Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

“ PENGAMATAN PERTUMBUHAN BIJI KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L)”

Oleh

Kelompok 7

1. Agustina Natalia Rindi Bima (2106050006)


2. Kristina Ina Ero (2106050023)
3. Maria A. S Sudin (2106050025)
4. Maria Yolanda Bupu (2106050030)
5. Merlin Egla Menoh (2106050033)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, yang atas rahmat-Nya
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul
dari laporan ini adalah "Pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L)"

Pada kesempatan ini Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Dra. M. T Danong, M.Si selaku dosen mata kuliah Perkembangan Tumbuhan yang telah
memberikan tugas terhadap Kami.

Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya baik dari segi penyususnan, bahasa, maupun
penulisannya. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan Kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan semoga laporan ini dapat berguna bagi kami sebagai penulis pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Kupang, 01 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3

2.1 Taksonomi Tanaman Kacang Merah ....................................................... 3


2.2 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan ............................................... 3
2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan awal .................................................... 4
2.4 Perkecambahan ....................................................................................... 5
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ..... 6

BAB III METODE PENGAMATAN ..................................................................... 7

3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 7


3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 7
3.3 Prosedur Kerja ......................................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 8

BAB V PENUTUP.................................................................................................... 10

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 10


5.2 Saran ....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup
lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya suatu tanaman yang
disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan bertambah besar.dan bersifat tidak
dapat balik (irreversible). Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan.
Perkembangan adalah peristiwa biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan
dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat
kedewasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara stimultan
(pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif karena mudah
diamati, yaitu perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya perkembangan dapat dinyatakan
secara kualitatif karena perubahannya bersifat fungsional.
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari
persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, yang dinamakan kecambah (plantula).
Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah
berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak
sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji suatu
tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi. Imibibisi ini terjadi karena karena
penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi
menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu
perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan
pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada
endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang
sedang tumbuh.
Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan.
Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar
(radikula), daun lembaga (kotiledon), dan bayang lembaga (kaulikulus).

1
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, yaitu faktor
cahaya, temperatur, dan ketersediaan air.
Dari keadaan tersebut, kami termotivasi untuk melakukan pengamatan terhadap
pertumbuhan biji kacang merah dengan media kapas kering dan tanah. Untuk itu kami
membuktikannya dengan melakukan pengamatan seperti yang tercantum pada laporan ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka dapat dikemukakan Rumusan Masalah
adalah sebagai berikut:
1. Apa jenis perkecambahan pada biji kacang merah?
2. Bagaimana pertumbuhan biji kacang merah pada media kapas?
3. Bagaimana pertumbuhan biji kacang merah pada media tanah?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang merah?
1.3 Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas dapat dikemukakan Tujuan pengamatan adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui jenis perkecambahan pada biji kacang merah
2. Untuk mengetahui pertumbuhan biji kacang merah pada media kapas
3. Untuk mengetahui pertumbuhan biji kacang merah pada media tanah
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang
merah
1.4 Manfaat
Berdasarkan Tujuan diatas dapat dikemukakan Manfaat Pengamatan adalah sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui jenis perkecambahan pada biji kacang merah
2. Dapat mengetahui pertumbuhan biji kacang merah pada media kapas
3. Dapat mengetahui pertumbuhan biji kacang merah pada media tanah
4. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang
merah

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi Tanaman Kacang Merah
Kingdom : Plant Kingdom
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub family : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.
2.2 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume
serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan
Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaanm tidak dapat
dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan
tingkat kedewasaan (Izzaty, dkk, 2018).
Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh
peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan
bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan
diawalai sejak terjadi fertilisasi. Calon Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur
yang dibuahi menjadi zigot, embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon. Proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan
mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang
dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :
a) Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
b) Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak.
Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan
air kedalam vakuola.
c) Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran
tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi.
Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.

3
2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Awal
Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung potensi yang
dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu yang baru, misalnya embrio, cadangan
makanan, dan calon daun (calon akar) (Setiawati, dkk, 2010).
Sebutir biji mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan
tumbuh menjadi akar) dan planula (yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan
Makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati,
protein, dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, yang
disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan
embrio dan masuknya bakteri atau jamur kedalam biji. Testa memiliki sebuah lubang kecil,
disebut mikropil. Didekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan kulit kotiledon.
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk, air
didalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan air,
biji tidak dapat melangsungkan proses metabolisme sehingga menjadi tidak aktif
(dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak nyaman (suasana ekstrem,
sangat dingin ataukering) karena struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar
tetap bertahan hidup.
 Perkembangan Embrio

Embrio berkembang didalam biji. Setelah fertilisasi,zigot mengalami rangakiA


n pembelahan sel. Salah satu dari dua sel yang berasal dari mitosis.
zigot akan berkembang menjadi embrio asli, sedangkan sel yang lain
menjadi bahan awaldari jaringansuspensor. Embrio didalam bakalan biji (ovulum)
berkembang menjadi massa bulat yang mengandung ratusan sel. Massa
sel tersebut berkembang menjadi jaringanprimerdan
akhirnya membentuk seluruh jaringan utama tumbuhan dewasa,
termasuk kotiledon.
Kotiledon berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan perkecambahan
(germinasi).
Pada kutub embrio ditemukan dua massa sel yang belum terdiferensiasi, yaitu
meristem apikal ujung (terminal) dan meristem apikal akar. Sel-
sel tersebut berada dalamkondisi dorman ketika biji pada masa dorminasi. Setelah
biji berkecambah,kedua massa seltersebut berkembang menjadi daerah pertumbu
han batang dan akar. Perkembangan embrioterhenti setelah mencapai tahapan tert

4
entu,yaitu saat bakal biji telah menjadi biji matang.Biji tersebut tetap,
yaitu sesuai untuk perkecambahan. Di dalam biji yang matang,
endosperma akan terdiferensiasi menjadi lapisan terluar sel (aleuron)
dan massa sel terdalam bertepung. Sel
sel aleuron menyintesis enzimamilase. Enzim tersebut dapat
mengubah cadangan zat pati didalam endosperma menjadi gula yang
dapat digunakan oleh embrio.
2.4 Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji
yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.
Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat didalam biji,
misalnya radikula dan plumula (Roni and Witariadi, 2015).
 Tahapan Perkecambahan
Perkembangan biji berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut
meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormone dan enzim,
hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone
kedaerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintetis).
Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang
masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada
akhirnya menyebabkan pecahnya testa.
Awal perkembangan didahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase,
dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air.
Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam
amino.Asam amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi
membrane seldan sitoplasma. Timbunan pati diuraikan menjadi maltose kemudian
menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan
untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang
baru. Bahan makanan terlarut berupa maltose dan asam amino
akan berdifusi ke embrio.
Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energy melalui
pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari
timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari,
plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai
melakukan fotosintesis.

5
 Tipe Perkecambahan
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal
perkecambahan hypogeal dan epigeal.

1. Epigeal
Epigeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan
plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di
atas tanah. Kotiledon relative
tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung.
2. Hipogeal
Pada Hipogeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan
plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terja
di
pada kacang merah dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ah
li agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua faktor yaitu
lingkungan dan genetik. Lingkungan tumbuh tanaman sendiri dapat dikelompokkan atas
lingkungan biotik (tumbuhan lain, hama, penyakit dan manusia), dan abiotik (tanah dan
iklim). Penjelasan dari faktof-faktor tersebut dapat diringkas sebagai berikut :
1) Faktor internal (dalam)
a. Genetik (hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel
makhluk hidup. Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang
khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan. Gen disamping dapat
mempengaruhi ciri dan sifat makluk hidup, gen juga dapat menentukan
kemampuan metabolisme makluk hidup, sehingga mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangannya. Meskipun peranan gen sangat penting, factor genetis

6
bukan satu satunya factor yang menentukan pola pertumbuhan dan
perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Contohnya
tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, cepat berbuah dan lebat,
jika ditanam pada lahan yang subur dan kondisi lingkungannya sesuai. Bila
ditanam di tempat kurang subur dan lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan
dan perkembangannya akan menjadi kurang baik.
b. Enzim
Enzim merupakan suatu makromelekul (protein) yang mempercepat
suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup. Suatu rangkaian reaksi dalam
tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis
enzim. Perbedaan jenis enzim menyebabkan terjadinya perbedaan respon
pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.
c. Hormon
Hormon merupakan zat pengatur tubuh, yaitu molekul organik yang
dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransformasikan ke bagian lain
yang dipengaruhinya. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respon
fisiologis. Macam-macam hormon adalah :
a. Hormon auksin
Auksin banyak diproduksi dijaringan meristem, baik pada ujung batang
maupun ujung akar. Auksin yang dihasilkan pada ujung batang akan
mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga pertumbuhan cabang
relative sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi apical (apical
dominace). Dengan memotong ujung batang, dominansi apical akan hilang,
sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang akan berjalan dengan baik.
Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya
dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan
terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat dari pada bagian koleoptil
yang tidak terkena cahaya, akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok
kearah datangnya sinar. Tanaman yang memperoleh terlalu banyak sinar
dari satu sisi akan mengalami perubahan-perubahan sebagai berikut :
 Auksin akan terakumulasi di sisi batang yang tidak terkena sinar.

7
 Konsentrasi auksin yang tinggi di sisi yang tidak terkena sinar akan
mempercepat pembelahan dan pembentangan sel batang ataupun
koleoptil.
 Pertumbuhan sel yang lebih banyak di sisi tumbuhan yang kurang
sinar menyebabkan batang menjadi bengkok sehingga akan terlihat
bahwa tanaman tumbuh menuju kearah cahaya.
Fungsi hormon auksin :
 Merangsang pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh
 Merangsang pertumbuhan akar
 Merangsang pertumbuhan buah tanpa biji
 Merangsang differensiasi jaringan pembuluh
 Merangsang absisi (pengguguran pada daun)
 Berperan dalam dominansi apikal
b. Hormon Gilberelin
Hormon giberelin dapat ditemukan hampir pada semua bagian tanaman,
baik akar, batang, daun, bunga, maupun buah. Fungsi hormon giberelin
antara lain :
 Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel
 Merangsang perkecambahan biji
 Memecah dormansi biji
 Merangsang pembungaan dan pembuahan
c. Hormon Sitokinin
Pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan
tunastunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun. Fungsi
sitokinin bersama auksin dan giberelin merangsang pembelahan dan
pemanjangan sel.
 Merangsang dominansi aplikasi oleh auksin
 Merangsang pertumbuhan titik tumbuh
 Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan
embrio
 Merangsang pembentukan akar, cabang
 Menghambat pertumbuhan akar adventive

8
 Menghambat proses penuaan daun, bunga, dan buah dengan cara
mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian
sel-sel daun.
d. Hormon Asam Absisat
Asam absisat dihasilkan oleh daun, ujung akar, dan batang serta
diedarkan oleh jaringan pengangkut. Biji dan buah juga mengandung ABA
dalam jumlah yang tinggi, tetapi tidak diketahui apakah ABA disintesis atau
diedarkan ke biji dan buah. Asam absisat disebut juga “hormon stress”
karena memiliki sifat menghambat pertumbuhan tanaman. Pada musim
dingin atau musim kering sering merupakan waktu dimana tanaman
beradaptasi menjadi dorman (penundaan pertumbuhan), dimana pada saat
ini ABA yang dihasilkan oleh kuncup menghambat pembelahan sel pada
jaringan meristem apical dan pada pembuluh cambium, sehingga penunda
pertumbuhan primer maupun sekunder.
Fungsi asam absisat antara lain :
 Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah
titik tumbuh
 Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk
mengurangi penguapan air.
 Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi
penguapan- Mengurangi kecepatan pembelahan dan pembelahan
sel bahkan menghentikannya
 Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas
etilen
 Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah
e. Gas etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormon tumbuhan yang berbentuk gas,
tidak berwarna dan berbau seperti eter. Etilen dihasilkan oleh ruas-ruas
batang, buah yang matang dan jaringan yang menua, misalnya daun-daun
yang gugur, pembentukan etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh
SO2. Fungsi gas etilen :
 Mempercepat pematangan buah
 Menghambat pemanjangan akar, batang, dan pembungaan
 Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dan tebal

9
 Merangsang proses absisi interaksi antara etilen dengan auksin
 Memacu proses pembungaan interaksi antara etilen dengan
giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina
pada tumbuhan monoceus
f. Asam traumalin/hormon luka
Asam traumalin adalah hormon yang merangsang sel-sel daerah luka
menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan menutupan
bagian luka.
g. Hormon kalin
Dihasilkan pada jaringan meristem, memacu pertumbuhan organ
tumbuhtumbuhan. Jenis hormon kalin yaitu :
 Fitokalin : memacu pertumbuhan daun
 Kaulokalin : memacu pertumbuhan batang
 Rhizokalin : memacu pertumbuhan akar
 Anthokalin : memacu pertumbuhan bunga dan buah
2) Faktor Eksternal (Luar)
Selain factor internal, petumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruh oleh
factor eksternal. Faktor eksternal adalah factor dari luar tumbuhan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Faktor eksternal tersebut
di antaranya adalah :
1. Suhu
Suhu udara mempengaruhi kecepatan pertumbuhan maupun sifat dan struktur
tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Untuk
tumbuhan daerah tropis suhu optimumnya berkisar 22-37⁰C. Suhu optimum
berkisar antara 25-30⁰C. Tetapi suhu kardinal (minimum, optimum, dan
maksimum) ini sangat dipengaruhi oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.
2. Cahaya Matahari
Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui
tiga sifat yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya
penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terdapat
pertumbuhan tanaman adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata,
pembentukan antocyanin (pigmen merah) perubahan suhu daun atau batang,
penyerapan hara, permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma.

10
3. Hara dan Air
Hara dan air memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Salah satu fungsi dari kedua bahan ini adalah sebagai
bahan pembangunan tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan yang terjadi pada tanaman
(sampai batas tertentu) disebabkan oleh tanaman mendapatkan hara dan air. Bahan
baku pada proses fotosintesa adalah hara dan air yang nantinya akan diubah
tanaman menjadi makanan. Tanpa kedua bahan ini pertumbuhan tidak akan
berlangsung. Hara dan air umumnya diambil tanaman dari dalam ranah dalam
bentuk ion. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat dibagi atas dua kelompok
yaitu hara makro dan mikro. Hara makro adalah hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah besar sedangkan hara mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil. Nutrisi
yang tergolong kedalam hara makro adalah Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen,
Sulfur, Posfor, Kalium, Calsium, Ferrum. Sedangkan yang termasuk golongan hara
mikro adalah Boron, Mangan, Molibdenum, Zinkum (seng) Cuprum (tembaga) dan
Klor. Jika tanaman kekurangan dari salah satu unsur tersebut diatas maka tanaman
akan mengalami gejala defisiensi yang berakibat pada penghambatan pertumbuhan.
Adapun peranan atau fungsi dari unsur-unsur hara tersebut dapat diuraikan
secara ringkas sebagai berikut :
a. N (Nitrogen) ). Fungsinya :
 Merangsang pertumbuhan vegetative.
 Merangsang tumbuhnya anakan
 Membuat tanaman menjadi lebih hijau.
 Merupakan bahan penyusun klorofil daun, lemak dan protein.
b. P (Phosfor) peranannya :
 Memacu pertumbuhan akar.
 Mempercepat pembungaan dan pemasakan biji/buah.
 Meningkatkan prosesntase bungan menjadi buah.
 Sebagai bahan penyusun inti sel dan protein.
c. K (Kalium) ). Fungsinya :
 Mempercepat proses fotosintese.
 Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
 Sebagai katalisator dalam transfortasi karbohidrat, protein dan lemak.
 Meningkatkan kualitas rasa dan warna dann buah. warna dari bunga dan
buah.

11
 Meningkatkan daya ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan
penyakit dan kekeringan.
 Mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik.
 Meningkatkan kekerasan kayu dan jerami
d. Mg (Magnesium) ). Fungsinya :
 Merupakan bahan penyusun klrofil.
 Mengaktifkan enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat.
 Meningkatkan kadar minyak pada tanaman penghasil minyak.
e. Ca (Calsium) ). Fungsinya :
 Merangsang pembentukan bulu-bulu akar.
 Meningkatkan kekerasan kayu dan jerami.
f. S (Belerang). Fungsinya :
 Sebagai penyusun utama ion phospat.
 Meningkatkan kandungan protein dan vitamin.
 Meningkatkan pembentukan bintil-bntil akar daun warna hijau daun.
g. Cl (Clor). Fungsinya :
 Meningkatkan kualitas tanaman.
h. Mn (Mangan). Fungsinya :
 Pembentukan clorofil
 Merangsang perkecambahan biji dan pemasakan buah.
i. Cu (Tembaga). Fungsinya :
 Mengatur sistem enzim dalam pembentukan klorofil.
j. Zn (Seng). Fungsinya :
 Mengatur sistem enzim dalam pembentukan klorofil.
k. Fe (Besi). Fungsinya :
 Penting dalam pembentukan klorofil.
4. Curah Hujan
Besarnya curah hujan mempengaruhi kadar air tanah, aerasi tanah, kelembaban
udara dan secara tidak langsung juga menentukan jenis tanah sebagai tempat media
tumbuh tanaman. Oleh karenanya curah hujan sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman.
5. Tinggi Tempat
Ketinggian tempat menentukan suhu udara, intensitas cahaya matahari dan
mempengaruhi curah hujan, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan

12
tanaman. Perbedaan ketinggian tempat dari permukaan laut menyebabkan
perbedaan suhu lingkungan. Setiap kenaikan 100m dari permukaan laut, suhu akan
turun sekitar 0,5⁰C. Kondisi ini tentunya akan mempengaruhi jenis tumbuhan yang
hidup pada ketinggian tertentu. Misalnya kita menemukan banyak tanaman kelapa
(Cocus nusifera) pada daerah pantai, kemudian enau (Arenga pinata) hidup di
pegunungan basah, rotan pada daerah hutan hujan tropis, dan banyak contoh
lainnya. Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui masing-masing tempat hidup
organisme (habitat) mempunyai persyaratan khusus.
6. Tanah
Keadaan Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting
dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanahlah yang
menentukan penampilan tanaman. Kondisi kesuburan tanah yang relatif rendah
akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan
mempengaruhi hasil. Pengaruh keadaan tanah dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu :
1. Keadaan fisik tanah, yang ditentukan oleh struktur dan tekstur tanah karenanya
pengaruhnya terhadap aerasi dan drainase tanah.
2. Keadaan kimia tanah yang ditentukan oleh kandungan zat hara di dalam tanah.
3. Keadaan biologis tanah yang ditentukan oleh kandungan mikro/makro flora dan
fauna tanah yang bertindak sebagai siklus hara dalam tanah (dekomposisi).
Data kesuburan kimia, fisika dan biologi suatu lahan merupakan data
awal yang harus diketahui sebelum melakukan budidaya tanaman. Dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdapat 3 fungsi tanah
yang utama yaitu :
1. Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium
pertukaran maupun sebagai tempat persediaan.
2. Memberikan air dan sebagai tempat cadangan air dimuka bumi
3. Sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak

13
BAB III
PENGAMATAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan ini dilakukan pada hari Sabtu 27 Januari pukul 09.00 wita di kost
chleo, Fioreti, Penfui Timur.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatn ini antara lain yakni biji
kacang merah, air, kapas kering,botol plastik bekas, piring dan tanah.
3.3 Prosedur Kerja
Media Kapas Kering
a. Disiapkan kapas kering, biji kacang merah, piring serta air
b. Diletakkan kapas kering ke dalam piring kemudian diikuti dengan
meletakkan biji kacang merah diatas kapas kering
c. Selanjutnya, disiram dengan air
d. Diamati pertumbuhan kacang merah tersebut
Media Tanah
a. Disiapkan Tanah, biji kacang merah, botol bekas serta air
b. Digunting botol plastik bekas berbentuk persegi panjang. Kemudian,
sisipkan tanah di dalam botol plastik bekas tersebut.
c. Selanjutnya, ditanam biji kacang merah di dalam botol plastik yang sudah
diisi dengan tanah tersebut kemudian disiram dengan air.
d. Diamati pertumbuhan tanaman kacang merah tersebut

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil pengamatan pertumbuhan Biji Kacang Merah
No Gambar Keterangan
Media Kapas Media Tanah
1 Pertumbuhan Biji
Kacang Merah pada
hari pertama

2 Pertumbuhan Biji
Kacang Merah pada
hari kedua

3 Pertumbuhan Biji
Kacang Merah pada
hari ketiga

4 Pertumbuhan Biji
Kacang Merah pada
hari keempat

15
4.2 Pembahasan

Berdasarkan Tabel Hasil pengamatan diatas telah menunjukkan bahwa Biji Kacang
Merah merupakan tipe perkecembahan Epigeal yaitu pertumbuhan memanjang dari epikotil
yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Tabel
pengamatan diatas juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan pada media
kapas dan pada media tanah. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
biji kacang merah pada media kapas maupun pada media tanah.
Pertumbuhan kacang merah di tempat gelap lebih cepat pada media kapas karena
pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai
pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.
Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari,
hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai
sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih
panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang
sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun
pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Suhu yang cukup (suhu
ruangan) dapat mengoptimalkan kerja hormon-hormon tumbuhan karena kerja
enzim/hormon (faktor internal) tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Semakin panas atau dingin suhu ruangan maka hormon tumbuhan semakin tidak bekerja.
Suhu normal untuk kacang merah adalah 20-25 °C (Purba, 2021). Sedangkan pertumbuhan
tanaman kacang merah pada media tanah lebih subur dibandingkan dengan pertumbuhan
pada media kapas karena tanah sebagai factor produksi untuk pertumbuhan tanaman karena
terdapat faktor cahaya yang dapat melakukan fotosintensis dan mendapatkan nutrisi yang
cukup.
Tanaman kacang merah yang disiram dengan air yang banyak pada media tanah akan
tumbuh lebih cepat, sebab air akan memacu energi tumbuhan tersebut. Sebaliknya, jika
disiram dengan air yang banyak maupun sedikit, pertumbuhan tanaman kacang merah
tersebut akan terhambat karena kurang tersediannya nutrisi pada media kapas. Kandungan
hara dan respon tanaman merupakan interaksi dari komponen kimia, fisika dan biologi
tanah. Ketiga komponen ini saling berinteraksi dalam memengaruhi kesuburan tanah, yang
berpengaruh terhadap bentuk hara dalam tanah, terhadap ketersediaan hara bagi tanaman
dan kemampuan tanaman menyerap unsur hara dari dalam tanah sehingga pertumbuhan
tanaman pada media tanah mengalami pertumbuhan yang lebih cepat (Purba, 2021).

16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pertumbuhan kacang merah di tempat gelap lebih cepat pada media kapas karena
pengaruh fitohormon, terutama hormon Sedangkan pertumbuhan tanaman kacang merah
pada media tanah lebih subur dibandingkan dengan pertumbuhan pada media kapas karena
tanah sebagai factor produksi untuk pertumbuhan tanaman karena terdapat faktor cahaya
yang dapat melakukan fotosintensis dan mendapatkan nutrisi yang cukup.
5.2 Saran
1. Dalam melakukan pengamatan pada tanaman, hendaknya memperhatikan kualitas
kacang merah yang akan ditanam, dan perhatikan pula kondisi lingkungan yang sesuai
dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
2. Bagi pembaca yang ingin melakukan percobaan serupa diharapkan terlebih
dahulu memahami teori-teori yang dibutuhkan untuk pengambilan data.
Sehingga hal-hal yang mungkin menjadi faktor perancu dapat diminimalisir.

17
DAFTAR PUSTAKA
Izzaty, R.E., Astuti, B. and Cholimah, N. (2018) ‘Pengaruh fermentasi terhadap kandungan
gizi (protein, lemak, karbohidrat, dan serat) pada olahan kacang merah (Phaseolus
Vulgaris L.)’, Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., pp. 5–24.
Purba, T. (2021) Tanah Dan Nutrisi Tanaman, Yayasan Kita Menulis.
Roni, N.G.K. and Witariadi, N.M. (2015) ‘Tanah Sebagai Media Tumbuh Tanaman’,
Universitas Udayana, Bali, pp. 1–33.
Setiawati, T, Karmana, O, Putri, S. (2010) ‘Pertumbuhan Kacang Merah’, Jurnal Agrijati, pp.
1–8.

18

Anda mungkin juga menyukai