Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2016
I. ACARA VI : Pembuatan Dekomposer
II. TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 11 Agustus 2016
III.TUJUAN : Mampu membuat dekomposer local/MOL
dari pepaya.
IV. TINJAUAN PUSTAKA
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro
(sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme
pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-
bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang
tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut
detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik,
contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:1.Aerobik : oksigen
adalah penerima elektron / oksidan, 2.Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan
organik sebagai penerima elektron /oksidan, 3.Fermentasi : anaerobik namun
bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron.
Pupuk organik yang diproses melalui pengomposan secara alamiah selama
ini dilakukan dengan cara yang sangat sederhana yaitu hanya ditumpuk saja tanpa
mempertimbangkan metode proses pendekomposisian yang benar seperti
pembalikan secara rutin bahan kompos untuk menciptakan sirkulasi udara yang
baik, pengaturan kelembaban dan temperatur yang optimum untuk kelancaran
proses dekomposisi maupun tanpa penambahan inokulan sebagai bahan
dekomposer untuk mempercepat proses dekomposisinya sehingga pengomposan
selama ini membutuhkan waktu yang relativ lama (minimal 3 bulan). Oleh karena
itu dengan menggunaka teknologi yang benar dalam proses pengomposan
diharapkan dapat dihasilkan kompos secara lebih cepat (maksimal 1 bulan) yaitu
fermentasi dengan memanfaatkan teknologi mikrobia efektif. Dengan cara ini
proses pembuatan kompos dapat berlangsung lebih singkat dibandingkan dengan
cara konvensional. Takaran penggunaan dekomposer adalah 20 ml per m2 atau 4
ember pupuk kandang + 2 ember sersah / daun daun hijau.
Syarat lokasi pengomposan: (1). Dalam bangunan yang memiliki lantai rata,
keras dan bebas dari genangan air, seta adanya atap yang melindungi dari terik
matahari dan air hujan, (2). Dekat dengan sumber bahan organik: jerami, pupuk
kandang, sampah, dedak dan lain – lain, (3). Dekat dengan sumber air, (4).
Pengangkutan mudah.
V. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
1. Ember
2 Parang
3. Saringan
4. Karung
5. Tali
b. Bahan :
1. Pepaya : 1 Kg
2. Gula merah : 2 Ons
3. Air cucian beras : 2 Liter
VI. CARA KERJA
2. Gambar setelah larutan MOL jadi. Larutan dimasukan kedalam botol 1,5 Liter
lalu disimpan ditempat yang telah disediakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2016. Buku Petunjuk Umum Praktikum Kesuburan dan Pemupukan
Tanah. Institut Pertanian Stiper Yogyakarta.
2. Proses mencacah
papaya yang sudah
tidak layak konsumsi
3. Proses penyaringan
air rendaman beras
sebanyak 2L
4. Campurkan antara
air rendaman beras
dengan gula
5. Proses pengahalusan
papaya
menggunakan mixer
8. Setelah proses
pengadukan,
bungkus dengan
karung dan disimpan
ditempat yang teduh
selama beberapa
minggu.
9. Laporan MOL
setelah dipanen.
Tabel pengamatan