Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikuam

Kompos dan Aplikasinya

Pupuk Organik Cair Eceng Gondok

NAMA : Lisna Maulydia


NIM : G111 15 004
KELAS :B
KELOMPOK : 1
ASISTEN : JAZMAN CHAERUL AMIRULLAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDIN

MAKASSAR

2017
Waktu dan Tempat
Praktikum Pembuatan POC eceng gondok dilakukan pada hari Minggu, 8
April 2018 pukul 09.00 Wita sampai selesai. Pengamatan dan pemanenan POC
dilakukan pada hari Senin, 16 April 2018 pukul 15.00 WITA di Lahan Percobaan
(Exfarm) Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah eceng gondok 2 ember,
dedak ½ ember, pupuk kandang ayam ½ ember, air 1 ember, gula merah 200 ml,
EM4 dan lakban. Sedangakan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
ember 60 L, pengaduk, parang atau cutter, saringan, botol bekas, selang dan
termometer.
Pelaksanaan Kerja
a) Jenis Kompos dan Metode Pengomposan
Jenis kompos yang dibuat dalam praktikum ini adalah pupuk organik cair.
Pupuk organik cair adalah pupuk yang bersal dari larutan sisa hasil pembusukkan
serasah tanaman ataupun kotoran hewan. Bahan utama yang digunakan dalam
praktikum ini adalah tanaman eceng gondok. Kandungan yang dimiliki eceng
gondok baik dari bahan organik maupun unsur hara yang tinggi, maka dapat
dijadikan sebagai alternatif sumber pupuk cair. Pupuk cair merupakan salah satu
pupuk organik yang praktis dan sangat mudah pembuatannya. Selain bahan baku
eceng gondok, air juga merupakan bahan utama dalam pembuatan pupuk cair
karena di dalam air terdapat kandungan nitrogen yang larut di dalam air sehingga
mempermudah tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara. Didalam pembuatan
pupuk organik, ada dua metode yang dapat dilakukan yaitu secara aerob dan
anaerob. Pengomposan anaerob adalah proses dekomposisi bahan organik oleh
mikroba tanpa menggunakan oksigen (Noviana, 2010).
b) Takaran yang digunakan
Eceng gondok 2 ember, dedak ½ ember, pupuk kandang ayam ½ ember, air 1
ember, molasses (gula merah) 200 ml, EM4 2 tutup botol.
c) Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam pembuatan pupuk organik cair (POC) dari
eceng gondok dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang telah ditentukan.
2. Menyiapkan ember, botol plastik aqua 1 liter berisi air dan satu meter selang
transparan (diameter kira-kira 0,5 cm),. Lubangi tutup ember dan tutup botol
seukuran selang.
3. Memotong atau mencincang eceng gondok, lalu dimasukkan kedalam ember.
4. Memasukkan dedak dan pupuk kandang ayam kedalam ember, kemudian
menambahkan air, aduk-aduk hingga merata.
5. Melarutkan EM4 dan gula merah aduk hingga merata. Kemudian tambahkan
larutan tersebut ke dalam ember yang berisi bahan baku pupuk
6. Menutup ember dengan rapat, lalu memasukkan selang lewat tutup ember
yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang masuk dengan lakban
sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk
kedalam botol yang telah diberi air
7. Pastikan benar-benar rapat, karena reaksinya akan berlangsung secara
anaerob. Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu adonan dengan
membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke
dalam ember
8. Tunggu hingga 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka
penutup embercium bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi tape,
adonan sudah matang
9. Memisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya.
Menggunakan saringan kain.
10. Memasukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau
kaca dan ditutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi dan siap digunakan.
Waktu Kontrol Pengomposan
a) Standar Kualitas Kompos
Standar kualitas kompos biasanya diidentikkan dengan kandungan unsur hara
yang ada di dalamnya. Eceng gondok mengandung 95,5 % air; 3,5 % bahan
organik; 0,04 % nitrogen; 1 % abu; 0,06 % fosfor sebagai P2O5 dan 0,20 %
kalium sebagai K2O, dan analisis kimia tumbuhan eceng gondok atas dasar bahan
kering menghasilkan 75,8 % bahan organik; 1,5 % nitrogen; dan 24,2 % abu.
Analisis terhadap abu yang dilakukan menunjukkan 7.0 % fosfor sebagai P2O5
28,7 % kalium sebagai K2O 1,8 % natrium sebagai Na2O; 12,8 % kalsium
sebagai CaO dan 21,0 % khlorida CCL5 (Anastasia dkk, 2015).
Kandungan kimia eceng gondok mengandung bahan organik sebesar
78,47%, C organik 21,23%, N total 0,28%, P total 0,0011%, dan K total 0,016%
sehingga dari hasil ini eceng gondok berpotensi untuk di manfaatkan sebagai
pupuk organik karena eceng gondok memiliki unsur hara yang diperlukan
tanaman untuk tumbuh (Anastasia dkk, 2015).
b) Kematangan Kompos
1. Warna dan Bau
Pupuk cair dikatakan baik dan siap diaplikasikan jika tingkat kematangannya
sempurna.Fermentasi berjalan dengan baik diketahui dari keadaan bentuk
fisiknya, dimana fermentasi yang berhasil ditandai dengan adanya bercak – bercak
putih pada permukaan cairan, warna cairan yang dihasilkan pada proses
pemeraman cairan adalah coklat muda dengan bau yang tidak menyengat dengan
pH 4.0 (Armada, 2012).
2. pH
Selain itu, menurut Indriani (2002), kisaran pH yang baik untuk pupuk
organik cair yaitu sekitar 6,5 – 7,5 (netral). Sutanto (2002) menambahkan bahwa
biasanya pH agak turun pada awal proses fermentasi karena aktivitas bakteri yang
menghasilkan asam. Dengan munculnya mikroorganisme lain dari bahan yang
didekomposisikan,maka pH bahan akan naik setelah beberapa hari dan kemudian
berada pada kondisi netral.
3. Suhu
Setiap 3 hari suhu dalam ember dicek dengan mengupayakan pada kisaran 27
– 30 0C. Bila lebih dari 300C ditambahkan air 240 ml ke dalam ember lalu diaduk.
Setelah 21 hari, maka pupuk akan matang dengan ciri-ciri tidak berbau, warna
hitam dan suhu stabil jadi 270C – 4-00C (Driyunitha dan Pairi, 2015).
4. Kandungan NPK
Kandungan unsur hara yang terdapat eceng gondok adalah N-total, P2O5
dan K2O. Adapun hasil uji kandungannya yaitu sebgai berikut:
Tabel 1. Kadar NPK Eceng gondok

No Parameter Hasil uji

1 N-total 0,28%
2 P2O5 0,0011%
3 K2O 0,016%

Kandungan unsur nitrogen pada eceng gondok menunjukkan nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan unsue P dan K. Tingginya protein dalam bahan
organik eceng gondok dapat meningkatkan kandungan nitrogen pada pupuk
organik cair yang dihasilkan (Anastasia dkk, 2016).
5. Standar Kualitas Kompos
Berdasarkan hasil pembahasan para pakar pusat Balitbangtanak Direktorat
Pupuk dan Pestisida, IPB jurusan Tanah, Depperindag, serta Asosiasi penggunaan
pupuk maka telah disepakati persyaratan teknis minimal pupuk organic cair
(Suriadikarta dan Setyorini, 2012).
Pembahasaan Pelaksanaan Kerja
1. Pengukuran Suhu
Pengukuran suhu pada pupuk organik merupakan salah satu petunjuk berhasil
atau tidaknya pembuatan pupuk kompos Suhu yang diukur pada saat pengadukan
dan pemanenan adalah 320C.
2. Pengamatan Warna Kompos
Pengamatan terhadap warna pupuk organik (kompos) dilakukan dengan indera
penglihatan. Warna POC eceng gondok yang telah terfermentasi selama 1 minggu
adalah berwarna cokelat.
3. Pengamatan Bau Kompos
Dalam pengamatan bau pada kompos dilakukan dengan menggunakan indera
penciuman. Bau yang didapatkan pada waktu panen setelah terfermentasi selama
1 minggu adalah wangi tape, tidak berbau busuk.
DAFTAR PUSTAKA

Anastasia R Moi, Dingse Pandiangan, Parluhutan Siahaan dan Agustina M


Tangapo. 2015. Pengujian Pupuk Organik Cair dari Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes )Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica
juncea). Jurnal Mipa Unsrat Online, Vol. IV, No. 1, 2015.
Noviana, Kholidiyah. 2010. Respon Biologis Tumbuhan Eceng gondok (Eichornia
crassipes Solms) Sebagai Biomonitoring Pencemaran Logam Berat
Cadmium (Cd) Dan Plumbum (Pb) pada Sungai Pembuangan Lumpur
Lapindo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Skripsi, UIN Malik
Malang.
Armada, B. 2012. Studi Fermentasi Beberapa Komposisi Bahan Pupuk Organik
Cair Menggunakan Bioaktivator dan Pengujian Agronomi Pada Tanaman
Sawi pakcoy (Brassica chinensis L.). Naskah Publ.Penel. Mhs. Jur Agron.
FPP. Univ. Muhammadiyah Malang
Indriani. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sutanto, B.2002. Pemanfaatan Urine Ternak Sapi Perah untuk Pembuatan Pupuk
Organik Cair di Dusun Ngandong Desa Girikerto Kecamatan Turi
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta.
Suriadikarta, Didi Ardi dan Dyah Setyorini. 2012. Baku Mutu Pupuk Organik.
Balitbang.
Driyunitha dan Rahmawati Pairi. 2012. Pengaruh KJonsentrasu Pupuk Organik
Caor Yang Didekomposisi Dengan Trichoderma sp Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Tanaman Cabe Besar (Capsicum sp) Var. Lokal Toraja.
Jurnal KIP, Toraja.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai