Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH TANAMAN


“ UJI DAYA KECAMBAH BENIH DI ATAS KERTAS (UDK) DAN UJI
BENIH KERTAS DIGULUNG”

DOSEN PEMBIMBING :
PRATIWI HAMZAH, S,Si ., M. Biotech
Ir. ABDUL RAHMAN ARINONG , MP
RAMLI , SP ., M.Si
RACHMAT , S. ., M.P
MARIO MEGA , S.P ., M.Si

PLP :
ISKANDAR RIVAI , S.ST
MARTINI ,SP

DISUSUN OLEH :
ANDI NAUFAL MAHARDIKA
05.01.21.2314

2B/D-IV PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Sutopo (1985), proses perkecambahan benih merupakan suatu


rangkaian yang komplek dari perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia. Tahap
pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh
benih, melunaknya kulit biji dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua dimulai
dari kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih.
Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan
karbohidrat, lemak, dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan
ditranslokasikan ketitik tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan yang
telah diuraikan tadi nerismatik untuk menghasilkan energi bagi kegiatan
pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima adalah
pertumbuhan kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran, dan pembagian
sel-sel pada titik-titik tumbuh. Sementara daun belum berfungsi sebagai organ
untuk fotosintesa maka pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada
persediaan makanan yang ada dalam biji.
Adapun beberapa tipe perkecambahan yang ada pada tumbuhan yaitu :
1. Tipe Epigeal (Epigeous) di mana munculnya radikel diikuti dengan
memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon
dan plumula keatas permukaan tanah. Contohnya kacang merah (Phaseolus
vulgaris), kubis (Brassica oleraceae).
2. Tipe Hipogeal (Hypogeus), di mana munculnya radikel diikuti dengan
pemanjangan plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan tanah
sedangkan kotiledon tetap berada di dalam kulit biji di bawah permukaan
tanah. Contohnya palem (Palmae sp) dan semua famili Graminae seperti
jagung (Zea mays).
Menurut Sutopo (1985) faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih
dibedakan menjadi dua yaitu faktor dalam dan faktor luar.
1. Faktor Dalam
a. Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologinya tercapai
tidak mempunyai viabilitas tinggi. Bahkan pada beberapa jenis tanaman,
benih yang demikian tidak dapat berkecambah. Pada tingkatan tersebut benih
belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan juga pembentukan
embrio belum sempurna.
b. Ukuran benih
Di dalam jaringan penyimpanannya benih memiliki karbohidrat,
protein, lemak, dan mineral. Dimana bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai
energi bagi embrio saat perkecambahan. Benih yang berukuran besar dan
berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan dengan
benih kecil.
c. Dormansi
Suatu benih dikatakan dorman apabila benih itu sebenarnya hidup
tetapi tidak dapat berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan lingkungan
yang memenuhi syarat bagi perkecambahan. Periode dormansi dapat
berlangsung musiman atau dapat juga selama beberapa tahun, tergantung pada
jenis dan tipe dormansinya. Tipe-tipe dormansi antara lain Dormansi fisik
yang disebabkan oleh impermiabilitas kulit biji terhadap air, disini
pengambilan air terhalang kulit biji yang mempunyai struktur terdiri dari
lapisan sel-sel berupa palisade yang berdinding tebal, terutama dipermukaan
paling luar dan bagian dalamnya mempunya lapisan lilin, resistensi mekanis
kulit biji terhadap pertumbuhan embrio disebabkan kulit biji yang cukup kuat
untuk menghalangi pertumbuhan embrio, permeabilitas yang rendah dari kulit
biji terhadap gas-gas. Dormansi fisiologis yang disebabkan oleh immaturity
embrio, after ripening, dormansi sekunder, dormansi yang disebabkan oleh
hambatan metabolis pada embrio.
Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya dormansi pada benih
sangat bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan tentu saja tipe
dormansinya, antara lain yaitu: karena temperatur yang sangat rendah di
musim dingin, perubahan temperatur yang silih berganti, menipisnya kulit
biji, hilangnya kemampuan untuk menghasilkan zat-zat penghambat
perkecambahan, adanya kegiatan dari mikroorganisme.
Penyebab dan mekanisme dormansi merupakan hal yang sangat
penting diketahui untuk dapat menentukan cara pematahan dormansi yang
tepat sehingga benih dapat berkecambah dengan cepat dan seragam. Masa
dormansi tersebut dapat dipatahkan dengan beberapa perlakuan misalnya
perlakuan skarifikasi mekanik maupun kimiawi.
d. Penghambat perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih,
antara lain:
1) Larutan dengan tingkat osmotik tinggi, missal larutan mannitol,
larutan NaCl.
2) Bahan-bahan yang mengganggu lintasan metabolisme, umumnya
mengrespirasi seperti: slanida, dinitrofenol, azide, flourida,
hydroxylamine.
3) Herbisida
4) Coumarin
5) Auxin
2. Faktor Luar
a. Air
Air merupakan salah satu syarat penting bagi berlangsungnya proses
perkecambahan benih. Dua faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh
benih adalah sifat dari benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya jumlah air
yang tersedia pada medium disekitarnya.
Banyaknya air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis
benih. Tetapi umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali dari berat
keringnya. Tingkat pengambilan air juga dipengaruhi oleh temperatur,
temperatur yang tinggi menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan air.
Benih tanaman mempunyai kemampuan berkecambah pada kisaran air
tanah tersedia mulai dari kapasitas lapangan sampai titik layu permanen. Yang
dimaksud dengan kapasitas lapangan dari tanah adalah jumlah air maksimum
yang tertinggal setelah air permukaan dikuras dan setelah air yang keluar dari
tanah karena gaya berat habis. Sedangkan titik layu permanen adalah suatu
keadaan dari kandungan air tanah di mana terjadi kelayuan pada tanaman
yang tidak dapat balik. Tetapi kemampuan tersebut berbeda-beda tergantung
pada jenis tanamannya.
Untuk kebanyakan benih tanaman kondisi yang kelewat basah sangat
merugikan, karena menghambat aerasi dan merngsang timbulnya penyakit.
Tanah yang terlalu banyak mengandung air dapat mengakibatkan benih rusak
disebabkan oleh cendawan dan bakteri tanah.
b. Temperatur
Tanaman pada umumnya dapat diklasifikasikan berdasarkan kebutuhannya
akan temperature :
1) Tanaman yang benihnya hanya akan berkecambah pada temperatur
yang relatif rendah.
2) Tanaman yang benihnya hanya akan berkecambah pada temperatur
yang relatif tinggi. Benih dari kebanyakan tanaman tropika
membutuhkan temperatur tinggi untuk perkecambahannya.
3) Tanaman yang mampu berkecambah pada kisaran temperatur dari
rendah sampai tinggi.
Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi
berlangsungnya perkecambahan benih. Pada kisaran temperatur ini terdapat
persentase perkecambahan yang tinggi. Temperatur optimum bagi
kebanyakan benih tanaman adalah diantara 80°- 90°F (26,5 - 35°). Dibawah
ini yaitu temperatur minimum serendah 32°- 42° (0° - 5°) kebanyakan benih
akan gagal untuk berkecambah, atau akan terjadi kerusakan “chilling” yang
mengakibatkan terbentuknya kecambah abnormal.
Menurut Widajati et al. (2012) pengujian daya berkecambah untuk benih yang
berukuran kecil dapat menggunakan metode uji di atas kertas (UDK) dan uji antar
kertas (UAK). Metode UDK adalah metode uji perkecambahan yang
menggunakan cawan petri dilapisi tiga lembar media kertas dan benihnya
diletakkan di atas kertas, sedangkan metode UAK adalah uji perkecambahan yang
menggunakan cawan petri, benihnya diletakkan di antara media kertas. Media
kertas dapat menggunakan kertas merang, kertas saring, atau kertas koran.
Adapun spesifikasi substrat untuk pengujian daya berkecambah adalah: (1) kertas
harus berpori, memungkinkan akar tumbuh (2) bebas dari cendawan, bakteri, dan
bahan beracun yang dapat memengaruhi perkecambahan, (3) tetap ulet/kuat
selama jangka waktu pengujian, (4) mampu menahan air cukup selama pengujian,
dan (5) pH 6,0-7,5. Substrat/media perkecambahan diperlukan dalam kegiatan
pengujian perkecambahan benih. Secara fisik, media harus mempunyai porositas
yang tinggi, drainase dan aerasi yang baik (Hardiwinoto et al., 2011).

B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan uji daya kecambah benih di atas kertas
(UDK) dan uji daya kecambah kertas digulung (UKD).
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi benih normal, tidak normal
(abnormal), dan benih yang tidak tumbuh (mati).
3. Mahasiswa dapat menghitung nilai presentase daya perkecambahan dengan
menggunakan metode uji daya kecambah di atas kertas (UDK) dan uji daya
kecambah kertas digulung (UKD).
BAB II
METEDOLOGI

A. Tempat dan Waktu


Di Polbanngtan Gowa tepatnya diruang laboratorium perlindungan tanaman
(perlintan). Dilakukan praktikum mata kuliah teknologi produksi benih tanaman
dengan menggunakan metode uji kecambah di atas kertas (UDK) dan uji
kecambah kertas digulung (UKD). Praktikum ini dilakukan pada hari selasa 6
januari 2023 pukul 13.00 – selesai.

B. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan :
a. wadah
b. Handphone
c. Pulpen
d. Substrat kertas
2. Bahan yang digunakan :
a. Air
b. Benih Kangkung
c. Benih Bayam Merah

C. Cara kerja
1. Uji daya kecambah benih di atas kertas (UDK)
 Lakukan seleksi benih
 Kemudian, siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
 Setelah itu siapakan kertas substrak 2-3 lembar di atas wadah
 Selanjutnya isi wadah dengan air secukupnya
 Basahi kertas substrak kedalam wadah yang berisi air, langkah ini diulang
sampai kertas basah secara menyeluruh
 Letakkan kertas substrak yang sudah di basahi di atas lantai atau wadah
 Kemudian , letakkan benih yang disusun diatas kertas substrat sesuai
komoditi.
 Kemudian Letakkan di tempat bersih, jaga agar tetap lembab, dan semprot
dengan air apabila kertas yang digunakan kering
 Amati tiap 2 hari sekali
 Setiap pertumbuhan benih perlu di dokumentasikan dengan menggunakan
open camera.

2. Uji kertas digulung (UKD)


 Lakukan seleksi benih
 Kemudian, siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
 Setelah itu siapkan kertas substrat 2 -3 lembar di atas wadah
 Basahi kertas substrat dengan air, biarkan air sampai meresap
 Setelah itu , angkat kertas subtrat dan letakkan kertas yang
telah di basahi tadi diwadah karena akan di letakkan benih .
 Kemudian , letakkan benih yang disusun diatas kertas substrat sesuai
komoditi.
 Setelah itu lipat kertas substrak dari atas kebawah, lalu gulung kesamping
sebanyak 3 kali.
 Kemudian Letakkan di tempat bersih, jaga agar tetap lembab, dan semprot
dengan air apabila kertas yang digunakan kering. Amati perkembangan
benih pada hari ke - 14
 Setiap pertumbuhan benih perlu di dokumentasikan dengan menggunakan
open camera.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Benih digulung

Jumlah Jumlah Jumlah


Jumlah Daya
No Jenis benih benih benih benih
benih awal kecambah
normal abnormal mati
1. Daun bawang 4 4 - - 1%
Bayam
2. 20 - 3 17 0%
merah

Tabel 1 . Hasil uji benih kertas digulung

Presentase daya :

jumlah benih normal


x 100 %
jumlah benih awal

4
A. Benih daun bawang : × 100 %
4

:1%

0
B. Benih bayam merah : × 100 %
20

:0%
Pembahasan :
1) Benih daun bawang
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu dengan uji benih
kertas digulung pada komoditas benih daun bawang dengan benih awalnya yaitu 4
benih, setelah di lakukan pengamatan selama 14 hari maka di peroleh benih normal 4
benih, benih abnormal tidak ada , dan yang lainnya merupakan benih mati . Hasil
yang diperoleh selama 14 hari pengamatan adalah 1 %. Hasil ini didapat dari jumlah
benih normal yaitu 4 benih dibagi benih awal dikali 100 %

2) Benih bayam merah


Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu dengan uji benih
kertas digulung pada komoditas benih daung bawang dengan benih awalnya yaitu 20
benih, setelah di lakukan pengamatan selama 14 hari maka di peroleh tidak ada benih
normal , benih abnormal 3, dan benih mati 17. Hasil yang diperoleh selama 14 hari
pengamatan adalah 0 %. Hasil ini didapat dari jumlah benih normal dibagi dengan
benih awal dikalikan 100 %
Pada saat pertumbuhan benih daun bawang dan bayam merah tidak
sepenuhnya tumbuh dengan normal ada juga dari beberapa benih yang mangalami
cacat atau abnormal, terdapat warna kuning-kuning dan tumbuhannya kurus pada
komoditi daun bawang dan pada koomoditi bayam merah ada sekitar 3 benih
tumbuhnnya kerdil dan lainnya itu mati hal ini disebabkan karena kurangnya nutrisi
dan juga peristiwa ini disebabkan oleh sifat genetika dari benih itu sendiri meskipun
telah ditangani dengan baik dan faktor lingkungan pun mendukung dan sifat
fisiologis benih. Proses tersebut terjadi terjadi karena faktor lingkungn yang tidak
sesuai untuk penyimpanan benih atau penyimpangan dalam pembentukan dan
prosesing benih. Selain itu, penyebab benih mati tergantung suhu dan pemberian air
yang berlebihan.
Faktor yang memepengaruhi perkecambahan pada komoditi daun bawang dan
bayam merah yaitu air, nutrisi, suhu dan kelembaban udara. Benih yang tumbuh
dengan baik atau sehat adalah benih yang terhindar dari patagen baik berupa virus
maupun nematoda. Benih yang mengalami yang mengalami pertumbuhan yang
abnormal dipengariuhi oleh kecambah atau struktur esensial yang berupa bentuk atau
tidak proporsional, yaitu pertumbuhan yang lemah atau mengalamoi gangguan
fisiologis dan satu struktur esensialnya terkena penyakit atau busuk akibat infeksi
primer sehingga menghambat perkembangannya menjadi kecambah normal atau
biasanya disebabkan oleh patogen. Sedangkan benih yang tumbuh dengan normal dan
abnormal disebabkan oleh beberapa faktor yaitu air sebagai karbohidrat pengurai
dalam biji kotiledon, untuk digunakan dalam pertumbuhan embrio

B. Hasil benih diatas kertas

jumlah benih normal pada hari


Jumlah Presentase
ke - Tipe
Jenis benih benih awal daya
1 perkecambahan
(Hari-0) 1 2 4 6 8 10 14 berkecambah
2

Daun
4 0 1 1 1 1 1 1 1 25 % Hipogeal
bawang

Bayam
12 0 0 2 2 2 2 2 2 17 % Hipogeal
merah

Tabel 2 . Hasil uji benih di atas kertas

Presentase daya :
jumlah benih normal
x 100 %
jumlah benihawal
1
A. Benih daun bawang : × 100 %
4

: 25 %

2
B. Benih bayam merah : × 100 %
12

: 17 %
Pemabahasan :

1. Benih daun bawang


Berdasarkan hasil praktikum uji benih diatas kertas pada komoditas
benih daun bawang dengan benih awal yaitu 4 benih. Setelah dilakukan
pengamatan setiap 2 hari sekali selama 14 hari diperoleh hasil
perkecambahan adalah 25 %. Hasil ini didapatkan dari benih normal pada
hari ke-14 yaitu sebanyak 1 benih dibagi jumlah benih awal 4 di kali 100%.
Dari hasil pengamatan benih daun bawang yang dilakukan selama 14 hari
maka diperoleh 4 benih yang tumbuh di antaranya 1 normal, tidak ada yang
abnormal, dan 3 benih yang mati.
Pengamatan kondisi umum uji benih di atas kertas hanya beberapa
benih yang tumbuh atau berkecambah. Pada hari ke-2 sampai hari ke-14
hanya ada 1 benih yang tumbuh dengan normal dan yang lainnya itu mati.

2. Benih bayam merah


Berdasarkan hasil praktikum uji benih diatas kertas pada komoditas
benih daun bawang dengan benih awal yaitu 12 benih. Setelah dilakukan
pengamatan setiap 2 hari sekali selama 14 hari diperoleh hasil
perkecambahan adalah 17 %. Hasil ini didapatkan dari benih normal pada.
Dari hasil pengamatan benih daun bawang yang dilakukan selama 14 hari
maka diperoleh 12 benih yang tumbuh di antaranya 2 normal, tidak ada
benih yang tumbuh abnormal, dan 10 benih yang mati .
Pengamatan kondisi umum uji benih di atas kertas hanya beberapa
benih yang tumbuh atau berkecambah. Pada hari ke-4 sampai hari ke-14
hanya ada 2 benih yang tumbuh dengan normal dan yang lainnya itu mati.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
perkecambahan benih yang dilakukan dengan metode uji kertas digulung dan
metode uji diatas kertas. Metode ini uji kertas digulung menghasilkan daya
kecambah yang kurang baik pada benih daung bawang dan bayam merah karena
kurangnya nutrisi yang masuk pada benih dan juga disebabkan karena sifat
genetiknya, meskipun benih itu ditangani dengan baik dan faktor lingkungannya
pun mengdukung dan sifat fisiologis benih, proses tersebut terjadi karena karena
faktor lingkungan yang tidak sesuai untuk penyimpangan benih atau
penyimpangan dalam pembentukan dan prosesing benih.
Setelah dilakukan uji daya perkecambahan dengan metode uji kertas digulung
maka diperoleh hasil dari daun bawang tidak ada benih yang tumbuh dengan
normal dan bayam merah juga tidak ada benih yang tumbuh debngan normal atau
0 % . Dan selanjutnya dengan menggunakan metode uji diatas kertas maka
diperoleh hasil dari daun bawang sebanyak 25 %. Kemudian bayam merah
sebanyak 17 %.

B. Saran
Dalam melaksanakan praktikum sebaiknya menggunakan alat dan bahan yang
memadai sesuai standar seleksi benih. Dan juga untuk mendapatkan hasil yang
maksimal maka kita harus memperhatikan waktu penyiraman benih tersebut.
Diharapkan juga untuk untuk kesempurnaan laporan maka dimohon kepada
pembaca saran atau kritiknya sangat diharapkan oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Mull, E. P. (2017, 3). PENGARUH METODE PERKECAMBAHAN DAN


SUBSTRAT KERTAS TERHADAP VIABILITAS BENIH. Vol. 6 No.1,
Maret 2017: 13-19, 6, 13-19.

Sutopo. (1985). Pengertian Dan Tipe-Tipe Perkecambahan. 7-24.


LAMPIRAN

A. Uji di atas kertas

Gambar 1.1 metode Gambar 1.2 Hari ke 4 Gambar 1.3 Hari - 8


Diatas kertas hari ke 2

Gambar 1.4 hari ke 10 Gambar 1.5 hari ke 12 Gambar 1.6 hari ke 14

B. Uji kertas digulung


Gambar 1.7 benih normal Gambar 1.8 benih abnormal Gambar 1. 9 benih mati

Anda mungkin juga menyukai