DORMANSI BIJI
oleh
Kelompok 4/Offering I:
Choirun Nita Fikriani 160342606262
Dhita Humaira 160342606283
Dwi Anggreni Putri 160342606287
Novika Dwi U. T. 160342606294
Satrio Anggoro Putra 160342606254
Septianti Amalia 160342606226
1. Memahami bahwa tidak semua biji dapat langsung tumbuh bila dikecambahkan
2. Menduga kondisi dormansi dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik luar maupun
dalam
3. Dormansi dapat dipecahkan dengan berbagai perlakuan.
Dasar Teori
Biji terdiri dari embrio, endosperma, dan selaput biji yang berasal dari
integumen. Ovarium berkembang menjadi buah saat ovulnya menjadi biji. Setelah
disebarkan, biji dapat bergerminasi jika kondisi-kondisi lingkungan menguntungkan.
Selaput akan pecah dan embrio muncul sebagai semaian, menggunakan cadangan
makanan di dalam endosperma dan kotiledon.
Dormansi merupakan keadaan terbungkusnya lembaga biji oleh lapisan kulit
atau senyawa tertentu. Dormansi adalah keadaan pertumbuhan dan metabolisme yang
terpendam, dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak baik atau oleh faktor
tumbuhan itu sendiri. Waktu biji untuk proses dorman masih hidup dan mampu
berkecamabah bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa dekad atau bahkan lebih
lama lagi, bergantung pada spesies dan kondisi lingkungan sekitarnya (Loveless,
1998). Seringkali jaringan yang dorman gagal tumbuh meskipun berada pada kondisi
ideal. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embrio. Biji yang telah
masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat
tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses
perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi
kulit biji, sedangkan stratifikasi digunakan untuk mengatasi dormansi embrio.
Dormansi dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Dormansi dibedakan
menjadi dormansi primer dan dormansi sekunder. Dormansi primer merupakan
dormansi yang paling umum, yaitu dormansi pada benih yang terjadi sejak benih
masih berada pada tanaman induk, setelah embrio berkembang penuh. Dormansi
sekunder merupakan benih non dorman yang dapat mengalami kondisi yang
menyebabkannya menjadi dorman. (Soerodikosoemo, 1995).
Dormansi diklasifikasikan menjadi bermacam-macam kategori berdasarkan
beberapa faktor, yaitu (Salisbury dan Ross, 1995):
a. Berdasarkan faktor penyebab dormansi
1) Imposed dormancy (quiscence): terhalangnya pertumbuhan aktif karena keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan
2) Imnate dormancy (rest): dormansi yang disebabkan oleh keadaan atau kondisi di
dalam organ-organ biji itu sendiri