4 Metode Pengujian Benih ..............................................................
4.1.5 Uji Vigor Benih Dengan NaCl......................................................
4.2 Pembahasan................................................................................................
4.2.1 Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan........................................
4.2.2 Identifikasi Kecambah/Bibit Normal dan Abnormal........................
4.2.3 Pengujian Kadar Air Benih..........................................................
4.2.4 Metode Pengujian Benih ..............................................................
4.2.5 Uji Vigor Benih Dengan NaCl......................................................
V.

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1

Kesimpulan.................................................................................................

5.2

Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan.
Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di
kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan
kegagalan hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya
pengujian benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang
diusahakan.
Benih yaitu simbol dari suatu permulaan,yang merupakan inti dalam proses
budidaya tanaman yang berfungsi sebagai penyambung kehidupan tanaman generas
selanjutnnya. Dalam konteks Agronomi benih dituntut untuk mampu berproduksi
maksimum dan bermutu tinggi dengan sarana budidaya yang memaadai
(Sutopo, 2010).
Teknologi

benih

adalah

suatu

ilmu

pengetahuan

tentang

metode

untukmemperbaiki serta mempertahankan sifatsifat genetik dan fisik benih. Ini


meliputi kegiatan pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas,
produksi benih, pengelolaan benih, penyimpanan benih, pengujian benih serta
sertifikasi benih. Untuk mendapatkan suatu tanaman yang baik dan berkualitas,
maka benih yang akan ditanam pun harus bermutu baik. Benih bermutu adalah benih
yang baik dan bermutu tinggi yang menjamin pertanaman bagus dan hasil panen
tinggi. Mutu benih adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh benih, yang
menunjukkan kemampuan untuk memenuhi standar yang ditentukan serta terbagi
atas 4 bagian yaitu mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik, dan mutu pathologis.
1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ilmu dan teknologi benih adalah mengidenfifikasi


kecambah benih, mengamati tipe perkecambahan benih, menguji kadar air benih,
dan mengamati daya kecambah benih.
Kegunaan dari peraktikum ilmu dan teknologi benih dapat cara mengidenfikasi
benih, dapat mengetahui tipe perkecambahan benih, mengetahui cara menguji kadar
air benih dan mengetahui daya kecambah benih.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Struktur Benih Dan Tipe Perkecambahan


Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan biji dimulai dengan
perkecambahan. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari
biji). Embrio yang merupakan calon individu baru terdapat di dalam biji. Jika
suatu biji tanaman

ditempatkan

pada

lingkungan

yang

menunjang

dan

memadai,biji tersebut akan berkecambah. Perkecambahan merupakan proses


metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen
kecambah (plumula dan radikula). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat
dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan rdikula dan keduanya tumbuh
normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA (International
Seed Testing Association).
Benih sering disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang
mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai
alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Benih
adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal suatu tumbuhan baru
yang memiliki cirri attau sifat seperti induknya. Benih memiliki beragam jenis, baik
bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya. Benih seharusnya memilki kualitas
yang baik agar tanaman baru yang didapat merupakan tanaman yang sehat.

2.2 Identifikasi Kecambah/Bibit Normal dan Abnormal

Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan


kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam
lingkungan yang optimum. Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah normal dan
abnormal. Kecambah normal yaitu kecambah yang menunjukkan potensi untuk
berkembang lebih lanjut menjadi tanaman normal. Ciri-cirinya adalah sebagai
berikut :kecambah memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik, terutama
akar primer dan akar seminal paling sedikit dua, perkembangan hipokotil baik dan
sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan, pertumbuhan plumula sempurna
dengan daun hijau tumbuh baik. Epikotil tumbuh sempurna dengan kuncup normal
dan memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil.
Kecambah abnormal yaitu kecambah yang tidak menunjukkan adanya potensi untuk
berkembang menjadi tanaman normal jika ditambahkan pada tanah berkualitas baik
dan di bawah kondisi yang sesuai bagi pertumbuhannya. Ciri-cirinya adalah sebagai
berikut : kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek,
bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang
seimbang. Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok, akar
pendek, kecambah kerdil, kecambah tidak membentuk klorofil dan kecambah lunak
(Sutopo, 2009).

2.3 Pengujian Kadar Air

Benih adalah bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakan tanaman. Mutu benih mencakup mutu fisik, mutu fisiologis dan
mutu genetika serta memenuhi persyaratan kesehatan benih. Mutu fisik benih diukur
dari kebersihan benih, bentuk, ukuran dan warna kecerahan yang homogen serta
benih tidak mengalami kerusakan mekanis atau kerusakan akibat serangan hama dan
penyakit. Mutu fisiologis diukur dari viabilitas benih, kadar air maupun daya simpan
benih (Lesmana, 2009).
Yang dimaksud kadar air benih, ialah berat air yang dikandung dan yang
kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang
dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air
adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya
kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih
(Lesmana, 2009).
Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah
antara 6% 8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan naiknya aktivitas
pernafasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam
benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan patogen di dalam tempat
penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan
menyebabkan kerusakan pada embrio (Lesmana, 2009).
2.4 Metode Pengujian Benih
Pengujian benih ditunjukan untuk mengetahui mutu atau kualitas benih.
Informasi tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun

konsumen benih. Mereka dapat memperoleh keterangan yang dapat dipercaya,


tentang mutu atau kualitas dari suatu benih (Baskara, 2009).
Berbagai program penanaman harus terus dilakukan, hal ini digunakan untuk
mengembalikan fungsi lahan tersebut dan sebagai upaya mitigasi untuk mengurangi
bencana yang diakibatkan oleh keberadaan lahan kritis. Upaya tersebut jelas
memerlukan dukungan ketersediaan benih bermutu. Benih itu sendiri adalah bagian
tanaman yang digunakan untuk perbanyakan atau perkembangbiakan, baik berupa
biji ataupun bagian tanaman lainnya (Baskara, 2009).
Dalam proses pengujian benih yang diujikan antara lain viabilitas, benih atau
daya hidup benih, struktur pertumbuhan, uji kesehatan benih. Dalam pengujian
benih langkah-langkah yang harus dolakukan antara lain : pengambilan contoh
benih, pengujian kemurnian benih, pengujian kadar air, uji daya kecambah, uji
kekuatan tumbuh benih atau uji kesehatan benih (Baskara, 2009).
Kepastian mutu suatu kelompok benih yang diedarkan dan digunakan untuk
penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna, pengedar, maupun
pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan perangkat berupa metode
pengujian yang standar. Metode ini diharapkan mampu memberikan hasil yang
seragam apabila pengujian terhadap suatu kelompok benih dilakukan oleh institusi
yang berbeda (Baskara, 2009).

2.5 Uji Vigor Benih Dengan NaCL


Vigor Benih adalah kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada
lingkungan yang kurang memadai (suboptimum), dan mampu disimpan pada kondisi

simpan yang sub optimum. Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang
mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam
pada cakupan kondisi lapang yang luas. Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek
fisiologis selama proses perkecambahan dan perkembangan kecambah.
Benih merupakan salah satu factor yang penting dalam menentukan hasil
produksi tanaman yang nantinya ditunjang bersama dengan sarana produksi lainnya
seperti pupuk, air, cahaya, iklim menentukan tingkat hasil tanaman. Sarana produksi
lain yang cukup bila yang digunakan benih bermutu rendah maka hasilnya akan
rendah. Benih bermutu mencakup mutu genetis, yakni benih murni dari varietas
tertentu yang menunjukkan identitas genetis dari tanaman induknya, mutu fisiologis
yaitu kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang mencakup daya kecambah dan
kekuatan tumbuh benih dan mutu fisik benih yaitu penampilan benih secara prima
dilihat secara fisik seperti ukuran homogen, bernas, bersih dari campuran, bebas
hama dan penyakit, dan kemasan menarik.
Pengujian ketahan benih terhadap kekeringan dapat di lakukan secara simulasi
di Laboratorium menggunakan larutan NaCL. Pada konsentrasi tinggi larutan ini
tidak hanya memberikan cekaman akibat tekanan osmotiknya sehingga benih
mengalami hambatan dalam proses imbibisi, tetapi memberikan cekaman terhadap
kondisi salin. Pada kondisi tersebut hanya benih vigor yang mampu tumbuh dengan
baik.

III. METODOLOGI
2.1

Tempat dan Waktu


Praktikum Teknologi Benih dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih,

Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Praktikum ini dilaksanakan setiap


hari Jumat, pukul 13.00 WITA sampai selesai.
2.2

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini, antara lain ialah Cutter, Kaca

Pembesar, Cawan Petri, Kapas, 4 Gelas Aqua, Pedtridish, Pinset, Keranjang


Perkecambahan, Alat Perkecambahan, Alat Press Kertas, Spayer, Pisau, Oven,
Timbangan Analitik, Cawan Porselin, Kertas Merang, Plastik, Gelas Ukur, Beaker
Gelas, Pengaduk Gelas. Bahan yang digunakan, yaitu Biji Padi, Jagung, Kedelai,
Kacang Tanah, Kacang Hijau, Larutan NaCL 1% dan Aquades.
2.3

Cara Kerja

2.3.1 Struktur benih dan tipe perkecambahan


Uji srtuktur benih (benih padi, jagung, kedelai, kacang tanah), pertama-tama
menyiapkan benih dan cawan petri. Amati morfologi dari setiap masing-masing
benih yang masih utuh kemudia di gambar. Setelah itu potong masing-masing benih
secara membujur kemudian amati anatominya dan kemudian di gambar. Kemudian
langkah berikutnya potong masing-masing benih secara melintang kemudian amati
anatominya dan kemudian di gambar.

Cara kerja uji kertas digulung (benih kedelai, kacang tanah, jagung), pertamatama menyiapkan tiga lembar plastik bening dan tiga lembar kertas merang
kemudian merendamnya ke dalam air hingga kertas tersebut basah, lalu meletakkan
kertas sebanyak tiga lapis dan kertas merang tersebut tepat di atas plastik bening.
Setelah itu, mengambil benih kedelai, kacang tanah dan jagung masing-masing
sebanyak 25 benih. Kemudian meletakkan benih-benih tersebut di atas kertas secara
teratur. Selanjutnya menggulung kertas yang telah diletakkan benih tersebut.
Diusahakan benih tersebut tetap teratur di dalam kertas yang telah di gulung. Lalu
memberi kertas label nama varietas kepada benih yang telah digulung. Setelah itu
masukkan ke dalam alat pengecambah benih, untuk diketahui kemampuan benih
tersebut untuk berkecambah. Melakukan pengamatan untuk mengetahui kemampuan
berkecambah benih.
2.3.2 Identifikasi kecambah/bibit normal dan abnormal
Mengambil masing-masing benih untuk dikecambahkan sebanyak 25 biji,
Benih tersebut dikecambahkan pada pestridish yang dilapisi kertas merang yang
sebelumnya dijenuhkan dengan air dan telah dipres. Setiap hari diamati dan bila
kelihatan kering disemprot dengan air. Amati ldentifikasi bibit normal dan tidak
normal dibandingkan bentuknya masing-masing benih yang dikecambahkan tersebut
Benih-benih yang berpenyakit dibuang dari kecambah agar tidak menular ke benih
yang lain, hal ini terus diperiksa setiap hari.

2.3.3 Pengujian kadar air benih


Menimbang cawan porselin yang telah dipanaskan terlebih dahulu (misalnya
W1 g), mengambil contoh benih ditimbang sebanyak lO g, kemudian diiris tipis
dengan menggunakan cutter , Timbang cawan porselin + contoh benih (misalnya W2
g), Cawan + contoh benih dipanaskan dalam oven setama 18 jam pada temperatur
l30C, Setelah pemanasan selesai, cawan + contoh benih didinginkan didalam
desikator selama 5 menit kemudian ditimbang lagi (W3 g), Sesudah penimbangan
seletai, cawan + benih dipanaskan lagi dalam oven selama lO menit pada
temperratur l3O"C, selanjutnya ditimbang lagi (misalnya W4 g).
2.3.4 Metode pengujian benih

Pengujian benih UDK (uji Di atas Kertas)

Substrat kertas (3-4 lernbar) diletakkan pada alas petridish atau cawan plastik
Basahi substrat, biarkan sampai air meresap. Kemudian air yang ber1ebih dibuang,
Tanamlah benih diatas lembar substrat dengan pinset, Untuk benih sebesar padi
cukup 25 butir dalam satu petridish. Letakkan petridish atau cawan plastik yang
telah ditanami benih tersebut dalam alat pengecambah benih. untuk metode UDKm
letak trays di dalam alat pengecambah dimiringkan.

Pengujian Benih UAK (uji Antar Kertas)

Siapkan substrat yang berukuran 20 x 30,3-4 lembar atau setebal 1mm,rendam


dalam air selama beberapa menit sampai basah,hilangkan air yang berlebihan
dengan memasukan substrat basah tersebut ke dalam alat pengepressubstrat sampai
air tidak menetes lagi,letakan substrat dan bentuklah lipatan kertas pada bagian

tengahnya,benih di tanam dengan pingset bagian lipatan tadi agak masuk


kedalam,jarak tanam tidak saling berdekatan,tutplah substrat yang telah di
tanamibenih dengan bagian substrat yang lain
pinggir-pinggir

substrat

+1

cm

ke

tepat pada lipatan,lipat lagi

dalam(kecuali

yang

telah

ada

lipatanya),Letakkan di dalam alat perkecambahan benih, untu metode UAKm


letakan trays di miringkan.

Pengujian benih UKD (Uji Kertas Digulung)

Pada metode ini benih diuji dengan cara menanam benih di antara tembar
substrat lalu digulung. Dapat digunakan untuk benih tidak peka cahaya untuk
perkecambahannya. Siapkan substrat kertas berukuran 20 x 30 cm dan prastik
dengan ukuran yang Sama, Tanam benih diatas lembaran substrat (2-3 lembar) yang
telah terlebuih dahulu dibasahi Tutup substrat yang telah ditanami benih dengan
lembaran substrat lain dan digulung, Letakkan dalam alat pengecambah benih untuk
kedelai yang berukuran sebesar benih jagung, kederai, kacang tanah substrat kertas
dilapisi plastik diluarnya sehingga menjadi metode UKDp.
Hubungan Tipe Perkecambahan Dengan Kedalaman Tanam
Yang harus di lakukan peretama siapkan dua buah kotak plastik yang dapat di
perkirakan dapat di tanami 25 benih jagung. Kotak yang pertama di isikan pasir
sampai penuh kemudian siram dengan air. Tanamlah biji jagung sebanyak 25 biji.
Kotak yang kedua di isikan pasir setengah dari kotak, kemudian tanam biji jagung
sebanyak 25 biji, kemudian lapisi pasir dengan kertas merang. Kemudian isikan
pasir pada kotak sampai penuh.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

4.1.1 Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan


Dari praktikum penetapan struktur benih dan tipe perkecambahan didapatkan
hasil gambar struktur benih dan tipe perkecambahan sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur benih kacang tanah yang utuh

Gambar 2. Struktur benih kacang tanah yang di potong membujur

Gambar 3. Struktur benih kacang tanah yang dipotong secara melintang

Gambar 4. Struktur benih jagung yang utuh

Gambar 5. Struktur benih jagung yang dipotong secara membujur

Gambar 6. Struktur benih jagung yang dipotong secara melintang

Gambar 7. Struktur benih padi yang dipotong secara membujur

Gambar 8. Struktur benih padi yang dipotong secara melintang

Gambar 9. Struktur benih kedelai yang utuh

Gambar 10. Struktur benih kedelai yang dipotong secara membujur

Gambar 11. Tipe perkecambahan benih monokotil dan dikotil

4.1.2

Identifikasi Kecambah/Bibit Normal dan Abnormal

Tabel 1. Hasil Pengamatan Kecambah Normal dan Abnormal Selama 7 Hari

Kacang
Tanah

Kecambah Normal
Akar
Plumula
Tidak
Tidak
Bagus
Bagus

Jagung

Bagus

Bagus

Kedelai

Bagus

Bagus

Padi

Bagus

Ada yang
rusak

Rica

Bagus

Bagus

Jenis Benih

Kecambah Abnormal
Akar
Plumula
Banyak yang
menggulung
Rusak
Tidak ada
yang
menggulung
Bagus
Tidak ada
yang
menggulung
Bagus
Tidak ada
yang
menggulung
Bagus
Tidak ada
yang
menggulung
Bagus

Gambar 14. Perkecambahan benih normal dan abnormal


4.1.3

Pengujian Kadar Air Benih


Diketahui :
Berat awal benih :

Kedelai

= 10,1198

Kacang tanah = 10,8249


Bawang merah = 10,1320
Kakao

= 10,4095

Berat kering benih :


Kedelai

= 9,2448

Kacang tanah = 9,3804


Bawang merah = 1,5046
Kakao
Kadar air (%)

= 6,0989

berat benih awalberat benih akhir


berat benih awal

Kadar air (%) kedelai

x 100%

berat benih awalberat benih akhir


berat benih awal

10,11989,2448
10,1198

x 100%

x 100%

= 8,6 %

Kadar air (%) kacang tanah

berat benih awalberat benih akhir


berat benih awal

10,82499,3804
10,8249

x 100%

x 100%

= 13,3 %

Kadar air (%) bawang merah

berat benih awalberat benih akhir


berat benih awal

10,13201,5046
10,1320

x 100%

x 100%

= 85,15 %

Kadar air (%) kakao

berat benih awalberat benih akhir


berat benih awal

10,40956,0989
10,4095

x 100%

x 100%

= 41,41 %

Gambar 15. Praktikum penetapan kadar air benih.

4.1.4

Metode Pengujian Benih

1. Benih Padi (Uji daya kecambah dengan substrat kertas merang)


Tabel 2. Hasil pengamatan kecambah normal selama 7 hari
Kecambah
1
2
3
Benih
Kn
0
6
1
% Kn
0% 24% 4%
Catatan :
Jumlah benih dicambahkan = 25
Kecambah abnormal = 8
%Kn = Kecambah normal
a) Daya Berkecambah (%)

Hari
4

0
0%

2
8%

1
4%

2
8%

Pengamatan berdasarkan metode kecambah dilakukan setelah berumur 4 x


24 jam dan 7 x 24 jam. Dengan rumus :
DB=

Jumla h kecamba h normal


x
Jumla h beni h yang dikecamba h kan

Diketahui :
Kecambah normal
Kecambah normal
Benih dicembahkan
Penyelesaian :
Setelah berumur 4 hari
DB=

7
x
25

100%

= 7 (setelah berumur 4 hari)


= 12 (setelah berumur 7 hari)
= 20

100%

DB= 28%
Setelah berumur 7 hari
DB=

12
x
25

100%

DB= 48%

b) Keserampakan Tumbuh (%)


Persentase kecambah normal dan kuat setelah berumur 5 x 24 jam.
Diketahui :
Kecambah normal/kuat
=9
Benih dicembahkan
= 25
Penyelesaian :
KT=

9
x
25

100%

KT= 36%

c) Kecepatan Berkecambah (%/etmal)

Mengamati jumlah kecambah normal setiap hari hingga 7 x 24 jam dengan


menggunakan rumus :
Kct =

Kn 1
Kn
Kn
Kn
+ 2 + 3 + + 7
etmal 1 etmal 2 etmal 3
etmal 7

Diketahui :
%Kn1 = 0%
%Kn2 = 24%
%Kn3 = 4%
%Kn4 = 0%
%Kn5 = 8%
%Kn6 = 4%
%Kn7 = 8%
etmal = 1,2,37
Penyelesaian :
0 24 4 0 8 4 8
+ + + + + +
1 2 3 4 5 6 7

Kct

Kct
Kct

= 0 + 12 + 1,33 + 0 + 1,6 + 0,6 + 1,14


= 16,67 %/etmal

d) Waktu Berkecambah
Rata-rata hari berkecambah= N1T1 + N2T2 +...... +NiTi
Total benih berkecambah

Diketahui :
N1T1 = 0
N5T5 = 2
N2T2 = 6
N6T6 = 1
N3T3 = 1
N7T7 = 2
N4T4 = 0
Total berkecambah
Penyelesaian :
Rata-rata hari berkecambah =

= 22

(0.1)+(6.2)+(1.3)+( 0.4)+(2.4)+(1.6)+(2.7)
12
Rata-rata hari berkecambah = 3,58
2. Benih Cabai (Uji daya kecambah dengan kertas merang)
Tabel 2. Hasil pengamatan kecambah normal selama 7 hari
Kecambah
Benih

Hari (etmal)
3
4
5

Kn
0
7
3
2
2
3
3
% Kn
0% 28% 12% 8%
8% 12% 12%
Catatan :
Jumlah benih dicambahkan = 25
Kecambah abnormal = 20
%Kn = Kecambah normal
a) Daya Berkecambah (%)
Pengamatan berdasarkan metode kecambah dilakukan setelah berumur 4 x
24 jam dan 7 x 24 jam. Dengan rumus :
DB=

Jumla h kecamba h normal


x
Jumla h beni h yang dikecamba h kan

Diketahui :
Kecambah normal
Kecambah normal
Benih dicembahkan
Penyelesaian :
Setelah berumur 4 hari
DB=

12
x
25

100%

= 12 (setelah berumur 4 hari)


= 20 (setelah berumur 7 hari)
= 25

100%

DB= 48%
Setelah berumur 7 hari
DB=

20
x
25

100%

DB= 80%

b) Keserampakan Tumbuh (%)


Persentase kecambah normal dan kuat setelah berumur 5 x 24 jam.
Diketahui :
Kecambah normal/kuat
= 14
Benih dicembahkan
= 25
Penyelesaian :
KT=

14
x 100%
25

KT= 56%
c) Kecepatan Berkecambah (%/etmal)
Mengamati jumlah kecambah normal setiap hari hingga 7 x 24 jam dengan
menggunakan rumus :
Kct =

Kn 1
Kn
Kn
Kn
+ 2 + 3 + + 7
etmal 1 etmal 2 etmal 3
etmal 7

Diketahui :
%Kn1 = 0%
%Kn2 = 28%
%Kn3 = 12%
%Kn4 = 8%
%Kn5 = 8%
%Kn6 = 12%
%Kn7 = 12%
etmal = 1,2,37
Penyelesaian :
Kct

0 28 12 8 8 12 12
+ + + + + +
1 2
3 4 5 6
7

Kct
= 0 + 14 + 4 + 2 + 1,6 + 2 + 1,7
Kct
= 25,3 %/etmal
d) Waktu berkecambah
Rata-rata hari berkecambah= N1T1 + N2T2 +...... +NiTi
Total benih berkecambah

Diketahui :
N1T1 = 0
N5T5 = 2
N2T2 = 7
N6T6 = 3
N3T3 = 3
N7T7 = 3
N4T4 = 2
Total berkecambah
Penyelesaian :
Rata-rata hari berkecambah =

= 20

(0.1)+(7.2)+(3.3)+(2.4 )+(2.5)+(3.6)+(3.7)
20
Rata-rata hari berkecambah = 4

3. Benih Kacang Tanah (Uji kertas digulung dalam plastik)


Tabel 4. Hasil pengamatan kecambah normal selama 7 hari
Kecambah

Hari (etmal)
3
4
5

1
4%

0
0%

0
0%

1
2
Benih
Kn
0
0
1
% Kn
0%
0%
4%
Catatan :
Jumlah benih dicambahkan = 25
Kecambah abnormal = 17
%Kn = Kecambah normal

1
4%

a) Daya Berkecambah (%)


Pengamatan berdasarkan metode kecambah dilakukan setelah berumur 4 x
24 jam dan 7 x 24 jam. Dengan rumus :
DB=

Jumla h kecamba h normal


x
Jumla h beni h yang dikecamba h kan

Diketahui :
Kecambah normal
Kecambah normal
Benih dikecambahkan
Penyelesaian :
Setelah berumur 4 hari
DB=

2
x
25

100%

100%

= 2 (setelah berumur 4 hari)


= 3 (setelah berumur 7 hari)
= 25

DB= 8%

Setelah berumur 7 hari


DB=

3
x
25

100%

DB= 12 %

b) Keserampakan Tumbuh (%)


Persentase kecambah normal dan kuat setelah berumur 5 x 24 jam.
Diketahui :
Kecambah normal/kuat
Benih dicembahkan

=3
= 25

Penyelesaian :
KT=

3
x
25

100%

KT= 12 %
c) Kecepatan Berkecambah (%/etmal)
Mengamati jumlah kecambah normal setiap hari hingga 7 x 24 jam dengan
menggunakan rumus :
Kct =

Kn 1
Kn
Kn
Kn
+ 2 + 3 + + 7
etmal 1 etmal 2 etmal 3
etmal 7

Diketahui :
%Kn1 = 0%
%Kn2 = 0%
%Kn3 = 4%
%Kn4 = 4%
%Kn5 = 4%
%Kn6 = 0%
%Kn7 = 0%
etmal = 1,2,37

Penyelesaian :
Kct

0 0 4 4 4 0 0
+ + + + + +
1 2 3 4 5 6 7

Kct
= 0 + 0 + 1,3 + 1 + 0,8 + 0 + 0
Kct
= 3,1 %/etmal
d) Waktu berkecambah
Rata-rata hari berkecambah= N1T1 + N2T2 +...... +NiTi
Total benih berkecambah

Diketahui :
N1T1 = 0
N5T5 = 1
N2T2 = 0
N6T6 = 0
N3T3 = 1
N7T7 = 0
N4T4 = 1
Total berkecambah
Penyelesaian :
Rata-rata hari berkecambah =

=3

(0.0)+(0.2)+(1.3)+(1.4)+(1.5)+( 0.6)+(0.7)
3
Rata-rata hari berkecambah = 4
4. Benih Kedelai (Uji kertas digulung dalam plastik)
Tabel 5. Hasil pengamatan kecambah normal selama 7 hari
Kecambah

Hari (etmal)
3
4
5

2
8%

3
12%

4
16%

1
2
Benih
Kn
3
3
4
% Kn
12% 12% 16%
Catatan :
Jumlah benih dicambahkan = 25
Kecambah abnormal = 3
%Kn = Kecambah normal

3
12%

a) Daya Berkecambah (%)


Pengamatan berdasarkan metode kecambah dilakukan setelah berumur 4 x
24 jam dan 7 x 24 jam. Dengan rumus :
DB=

Jumla h kecamba h normal


x
Jumla h beni h yang dikecamba h kan

Diketahui :
Kecambah normal
Kecambah normal
Benih dicembahkan

100%

= 12 (setelah berumur 4 hari)


= 22 (setelah berumur 7 hari)
= 25

Penyelesaian :
Setelah berumur 4 hari
DB=

12
x
25

100%

DB= 48%

Setelah berumur 7 hari


DB=

22
x
25

100%

DB= 88%

b) Keserampakan Tumbuh (%)


Persentase kecambah normal dan kuat setelah berumur 5 x 24 jam.
Diketahui :
Kecambah normal/kuat
= 15
Benih dicembahkan
= 25
Penyelesaian :
KT=

15
x
25

100%

KT = 60%
c) Kecepatan Berkecambah (%/etmal)
Mengamati jumlah kecambah normal setiap hari hingga 7 x 24 jam dengan
menggunakan rumus :

Kct =

Kn 1
Kn
Kn
Kn
+ 2 + 3 + + 7
etmal 1 etmal 2 etmal 3
etmal 7

Diketahui :
%Kn1 = 12%

%Kn2 = 12%
%Kn3 = 16%
%Kn4 = 8%
%Kn5 = 12%
%Kn6 = 12%
%Kn7 = 16%
etmal = 1,2,37
Penyelesaian :
Kct

12 12 16 8 12 12 16
+ + + + + +
1
2
3 4 5
6
7

Kct
= 12 + 6 + 5,3 + 2 + 2,4 + 2 + 2,2
Kct
= 31,9 %/etmal
d) Waktu berkecambah
Rata-rata hari berkecambah= N1T1 + N2T2 +...... +NiTi
Total benih berkecambah

Diketahui :
N1T1 = 3
N5T5 = 3
N2T2 = 3
N6T6 = 3
N3T3 = 4
N7T7 = 4
N4T4 = 2
Total berkecambah
Penyelesaian :
Rata-rata hari berkecambah =

= 22

(0.1)+(3.2)+( 4.3)+(2.4)+(3.5)+(3.6)+(4.7)
22
Rata-rata hari berkecambah = 4,09
5. Benih Jagung (Uji kertas digulung dalam plastik)
Tabel 5. Hasil pengamatan kecambah normal selama 7 hari
Kecambah

Hari (etmal)
3
4
5

4
16%

4
16%

4
16%

1
2
Benih
Kn
3
3
4
% Kn
12% 12% 16%
Catatan :
Jumlah benih dicambahkan = 25
Kecambah abnormal = 0
%Kn = Kecambah normal

3
12%

a) Daya Berkecambah (%)


Pengamatan berdasarkan metode kecambah dilakukan setelah berumur 4 x
24 jam dan 7 x 24 jam. Dengan rumus :

DB=

Jumla h kecamba h normal


x
Jumla h beni h yang dikecamba h kan

Diketahui :
Kecambah normal
Kecambah normal
Benih dicembahkan
Penyelesaian :
Setelah berumur 4 hari
DB=

14
x
25

100%

= 14 (setelah berumur 4 hari)


= 25 (setelah berumur 7 hari)
= 25

100%

DB= 56%

Setelah berumur 7 hari


DB=

17
x
25

100%

DB= 100%

b) Keserampakan Tumbuh (%)


Persentase kecambah normal dan kuat setelah berumur 5 x 24 jam.
Diketahui :
Kecambah normal/kuat
= 22
Benih dicembahkan
= 25
Penyelesaian :
KT=

22
x
25

100%

KT = 88%
c) Kecepatan Berkecambah (%/etmal)

Mengamati jumlah kecambah normal setiap hari hingga 7 x 24 jam dengan


menggunakan rumus :

Kct =

Kn 1
Kn
Kn
Kn
+ 2 + 3 + + 7
etmal 1 etmal 2 etmal 3
etmal 7

Diketahui :
%Kn1 = 12%
%Kn2 = 12%
%Kn3 = 16%
%Kn4 = 16%
%Kn5 = 12%
%Kn6 = 16%
%Kn7 = 16%
etmal = 1,2,37
Penyelesaian :
12 12 16 16 12 16 16
+ + + + + +
1
2
3
4
5
6
7

Kct

Kct
Kct

= 12 + 6 + 5,3 + 4 + 2,4 + 2,6 + 2,2


= 34,5 %/etmal

d) Waktu berkecambah
Rata-rata hari berkecambah= N1T1 + N2T2 +...... +NiTi
Total benih berkecambah

Diketahui :
N1T1 = 3
N2T2 = 3
N3T3 = 4
N4T4 = 4
Penyelesaian :

N5T5 = 3
N6T6 = 4
N7T7 = 4
Total berkecambah

= 22

Rata-rata hari berkecambah =


(3.1)+(3.2)+(4.3)+(4.4)+(3.5)+(4.6)+(4.7)
25
Rata-rata hari berkecambah = 4,72
6. Benih Jagung (Uji daya kecambah langsung dengan substrat pasir)
Tabel 5. Hasil pengamatan kecambah normal selama 7 hari
Kecambah

Hari (etmal)
3
4
5

3
12%

4
16%

4
16%

1
2
Benih
Kn
4
4
3
% Kn
16% 16% 12%
Catatan :
Jumlah benih dicambahkan = 25
Kecambah abnormal = 0
%Kn = Kecambah normal

3
12%

a) Daya Berkecambah (%)


Pengamatan berdasarkan metode kecambah dilakukan setelah berumur 4 x
24 jam dan 7 x 24 jam. Dengan rumus :
DB=

Jumla h kecamba h normal


x
Jumla h beni h yang dikecamba h kan

Diketahui :
Kecambah normal
Kecambah normal
Benih dicembahkan
Penyelesaian :
Setelah berumur 4 hari
DB=

14
x
25

100%

DB= 56%

Setelah berumur 7 hari

100%

= 14 (setelah berumur 4 hari)


= 25 (setelah berumur 7 hari)
= 25

DB=

25
x
25

100%

DB= 100%

b) Keserampakan Tumbuh (%)


Persentase kecambah normal dan kuat setelah berumur 5 x 24 jam.
Diketahui :
Kecambah normal/kuat
= 17
Benih dicembahkan
= 25
Penyelesaian :
KT=

17
x
25

100%

KT = 68%

c) Kecepatan Berkecambah (%/etmal)


Mengamati jumlah kecambah normal setiap hari hingga 7 x 24 jam dengan
menggunakan rumus :

Kct =

Kn 1
Kn
Kn
Kn
+ 2 + 3 + + 7
etmal 1 etmal 2 etmal 3
etmal 7

Diketahui :
%Kn1 = 16%
%Kn2 = 16%
%Kn3 = 12%
%Kn4 = 12%
%Kn5 = 12%
%Kn6 = 16%
%Kn7 = 16%
etmal = 1,2,37
Penyelesaian :
16 16 12 12 12 16 16
+ + + + + +
1
2
3
4
5
6
7

Kct

Kct

= 16 + 8 + 4 + 3 + 2,4 + 2,6 + 2,2

Kct

= 38,2 %/etmal

d) Rata-rata hari berkecambah= N1T1 + N2T2 +...... +NiTi


Total benih berkecambah

Diketahui :
N1T1 = 4
N5T5 = 3
N2T2 = 4
N6T6 = 4
N3T3 = 3
N7T7 = 4
N4T4 = 3
Total berkecambah
Penyelesaian :
Rata-rata hari berkecambah =

= 25

(3.1)+(3.2)+(4.3)+(4.4)+(3.5)+(4.6)+(4.7)
25
Rata-rata hari berkecambah = 4,72
f) Pengujian Indeks Vigor Hipotetik (IVH)
RUMUS : IVH

log N + log A+ log H + log R+ log G


logT

log 4+ log21,35+ log30,43+ log 0,075+log 0,2


log2
0,60+1,329+1,511+ (1,123 )+(0,69)
0,30

= 5,423
Keterangan : IVH = Indeks Vigor Hipotetik
N = Jumlah Daun (Helai)
A = Luan Daun (cm)
H = Tinggi Bibit (cm)
R = Berat Kering Akar Bibit (g)
G = Diameter Batang (mm)
T = Umur Bibit (Minggu)

Gambar 14. Pengujian kadar air benih.


6.1.5

Uji Vigor Benih Dengan NaCl

Tabel 6. Hasil Pengamatan Uji Vigor Dengan Media NaCl


Perlakuan
Kontrol

Kecambah Normal
87%

Kecambah Abnormal
13%

Kecambah Mati
0%

(Jagung
NaCl

37%

67%

0%

4.2 Pembahasan

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Angga, 2009. http://mbozocity.blogspot.com/hipogeal-dan-epigeal/ diakses pada
tanggal 14 juni 2012

Baskara,

2009.

http://baskara09.wordpress.com/2011/03/30/pengujian-benih/

diakses pada tanggal 13 juni 2012


Hartono, 2010. http://ig09.student.ipb.ac.id/2011/03/21/penetapan-kadar-air-benih/
diakses pada tanggal 14 juni 2012
Sutopo,2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Perkecambahan/ diakses pada tanggal 13
juni 2012
Lesmana, 2009. http://blankcassanova.blogspot.com/2012/05/uji-kadar-air-benihfistum.html diakses pada tanggal 12 juni 2012
Sutopo, 2002. Pengujian Kadar Air Benih. http://www .indobiogen.or .id/ terbitan /
agrobi/abstrak/agrobio. Diakses pada tanggal 10 mei 2014.
Nugraha. 2008. Pengujian Kadar Air Benih. http://www.indobiogen.or.id/ terbitan /
agrobio/abstrak/agrobio. Diakses pada tanggal 10 mei 2014.
Chanan, M. 2000. Pengaruh Masa Simpan Benih Terhadap Viabilitas Leda
(Eucalyptus deglupta Blume). J. Tropik. Diakses pada tanggal 1 mei 2014.
Sukarman dan M. Hasanah. 2006. Perbaikan mutu Benih Aneka Tanaman
Perkebunan Melalui Cara Panen dan Penangan Benih. Jurnal Litbang
Pertanian. Diakses pada tanggal 20 april 2014
Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa Raya; Padang.Diakses pada
tanggal 12 lanuari 2014
Kartasapoetra, Anto G. 1986. Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina
Aksara; Jakarta Diakses pada tanggal 12 februari 2014
Rubenstin, Irwin dkk. 1978. The Plant Seed. Academi Press Inc; USA
Soetopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Press; Jakarta. Jakarta Diakses pada
tanggal 15 april 2014
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian UNBRAW
Nugraha.Ahad, 2009 http://teknologibenih.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 25
april 2014
kamill,a.Enoch. 2011. Pengujian Kadar Air Benih. (http//wikipedia.com). Diakses
pada Kamis, 03 November 2011, pukul 18:38).

Kamil, J. 1986. Teknologi Benih. Padang : Angkasaraya.


Kartasapoetra, Ance G. 1986. Teknologi Benih, Pengolahan Benih, dan Tuntunan
Praktikum. Jakarta :PT Rineka Cipta.
Sadjad, Sjamsooed. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Jakarta : PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai