Anda di halaman 1dari 12

Dosen Pembimbing Mata Kuliah

Bakhendri Sofan, S.P., M.Sc. Teknologi Benih

DORMANSI BENIH

Disusun oleh:
Muhammad Hidayat

NIM 11980212496

JURUSAN AGROTEKNOLOGI smrt 3/E


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN 2020 M / 1442 H


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
Saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Dormansi Benih” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Saya sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas Teknologi Benih dengan judul “Dormansi Benih”. Disamping itu, Saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu
selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah
ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Saya mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat Saya perbaiki. Karena Saya sadar, makalah yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.

Perawang, 1 Desember 2020

Penyusun Makalah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Biji merupakan komponen vital dari diet dunia. Biji gandum sendiri, yang mana
terdiri dari 90% semua biji yang dibudidayakan. Perkecambahan termasuk proses
dimana dimulainya dengan proses imbibisi air oleh dorman, biasanya kering, biji dan
berakhir dengan proses elongasi dari axis embrionik. Biji memiliki cadangan
makanan yang membuatnya independen secara luas dari sumber daya lingkungan
untuk bertahan hidup. Perubahan drastis tersebut dalam proses autotropik yang
bergantung kepada suplai cahaya, CO2, air dan nutrisi anorganik dari sekelilingnya
untuk pertumbuhan autotropik. Perkecambahan adalah proses ketika bagian dari
embrio, biasanya radikula, memasuki kulit biji dan mungkin berproses dengan air dan
O2 dan pada temperatur yang stabil.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Dormansi?


2. Apa saja klasifikasi dari dormansi?
3. Apa saja tipe-tipe dari dormansi?
4. Apa faktor penyebab dari dormansi?
5. Apa manfaat dari dormansi?
6. Apa keuntungan dan kelebihan dari dormansi?
7. Bagaimana cara pematahan dormansi?

C. Manfaat dan Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari Dormansi.


2. Mengetahui klasifikasi dari dormansi.
3. Mengetahui tipe-tipe dormansi.
4. Mengetahui faktor penyebab dormansi.
5. Mengetahui manfaat dormansi.
6. Mengetahui keuntungan dan kelebihan dari dormansi.
7. Mengetahui cara pematahan dormansi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dormansi
Dormansi benih dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan benih hidup untuk
berkecambah pada suatu kisaran keadaan yang luas yang dianggap menguntungkan
untuk benih tersebut. Dormansi dapat disebabkan karena tidak mampunya benih
secara total untuk berkecambah atau hanya karena bertambahnya kebutuhan yang
khusus untuk perkecambahnnya. Dormansi benih menunjukkan suatu keadaan
benih- benih sehat (viable) gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang
secara normal baik untuk perkecambahan, seperti kelembaban yang cukup, suhu
dan cahaya yang sesuai.

B. Klasifikasi Dormansi

1. Embrio yang belum berkembang


Benih dengan pertumbuhan embrio yang belum berkembang pada
saat penyebaran tidak akan dapat berkecambah pada kondisi
perkecambahan normal dan karenanya tergolong kategori dorman. Fenomena
ini sering kali dimasukkan ke dalam kategori dormansi fisiologis, dengan
memperhatikan kondisi morfologis embrio yang belum matang.
2. Dormansi mekanis
Dormansi mekanis dapat terlihat ketika pertumbuhan embrio secara fisik
dihalangi struktur kulit benih yang keras. Imbibisi dapat terjadi tetapi radicle
tidak dapat membelah atau menembus kulitnya. Pada dasarnya hampir semua
benih yang mempunyai dormansi mekanis mengalami keterbatasan dalam
penyerapan air.
3. Dormansi fisik
Dormansi fisik disebabkan oleh kulit buah yang keras dan impermeable atau
penutup buah yang menghalangi imbibisi dan pertukaran gas. Fenomena ini
sering disebut sebagai benih keras, meskipun istilah ini sering digunakan
untuk benih legum yang kedap air.
4. Zat-zat penghambat
Beberapa jenis benih mengandung zat-zat penghambat dalam buah atau benih
yang mencegah perkecambahan, misalnya dengan menghalangi proses
metabolisme yang diperlukan untuk perkecambahan. Zat-zat penghambat
yang paling sering dijumpai ditemukan dalam daging buah. Gula, coumarin
dan zat-zat lain dalam buah berdaging mencegah perkecambahan karena
tekanan osmose yang menghalangi penyerapan.
5. Dormansi cahaya
Sebagian besar benih dengan dormansi cahaya hanya berkecambah pada
kondisi terang. Sehingga benih tersebut disebut dengan peka cahaya.
Dormansi cahaya umumnya dijumpai pada pohon-pohon pioner.
6. Dormansi suhu
Istilah dormansi suhu digunakan secara luas mencakup semua tipe dormansi,
suhu berperan dalam perkembangan atau pelepasan dari dormansi. Benih
dengan dormansi suhu seringkali memerlukan suhu yang berbeda dari yang
diperlukan untuk proses perkecambahan. Dormansi suhu rendah ditemui pada
kebanyakan jenis beriklim sedang.
7. Dormansi gabungan
Apabila dua atau lebih tipe dormansi ada dalam jenis yang sama, dormansi
harus dipatahkan baik melalui metode beruntun yang bekerja pada tipe
dormansi yang berbeda, atau melalui metode dengan pengaruh ganda.
Dormansi benih dapat menguntungkan atau merugikan dalam penanganan
benih. Keuntungannya adalah bahwa dormansi mencegah benih dari
perkecambahan selama penyimpanan dan prosedur penanganan lain. Disatu
sisi, apabila dormansi sangat kompleks dan benih membutuhkan perlakuan
awal yang khusus. Kegagalan untuk mengatasi masalah dormansi akan
berakibat pada kegagalan perkecambahan pada benih.

C. Tipe-tipe Dormansi

1. Dormansi Fisik
Yaitu dormansi yang menyebabkan pembatasan struktural terhadap
perkecambahan, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi
penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas pada beberapa jenis
benih tanaman. Contohnya sebagai berikut :
 Impermeabilitas kulit biji terhadap air.
 Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio.
 Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas.
2. Dormansi fisiologi
Yaitu dormansi yang dapat disebabkan oleh sejumlah mekanisme, umumnya
dapat juga disebabkan pengatur tumbuh baik penghambat atau perangsang
tumbuh. Contohnya sebagai berikut:
 Immaturity embrio
Beberapa jenis tanaman mempunyai biji dimana perkembangan
embrio tidak secepat jaringan sekelilingnya.Sehingga perkecambahan
dari benih-benih demikian perlu ditunda, sebaiknya benih
ditempaykan pada kondisi temperatur dan kelembapan tertentu agar
viabilitasnya tetap terjaga samapi embrio terbentuk sempurna dan
dapat berkecambah.
 After ripening
Peristiwa dimana benih tidak mau berkecambah pada waktu
dikecambahkan meskipun telah diberi rangsangan yang biasa dipakai
untuk mematahkan dormansi dan benih baru dapat berkecambah
setelah disimpan selama jangka waktu tertentu.
 Dormansi sekunder
Benih-benih yang pada keadaan normal mampu berkecambah, tetapi
apabila dikenakan pada suatu keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan selama beberapa waktu dapat menjadi kehilanagan
kemampuan untuk berkecambah.

D. Faktor Penyebab Dormansi

Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika
masih berada pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas
dari tanaman induknya. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik
dari kulit biji dan keadaan fisiologis dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua
keadaan tersebut. Benih yang mengalami dormansi ditandai dengan :

 Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air.


 Proses respirasi tertekan / terhambat.
 Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan.
 Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan.

E. Manfaat Dormansi

1. Membantu penanganan pasca panen.


2. Untuk mengetahui tipe dormansi pada benih sehingga mempermudah
perlakuan.
3. Mempermudah mencari cara untuk mematahkan dormansi.

F. Keuntungan dan kerugian Dormansi

1. Keuntungan
 Membantu petani dalam penangannan pasca panen sehingga benih tidak
berkecambah.
 Mempermudah mengetahui tipe dormansi dari suatu biji sehingga
mempermudah perlakuan.
 Mempermudah mencari cara untuk mematahkan dormansi.
2. Kerugian
 Memperpanjang waktu pekecambahan dari suatu benih sehingga suatu
spesies dari tanaman itu lambat berkembang.
 Mengacaukan tanaman saat panen.

G. Cara-cara Pematahan Dormansi

1. Fisiologis
 Penyimpanan kering.
 Stratifikasi yaitu suhu rendah Chilling (50C-100C) dan suhu tinggi 400C-
500c.
 KNO3, GA3
 Suhu berganti (18 jam suhu rendah 50C, 6 jam suhu tinggi 200C).
2. Fisik
 Skarifikasi yaitu dengan cara mekanik dan kimia.
 Pencucian/perendaman benih.
 Puncturing (penusukan).
 Menghilangkan sebagian struktur yang mengelilingi benih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dormansi benih dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan benih hidup untuk


berkecambah pada suatu kisaran keadaan yang luas yang dianggap menguntungkan
untuk benih tersebut. Dormansi memiliki 2 tipe yaitu fisik dan fisologi dan cara untuk
memetahkan dormasi ada secara fisiologi dan fisik.
DAFTAR PUSTAKA

Yuniarti, N & Djaman, DF 2015, Teknik pematahan dormansi untuk mempercepat


perkecambahan benih kourbaril (Hymenaea courbaril), Prosiding Seminar Nasional
Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 1(6):1433±1437.

Utomo, B. 2006. Ekologi benih. Karya Ilmiah. Fakultas Pertanian. Universitas


Sumatera Utara. Medan.

Suita, E. 2008. Pengaruh Ruang, Media, dan Periode Simpan terhadapPerkecambahan


Benih Kemenyan (Styrax benzoin Dryand). Jurnal HutanTanaman. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hutan Tanaman.

Rineka Cipta. 1986. Teknologi Benih, Pengolahan benih dan tuntunan


praktikum.Jakarta : Rineka Cipta.

Suyitno, Al. MS. 2007. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar.


UNYYogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai