Pada praktikum ini kami mengukur potensial osmotik dengan cara plasmolisis
pada epidermis bawah daun Rheo discolor. Kelangsungan hidup sel tumbuhan
tergantung pada kemampuannya daam menyeimbangkan pengambilan dan
pengeluaran air. Pengambilan dan pengeluaran air dilakukan engan cara osmosis. Air
akan bergerak secara osmosis dari konsentrasi zat terlarut yang tinggi ke arah
konsentrasi zar terlarut yang rendah. Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di
sekitar sel akan mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel
tumbuhan ada tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel,
larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan
potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial
matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Wilkins, 1992). Sel tumbuhan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah sel epidermis bawah daun Rhoeo discolor,
sedangkan konsentrasi larutan sukrosa yang digunakan adalah 0 M; 2 M; 4 M; 6 M; 8
M dan 10 M dan .
2. Pembahasan Potensial air dalam jaringan tumbuhan Umbi jalar (Ipoema batatas)
Pada percobaan ini dengan konsentrasi 0% diperoleh data bahwa umbi jalar
mengalami perubahan ukuran menjadi tambah panjang, hal ini menunujukkan adanya
potensial osmosis cairan sel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial
turgor di dalam sel mengakibatkan air meninggalkan sel. Adanya pertambhan panjang
disebabkan adanya potensi osmotik.
Umbi jalar yang direndam pada larutan konsentrasi paling tinggi 10 % selama
60 menit mengalami perubahan bentuknya yaitu semakin panjang. Hal tersebut tidak
suai dengan teori yang dikemukakan, mungkin terjadi suatu kesalahan dalam
praktikum.
Salah satu faktor yang mempengaruhi potensial osmotik yaitu konsentrasi larutan,
meningkatnya konsentrasi larutan akan menurunkan nilai potensial osmotik sehingga
mengakibatkan umbi jalar memendek , bukan memanjang