PENDAHULUAN
banjir yang kronis pada setiap musim penghujan dan kekeringan dimusim
kemarau (Arsyad, 2000). Dan menurut bentuknya erosi dapat di bedakan menjadi
erosi percik (splash erosion), erosi lembar (sheet erosion), erosi alur (rill erosion)
dan erosi parit (gully erosion).
Faktor faktor utama yang mempengaruhi erosi tanah adalah iklim, tanah,
vegetasi dan topografi. Iklim merupakan faktor alam yang tidak dapat
dikendalikan oleh manusia sedangkan faktor lain dapat dikendalikan dengan
rekayasa manusia. Hujan yang merupakan faktor iklim, memiliki tenaga kinetik
yang dapat menghantam lapisan tanah permukaan dan dan memecah agregat-
agregat tanah, kemudian sebagian partikel halus yang jatuh kembali akan menutup
pori-pori tanah sehingga porositas tanah menurun. Hal ini dapat menyebabkan
lapisan tanah keras pada lapisan permukaan, akibatnya kapasitas infiltrasi tanah
berkurang sehingga air mengalir di permukaan dan aliran yang bertambah besar
mengakibatkan erosi ( Suripin, 2001).
Segoro Gunung, Nglegok, dan batuan kuarter tua di Desa Berjo. Sedangkan jenis
tanahnya terdiri dari jenis tanah litosol coklat, kompleks andosol coklat.
Prakiraan atau prediksi erosi dari tiap satuan lahan menjadi penting
mengingat pengelolaan lahan dan topografi yang beragam menciptakan kondisi
berbeda pula dalam mempengaruhi besarnya erosi permukaan.
Dengan uraian seperti diatas maka, disini penulis ingin mengambil judul
penelitian, PERSEBARAN TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN
NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGNYAR JAWA TENGAH
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 Fakultas
Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
2. Sebagai sumbangan pemikiran tentang persebaran tingkat erosi tanah di
Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah
1.5 Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumya
1.5.1 Erosi
Pada hakekatanya erosi merupakan 3 proses yang berurutan, pelepasan
(deachment), pengangkutan (tranportasiaon), dan pengedapan (deposition).
(Asdak,1991). Sedangkan Arsyad (2000) memberikan batasan sebagai peristiwa
berpindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari satu tempat
ketempat lain oleh media alami (tanah atau angin).
Secara umum erosi di bagi menjadi 2 bagian besar yaitu erosi dipercepat
(accrelerated erosion) dan erosi normal (Normal erosion). Erosi normal atau erosi
Geologi yaitu erosi yang terjadi karena proses geologi dan faktorfaktor erosi
bekerja secara sangat lambat. Jenis erosi ini berlangsung lama sesuai dengan
waktu pembentukan tanahnya. Sedangkan erosi dipercepat diakibatkan adanya
faktorfaktor erosi yang sangat dominan dan berlangsung secara intensif. Erosi ini
dibagi menjadi 5 jenis yaitu erosi percik (splash erosion), erosi lembar ( sheet
erosion), erosi alur (riil erosion), erosi parit (gully erosion) dan yang paling parah
adalah erosi lembah. (Brooks dkk, 1991)
Dh Di Th Ti
Butirbutir Kapasitas
tanahyang angkutair
terlepas
( Dh +Dl ) < atau > ( Th + Tl )
TanahTererosi
a. Iklim
selalu menyebabkan erosi jika inesitas hujanya rendah, dan begitu juga
intesitas hujan yang lebat dengan intesitas yang rendah mungkin juga
tidak banyak menyebakan erosi, dikarenakan jumlah hujannya yang
sedikit. Jika jumlah hujan dan intesitas hujan sama-sama tinggi, erosi
tanah cenderung tinggi.
b. Tanah
Secara fisik tanah terdiri dari partikel mineral dan organik dari berbagai
ukuran. Partikel-partikel tersebut terdiri dari bentuk matrik yang pori-
porinya kurang dari 50%, sebagian terisi air dan sebagian lagi terisi oleh
udara. Dalam kaitanya konservasi tanah dan air, faktor yang perpengaruh
adalah : tekstur, struktur, infiltrasi dan kandungan bahan organik (Suripin,
2001)
Menurut Asdak 1991, tekstur tanah adalah berkaitan dengan ukuran dan
partikel-partikel tanah dan akan membentuk tipe tanah tertentu. Tiga unsur
utama tanah adalah pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay). Tanah dengan
kekutan perusak oleh butir-butir hujan yang jatuh, bahan organik tersebut
menghambat alairan permukaan, sehingga kecepatan relatif lebih lambat
sehingga tidak merusak. Dan bahkan bahan-bahan organik yang sudah
lapuk dapat menyerap dan menghambat aliran yang tinggi, sampai dua-
tiga kali dari berat keringnya. Akan tetapi kemampuan untuk menyerap air
permukaan merupakan faktor yang kecil didalam menghambat aliran
permukaan, faktor yang utama adalah memperlamat aliran permukaan,
meningkatkan infiltasi dan memantapkan agregat tanah (Arsyad, 2000)
c. Topografi
10
(Miscka, 2008)
d. Vegetasi
11
(Miscka, 2008)
12
A = R x K x LS x C x P
Keterangan :
13
14
15
volkanostrato. Erupsi yang besar mungkin sekali akan merusak dan membentuk
kaldera yang besar. Kekomplekkan terrain vulkanik akan terbentuk bila proses-
proses yang non-vulkanik berinteraksi dengan vulkanisme. Proses patahan yang
aktif akan menghasilkan erupsi linier dan depresi volkano-tektonik. Satuan
bentuklahan vulkanik dapat dikelompokkan lagi menjadi satuan-satuan yang lebih
kecil, dan sebagai contoh penyimbulannya antara lain : satuan kepundan (VK),
satuan kerucut parasiter (VKp), satuan lereng vulkan (VL), satuan kakilereng
gunungapi (VLk) dan satuan dataran fluvial gunungapi (VDk). (Sukmantalya,
1995)
Satuan lahan (land unit) adalah bagian dari lahan yang mempunyai
karakteristik yang spesifik. Sembarang satuan lahan yang mempunyai
karakteristik yang jelas dan nyata, tidak peduli bagaimana cara membuat batas-
batasnya, dapat dipandang sebagai satuan lahan atau sebagai suatu evaluasi lahan.
Namun demikian evaluasi lahan akan mudah dilakukan apabila didefinisikan atas
kriteria-kriteria karakteristik lahan yang digunakan dalam evaluasi lahan ( FAO,
dalam Sukmantalya, 1995).
16
memiliki luas sebesar 5, 66, kelas rendah memiliki luas sebesar 68,68% dan kelas
sangat rendah sebesar 23,05%.
17
Erosivitas hujan (R), erodibilitas tanah Erosivitas hujan (R), Erosivitas hujan (R),
(K), panjang dan kemiringan lereng erodibilitas tanah (K), erodibilitas tanah (K),
(LS), praktek pengelolaan lahan (P), panjang dan kemiringan panjang lereng (L),
dan praktek pengelolaan tanaman. (C). lereng (LS), praktek kecuraman lereng (S),
Data
pengelolaan lahan (P), praktek pengelolaan
dan praktek pengelolaan lahan (P), dan praktek
tanaman. (C). pengelolaan tanaman.
(C).
18
1.6 Kerangka Penelitian
Proses erosi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu erosi geologi atau
erosi alam dan erosi dipercepat. Erosi geologi adalah erosi yang belum
dipengaruhi oleh campur tangan manusia yang masih dapat diimbangi dengan
pembentukan tanah. Apabila erosi itu terjadi campur tangan manusia maka
proses erosi yang terjadi akan lebih cepat daripada pembetukan tanah maka
erosi tersebut disebut dengan erosi dipercepat.
Penelitian diawali dengan pembuatan peta bentuk lahan tentatif yang
dibuat berdasarkan intepretasi peta geologi dan peta topografi yang kemudian
dilakuakn cek lapangan untuk mengetahui kebenaran peta bentuk lahan
tentatif tersebut. Peta bentuk lahan yang telah disusun kemudian di overlaykan
dengan peta tanah, peta lereng, dan peta pengunaan lahan sehingga menjadi
peta satuan lahan.
Pengambilan sempel mengunakan metode stratified sampling dengan
satuan lahan sebagai stratanya. Peta satuan lahan digunakan sebagai satuan
evaluasi atau satuan pemetaan dan sekaligus sebagai dasar pengambilan
sempel. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer tertdiri dari erodibilitas tanah (K) dengan uji
laboratorium yang meliputi tekstur tanah, kandungan bahan organik, dan
permeabilitas tanah. Pengumpulan data sekunder adalah data kemiringan
lereng (LS), pengelolaan tanaman (C), dan pengelolaan lahan (P), data
sekunder adalah curah hujan bulanan, jumlah hari hujan, jumlah hujan
maksimum untuk mengetahui erosivitas hujan. Dari perolehan data primer dan
sekunder dilakukan pengolahan dengan persamaan umum kehilangan tanah
dan analisa diskriptif. Adapaun uraian tersebut secara singkat dapat dilihat
pada gambar 1.4
19
20
Tahap ini merupakan tahap awal dari rangkaian proses penelitian yang
meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Studi Pustaka
1. Peta topografi, untuk mengetahui letak, luas dan relief daerah penlitian.
3. Peta tanah, untuk mengetahui jenis dan persebaran tanah di daerah penelitian.
21
c. Orientasi Lapangan
Tahap ini meliputi tahap kerja lapangan dan tahap kerja laboratorium.
uraian tahap tersebut sebagai berikut :
- Dari lapangan:
22
Keterangan :
Mmax : curah hujan maksimum selama 24 jam atau hari hujan harian
maksimum rata-rata perbulan (cm)
23
Tabel 1.3
Kelas Klasifikasi
2 Granular halus
24
Tabel : 1.4
Kode Klasifikasi
Tebel 1.5
25
Dimana :
N1C1 + N 2 C 2 + ................ + N n C n
C=
12
Keterangan :
Tabel : 1.6
26
No JenisPengelolaantanaman NilaiFaktorC
1 Tanahterbuka/tanpatanaman 1,0
2 Sawah 0,01
3 Tegalantidakdispesifikasikan 0,7
4 Ubikayu 0,8
5 Jagung 0,7
6 Kedelai 0,399
7 Kentang 0,4
8 Kacangtanah 0,2
9 Padi 0,561
10 Tebu 0,2
11 Pisang 0,6
12 Akarwangi(serehwangi) 0,4
13 Rumputbede(tahunpertama) 0,287
14 Rumputbede(tahunkedua) 0,002
15 Kopidenganpenutuptanahburuk 0,2
16 Talas 0,85
17 Kebuncampuran:
- Kerapatantinggi 0,1
- Kerapatansedang 0,2
- Kerapatanrendah 0,5
Perladangan
18 0,4
Hutanalam: 0,001
19
- Serasahbanyak 0,005
- Serasahkurang
20 Hutanprodiksi 0,5
- Tebanghabis 0,2
- Tabangpilih
0,3
21 Semakbelukar/padangrumput
27
22 Ubikayu+kedelai 0,181
23 Ubukayu+kacangtanah 0,195
24 PadiSorghum 0,345
25 PadiKedelai 0,417
26 Kacangtanah+Gude 0,495
27 Kacangtanah+Kacangtunggak 0,571
28 Kacangtanah+Mulsajerami4ton/ha 0,049
29 Padi+Mulsajerami4ton/ha 0,096
30 Kacangtanah+Mulsajagung4ton/ha 0,128
31 Kacangtanah+MulsaCrotalaria3ton/ha 0,136
32 Kacangtanah+Mulsakacangtunggak 0,259
33 Kacangtanah+Mulsajerami2ton/ha 0,377
34 Padi+Mulsacrotalaria3ton/ha 0,387
35 Polatanamtumpanggilir*)+mulsajerami 0,079
36 Polatanamberurutan**)+mulsasisatanaman 0,357
37 Alangalangmurnisubur 0,001
28
Tebel : 1.7
1 Terasbangku
a) Konstruksibaik 0,04
b) Konstruksisedang 0,15
c) Konstruksikurangbaik 0,35
d) Terrastradisional
StriptanamanrumputBahia 0,40
2 0,40
Pengelolaantanahdanpenanamanmenurutgariskontur
0,50
3 a) Kemiringan08%
0,75
b) Kemiringan920%
0,90
c) Kemiringan>20%
4 Tanpatindakankonservasi 1,00
Tabel : 1.8
1 0 15 Sangat rendah
2 15 60 Rendah
3 60 180 Sedang
29
Data yang yang sudah diolah dari setiap satuan lahan meliputi data primer
(erodibilitas tanah, pengeloaam tanah, panjang dan kemiringan lereng) dan data
sekunder adalah (iklim dan pengelolaan tanaman) kemudian dimasukan kedalam
rumus USLE. Dan diklasifikasikan tingkat erosi yang terjadi. Langkah terakhir
menganalisa faktor-faktor dominan yang mempengaruhi tingkat erosi disetiap
satuan lahan, dengan analisa diskriptif.
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan
bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat
sabagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak
terhadap bahan induk alam dalam relief tertentu selama jangka
waktu tertentu pula (Isa Darmawijaya, 1990).
Erosi dipercepat adalah proses erosi yang menuju ke proses kerusakan tanah
karena adanya aktivitas manusia (Arsyad, 2000)
Erosi Lembar adalah pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu
permukaan bidang tanah (Arsyad, 2000)
Erosi Alur adalah air terkonsentrasi dan mengalir pada tempat-tempat terentu
dipermukaan tanah sehigga pemindahan tanah lebih banyak terjadi
ditempat tetentu. ( Arsyad, 2000)
30
Erosi parit adalah proses terjadinya sama dengan erosi alur akan tetapi saluran-
saluran yang terbentuk sudah sdemikian dalamnya sehingga tidak
dapat dengan pengolahan lahan biasa. (Arsyad, 2000)
Pengunaan Lahan adalah setiap bentuk intervensi manuasia terhadap lahan dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup baikmaterial maupun spiritual.
(Arsyad, 2000)
31