Anda di halaman 1dari 10

Edisi Juni 2011 Volume V No.

1 - 2 ISSN 1979-8911

BIOREMEDIASI LIMBAH MERKURI DENGAN MENGGUNAKAN MIKROBA


PADA LINGKUNGAN YANG TERCEMAR

Yani Suryani

Abstrak

Merkuri merupakan salah satu jenis polutan yang bersifat toksik. Merkuri menimbulkan
masalah serius bagi kesehatan manusia, seperti bioaccumulation merkuri dalam otak dan
ginjal pada akhirnya mengarah pada penyakit neurologis. Baik tanaman maupun bakteri
merupakan agens biologi penting yang dapat digunakan untuk bioremediasi, maka
beberapa tahun terakhir ini bidang mikrobiologi terapan dan biologi molekular menjadi
dasar pengembangan teknologi bioremediasi dengan memanfaatkan bakteri yang dapat
mereduksi merkuri. Merkuri merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk
hidup , baik itu dalam bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan.
Merkuri umumnya terdiri dari tiga bentuk yaitu elemen merkuri (Hg0), ion merkuri (Hg2+),
dan merkuri organik kompleks. Bioremediasi adalah penggunaan organisme hidup,
terutama mikroorganisme, untuk mendegradasi kontaminan lingkungan ke dalam bentuk
yang kurang beracun. Secara umum teknik bioremediasi terbagi dua in situ (on-site),
dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar dan ex situ (off-site). Jenis-jenis
bioremediasi adalah sebagai berikut biostimulasi, bioaugmentasi dan bioremediasi
intrinsic. Sejumlah bakteri resisten terhadap merkuri telah diisolasi dari berbagai jenis
lingkungan. Umumnya bakteri tersebut termasuk dalam kelompok baik bakteri Gram
negatif maupun Gram positif. Beberapa bakteri aerobik dan fakultatif mengkatalisasi
proses reduksi Hg(II) menjadi Hg(0) seperti Bacillus, Pseudomonas, Corynebacterium,
Micrococcus dan Vibrio. Pseudomonas maltophilia dapat mereduksi Cr6+ yang bersifat
mobile dan toksik menjadi bentuk immobile dan nontoksik Cr3+ serta meminimumkan
mobilitas ion toksik lainnya di lingkungan seperti Hg2+, Pb2+ dan Cd2+.
Kata kunci:bioremediasi,mikroba,limbah merkuri, in , ex situ.

A. Pendahuluan permukaan bumi (landscape), terutama


Pembangunan kawasan industri di pertambangan yang dilakukan secara
daerah-daerah pertanian dan sekitarnya terbuka (opened mining) meninggalkan
menyebabkan berkurangnya luas areal lubang-lubang besar di permukaan bumi.
pertanian, pencemaran tanah dan badan air Logam berat merupakan jenis
yang dapat menurunkan kualitas dan polutan yang terdistribusi secara luas di
kuantitas hasil/produk pertanian, dalam tanah dan mendapat perhatian
terganggunya kenyamanan dan kesehatan secara khusus karena sifatnya yang tidak
manusia atau makhluk hidup lain. dapat terdegradasi serta dapat bertahan
Kerusakan akibat kegiatan pertambangan lama di dalam lingkungan. Limbah
adalah berubah atau hilangnya bentuk padat dan atau cair yang dihasilkan dari
139
Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911

berbagai proses industri dan cair pada temperatur ruang dengan


pertambangan mengandung logam berat spesifik gravity dan daya hantar listrik
toksik (Essa et.al, 2002). Termasuk logam yang tinggi. merkuri di industri ini untuk
berat yang sering mencemari habitat memudahkan (sebagai katalis) proses
lingkungan diantaranya yaitu Cr, Cd, As pencampuran logam dengan logam
Pb dan Hg (Merkuri). Merkuri ini lainnya, contohnya dalam proses ekstraksi
merupakan salah satu jenis polutan yang logam emas dan logam campuran untuk
bersifat toksik (Santi dan Goenadi, 2009). gigi.
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan
oleh Selid, et.al (2009) bahwa merkuri Sifat Fiska-Kimia Merkuri
adalah unsur yang sangat beracun yang Secara umum logam merkuri
banyak tersebar di atmosfer, litosfer, dan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut
air permukaan. Merkuri menimbulkan yaitu berwujud cair pada suhu kamar (250
masalah serius bagi kesehatan manusia, C) dengan titik beku paling rendah sekitar
seperti bioaccumulation merkuri dalam 390 C. Merupakan logam yang paling
otak dan ginjal pada akhirnya mengarah mudah menguap jika dibandingkan
pada penyakit neurologis. dengan logam yang lain.Tahanan listrik
Upaya penanggulangan bahaya yang dimiliki sangat rendah, sehingga
pencemaran yang diakibatkan oleh menempatkan merkuri sebagai logam
merkuri telah banyak dilakukan. yang sangat baik untuk menghantarkan
Berdasarkan asumsi bahwa baik tanaman daya listrik.Dapat melarutkan bermacam-
maupun bakteri merupakan agens biologi macam logam untuk membentuk alloy
penting yang dapat digunakan untuk yang disebut dengan amalgam.
bioremediasi, maka beberapa tahun Merupakan unsur yang sangat beracun
terakhir ini bidang mikrobiologi terapan bagi semua makhluk hidup , baik itu
dan biologi molekular menjadi dasar dalam bentuk unsur tunggal (logam)
pengembangan teknologi bioremediasi ataupun dalam bentuk persenyawaan
dengan memanfaatkan bakteri yang dapat (Palar, 1994).Merkuri umumnya terdiri
mereduksi merkuri. dari tiga bentuk yaitu elemen merkuri
B. Merkuri (Hg0), ion merkuri (Hg2+), dan merkuri
Logam merkuri (Hg) adalah salah
organik kompleks (Selid et.al, 2009).
satu trace element yang mempunyai sifat

140
Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911

Siklus Merkuri di Dalam Lingkungan

Siklus merkuri di alam dimediasi C. Bioremediasi


Bioremediasi merupakan proses
oleh proses geologi dan biologi. Bentuk
penguraian limbah organik atau anorganik
utama merkuri di atmosfer adalah uap
polutan secara biologi dalam kondisi
merkuri (Hgo) yang mudah menguap dan
terkendali dengan tujuan mengontrol,
dioksidasi menjadi ion merkuri (Hg2+)
mereduksi atau bahkan mereduksi bahan
sebagai hasil dari interaksi terhadap ozon
pencemar dari lingkungan. Menurut
dengan adanya air. Kebanyakan merkuri
definisi (Vidali, 2001), bioremediasi
yang masuk ke lingkungan perarian
adalah penggunaan organisme hidup,
adalah Hg2+.
terutama mikroorganisme, untuk
Organisme predator yang ada di
mendegradasi kontaminan lingkungan ke
tingkat paling atas dalam rantai makanan
dalam bentuk yang kurang beracun.
umumnya memiliki konsentrasi merkuri
Bioremediasi terjadi karena enzim
lebih tinggi, yang dikenal sebagai bentuk
yang diproduksi oleh mikroorganisme
organik metylmerkuri. Umumnya bentuk
memodifikasi polutan beracun dengan
kimia merkuri yang terpapar pada
mengubah struktur kimia polutan tersebut,
manusia adalah uap merkuri Hgo dan
disebut biotransformasi. Pada banyak
senyawa metylmerkuri yang merupakan
kasus, biotransformasi berujung pada
racun yang sangat kuat bagi semua
biodegradasi, dimana polutan beracun
organisma hidup. Adanya kontaminasi
terdegradasi, strukturnya menjadi tidak
limbah logam berat mengakibatkan
kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit
beberapa bakteri, jamur dan tanaman telah
yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
berevolusi sehingga memiliki mekanisme
Pendekatan umum untuk meningkatkan
resistensi terhadap beberapa bentuk zat
kecepatan biotransformasi atau
kimia yang berbeda. Bakteri memainkan
biodegradasi adalah dengan cara seeding
peran penting dalam siklus global merkuri
dan feeding.
dalam lingkungan sekitar. Berkenaan
Secara umum teknik bioremediasi
dengan bakteri resistensi terhadap merkuri
terbagi dua in situ (on-site), dapat
dan peran bakteri tersebut dalam silus
dilakukan langsung di lokasi tanah
merkuri telah dipelajari secara ekstensif
tercemar dan ex situ (off-site) yaitu tanah
(Osborn et al., 1997 at Nascimento and
tercemar digali dan dipindahkan ke dalam
Edmar, 2003).

141
Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911

penampungan yang lebih terkontrol. Lalu D. Bioremediasi Merkuri


diberi perlakuan khusus dengan memakai Upaya penanggulangan bahaya
mikroba. pencemaran yang diakibatkan oleh
Ada 4 teknik dasar yang biasa merkuri telah banyak dilakukan.
digunakan dalam bioremediasi: Berdasarkan asumsi bahwa baik tanaman
Stimulasi aktivitas mikroorganisme maupun bakteri merupakan agens biologi
asli (di lokasi tercemar) dengan penting yang dapat digunakan untuk
penambahan nutrien, pengaturan bioremediasi, maka beberapa tahun
kondisi redoks, optimasi pH. terakhir ini bidang mikrobiologi terapan
Inokulasi (penanaman) dan biologi molekular menjadi dasar
mikroorganisme di lokasi tercemar, pengembangan teknologi bioremediasi
yaitu mikroorganisme yang memiliki dengan memanfaatkan bakteri yang
kemampuan biotransformasi khusus. dapat mereduksi merkuri. Hasil
Penerapan immobilized enzymes. penelitian Benyehuda et al. (2003)
Penggunaan tanaman menunjukkan respons penghambatan
(phytoremediation) untuk pertumbuhan yang sangat bervariasi dari
menghilangkan atau mengubah bakteri aerobik kemoheterotrop yang
pencemar. diisolasi dari dasar permukaan sedimen
di dalam medium pepton tripton
Jenis-jenis bioremediasi adalah yeast - glukosa (PTYG) dengan kertas
sebagai berikut biostimulasi, cakram yang mengandung 2 mol
bioaugmentasi dan bioremediasi intrinsic. Cr(VI), 50 nmol Hg(II), dan 500
Faktor yang mempengaruhi optimalisasi nmol Pb(II). Hal ini diduga karena
proses bioremediasi meliputi adanya bakteri Gram positif dan Gram negatif
populasi mikroba yang mampu secara prinsip memiliki perbedaan satu
menurunkan polutan, keberadaan dengan lainnya dalam hal interaksi
kontaminan terhadap populasi mikroba, dengan logam (Giller et al., 1998).
faktor-faktor lingkungan (jenis tanah, Bakteri Gram negatif menunjukkan
suhu, pH, adanya oksigen atau akseptor toleransi terhadap logam yang lebih
elektron lainnya, dan nutrisi ) (Vidali, besar daripada Gram positif karena
2001). memiliki struktur dinding sel yang lebih
kompleks yang mampu mengikat dan

142
Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911

mengimobilisasi ion logam termasuk Hal tersebut mengakibatkan merkuri


Hg2+. terakumulasi melalui proses
Ahmad et al. (2005) mengemukakan bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam
bahwa kemampuan bakteri jaringan tubuh hewan-hewan air, sehingga
menghasilkan polisakarida ekstraselular kadar merkuri dapat mencapai level yang
dapat melindungi sel dari pengaruh berbahaya baik bagi kehidupan hewan air
toksik logam berat. Hasil penelitiannya maupun kesehatan manusia, yang makan
memberikan indikasi bahwa bakteri hasil tangkap hewan-hewan air tersebut.
heterotrof yang ditumbuhkan di dalam Sanusi (1980) mengemukakan bahwa
medium yang mengandung merkuri terjadinya proses akumulasi merkuri di
dengan konsentrasi 150-200 g/g akan dalam tubuh hewan air, karena
mengalami penurunan viabilitas setelah kecepatan pengambilan merkuri (up take
21 hari inkubasi. Kontaminasi yang rate) oleh organisme air lebih cepat
diakibatkan oleh logam berat di alam dibandingkan dengan proses ekskresi.
tidak bersifat bio degradable. Namun Kadar merkuri di dalam tanah
demikian, sejumlah logam berat dan sangat bervariasi dan tergantung tingkat
metaloid pengkontaminan penting kedalaman khususnya pada tanah-tanah
bersifat kurang larut dan lebih volatil alami. Hal ini berarti bahwa kedalaman
dalam bentuk tereduksi apabila pengambilan contoh tanah merupakan
dibandingkan dalam bentuk teroksidasi. suatu pedoman yang penting untuk
Reaksi reduksi merkuri merupakan memperoleh akurasi data. Pada tanah
salah satu contoh reaksi reduksi logam yang diolah, kadar merkuri dalam
larut menjadi bentuk volatil dengan lapisan olah dengan kedalaman 0 - 20
persamaan reaksi sebagai berikut: cm cukup homogen karena adanya
-
Hg(II) + [H2] Hg(0) + 2 H pengelolaan tanah (Alloway, 1995).

Merkuri yang terdapat dalam limbah Berdasarkan Essa et al. (2002), ada

atau waste di perairan umum diubah oleh 3 mekanisme bioremediasi terhadap

aktifitas mikroorganisme menjadi merkuri yaitu metilasi, reduksi secara

komponen methyl merkuri (CH3-Hg) enzimatis, pengendapan dari ion Hg2+

yang memiliki sifat racun dan daya ikat sebagai HgS yang tidak larut sebagai hasil

yang kuat disamping kelarutannya yang dari pembentukan gas H2S, atau

tinggi terutama dalam tubuh hewan air. biomineralisasi dari ion Hg2+ sebagai

143
Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911

komplek merkuri-fosfat yang tidak larut terbentuk selama proses remediasi keluar
selain HgS. Menurut Nazaret et al. (1994) dari sel bakteri melalui proses volatilisasi.
dalam Kiefer (2000), Enterobacter Pendapat sejalan juga
aerogenes melakukan bioremediasi mengungkapkan bahwa detoksifikasi
dengan melakukan uptake reduksi merkuri dapat dilakukan menggunakan
terhadap ion Hg. Resistensi bakteri mikroorgansime resisten merkuri,
tersebut berdasarkan potensial redoks misalnya bakteri resisten merkuri.
2+
dimana sel mampu mereduksi ion Hg Berbagai mekanisme detoksifikasi
0
menjadi Hg yang lebih tidak toksik bagi merkuri telah dilaporkan, seperti
sel bakteri dengan bantuan enzim berkurangnya penyerapan ion merkuri
reduktase, sehingga Hg0 dapat karena pengurangan permeabilitas selular
meninggalkan sel melalui mekanisme untuk ion Hg2+ (Pan-Hou et al., 1981
difusi pasif maupun volatilisasi. Pada dalam Nascimento and Edmar, 2003 ),
penelitian ini diduga Enterobacter demethylation dari methylmercury oleh
aerogenes lebih banyak melakukan Clostridium cochlearium T - 2P, yang
bioremediasi terhadap logam Hg secara melibatkan dekomposisi dan inaktivasi
reduksi enzimatis, karena tidak terjadi dari merkuri anorganik dengan hidrogen
mekanisme efflux hingga jam ke-30. sulfida (H2S) (Pan-Hou dan Imura, 1981
Enterobacter aerogenes tidak dapat dalam Nascimento and Edmar, 2003),
melakukan bioremediasi logam Hg metilasi merkuri oleh bakteri tertentu yang
dengan cara pembentukan HgS, karena menggunakan metilasi sebagai resistensi
bakteri tersebut tidak dapat menghasilkan atau detoksifikasi mekanisme (Trevor,
gas H2S ketika dilakukan uji biokimia. 1986 dalam Nascimento and Edmar,
Sedangkan mekanisme bioremediasi 2003 ) dan penyitaan dari methylmercury
secara metilasi biasanya terjadi pada (Silver dan Misra, 1984 dalam
bakteri anaerob, dan belum pernah Nascimento and Edmar, 2003).
dilaporkan terjadi pada Enterobacter Jenis bakteri yang resisten terhadap
aerogenes. Bioremediasi logam Hg baik logam berat mungkin berada di dalam
dengan variasi pH maupun suhu inkubasi, tanah dan di lokasi tambang. Apabila
tidak tampak terjadinya mekanisme bakteri tersebut dapat beradaptasi pada
0
efflux. Hal ini diduga karena Hg yang lingkungan dengan tingkat kontaminasi
logam berat yang tinggi, maka

144
Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911

diasumsikan bahwa penggunaan bakteri mekanisme resisten merkuri bakteri gram


tersebut sangat efektif dalam negatif adalah sebagai berikut Hg(II) yang
meningkatkan reduksi logam masuk periplasma terikat ke pasangan
berat.Sejumlah bakteri resisten terhadap residu sistein MerP. Selanjutnya MerP
merkuri telah diisolasi dari berbagai jenis mentransfer Hg(II) ke residu sistein MerT
lingkungan. Umumnya bakteri tersebut atau MerC. Akhirnya ion Hg
termasuk dalam kelompok baik bakteri menyeberang membran sitoplasma
Gram negatif maupun Gram positif melalui proses reaksi pertukaran ligan
(Nascimento & Chartone-Souza, 2003 menuju sisi aktif flavin disulfide
dalam Santi dan Goenadi, 2009). oksidoreduktase, merkuri reduktase
Beberapa bakteri aerobik dan fakultatif (MerA). Merkuri reduktase (MerA)
mengkatalisasi proses reduksi Hg(II) mengkatalisis reduksi Hg (II) menjadi Hg
menjadi Hg(0) seperti Bacillus, (0) volatil dan sedikit reaktif (Rasmussen
Pseudomonas, Corynebacterium, et.al, 2008). Akhirnya Hg(0) berdifusi di
Micrococcus dan Vibrio. Pseudomonas lingkungan sel untuk selanjutnya
maltophilia dapat mereduksi Cr6+ yang dikeluarkan dari sel. Bakteri yang hanya
bersifat mobile dan toksik menjadi bentuk memiliki protein merkuri reduktase
immobile dan nontoksik Cr3+ serta (MerA) disebut dengan bakteri resisten
meminimumkan mobilitas ion toksik merkuri spektrum sempit. Beberapa
2+ 2+
lainnya di lingkungan seperti Hg , Pb bakteri selain memiliki protein merkuri
dan Cd2+. reduktase (MerA) juga memiliki protein
Detoksifikasi merkuri oleh bakteri organomerkuri liase (MerB). MerB
resisten merkuri terjadi karena bakteri berfungsi dalam mengkatalisis pemutusan
resisten merkuri memiliki gen resisten ikatan merkuri-karbon sehingga
merkuri, mer operon. Struktur mer operon dihasilkan senyawa organik dan ion Hg
berbeda untuk tiap jenis bakteri (Mann, yang berupa garam tiol. Bakteri yang
2009), yang mengubah Hg(II) menjadi memiliki kedua protein merkuri reduktase
Hg(0). Umumnya struktur mer operon (MerA) dan organomerkuri liase (MerB)
terdiri dari gen metaloregulator (merR), disebut dengan bakteri resisten merkuri
gen transpor merkuri (merT,merP, merC), spektrum luas.
gen merkuri reduktase (merA) dan Bentuk merkuri yang utama di
organomerkuri liase (merB). Model dalam atmosfer adalah unsur merkuri

145
Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911

dalam bentuk (Hgo), yang mana mudah adalah reduksi Hg2+ menjadi Hgo, yang
menguap dan dioksidasi menjadi ion mudah menguap dan bebas dari sel.
2+
merkuri (Hg ,) secara fotokimia Jenis-jenis mikroorganisme yang
kebanyakan dari merkuri yang memasuki bersifat resisten terhadap merkuri
lingkungan akuatik dalam bentuk Sulfbiobus solfataric,Pseudomonas putida
Hg2- (Gambar 1). Resistensi merkuri telah Spi3, Pseudomonas stutzeri I b03,
dipelajari secara intensif pada bakteri Pseudomonas fulva Spil 1
Gram negatif Pseudomonas aeruginosa,
dimana gen untuk resistensi merkuri E. Kesimpulan
berada pada suatu plasmid. Gen ini Pencemaran lingkungan merupakan
disebut gen mer yang diatur di dalam keadaan di mana bahan kimia buatan
suatu operon dan dibawah kontrol dari manusia masuk dan merubah lingkungan
protein regulator MeR (produk dari merR) alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
(Gambar 2). MerR berfungsi seperti karena oleh kebocoran limbah cair atau
repressor dan suatu aktivator. Pada bahan kimia industri atau fasilitas
keadaan tidak adanya Hg2+, MerR komersial, penggunaan pestisida,
mengikat kepada bagian operator dan masuknya air permukaan tanah tercemar
adanya transkripsi dari mer TPCAD. ke dalam lapisan sub-permukaan,
Bagaimanapun, jika ada Hg2+ , kecelakaan kendaraan pengangkut
membentuk suatu kompleks dengan minyak, zat kimia, atau limbah, air limbah
MerR, yang kemudian berfungsi sebagai dari tempat penimbunan sampah serta
suatu activator dari transkripsi dari operon limbah industri yang langsung dibuang ke
mer. Merkuri reduktase, menjadi produk tanah secara tidak memenuhi syarat
dari gen merA. MerD, produk dari merD, (illegal dumping). Salah satu limbah zat
juga memainkan suatu peran sebagai kimia yaitu limbah logam berat. Mekuri
regulator, sedangkan mer menyandi suatu merupakan salah satu logam berat yang
protein pengikat Hg2+ periplasmik. Protein sangat toksik.
ini, MerP mengikat Hg2+ dan Ada beberapa cara untuk
memindahkannya kepada suatu membran mengurangi dampak dari pencemaran
protein MerT (produk merT), yang lingkungan limbah merkuri, diantaranya
mengangkut Hg2+ ke dalam sel untuk dengan bioremidiasi. Bioremediasi
direduksi merkuri reduktase. Hasil akhir merupakan proses pembersihan

146
Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911

pencemaran lingkungan dengan Kiefer, N.2000. Mechanisms of Microbial


Metal Resistance, B.Sc. Final
menggunakan mikroorganisme (jamur,
Project, Dublin City University.
bakteri). http://www.infrance.com/kiefer/litsu
rvey.htm
Sejumlah bakteri resisten terhadap
Laksmita Prima SANTI & Didiek Hadjar
merkuri telah diisolasi dari berbagai jenis GOENADI. Potensi Pseudomonas
fluorescens strain KTSS untuk
lingkungan. Umumnya bakteri tersebut
bioremediasi merkuri di dalam
termasuk dalam kelompok baik bakteri tanah. Menara Perkebunan, 2009,
77(2), 110-124.
Gram negatif maupun Gram positif.
Liu, Jian-xiao, Xiu Xiang-min, Tang Lin
Beberapa bakteri aerobik dan fakultatif and Zeng Guang-ming.
Determination of trace mercury in
mengkatalisasi proses reduksi Hg(II)
compost extract by inhibition based
menjadi Hg(0) seperti Bacillus, glucose oxidase biosensor. Trans.
Nonferrous. Met.Soc. China 19
Pseudomonas, Corynebacterium,
(2009) 235-240.
Micrococcus dan Vibrio. Pseudomonas Mann, Jeffrey E. Recent advance in the
development of Deinococcus spp.
maltophilia dapat mereduksi Cr6+ yang
For use in bioremediation of mixed
bersifat mobile dan toksik menjadi bentuk radioactive waste. Basic
Biotechnology (2009) 5 :60-65
immobile dan nontoksik Cr3+ serta
Nascimento, Andrea M.A and Edmar
meminimumkan mobilitas ion toksik Chartone-Souza. Operon mer:
Bacterial resistance to mercury and
lainnya di lingkungan seperti Hg2+, Pb2+
potential for bioremediation of
dan Cd2+.. contaminated environments. Genet.
Mol. Res. 2 (1): 92-101 (2003)
Palar, H. 1994. Pencemaran dan
F. Daftar Pustaka Toksikologi Logam Berat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Essa, A.M.M., L. E. Macaskie and N. L. Ramussen, L.D., C. Zawasdsky, S.J
Brown. Mechanisms of mercury Binnerup, G. Oregaard, S.J
bioremediation. Biochemical Society Soresnsen and N. Kroer. Cultivation
Transactions (2002) Volume 30, of Hard-To-Culture Subsurface
part 4 Mercury-Resistant Bacteria and
Ghosh, Amitava, Piyali C, Partha R, Discovery of New merA Gene
Somnath B, Tanushree N and Simli Sequence. Applied and
S. Bioremediation of Heavy Metals Environmental Microbiology, June
from Neem (Azadirachta Indica) 2008. p. 3795-3803
Leaf Extract by Chelation with Selid, Paul D., Hanying Xu, E. Michael
Dithizone. (A Protective and Collins, Marla Striped FC and Julia
Effective Method for X Z. Sensing Mercury for
Pharmaceutical Industry). Asian Biomedical and Environmental
Journal of Pharmaceutical and Monitoring. Sensor.2009.9.5446-
Clinical Research. Volume 2, issue 5459
1, Jan-March 2009.

147
Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911

Vidali, M. Bioremediation. An overview. pp. 11631172, 2001


Pure Appl. Chem., Vol. 73, No. 7,

148

Anda mungkin juga menyukai