Anda di halaman 1dari 6

HERBISIDA BERDASARKAN

BAHAN AKTIF
Glifosat
Glifosat merupakan herbisida
yang bersifat sistemik bagi gulma
sasaran. Diantara keempat jenis bahan
aktif tersebut, glifosat merupakan
herbisida bahan aktif yang paling
banyak dipakai diseluruh dunia.
Selain sifatnya sistemik yang
membunuh tanaman hingga mati
sampai ke akar-akarnya, juga mampu
mengendalikan banyak jenis gulma
seperti Imperata cylindrica, Eulisine
indinca, Mimosa pudica dan lain-lain.
Memiliki daya bunuh yang
tinggi terhadap rerumputan dan sering
mengeradikasi gulma rerumputan
lunak seperti Paspalum conjugatum
dan Ottochloa nodosa sehingga
akhirnya tanah menjadi terbuka.
Paraquat
Herbisida ini merupakan
herbisida kontak yang umum
digunakan oleh mereka untuk yang
ingin mengolah lahan secara cepat dan
segera. Hal ini karena daya kerja
paraquat begitu cepat dimana setelah
aplikasi, hasilnya dapat terlihat 1 jam
kemudian, sehingga dalam waktu 3
4 hari berikutnya lahan bisa ditanami.
Adapun contoh herbisida
yang berbahan aktif parakuat di
Indonesia yaitu Sidaxone 276SL dan
Gramoxone. Parakuat merupakan
herbisida kontak yang mematikan
tumbuhan dengan cara merusak
membran sel.
Metil Metsulfuron
Herbisida yang berbahan aktif
metil metsulfuron ini merupakan
herbisida sistemik dan bersifat selektif
untuk tanaman padi. Herbisida ini dapat
digunakan untuk mengendalikan gulma
pra tumbuh dan awal purna tumbuh.
Beberapa gulma yang mapu
dikendalikan oleh herbisida ini antara
lain: Monocholria vaginalis, Cyperus
diformis (teki), Echinocloa crusgalli
(jajagoan), semanggi serta gulma lain
yang tergolong pakis-pakisan.
Aplikasi anjuran yang
disarankan untuk penggunaan herbisida
ini adalah 2.5 gram untuk setiap tangki
14 liter.
2,4 Dimetil Amina
2,4 D termasuk salah satu bahan
aktif herbisida yang paling dikenal. Sifat
herbisida ini kurang lebih hampir sama
dengan metil metsulfuron yaitu sistemik
dan selektif.
Herbisida ini dapat digunakan
untuk mengendalikan gulma purna tumbuh
baik yang berdaun lebar maupun teki pada
padi sawah. Adapun beberapa jenis gulma
yang dapat dikendalikan dengan herbisida
2,4-D ini antara : Monochoria vaginalis
(eceng), Spenochlea zeylanica, Cyperus
iria (teki), Limnocharis flava (genjer),
keladi dan lain-lain
Oksifluorfen
Oksifluorfen merupakan
kategori herbisida kontak, relatif
tidak larut dalam air, dan tidak
mudah tercuci. Apabila diaplikasikan
pada pra tumbuh, herbisida tersebut
akan menghambat perkecambahan
biji dan kecambah yang baru
tumbuh. Oleh karena itu, umumnya
diaplikasikan secara pratumbuh atau
pasca tumbuh awal untuk
mengendalikan gulma berdaun lebar
dan rumputan.

Anda mungkin juga menyukai