NO Hari Pengamatan 14
Perlakuan PTM KN ABN MTI
K L Σ
1 Kontrol (P1) - - - - - 25
2 Ampelas (P2) - - - - - 25
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini dari pengujian pematahan
dormansi pada biji lamtoro dan biji karet dengan beberapa perlakuan, pada benih lamtoro
dilakukan dengan empat perlakuan yaitu perlakuan yang pertama P1 (kontrol) tanpa adanya
perlakuan, yang kedua perlakuan P2 (ampelas) yaitu dengan cara mengampelas kulih benih,
yang ketiga adalah perlakuan P3 (air panas) yaitu dengan merendam benih pada air panas
dengan waktu 30 menit , kemudian pada perlakuan P4 (Etanol) yaitu dengan merendam
benih dengan larutan etanol.
Dari data pada table diatas pada pengamatan pada hari pematahan dormansi biji lamtoro
pada hari ke-tujuh, pada perlakuan kontrol tidak terjadi pertumbuhan kecambah dengan
jumlah benih 0 kecambah, sedangkan pada perlakuan menggunakan kertas ampelas terjadi
potensi daya tumbuh 6 biji yang berkecambah, kemudian pada perlakuan menggunakan air
panas, terjadi pertumbuhan kecambah dengan hasil 2 kecambah, sedangkan dengan
perlakuan menggunakan larutan etanol hanya satu kecambah yang tumbuh dengan
perlakuan ini.
Pengamatan selanjutnya pada hari ke-14 pada biji lamtoro, pada perlakuan kontrol tidak
terjadi pertumbuhan kecambah, Sedangkan pada perlakuan menggunakan kertas ampelas
terjadi potensi daya tumbuh 6 biji yang berkecambah, kemudian pada perlakuan
menggunakan air panas, terjadi pertumbuhan kecambah dengan hasil 2 kecambah,
sedangkan dengan perlakuan menggunakan larutan etanol hanya satu kecambah yang
tumbuh.
Sedangkan pada pematahan dormansi biji karet. Perlakuan yang diberikan pada pematahan
dormansi biji karet ini menggunakan perlakuan kontrol (P1), yaitu tanpa adanya perlakuan
apapun, kemudian pada perlakuan kedua menggunakan perlakuan dengan kertas ampelas
(P2). Dengan adanya perlakuan yang diterapkan, pada pematahan dormansi biji karet ini,
tidak ada diperoleh data, karena tidak ada satupun biji yang berkecambah pada hari
pengamatan hari ke-7, begitu juga hingga pada hari ke-14 tidak ada satu benih karetpun yng
tumbuh , hal ini mungkin disebabkan karena factor genetis atau bawaan benih karet yang
kurang baik atau benih yang mengalami masa dormansi sangat besar ataupun factor luar
yang tidak mendukung baik dari segi media perkecambahan maupun factor lainnya.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik yaitu bahwa dari hasil pengujian pematahan dormansi
menggunakan benih lamtoro sangat baik dilakukan dengan metode pengamplasan benih
karena benih yang berkecambah dengan metode ini paling tinggi dibanding dengan
perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan menggunakan air panas juga baik namun yang
terbaik dengan perlakuan ampelas.
Dormansi benih merupakan benih yang menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih
sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal
baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai.
Benih tersebut membutuhkan waktu untuk tumbuh di lapang. Dormansi dapat dipatahkan
dengan beberapa metode sesuai dengan peristiwa dormansi. Untuk dormansi fisik, metode
pematahannya dapat dilakukan dengan cara skarifikasi. Dormansi fisiologis lebih efektif
dipatahkan dengan metode stratifikasi atau penyimpanan kering.
Pematahan dormansi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pemotongan,
pengamplasan, perendaman dalam larutan kimia, dan perendaman dengan air panas.
Cara pematahan dormansi bermacam-macam secara mekanis fisik, perandaman dengan
larutan dan sebagainy namun pada praktikum ini digunakan empat perlakuan yaitu dengan
perlakuaan larutan air panas, etanol, dan perlakuan ampelas.
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra, Anto G. 1986. Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina Aksara;
Jakarta
Rubenstin, Irwin dkk. 1978. The Plant Seed. Academi Press Inc; USA
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian UNBRAW Tjitrasam, 1983.
Botani Umum I. Angkasa: Bandung.
Wikipedia, 2012. Struktur dan type buah. http//:www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 21
Oktober 2012.
Arsip Blog
▼ 2013 (9)
o ▼ Juni (9)
TEKNOLOGI BENIH "Pematahan Dormansi" Stefanuseko
DASPERLINTAN "Mengenal Ordo Serangga Parasit dan P...
DASPERLINTAN "Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan" S...
DASPERLINTAN "Mengenal Pestisida dan Aplikasinya" ...
DASPERLINTAN "Mengenal Ordo Serangga Hama" Stefanu...
TEKNOLOGI BENIH "Pengujian Viabilitas dan Vigor Be...
TEKNOLOGI BENIH "Identifikasi Struktur Kecambah Be...
TEKNOLOGI BENIH "Uji Kadar Air Benih" Stefanuseko
Mengenai Saya
Stefanus Eko
Lihat profil
lengkapku
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh Barcin. Diberdayakan oleh Blogger.