Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERKECAMBAHAN, DORMANSI, DAN

DETERIORASI PADA BENIH CABAI (Capsicum annum L.)

M.K DASAR TEKNOLOGI BENIH A

Kelompok 5:

Rizka Farahdillah – 150510190069

Muhammad Aqshal A.J. - 150510190093

Fera Siti Melani - 150510190107

Mochamad Raihan – 150510190120

Kamila Inditasya - 150510190138

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dr.Ir. Sumadi, MS. pada mata kuliah Dasar Teknologi Benih. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang perkecambahan, dormansi,
dan deteriorasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr.Ir. Sumadi, MS. , selaku dosen
mata kuliah Dasar Teknologi Benih yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 12 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

I.PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1. Latar belakang...................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................1

1.3. Tujuan...............................................................................................................1

II.PEMBAHASAN.................................................................................................2

2.1. Perkecambahan.................................................................................................2

2.2. Dormansi...........................................................................................................4

2.3.Deteriorasi..........................................................................................................5

2.4.Perkecambahan pada Cabai................................................................................6

III.KESIMPULAN.................................................................................................7

IV.DAFTAR PUSTAKA........................................................................................8

ii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benih adalah bagian dari tanaman untuk perbanyakan secara generatif. Benih
sebelum tumbuh menjadi tanaman dewasa, akan mengalami proses
perkecambahan sebelum tumbuh menjadi tanaman dewasa. Namun, karena
kondisi tertentu benih juga dapat mengalami dormansi dan deteriorasi yang
mengahmbat proses perkecambahan.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa itu proses perkecambahan, dormansi, dan deteriorasi pada benih?

b. Bagaimana perkecambahan, dormansi dan deteriorasi terjadi pada cabai?

1.3. Tujuan

a. Mengetahui proses perkecambahan, dormansi, dan deteriorasi lebih jelas.

b. Mengetahui bagaimana perkecambahan pada cabai.

1
1
II. PEMBAHASAN

2.1. Perkecambahan

Perkecambahan adalah proses terbentuknya suatu kecambah. Kecambah


merupakan tumbuhan kecil yang baru muncul dari biji dan memenuhi kebutuhan
makanannya melalui biji tersebut (Tjitrosoepomo, 1999). Kecambah tersebut akan
tumbuh dan berkembang menjadi tanaman dewasa.

Berikut adalah faktor yang mempengaruhi perkecambahan:

 Hormon
 Nutrisi dan Air
 Cahaya
 Suhu Udara
 Kelembaban
 Oksigen
A. Proses Perkecambahan
Tahapan pada proses perkecambahan yaitu :
1. Air akan diserap oleh biji menyebabkan kulit biji menjadi lunak.
Radikula mulai keluar dan tumbuh ke arah bumi (geotropisme).
2. Mulai terdapat enzim dan terjadi aktifitas sel dalam biji serta ditandai
dengan meningkatnya proses respirasi biji. Tahap ini pun mulai
tumbuh hipokotil dan kotiledon.
3. Penguraian komponen kimia kompleks (karbohidrat, protein, dan
lemak) menjadi unsur yang lebih sederhana untuk ditranslokasikan ke
titik tumbuh. Penyusutan keping lembaga mulai tampak seiring dengan
mulai terbentuknya parakotiledon yang menyerupai daun tersusun
berhadapan.
4. Terjadi proses asimilai untuk menghasilkan energi bagi pertumbuhan
sel-sel baru. Pembentukan calon daun muda mulai terlihat pada fase
ini.

2
2.2. Dormansi

Dormansi adalah keadaan ketika benih hidup tidak berkecambah walaupun


berada pada kondisi lingkungan yang optimum. Artinya, benih belum mampu
untuk tumbuh yang disebabkan oleh kondisi fisik kulit biji dan fisiologi dari
embrio atau bahkan kombinasi antara keduanya. Benih tumbuhan pada daerah
tropis sebagian besar tidak memiliki masa dormansi, namun ada juga yang
mengalami dormansi namun telat untuk berkecambah.

Penyebab dormansi pada benih biasanya terjadi pada benih yang memiliki
struktur penutup benih berkulit keras. Kulit benih yang keras dapat menyebabkan
sulitnya air untuk menembuh benih atau mungkin secara mekanik menekan
perkembangan embrio.

Jika terjadi dormansi pada benih, maka untuk tidak dormansi lagi
dilakukan pematahan dormansi. Pematahan dormansi berkulit keras dapat
dilakukan dengan berbagai metode perlakuan kimia, fisik, dan mekanis. Perlakuan
untuk mematahkan dormansi harus diketaui macam dormasi dan penyebabnya.
Setiap metode memiliki prinsip yang sama, yakni supaya air dapat masuk
menembus air dan terjadinya proses imbibisi. Cara yang digunakan yaitu dengan
pemanasan atau merendamkan benih ke dalam air panas. Tujuan dari pemanasan
ini agar kulit benih menjadi lebih lunak sehingga akan mudah mengalami
imbibisi. Selain itu, cara yang dapat dilakukan yaitu dengan pengurangan
ketebalan kulit (skrafikasi), perlakuan zat kimia, dan penyimpanan benih dalam
kondisi lembab dengan suhu dingin dan hangat.

Menurut Baskin (2014), dormansi benih dibagi menjadi 5 kelas, yaitu :

1. Dormansii Fisiologis : benih yang dapat dilewati oleh air namun terjadi
penghambatan embrio sehingga radikula tidak muncul.
2. Dormansi morfologis : embrio yang belum sempurna pertumbuhannya
3. Dormansi fisik : terjadi terhalangnya air masuk ke benih sehingga benih
gagal untuk berkecambah
4. Dormansi morfofisiologi : embrio yang tidak berkembang normal yang
secara fisiologis

3
5. Pertumbuhan kecambah berlanjut melalui proses pembelahan, pembesaran
dan pembagian sel. Tahap ini juga akan terbentuk daun yang tetap.

B. Tipe Kecambah
1. Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang ditandai dengan
memanjangnya hipokotil sehingga plumula dan kotiledon akan
terangkat ke atas permukaan tanah. Organ pertama yang muncul saat
biji berkecambah yaitu radikula. Radikula tersebut akan menembus ke
permukaan tanah. Pada tanaman dikotil, ruas batang hipokotil akan
terus tumbuh sehingga kotiledon dan epikotil akan terangkat. Epikotil
tersebut akan memunculkan bakal daun dan kotiledon akan rontok
ketika cadangan makanan telah habis karena telah digunakan oleh
embrio. Contoh tanaman yaitu kacang hijau, kacang kedelai, kacang
tanah, dan bunga matahari.

2. Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hipogeal ditandai dengan memanjangnya epikotil,
kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji
dan kotiledon tetap berada di dalam tanah. Contoh tumbuhan yaitu
kacang ercis, kacang kapri, jagung, dan rumput-rumputan.

Gambar 1: (A) Epigeal, (B)


Hipogeal (Sumber : www.penuliscilik.com)

4
2.3. Deteriorasi

Deteriorasi merupakan proses kemunduran kualitas benih. Proses


deteriorasi benih tidak dapat dihentikan, tetapi dapat dihambat. Kemunduran
benih dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu sifat genetik benih dan sifat fisiologis benih.

Deteriorasi/kemunduran benih terjadi selama periode simpan baik dalam


penyimpanan terbuka maupun kondisi terkontrol (control storage). Deteriorasi
benih dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor
internal yang berpengaruh pada kemunduran benih adalah viabilitas awal benih,
kadar air benih dan faktor genetik (seperti varietas, ukuran benih, permeabilitas
testa, komposisi kimia benih), sedangkan faktor- eksternal meliputi lingkungan
fisik (suhu, kelembaban nisbi udara, atmosfer) maupun biotik (virus, cendawan,
bakteri dan hama). Selama penyimpanan dalam kondisi terkontrol pengaruh faktor
lingkungan dapat dikendalikan, maka deteriorasi benih lebih didominasi oleh
adanya perubahan pada biokimia benih. Beberapa perubahan biokimia
mempengaruhi kualitas dan viabilitas benih terjadi dalam benih (Noviana, 2016).

Proses deteriorasi benih bersifat kompleks melibatkan proses fisiologis


dan biokimiawi yang terjadi dalam benih. Perubahan perilaku benih melalui
karakteristik fisiologis dan biokimia mampu menunjukkan tingkat viabilitas dan
vigor benih selama periode deteriorasi benih. Indikator perubahan perilaku
senyawa kimia benih dapat dijadikan sebagai parameter penduga deteriorasi benih
selama penyimpanan terkontrol. Selama ini informasi mengenai mutu benih
diperoleh melalui hasil uji fisiologis sebelum benih disimpan dan saat benih akan
digunakan. Pendugaan deteriorasi benih sejak dini melalui perilaku perubahan
senyawa kimia benih diperlukan untuk mengetahui mutu dan menentukan masa
kadaluarsa benih sebelum benih didistribusikan dan ditanam di lapangan(Noviana,
2016).

5
2.4. Perkecambahan, dormansi, dan deteriorasi pada cabai (Capsicum
annum L.)

Keberhasilan perkecambahan biji dipengaruhi oleh faktor internal biji


yaitu kandungan endosperm yang berhubungan dengan kemampuan biji
melakukan imbibisi dan ketersediaan sumber energi kimiawi potensial bagi biji.
Potensi tumbuh maksimum pada benih cabai hibirida yang baik adalah (>80%)
dan daya berkecambah yang baik adalah minimal (80%) (Direktorat Jenderal
Hortikulturadan Jenderal Hortikultura Kementan, 2016). Pemunculan kecambah
di atas pemukaan tanah merupakan faktor yang mencerminkan vigor suatu bibit
(Pancanigtyas dkk.,2014).Benih dengan kualitas yeng tidak baik setelah
berkecambah kurang mampu merespon kondisi lingkungan dengan baik sehingga
hasil pertumbuhannya rendah(Utomo, 2006).Kecepatan tumbuh benihyang baik
minimal adalah 30%/etmal (Sadjad, 1993). Standar indeks vigor benih cabai rawit
yang baik adalah (70%), pada keserempakan tumbuh dengan nilai 40 –70 %
menunjukkan indeks vigor yang kuat (Sadjad, 1993). Kecepatan perkecambahan
benih tergantung dari energi yang dimanfaatkan oleh masing-masing benih yang
merupakan hasil perombakan dari cadangan makanan yang terdapat dalam
endosperm(Lesilolo dan Moriolkossu,2014).Kecambah normal tercermin pada
radikula (akar) primer dan skunder, hipokotil, kotiledon, dan flumula yang
terbentuk tumbuh sehat (Liberty dan Taofik, 2015).
Deteriorasi pada cabai, itu juga bisa disebabkan karena lama penyimpanan
dan adanya perbaikan DNA selama periode penundaan (penyimpanan). Hal
tersebut menunjukan bahwa benih mengalami perbaikan DNA yang cukup
lama[ CITATION Kus18 \l 1057 ]

6
III. KESIMPULAN
Benih adalah bagian dari tanaman untuk perbanyakan secara generatif.
Benih sebelum tumbuh menjadi tanaman dewasa, akan mengalami proses
perkecambahan sebelum tumbuh menjadi tanaman dewasa. Namun, karena
kondisi tertentu benih juga dapat mengalami dormansi dan deteriorasi yang
mengahmbat proses perkecambahan. Banyak faktor yang menyebabkan
penghambatan pertumbuhan benih, bisa dari faktor luar dan dalam.

7
IV.DAFTAR PUSTAKA

Sekarindhar, D.A. & Dwi K. F. A.(2007).Struktur Benih dan Tiper


Perkecambahan. Laporan Praktikum – Universitas Muhammadiyah
Malang.

Sudrajat, D.J.(2010). Dormansi Benih Tanaman Hutan (Tinjauan Mekanisme,


Pengendali, dan Teknik Pematahannya untuk Mendukung Pengembangan Hutan
Rakyat). Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor.

Uyatmi, D., Entang I., & Marwanto.(2016). Pematahan Dormansi Benih Kebiul
(Caesalphinia bonduc L.) dengan Berbagai Metode. Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

Kusumawardana, A., Pujiasmanto, B., & Pardono. (2018). Pengujian Mutu Benih
Cabai (Capsicum annuum) Dengan Metode Uji Pemunculan Radikula
[Seed Quality Test in Pepper (Capsicum annuum) Seeds Using Radicle
Emergence]. Pengujian Mutu Benih Cabai , 16.

Noviana, Irma. 2016. Deteriorasi Benih Kedelai (Glycine max L.) dan
pendugaannya. Tesis. Tidak Diterbitkan. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai