Anda di halaman 1dari 165

Bahasan:

Pengertian pupuk dan pemupukan, tujuan dan


manfaat pemupukan
Klasifikasi pupuk berdasarkan tingkatan kimia,
sifat dan ciri pupuk alam dan buatan, reaksi
pupuk dalam tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemupukan
Dasar-dasar pertimbangan dalam pemupukan
Metode pemberian pupuk
Tujuan ekonomi dan dampak pemupukan
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
tanah dan hubungannya dengan produktivitas
tanaman
Pengertian Pupuk:
 Bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang
organik maupun anorganik dengan maksud untuk
mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah
dan bertujuan untuk meningkatkan produksi
tanaman dalam keadaan faktor keliling atau
lingkungan yang baik

 Bahan anorganik/organik, alami/buatan


yang ditambahkan kedalam tanah untuk
memberikan unsur essensial tertentu bagi
pertumbuhan tanaman secara normal
(Buckman, 1994)
Sumber hara tanaman yang
ditambahkan kedalam tanah untuk
meningkatkan kesuburan tanah
(Thomson, 1975)

UU No 12/1992:
Bahan kimia atau organisme yang
berperan dalam menyediakan
unsur hara bagi tanaman
langsung/tidak langsung

PP No.8/ 2001
Pupuk anorganik adalah pupuk hasil
proses rekayasa kimia/fisik/biologis dan
merupakan hasil industri/pabrik
Pengertian Pemupukan:
 Aktivitas pemberian satu atau lebih pupuk ke
tanah atau ke tanaman untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara tanaman

 Pengaplikasian bahan/unsur-unsur kimia organik


maupun anorganik yang ditujukan untuk
memperbaiki kondisi kimia tanah dan mengganti
kehilangan unsur hara dalam tanah serta
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan
produktifitas tanaman.
ILMU MEMUPUK adalah Ilmu yang
bertujuan menyelidiki zat-zat yang perlu
ditambahkan kedalam tanah guna
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
agar dapat berproduksi secara optimal.

Pemupukan berimbang : pemberian jenis hara/


pupuk yang dibutuhkan tanaman dengan dosis
yang tepat ke dalam tanah untuk mencapai
status/ kandungan hara dalam tanah yang
optimum bagi pertumbuhan dan hasil tanaman
serta mengurangi pencemaran lingkungan
Penyesuaian aplikasi pupuk dengan kebutuhan tanaman dan waktu
aplikasinya untuk memaksimumkan manfaat bagi pertumbuhan tanaman.
www.kalkaskacounty.net/planninge...0020.asp

Perkolasi dalam
Pencemaran Potensial infiltrasi
nitrat Kalau aplikasi tidak tepat
Lima Tepat Pemupukan adalah:
1) Tepat Jenis : Jenis pupuk disesuaikan dengan unsur
hara yg dibutuhkan tanaman.
2) Tepat Dosis : Pemberian pupuk harus tepat
takarannya, disesuaikan dgn jumlah unsur hara yg
dibutuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan
tanaman.
3) Tepat Waktu : Harus sesuai dgn masa kebutuhan
hara pd setiap fase/umur tanaman, dan kondisi
iklim/cuaca (misal : (a) pemupukan yg baik jika
dilakukan di awal musim penghujan atau akhir
musim kemarau, (b) pengaplikasian PPC sebaiknya
dilakukan pada pagi hari sebelum jam 11 siang)
4) Tepat Cara : Cara pengaplikasian pupuk disesuaikan
dengan bentuk fisik pupuk, pola tanam, kondisi
lahan dan sifat2 fisik , kimia tanah & biologi tanah.
5) Tepat Sasaran : Pemupukan harus tepat pada sasaran
yg ingin dipupuk, misalnya:
(1) Jika yg ingin dipupuk adalah tanaman, maka
pemberian pupuk harus berada didalam radius daerah
perakaran tanaman, dan sebelum dilakukan pemupukan
maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-gulma
pengganggu.
(2) Jika pemupukan ditujukan untuk tanah, maka
aplikasinya dilakukan pada saat pengolahan tanah, dan
berdasarkan pada hasil analisa kondisi fisik & kimia
tanah.
Penempatan Pupuk

Potassium
Daun-daun jagung fertilizers have
tempatbeen
fotosintesis
recently used as much
as nitrogen and phosphorus
fertilizers and therefore
much research work has
been done concerning their Zone penempatan
Area bersih residu placement. pupuk
Placement of potassium
fertilizer with the seed has
appeared to be the most
effective method of
Bintil akar application provided the
rate of application is not
greater than the seed can
tolerate.
Akar-akar
Sumber: rambut
Intersepsi pupuk dan akar 159.226.205.16/curriculum/3
w/02/...dex.html
Tempatkan pupuk pada lokasi akar tanaman memerlukannya
TUJUAN PEMUPUKAN

• Menyediakan UH bagi
1 tanaman

• Meningkatkan
2 produktivitas tanah
Mengapa Perlu Melakukan Pemupukan..??

Produktivitas tanah semakin lama akan semakin menurun,


sbg akibat dari faktor-faktor :
1. Usaha budidaya pertanian.
2. Pengikisan top soil
3. Pencemaran lingkungan
4. Bencana alam
5. Pengaruh Iklim.

Faktor produksi dlm usaha tani


1. Faktor genetis tanaman (varietas, daya hasil, dll).
2. Faktor lingkungan (cuaca, sistim pengairan,
perkembangan HPT, dll).
3. Faktor Tanah (Sifat fisik, kimia dan biologi tanah).
Kurva Respon Hasil:
Respon tanaman terhadap aplikasi pupuk The curve below describes the
crop response to fertilizers
application

Hasil Zone A - Too low fertilizers


Efisiensi maksimum application which results in
(% maksimum) nutrient deficiencies and lower
yields
Zone B - Adequate fertilizers
application results in maximum
efficiency and the highest
profitability.
Zone C - Over fertilization
where yield is not affected but
fertilizers are wasted.

Zone D - Excessive fertilizers


application which results in
decreased yields, toxicities and
salinity damages

Aplikasi pupuk Sumber: www.smart-


fertilizer.com/tips-and-info
Manfaat Pemupukan:
1. Meningkatkan dan mempercepat proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2. Meningkatkan hasil produksi tanaman.
3. Mempersingkat waktu TBM (Tanaman belum
menghasilkan) dan memperpanjang waktu TM
(Tanaman Menghasilkan)
4. Meningkatkan kesuburan tanaman sehingga lebih
tahan dari berbagai macam penyakit.
5. Memanipulasi lingkungan di sekitar tanaman
sehingga cocok untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang bersangkutan
KLASIFIKASI PUPUK
Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya
dibedakan:
1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara
tanaman saja (pupuk tunggal). Misalnya:
urea hanya mengandung hara N, TSP hanya
dipentingkan P saja (sebetulnya juga
mengandung Ca).
2. Pupuk majemuk: pupuk yang mengandung
dua atau lebih hara tanaman.
Contoh: NPK, amophoska, nitrophoska dan
rustika.
Keunggulan Pupuk Tunggal
1. Dosis lebih mudah disesuaikan
2. Dapat diaplikasikan beberapa kali sesuai
kebutuhan.
3. Harga persatuan hara umumnya lebih murah
daripada pupuk majemuk

Keunggulan Pupuk Majemuk


1. Mengandung lebih dari 1 unsur hara
2. Hemat tenaga pemupukan
3. Bila dosis dan formula pupuk sesuai dengan
kebutuhan tanaman, efektivitas dan efisiensi
Kelemahan Pupuk Tunggal
1. Mengandung hanya 1 unsur hara
2. Tenaga pemupukan

Kelemahan Pupuk Majemuk


1. Kandungan hara dalam pupuk belum tentu
sesuai, sulit untuk membuat formula yang
cocok untuk semua tanah dan tanaman.
2. Pemberian pupuk majemuk masih perlu
dikombinasikan dengan pupuk tunggal
MENURUT KADAR UNSUR HARANYA, tdd:
a. Berkadar rendah (UH< 20%)
• Borax (10,8% B),
• FMP (19% K)
b. Berkadar sedang (UH 20-30%)
• ZA (20,5-21,0% N)
c. Berkadar tinggi (UH ≥ 30%),
• Urea (45%N),
• TSP (46-48% P2O5),
• KCl (50%)
Berdasarkan senyawanya dibedakan:
1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa
senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam
tergolong pupuk organik: pupuk kandang,
kompos, guano. Pupuk alam yang tidak
termasuk pupuk organik misalnya rock
phosphat, umumnya berasal dari batuan
sejenis apatit [Ca3(PO4)2].
2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan
pupuk dari senyawa anorganik. Hampir
semua pupuk buatan tergolong pupuk
anorganik
Berdasarkan fasa-nya dibedakan:
1. Padat. Pupuk padat umumnya mempunyai
kelarutan yang beragam mulai yang mudah
larut air sampai yang sukar larut.
2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara
penggunaannya dilarutkan dulu dengan air,
Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun.
Karena mengandung banyak hara, baik
makro maupun mikro, harganya relatif
mahal.. Pupuk amoniak cair merupakan
pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi
sekitar 83%, penggunaannya dapat lewat
tanah (injeksikan).
Berdasarkan cara penggunaannya
dibedakan:
1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara
pemupukan dilarutkan dalam air dan
disemprotkan pada permukaan daun.
2. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah
pupuk yang diberikan ke dalam tanah
disekitar akar agar diserap oleh akar
tanaman.
Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:
1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis
masam artinya bila pupuk tersebut diberikan
ke dalam tanah ada kecenderungan tanah
menjadi lebih masam (pH menjadi lebih
rendah). Misalnya: ZA dan Urea.
2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis
ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam
tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik
misalnya: pupuk chili salpeter (sodium nitrat,
NaNO3), kalsium sianida (Ca(CN)2).
Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan:
1. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung
hanya hara makro saja: NPK, nitrophoska,
gandasil.
2. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya
mengandung hara mikro saja misalnya:
mikrovet, mikroplek, metalik.
3. Campuran makro dan mikro misalnya pupuk
gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga ke
dalam pupuk campur makro dan mikro
ditambahkan juga zat pengatur tumbuh
(hormon tumbuh).
Berdasarkan sumber bahan
1) Pupuk organik atau pupuk alami
mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa
metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan

2) Pupuk kimia atau pupuk buatan.


dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari
bahan-bahan mineral. “Pupuk kimia buatan” biasanya
lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan
kandungan haranya dapat dihitung. Pupuk organik
sukar ditentukan kandungan haranya, tergantung dari
sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat
memperbaiki kondisi fisik tanah dan biologi tanah.
SIFAT DAN CIRI PUPUK BUATAN
Ada sekitar 14 unsur esensial yg diperoleh tanaman dari tanah
UNSUR Ca dan Mg diberikan ke tanah berbentuk kapur.
HARA Unsur hara makro yg paling sering bermasalah adalah N, P, K
Ketiga unsur hara ini lazim disebut sebagai UNSUR PUPUK

KESEIMBANGAN HARA
Unsur hara N, P, K bila dipakai secara tepat, akan mampu mengendalikan,
mengimbangi, mendukung dan mengisi satu-sama-lain, serta
berpengaruh baik thd unsur hara lainnya.
Unsur hara pupuk yg diberikan seyogyanya merupakan tambahan bagi
unsur yg sudah ada dalam tanah, sehingga keseimbangan hara tanah
dapat menunjang pertumbuhan tanaman yg baik.

TIGA KELOMPOK BAHAN PUPUK


1. Pembawa nitrogen
2. Pembawa fosfat tersedia
3. Pembawa kalium larut air.
PEMBAWA Pupuk N juga disebut dengan istilah AMONIAT, ada dua kelompok,
NITROGEN yaitu:
1. ORGANIK
2. ANORGANIK

PEMBAWA NITROGEN ORGANIK


Pupuk organik harus mengalami aminisasi, amonifikasi, dan nitrifikasi sebelum
nitrogennya tersedia bagi tanaman.
Pupuk organik secara lambat dan berangsur-angsur membebaskan nitrogen
sepanjang musim tanaman.

Pupuk organik Sumber Persentase N

Darah kering Rumah Potong Hewan 8 - 12


Sisa daging RPH 5 -10 (3-13% P2O5)
Tepung daging RPH 10-11 (1-5% P2O5)
Sisa ikan kering Pengolahan ikan 6 - 10 (4-8% P2O5)
Tepung biji kapas Ampas 6-9 (2-3% P2O5; 1-2% K2O)
Batang tembakau Sisa 1.5 - 3.5 (4-9% K2O)
Tepung tembakau Ampas 5 - 7 (2% P2O5, 1% K2O)
Tepung coklat Ampas 3.5 - 4.5
Sekam padi Ampas 1.0

Sumber: Nelson, 1965


PEMBAWA Pertimbangan Umum:
NITROGEN Pupuk N anorganik dapat dibuat dari N2 atmosfer
ANORGANIK dengan teknologi sintetik yang semakin maju.

Pupuk Rumus Kimia Persentase Nitrogen

Natrium nitrat NaNO3 16


Ammonium sulfat (NH4)2SO4 21
Amonium nitrat NH4NO3 33
Amonium nitrat gamping NH4NO3 dan dolomit 20
Urea CO(NH2)2 42 - 45
Kalsium sianamida CaCN2 22
Amonia cair NH3 cair 82
Larutan amonia NH4OH encer 20-25
Amofos NH4H2PO4 11 (48% P2O5)
Diamonium fosfat (NH4)2HPO4 21(53% P2O5)
AMONIA Gas amonia dibuat dari unsur-unsurnya, Hidrogen dan nitrogen:

N2 + 3H2 ------------------------ 2 NH3


NH3
Penggunaannya:
1. Dg menggunakan tekanan tinggi dapat dicairkan menjadi amonia
cair
2. Dapat dilarutkan dlm air menjadi NH4OH
3. Gas amonia dipakai untuk pembuatan pupuk lain

Bagan pembuatan pupuk Nitrogen:


+ NH3 Am. Nitrat 33% N

HNO3 Na2CO3 Na-nitrat 16% N


+ Batu fosfat Nitrofosfat12- 20% N
+O2
+ H2SO4 Am. Sulfat 21% N

NH3 + H3PO4 Am. Fosfat11-21% N

+ CO2 Urea 45% N

+NH4NO3, +Urea, + H2O Larutan N 27-53% N

+ H2O Larutan amonia 20% N


PUPUK NITROGEN AMONIUM SULFAT
Banyak digunakan oleh petani di Indoensia
Dapat digunakan untuk membuat pupuk majemuk
Ion NH4+ dalam kondisi aerobik dapat mengalami nitrifikasi
Pada sawah NH4+ bereaksi dengan koloid tanah, shg tdk tercuci
Pada tanah alkalis memberikan hasil yang memuaskan

Natrium & AMONIUM NITRAT


Amonium nitrat mengandung ion NH4+ dan NO3-
Pemberiannya sebaiknya dlm bentuk pelet, unt mengurangi sifat higroskopis
MUDAH MELEDAK BILA TERJADI KEBAKARAN

UREA
Reaksi pembuatannya:

2NH3 + CO2 NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O


I. Pupuk Nitrogen (N)
Umumnya pupuk N larut dalam air
Kelarutan masing-masing jenis pupuk N bila
diberikan ke dalam tanah berbeda sesuai
dengan perbedaan senyawa kimianya.

a. Pupuk N-NO3, lebih mudah bergerak drpd


NH4+
 lebih mudah tercuci
 Sebaiknya diberikan bbrp kali
 Cocok untuk tanaman palawija
b. Pupuk N - NH4
 Sesuai untuk tanaman padi dan tanaman keras
Kurang mobil dan cenderung diikat pada komplek
adsorbsi.
Keadaan drainase baik, brb NO3 drainase
buruk NO3 direduksi mudah hilang keudara.
 Pemberian berlebihan tanah menjadi masam

Hasil penel : 100 kg amonium sulfat / Ha dapat


memasamkan tanah setara dengan kehilangan 130
– 140 kg kapur.
 Ciri yang baik tidak bersifat higroskopis dan baru
menghisap air dari udara bila kelembaban udara
lebih 80 %.
 Penggunaan lebih baik pd daerah-daerah yang
memp irigasi tidak mbrkn pengaruh jelek karena
basa yang dibawa air irigasi dapat mengimbangi
kemasaman.
c. Pupuk N-Amida, umumnya pada pupuk urea
 Mudah larut dalam air
 Dalam tanah brbh menjadi amonium karbonat
NH3
butuh 2 – 3 hari, sehingga N mudah tercuci. Oleh
karena itu sewaktu memupuk pada tanah sawah
air macak-macak.
a) Pupuk ZA: pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi
tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman.
Nama ZA singkatan zwavelzure ammoniak (bahasa Belanda), yang
berarti amonium sulfat (NH4)2SO4.
• Wujud: butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah.
• Higroskopis (mudah menyerap air) tapi tidak sekuat pupuk urea.
• Berpotensi menurunkan pH tanah, karena ion sulfat larut secara
kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah (perlu diperhatikan dalam
penyimpanan dan pemberiannya) (Reaksi fisiologis masam).
• Mengandung S 24 % dan N 21 %.
• Kandungan N-nya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya
pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang
pada tanah-tanah yang miskin unsur ini.
• Menjadi pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi
pertanaman tebu karena tebu akan mengalami keracunan bila diberi
pupuk.
• Mudah larut dalam air dan cepat bekerjanya.
b) Ammonium Chlorida ( NH4Cl)

• Berbentuk kristal.
• Larut didalam air,
• Berwarna putih.
• Mempunyai kadar N sebanyak 26%.
• Dalam tanah akan terionisasi menjadi ion NH4+ dan
Cl-.
• Ion ammonium dapat langsung diserap tanaman dan
sebagian akan dijerap oleh koloid tanah pada
permukaan
• Reaksi fisiologis masam dengan ekivalen
kemasaman 128 (lebih masam dari Z.A). Sangat
mengasamkan tanah.
• Bekerjanya cepat.
c) Ammonium Nitrat (NH4NO3)
• Menyumbangkan dua jenis hara N dalam bentuk
ammonium dan nitrat.
• Larut didalam air.
• Bentuk padat dan kristalin
• Kadar N sebanyak 33%
• Berwarna putih,
• Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok
digunakan di daerah dingin dan daerah panas.
• Akan membakar tanaman apabila diberikan terlalu
dekat dengan akar tanaman atau kontak langsung
dengan daun.
• Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga
frekuensi pemberiannya harus lebih sering.
• Amonium Nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak
dapat disimpan lebih lama.
d). Ammonium Sulfat Nitrat ( ASN)
Rumus kimia 2 NH4 NO3 (NH4)2 SO4
• Garam rangkap dari amonium nitrat & amonium
sulfat.
• Berbentuk kristal, berwarna kuning sampai kuning
kemerah-merahan.
• Kadar N 26 % dimana 19.5 % dalam bentuk
amonium, 6.5 % dalam bentuk nitrat.
• Dalam timbunan menjadi keras, harus di haluskan
sebelum di pakai.
• Higroskopis.
• Reaksi fisiologis lebih masam dari urea, tetapi
kurang jika di banding dengan Z.A. ekivalen
kemasaman 93, mengasamkan tanah.
• Mudah larut dalam air, bekerjanya cepat.
e). Urea {CO(NH2)2}
• Berbentuk kristal berwarna putih, atau butir-butir bulat.
• Kadar N 45 %. Karena kadar N yang tinggi maka lebih ekonomis
(murah) daripada pupuk N yang lain.
• HIgroskopis, sudah mulai menarik uap air pada kelembapan nisbi
udara 73 %. Sering diberi selaput (coated) untuk mengurangi sifat
higroskopis.
• Reaksi fisiologi agak masam dengan ekivalen kemasaman 80. Tidak
terlalu mengasamkan tanah.
• Untuk dapat diserap tanaman, nitrogen dalam urea harus diubah
dulu menjadi amonium dengan bantuan enzim tanah urease melalui
proses hidrolisis :
CO(NH2)2 + 2H2 O (NH4)2 CO3
• Bila diberikan ke tanah proses hidrolisis tersebut cepat sekali terjadi
sehingga mudah menguap sebagai amonia.
• Dalam proses pembuatan urea sering terbentuknya senyawa biuret
yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah
banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam urea harus
kurang dari 1.5 – 2.0 %.
f). Pupuk Cyanamide (CaCN2)
• Pupuk cyanamide dan pupuk urea dikenal sebagai pupuk
organic buatan.
• Contoh: CaCN2 dibuat dengan memanasi kapur (lime)
dengan kokas (coke).

g). Pupuk Kalsium Ammonium Nitrat


• Campuran ammonium nitrat dengan bubuk tanah liat (kapur
mergel). Campuran ini dimaksudkan untuk meniadakan
keburukan-keburukan ammonium nitrat.
• Diperdagangkan dalam bentuk butiran-butiran
•  N 30-35
• Pupuk kalsium nitrat ini berbentuk butiran, berwarna putih,
sangat cepat larut di dalam air.
• Kalsium nitrat merupakan sumber kalsium yang baik karena
mengandung 19% Ca.
• Sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.
h). Pupuk Natrium Nitrat (NaNO3)
• Dikenal dengan nama Chilisalpeter.
• Disebut dengan chilisalpeter karena pada awalnya
pupuk ini merupakan produk alam, yang
didapatkan dari endapan didalam tanah didaerah
pantai utara chili, peru dan Bolivia dan dipantai
barat Amerika Serikat.
• Sekarang dibuat secara sintetis melalui proses
ammonia soda sejalan dengan cara pembuatan
ammonium chlorida, yaitu dengan cara proses
Solvay (Proses ammonia soda) dengan larutan
garam.
II. Pupuk Fosfat (P)

Diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya :


1. Larut dalam air, mempunyai fraksi yang mudah
larut dalam air P2O5 nya mudah tersedia untuk
tanaman.
2. Larut dalam asam sitrat, umumnya tdr dr
dikalsium P P2O5-nya mudah tersedia untuk
tanaman.
3. Tidak larut dalam asam sitrat, terdiri dr btk tri
kalsium P dan dianggap tidak tersedia untuk
tanaman.
Beberapa Pupuk P yang larut dalam air dan asam sitrat

Total % P2O5 Larut dalam asam Larut dalam air


Jenis Pupuk sitrat % P2O5 % P2O5

Super Fosfat 16,5 16,5 16,0


Tunggal
Tripel Super Fosfat 45,0 40 40,0

Basic Slag 2,5 - 7,0 2–6 -

Dikalsium Fosfat 34,0 34,0 -

Fosfat Alam 27,0 – 35,0 - -

Tepung Tulang 25,0 8,0 -


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemberian pupuk P
adalah:
1. Kondisi dasar untuk mencapai mobilitas P yang optimum yaitu
pH tanah dan struktur tanah harus pertama-tama diperhatikan.
Reaksi tanah harus pada selang pH yang benar agar retensi P
rendah. Struktur tanah harus baik untuk menjamin pergerakan P
ke akar secara optimum (difusi dan intersepsi).
2. Pemilihan bentuk P dalam pupuk penting untuk tanah rendah
dan tergantung sepenuhnya dari pH tanah: Pupuk P yang larut
air lebih cocok pada tanah netral Pupuk P yang tidak larut air
lebih cocok di tanah masam. Tetapi untuk tanah yang suplai P
cukup, bentuk P dalam pupuk tidak penting. Karena fungsi
pupuk disini hanya untuk mempertahankan daya suplai tanah.
3. Waktu pemberian pupuk dan cara pemupukan harus benar
untuk menjamin pengaruh yang optimum. Hal ini berhubungan
dengan kelarutan yang agak lambat dan fiksasi tanah yang
biasanya besar. Karena itu disarankan:
Faktor yang diperhatikan dalam pemberian P:
1. Pupuk P larut-air harus diberikan pada saat tanam
2. Pupuk P yang bentuk P-nya larut-sitrat boleh pada saat tanam
atau beberapa waktu sebelum tanam
3. Pupuk P yang bentuk P-nya yang larut-asam harus diberikan
jauh sebelum tanam.
Untuk tanah yang daya suplai P cukup maka waktu dan cara
pemberian pupuk tidak penting seperti halnya pada tanah
yang suplai P-nya rendah.
4. Pemberian P melalui daun (foliar application) peranannya
kecil : jumlah/dosis P tergantung pada P dalam tanah dan
dari kebutuhan tanaman.
5. Kehilangan P melalui pencucian tidak penting tetapi melalui
erosi bisa cukup besar. Oleh sebab itu usaha pengendalian
erosi penting dalam meningkatkan efisiensi pemupukan P.
SUPERFOSFAT
PUPUK FOSFAT Kandungan fosfatnya 16-21%, dibuat dengan jalan menambahkan
asam sulfat kepada batu fosfat.

Ca3(PO4)2 + 2H2SO4 Ca(H2PO4)2 + 2CaSO4 + kotoran


CaHPO4

Superfosfat biasa
( 20% P2O5)

+ H2SO4 Pupuk majemuk

Batu +H2SO4 or H3PO4 +NH3 NH4-fosfat (20-54% P2O5)


Fosfat tanur listrik 54% P2O5

TSP (42-50% P2O5)

+ HNO3 + NH3 Nitrofosfat (11-35% P2O5)


SP : Super Phosphate
PUPUK FOSFAT TSP : Triple Super Phosphate

Pupuk Bentuk Kimiawi Kadar P2O5 tersedia (%) Persen P

Superfosfat Ca(H2PO4)2 + CaHPO4 15-50 7 - 22

Superfosfat NH4H2PO4
amoniat CaHPO4
Ca3(PO4)2 16-18 (3-4%N) 7-8
(NH4)2SO4

Amofos NH4H2PO4 48 (11% N) 21

Amonium-polifosfat (NH4)4P2O7 & lainnya 58-60 (12-15%N) 26-27

Diamonium fosfat (NH4)2HPO4 53 (21% N) 23

Sampah tanur baja (CaO)5.P2O5.SiO2 15-25 7-11

Batu fosfat Fluor atau Klor Apatit 25-30 11 - 13


Ca-metafosfat Ca(PO4)2 62-63 27-28
Asam superfosfat H3PO4 dan H4P2O7 76 33
Pupuk fosfat dapat diklasifikasikan berdasarkan ketersediaan
Klasifikasi Pupuk fosfatnya.
Fosfat FOSFAT TERSEDIA: Fosfat yang segera dapat diserap tanaman dan
merangsang pertumbuhan tanaman

KLASIFIKASI PUPUK FOSFAT

1. Larut dalam air Ca(H2PO4)2


NH4 H2PO4
K H2PO4 Fosfat tersedia
2. Larut dlm sitrat:
15% amonium sitrat CaHPO4
atau 2% asam sitrat

3. Tidak larut Tepung tulang Fosfat tidak tersedia


Batuan fosfat
Pupuk P larut dalam asam sitrat :
• Baik digunakan untuk tanaman tahunan
• Baik untuk tanaman buah-buahan.

Pupuk P yang sukar larut spt P alam


“ semakin halus ukuran butir smkn cepat
proses untuk larut ”

Pemberian ppk amonium sulfat + ppk fosfat


larut dalam air meningkatkan serapan P oleh
tanaman.
a). SP-36
• Mengandung 36% P2O5
• Terbuat dari fosfat alam dan sulfat.
• Berbentuk butiran
• Berwarna abu-abu.
• Agak sulit larut dalam air dan bereaksi
lambat sehingga selalu digunakan sebagai
pupuk dasar.
• Reaksi kimia tergolong netral,
• Tidak higroskopis,
• Tidak bersifat membakar.
b). Amonium Phosfat
• Umumnya digunakan untuk merangsang
pertumbuhan awal.
• Bentuknya berupa butiran berwarna coklat
kekuningan.
• Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di
dalam air.
• Tidak higroskopis sehingga tahan disimpan
lebih lama dan
• Tidak bersifat membakar karena indeks
garamnya rendah.
III. Pupuk Kalium (K)
• Semua pupuk K larut dalam air dan dinilai
segera tersedia
• Diberikan dalam jumlah banyak tidak
mempengaruhi pH
• KCl,banyak digunakan sbg bahan ppk

karena :
- KCl seluruhnya dapat larut dalam air dan
mudah tersedia
- Cl tidak berapa memberikan pengaruh
negatif terhadap tanah dan tanaman
Bahan dasar pupuk kalium adalah hasil
tambang garam kalium (klorida dan sulfat)
PUPUK KALIUM
yang terdapat di Jerman, Perancis dan USA.

BAHAN PUPUK KALIUM

Pupuk Rumus Kimia Persentase Kalium

Kalium klorida KCl 48-60


Kalium Sulfat K2SO4 48-50
Kalium-magnesium sulfat K dan Mg sulfat 20-30
(25% MgSO4 )
Kainit KCl sebagian besar 12-16
Kalium Nitrat KNO3 44( 13% N)
Abu kayu K2CO3 sebagian besar 3-7 (1-2% P)
Abu ampas tebu An-organik 30
Abu sabut kelapa An-organik 30
Sekam padi Organik 2
a). Kalium Klorida
• Mengandung 45% K2O dan klor,
• Bereaksi agak asam
• Bersifat higroskopis.
• Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang tidak membutuhkanya.

b). Kalium Sulfat


• Lebih dikenal dengan nama ZK.
• Kadar K2O-nya sekitar 48-52%,
• Berbentuk tepung putih yang larut di dalam air,
• Bersifat asam.
• Dapat digunakan sebagai pupuk dasar sesudah tanam.

c). Kalium Nitrat


• Mengandung 13% N dan 44% K2O,
• Berbentuk butiran berwarna putih
• Tidak bersifat higroskopis
• Reaksi netral.
• KCl 2 K2SO4, banyak dipakai di Indonesia terutama
untuk tanaman tembakau dan tanaman perkebunan.

• K2SO4. 2 MgSO4, banyak dipakai pada daerah yang


mempunyai kadar Mg rendah

IV. Pupuk Belerang (S)


Berdasarkan bentuk belerangnya diklasifikasikan :
1. Mengandung elemen belerang (mis : SCU)
2. Mengandung sulfat

• Pemberian S elemen tidak memberikan respon terhadap


produksi. Sebab S elemen tidak dapat secara langsung
diserap tanaman. Bentuk tersebut harus terlebih dahulu
dioksidasi mjd bentuk sulfat
• Fungsi utama pupuk mengandung S elemen
- mengefisiensikan N dan K yang mdh tercuci
- mengurangi pengaruh buruk dari CO yang berlebihan

• Pemakaian S-sulfat yang terus menerus dapat menurunkan


pH tanah ketingkat yang membahayakan pertumbuhan tnm.
Karena S dioks mnjd sulfat, + H2O mbtk asam keras
melepaskan anion H ke dalam tanah.

• Keracunan S : dapat terjadi bila tanah yang dipupuk S


berdrainase jelek dan bertekstur berat.
S direduksi mjd sulfida, tercium bau H2S.

V. Pupuk unsur mikro


Tanah ber pH tinggi umumnya kekurangan u. mikro kec. Mo
PUPUK MIKRO

Garam-garam unsur mikro yg lazim untuk pupuk

Tembaga sulfat CuSO4 25-35% Cu


Tembaga sulfat basa CuSO4. 3Cu(OH)2 13-53% Cu
Tembaga karbonat (basa) CuCO3. Cu(OH)2 57 % Cu
Seng sulfat ZnSO4 23 - 35% Zn
Seng sulfat basa ZnSO4.4 Zn(OH)2 55% Zn
Mangan sulfat MnSO4 23 % Mn
Mangan sulfat basa MnSO4. MnO 40-49 % Mn
Natrium Borat Na2B4O7 34-44% B2O3
Fero sulfat FeSO4 20% Fe
Feri sulfat Fe2(SO4)3 17% Fe
Natrium molibdat Na2MoO4 37-39% Mo
.
PUPUK PUPUK CAMPURAN = PUPUK MAJEMUK = pupuk yang mengandung
MAJEMUK lebihdari satu macam unsur hara esensial N, P, K
PUPUK LENGKAP = pupuk yang mengandung unsur hara N, P, K

PENAMPILAN FISIK PUPUK

Umumnya bersifat lepas, sehingga mudah ditabur ke tanah


Pupuk tidak mudah menggumpal dan mengeras
Cara menghindarkan penggumpalan:
1. Pupuk disimpan dalam kantong kedap air
2. Pupuk dicampur dengan bahan yang dapat menyerap air
3. Membuat pupuk berbentuk pelet

PENGARUH PUPUK thd pH TANAH

Kebanyakan pupuk majemuk cenderung mengasamkan tanah


Pengaruh utama adalah karena NH4+ mengalami nitrifikasi:

NH4+ + 2 O2 2H+ + NO3- + H2O


Karakteristik pupuk:
1. Analisis Unsur
2. Higroskopisitas
3. Kelarutan
4. Reaksi Pupuk
5. Bekerjanya
6. Indeks Garam
1). Analisis pupuk
 Kadar unsur hara yang dikandung pupuk.
• Untuk unsur makro kadar tersebut dinyatakan dalam satuan
persen, sedangkan unsur mikro dinyatakan dalam satuan ppm.
• Jenis unsur hara yang dikandung pupuk tidak dinyatakan dalam
unsur tunggal tetapi dinyatakan dalam persentase total N, P2O5
dan K2O. Sebagai contoh pupuk urea mengandung 45% N,
berarti dalam 100 kg pupuk Urea terdapat 45 kg N total. Pupuk
NPK dengan analisis 15:15:15 menunjukkan pupuk tersebut
mengandung 15% N, 15% P2O5 dan 15% K2O.
• Analisis pupuk selalu tertera pada kemasan pupuk.
• Jenis pupuk yang sama belum tentu mengandung analisis yang
sama, biasanya berbeda sekitar 1-2%. Hal ini sangat
tergantung pada pabrik pembuatnya. Karena itu sangat penting
membaca dan memahami label yang terdapat pada kemasan
pupuk.
2). Higroskopisitas
 Sifat pupuk yang berkaitan dengan potensinya
dalam mengikat air dari udara.
• Dianggap bersifat higroskopis jika di tempat
terbuka mudah sekali mencair.
• Sangat menentukan daya simpan pupuk. Pupuk
yang bersifat higroskopis hendaknya tidak
disimpan terlalu lama dan harus disimpan di
tempat yang tertutup (kedap udara), kalau tidak
pupuk akan cepat mencair atau menggumpal.
3). Daya larut
 Kemampuan suatu jenis pupuk untuk terlarut
dalam air.
• Menentukan cepat atau lambatnya unsur hara yang
ada di dalam pupuk untuk diserap tanaman atau
hilang karena tercuci.
• Pupuk dengan daya larut tinggi lebih cepat diserap
oleh tanaman, tetapi mudah tercuci oleh hujan.
• Pupuk yang mengandung nitrogen biasanya
mempunyai daya larut yang tinggi.
4). Reaksi pupuk
• Setelah pupuk ditebarkan ke tanah, pH tanah
dapat berubah menjadi lebih tinggi atau lebih
rendah.
• Jenis pupuk yang menyebabkan pH tanah
meningkat disebut pupuk bereaksi basa dan
pupuk yang menyebabkan pH tanah menurun
disebut pupuk bereaksi asam.
5). Bekerjanya
 waktu yang diperlukan hingga pupuk tersebut
dapat di serap oleh tanaman dan memperlihatkan
pengaruhnya.
• Bekerjanya pupuk ini sangat mempengaruhi
waktu dan cara penggunaan pupuk.
6). Indeks garam
• Penebaran pupuk di tanah akan meningkatkan
konsentrasi garam di dalam tanah.
• Peningkatan konsentrasi garam ini akan menaikan
tekanan osmosis larutan tanah, sehingga berpengaruh
terhadap proses penyerapan unsur hara.
• Larutan tanah dengan tekanan osmosis yang tinggi
dapat menyebabkan larutan hara tidak dapat terserap
tetapi cairan sel justru akan keluar dari akar
(plasmolisis jaringan akar).
• Pupuk dengan indeks garam yang tinggi harus
ditempatkan lebih jauh dari perakaran tanaman
dibanding dengan pupuk dengan indeks garam
rendah.
Index Garam
Indeks ini menunjukkan kepekatan elektrolit setelah terjadi pelarutan pupuk,
diukur dengan kenaikan tekanan osmotik

No Pupuk Kadar hara pupuk (%) IG Pupuk


Nitrogen N
NH3 anhidrous 82,2 47.02
1 NH4 NO3 35.0 104.65
NaNO3 16.5 100.00
NH4NO3 35.0 104.65
CO(NH2)2 46.6 75.40
(NH4)SO4 21.2 68.96
Fosfor P2O5
2 TSP 48.0 10.08
DAP 53.8 34.21
Kalium K2O
KCl 60.0 116.16
3 KNO3 46.6 73.63
K2SO3 54.0 46.06

Semakin tinggi IG, pupuk akan cenderung merusak biji tanaman.


Perhitungan Pupuk
Contoh 1:
Hasil analisis jaringan tanaman merekomendasikan
untuk melakukan pemupukan pada tanaman
perkebunan dengan 150 gram N, 75 gram P2O5, dan
150 gram K2O pertanaman. Pupuk yang tersedia di
pasaran adalah Urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan
KCl (60% K2O). Berdasarkan rekomendasi pemupukan,
bobot setiap pupuk yang diperlukan untuk memenuhi
rekomendasi di atas adalah :
Urea yang diperlukan adalah : 100/45 x 150 g = 333,3
gram
SP-36 yang diperlukan adalah : 100/36 x 75 g = 208,3
gram
KCl yang diperlukan adalah : 100/60 x 150 g = 249,9
gram
Contoh 2
Seorang petani ingin memupuk tanaman peliharaannya
dengan NPK 15:15:15 dengan dosis yang dianjurkan 500 kg
NPK/ha. Jenis pupuk yang tersedia adalah Urea (45% N),
SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% K2O). Langkah yang harus
dilakkan adalah mencampur ketiga jenis pupuk tersebut
sampai kadarnya setara dengan dosis pupuk NPK yang
dianjurkan. Pertama hitung kadar N, P dan K dalam dosis
yang dianjurkan, dan akan diperoleh :
•Kadar N = 15% x 500 kg = 75 kg
•Kadar P2O5 = 15% x 500 kg = 75 kg
•Kadar K5O = 15% x 500 kg = 75 kg
Selanjutnya hitung jumlah kebutuhan pupuk Urea, SP-36, dan
KCl sebagai berikut :
•Kebutuhan Urea = 100/45 x 75 = 166,67 kg
•Kebutuhan SP-36 = 100/36 x 75 = 208,33 kg
•Kebutuhan KCl = 100/60 x 75 = 124,99 kg
Kebutuhan unsur hara tanaman P dan K dapat
juga dinyatakan bukan dalam bentuk P2O5 atau
K2O, tetapi dalam bentuk unsur-unsur P dan K
sendiri, shg diperlukan bobot atom masing-masing
unsur tsb.
Berat atom P = 31, K = 39 dan O =16

(2 x 31)
Banyaknya P dlm 45 kg P2O5 = x 45 = 19,6 kg
(2x31) + (5x16)

2 x 39
Banyaknya K dlm 100 kg K2O = x 100 kg = 82,9 kg
(2x39) + 16
Suatu lahan padi sawah membutuhkan 35 kg
P2O5 /hektar, sedangkan dari uji tanah
didapatkan kadar P tersedia 20 kg P2O5 /hektar.
Jika efisiensi serapan fosfat dari pupuk TSP (45%
P2O5) yang diberikan sebesar 25%, maka jumlah
pupuk yang diperlukan adalah:

Kebutuhan P2O5 = [(35 – 20) x100] / 25


= 60 kg P2O5 kg/ha
Kebutuhan TSP = (100/45) x 60
= 133 kg TSP/ha
Cara Penyimpanan dan Pencampuran Pupuk
• Suhu gudang : Suhu di dalam gudang tidak boleh terlalu
tiriggi, karena dalam suhu tinggi pupuk N yang mengan-
dung ikatan amonium akan kehilangan N dalam bentuk
amoniak yang berbau sangat tajam.
• Kelembaban : Dalam keadaan udara yang lembab
pupuk-pupuk yang higroskopis akan mencair (meleleh
dan pupuk Superfosfat tunggal yang mengandung asam
yang tajam seperti ESC akan merusak tempat
(pembungkusnya)
• Banyak tumpukan : Bila terlalu tinggi, karung –
karung pupuk bagian bawah akan mengeras.
• Campuran : Hal ini kecuali untuk memudahkan
pengambilan kembali jenis-jenis pupuk yang akan
digunakan, juga menghindari kerusakan pupuk akibat
pencampuran pupuk yang berbeda.
PUPUK ALAM
• Pupuk alam, yi ppk yg tdk dibuat di pabrik

Ciri pupuk alam:


- kelarutannya uh rendah
- lambat tersedia
- dibutuhkan dlm jumlah yg banyak

Kebaikannya:
- dpt memperbaiki sifat fisika tnh (struktur,
permeabilitas, TRP, RH), kimia, dan sifat
biologi tanah terutama pupuk alam dr sisa
organik
Macam pupuk alam
1. Pupuk kandang, yi pupuk yang berasal
dari kotoran yg bercampur dengan sisa
makanan ternak (sapi, kerbau, ayam,
babi, dll)
2. Pupuk hijau, yi pupuk yang berasal dari
tanam atau bgn tnman yg masih bewarna
hijau dan dibenamkan ke dalam tnh
(Crotalaria, Colpogonium, krinyu,
titonia, gamal, lamtoro, sesbania,
Caliandra,Tephrosia dll)
3.Kompos, yi ppk org yg berasal dari
tnm, sisa tnm, sisa hewan, semak,
dan limbah agro industri yg telah
mengalami dekomposisi

4. Fosfat alam, pupuk P yang berasal


dari batuan fosfat yang telah
dihaluskan

5. Guano, dll
1. Pupuk Kandang
Susunan kimia & kualitasnya ditentukan oleh
a. Jenis dan umur hewan.
b. Makanan hewan
c. Alas kandang / hamparan
d. penyimpanan

HEWAN NISBAH H2O KANDUNGAN UH (KG/TON)


PDT : CAIR (%) N P K
Sapi perah 80 : 20 5 22 5,6 13,7
Sapi daging 80 : 20 85 26,2 4,5 13,0
Unggas 100 : 1 62 65,8 13,7 12,8
Babi 60 : 40 85 28,4 6,8 19,9
Domba 67 : 33 66 50,6 6,7 39,7
Kuda 80 : 20 66 32,8 4,3 24,8
Kandungan UH dalam pupuk kandang

 Bahan larut ether ±2%


 Bahan larut air 5,0 – 5,3 %
Menurut Benne, et al. Kandung
 Hemiselulosa 19,6 % Unsur haranya :
 Selulosa 25,2 % • Mg = 3,5 – 12,8 kg/ton
 Total protein 14,9 % • B = 0,04 – 0,26 kg ton
• Ca = 5,3 – 162,8 kg/ton
 Kadar abu 13 %
• Mn = 0,02 – 0,4 kg ton
• S = 2,2 – 13,6 kg/ton
• Cu = 0,02 – 0,07 kg ton
Untuk meningkatkan kualitasnya, perlu
ditambah Superfosfat 25kg/ton. Untuk • Fe = 0,02 – 2,05 kg/ton
menekan kehilangan NH3- membantu • Mo = 0,002 – 0,02 kg ton
proses nitrifikasi
Komposisi Unsur Hara Macam-macam Pupuk Kandang
Sumber Pupuk Wujud % H2O (%) N (%) P2O5 (%) K2O (%)
Kuda Padat 75 0,05 0,30 0,40
Cair 90 1,35 - 1,25
Total 78 0,70 0,25 0,55
Sapi
Padat 85 0,40 0,20 0,10
Cair 92 1,00 0,20 1,35
Total 86 0,60 0,15 0,45
Kambing
Padat 60 0,75 0,50 0,45
Cair 85 1,35 0,05 2,10
Babi Total 69 0,95 0,35 1,00

Padat 80 0,55 0,50 0,45


Ayam Cair 97 0,40 0,10 0,45
Total 87 0,50 0,35 0,40

Total 55 1,00 0,80 0,40


2. Pupuk Hijau
Adalah bahan organik segar yang belum
terdekomposisi.
penggunaannya langsung dimasukkan ke
dalam tanah :
 bersamaan saat pengolahan lahan
 beberapa minggu sebelum tanam
 Saat tanam pokoknya sudah ada
Syarat pupuk hijau
 Mudah diperbanyak dengan biji
 Cepat tumbuh
 Produksi biomasa tinggi
 Sanggup tumbuh di tanah marginal
 Tidak mempunyai sifat yang tidak menyenangkan
 Resisten terhadap hama dan penyakit
 Dapat menekan gulma
 Sistem perakaran dalam
 Menyemat N (legum)
 Berasosiasi baik dengan mikoriza
 Efisien memanfaatkan air
 Bukan tanaman inang hama / penyakit
 multiguna
Manfaat Pupuk Hijau:

• Bagi petani: meningkatnya produktivitas dari lahan


pertanian. Karena dengan meningkatnya kadar
kandungan bahan organik dan unsur hara yang ada
dalam tanah, maka dengan sendirinya akan
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
atau lahan pertanian.
• Semakin mudahnya melakukan pengolahan lahan
karena tanah semakin baik
• Harga pupuk hijau lebih murah dan sangat mudah
didapat dari alam
• Pupuk hijau mengandung unsur mikro yang lebih
lengkap dibandingkan dengan pupuk kimia
• Pupuk hijau akan memberikan kehidupan bagi
mikroorganisme tanah
• Mempunyai kemampuan dalam memobilisasi
atau menjembatani hara yang ada di tanah
sehingga akan membentuk partikel ion yang
mudah diserap oleh tanaman
• Mempunyai kemampuan dalam melepas hara
tanah dengan sangat perlahan dan terus
menerus, sehingga akan membantu mencegah
terjadinya kelebihan suplai hara yang
membuat tanaman keracuanan
• Mampu menjaga kelembaban tanah,
sehingga akan mengurangi tekanan atau
tegangan struktur tanah pada tanaman
• Mampu membantu mencegah erosi lapisan
atas tanah
• Mampu menjaga dan merawat tingkat
kesuburan tanah
• Memberi manfaat untuk kesehatan manusia,
karena banyak kandungan nutrisi yang lebih
lengkap dan lebih banyak
1. Lamtoro
 Menghasilkan 20 ton daun kering / th / ha
 Kandungan hara rata-rata
 N 4,0 %
 P 0,4 %
 K 4,0 %
 Ca 2,0 %
 Mg 1,0 %
 Cepat terdekomposisi ( sekitar 2 minggu)
2. Crotalaria juncea
Dalam 1 ha selama 3 bulan menghasilkan
biomasa 9,50 – 17,50 ton
Mengandung 1,95 % N
3. Azolla
Tanaman pakuan yang hidup di air, pada
daunnya ditempati oleh bakteri penyemat N
dari udara (Anaebaena azollae) yang
bersimbiose
Jenis Azolla Azolla mexicana

Azolla filicolodes
Azolla nilotica K

Azolla microphylla
Azolla caroliniana Azolla pinnata
PENGERTIAN KOMPOS
SERTA TUJUAN

Kompos ialah pupuk organik yg


sengaja dibuat dari bahan-bahan
seperti pupuk kandang, pupuk hijau,
jerami, sampah rumah tangga, sampah
pasar, sampah kota, limbah organik dan
lain-lain.
TUJUAN
PENGOMPOSAN

Memantapkan bahan-bahan organik yg


berasal dr bahan2 limbah.C/N < & N >
Mengurangi bau selama penyimpanan
Memusnahkan organisme patogen dan
biji-biji gulma
Hasilnya relatif kering, seragam, bebas
Komponen berbahaya dan sesuai untuk tanah
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBUATAN KOMPOS

RASIO C/N
MIKROORGANISME
TEMPERATUR
OKSIGEN
KADAR AIR
pH
Manfaat kompos ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
• Menghemat biaya untuk transportasi dan
penimbunan limbah
• Mengurangi volume/ukuran limbah
• Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada
bahan asalnya

Aspek Lingkungan :
• Mengurangi polusi udara karena pembakaran
limbah dan pelepasan gas metana dari sampah
organik yang membusuk akibat bakteri
metanogen di tempat pembuangan sampah
• Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
• Meningkatkan kesuburan tanah
• Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
• Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh
tanah
• Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
• Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai
gizi, dan jumlah panen)
• Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
• Menekan pertumbuhan/serangan penyakit
tanaman
• Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam
tanah
BOKASHI
BOKASHI merupakan kompos hasil teknologi
pengolahan bahan organik dengan cara
fermentasi  TEKNOLOGI EM.
FERMENTASI merupakan pengurai atau
perombakan bahan organik yang dilakukan
dalam kondisi tertentu oleh mikroorganisme
fermentatif.
TEKNOLOGI EFFECTIVE MICROORGANISME
adalah suatu kultur campuran berbagai
mikroorganisme yang bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman.
BEBERAPA KEUNTUNGAN APLIKASI EM4:
1. Menekan pertumbuhan mikroorganisme
patogen
2. Meningkatkan ketersediaan nutrisi dan
senyawa organik pada tanaman
3. Mempercepat penguraian limbah dan
menghilangkan bau
4. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme
Misal: mycorrhiza, rhizobium, bakteri pelarut
fosfat
5. Meningkatkan Nitrogen
6. Mengurangi kebutuhan pupuk & pestisida
kimia
EFFECTIVE MICROORGANISME
MENGANDUNG :

BAKTERI FOTOSINTETIK
BAKTERI ASAM LAKTAT
RAGI
ACTINOMYCITES
JAMUR FERMENTASI
KASCING
KASCING adalah media bekas tempat
hidupnya cacing yang mengandung unsur
hara yang dibutuhkan tanaman
JENIS CACING :
 Cacing yang hidup dipermukan tanah

Contoh : * Lumbricus rubbelus


* Eisenia foetida
 Cacing yang hidup dilapisan top soil, 20 – 30
cm dari permukaan tanah
 Cacing yang hidup jauh didalam tanah
LUMBRICUS LUBERUS EISENIA FOETIDA
REAKSI PUPUK DALAM TANAH
A.Pupuk N
Apabila ditambahkan kedalam tanah maka pupuk
akan mengalami reaksi atau perubahan bentuk fisik
dan sifat kimia
Perubahan terjadi bila pupuk bereaksi dengan larutan
tanah
Setelah bereaksi dengan air, pupuk akan melarut.
Sebagian akan diserap akar tanaman, sisanya terfiksasi
menjadi bentuk tidak tersedia bagi tanaman, hilang
melalui proses:
- Denitrifikasi
- Tercuci (leaching), tererosi dan
- Volatisasi (penguapan)
Nitrifikasi
Perubahan NH4+ menjadi NO3-, sumber NH4+ dapat
berupa bahan organik atau pupuk. Oksidasi biologis:
bilangan oksidasi N meningkat dari -3 menjadi +5,
melalui 2 tahapan proses:
 2NH4+ + 3O2 –> 2NO2- (nitrit) + 2H2O +
4H+ (Nitrosomonas bacteria) dan
 2NO2- + O2 –> 2NO3- ( Nitrobacter bacteria)
Nitrit bersifat meracun, umumnya tidak sampai
mengumpul, karena reaksi nitrit menjadi nitrat jauh
lebih besar dibanding perubahan ammonium
menjadi nitrit. Ada dua jenis bakteri autotrof yang
menonjol, mereka mendapatkan energi dari oksidasi
N, sedangkan C diambil dari CO2.
Faktor yang mempengaruhi
nitrifikasi:
1. Jumlah NH4+ yang ada di dalam
tanah
2. Populasi bakteri nitrifikasi
3. Reaksi tanah
4. Aerasi
5. Kelembaban tanah dan suhu
tanah
Denitrifikasi
- Kehilangan N dalam bentuk gas, reaksi NO3-
menjadi N2 dan N2O.
- Bakteri anaerob: Pseudomonas, Bacillus,
menggunakan N sebagai sumber O2 dalam
respirasi, terjadi pada tanah tergenang atau
terbatasnya oksigen, sekitar akar atau seresah
yang sedang terombak.
- Bakteri memerlukan bahan organik, bahan
organik yang siap dirombak sebagai sumber
energi.
4(CH2O) + 4NO3- + 4H+ –> 4CO2 + 2N2O + 6H2O
5(CH2O) + 4NO3- + 4H+ –> 5CO2 + 2N2O + 7H2O

Kehilangan N dari pupuk umumnya 10-30%,


pada kondisi: penambahan bahan organik dan
kurangnya aerasi, temperatur hangat : antara 50
– 80 F (10 – 26 0C) , pH >5.5, cukup sediaan
nitrat, pertumbuhan tanaman dapat
menyumbang C dan kurangnya oksigen,
tanaman dapat juga membatasi denitrifikasi
dengan mengurangi kadar air dalam tanah dan
nitrat karena diserap.
Volatilisasi
 Kehilangan berupa gas NH3, terutama dari pupuk
N di permukaan dengan reaksi:
NH4+ –> H+ + NH3.
 Kehilangan NH3 terutama pada pH tinggi, pH
larutan >7 , pada kesetimbangan reaksi bergerak
ke kanan, kehilangan tersebut dapat ditekan
dengan cara pemberian pupuk dibenamkan,
atau dengan penyiraman air irigasi, urea bersifat
sangat larut.
 Pada tanah masam dan netral: kehilangan urea
lebih besar dibanding pupuk NH4+, reaksi awal
NH4+ bersifat asam.
 Hidrolisis Urea meningkatkan pH sekitar butiran:
CO(NH2)2 (urea) + H+ + 2H2O –> 2NH4+ + HCO3-
ini memerlukan H+ dan menaikkan pH, dapat
mencapai >7 mendorong reaksi:
NH4+ + HCO3- –> NH3 + H2O + CO2
 Pada tanah kapuran (calcareous soils), kehilangan
Urea secara potensial tetap tinggi. Pupuk
NH4+ lebih mudah menguap dibanding dalam
suasana asam, karena bereaksi dengan karbonat,
NH4+ + HCO3- NH3 + H2O + CO2,
kehilangan ammonium fosfat dan sulfat lebih tinggi
dibanding garam ammonium yang terlarut seperti
klorida dan nitrat.
Faktor yang mendorong volatilisasi:
a. Bentuknya cairan vs. padatan.
b. Aplikasi permukaan disebar (broadcast surface
applications), dibandingkan setempat atau
dicampurkan.
c. Temperatur yang tinggi.
d. Permukaan tanah yang lembab dan evaporasi
yang cepat.
e. KPK yang rendah: retensi NH4+ dan penyanggaan
pH.
f. Residu tanaman di permukaan,
g. Penggembalaan dan gumpal tanah,
h. Menjaga lengas tanah permukaan,
REAKSI UREA DALAM TANAH

Equation 1. Hidrolisis Urea

(NH2)2CO + 2H20 Soil (NH4)2CO3


Urea Water Urease Ammonium Carbonate

Equation 2.

(NH4)2CO3 + 2H+ 2NH4 + + CO2 + H20


Ammonium Ammonium Carbon Water
Carbonate Dioxide (gas)

Equation 3.

NH4+ + OH- NH3 + H2O


Ammonium Hydroxyl Ammonia Water
Kecepatan hidrolisis Urea dalam tanah
lempung-debu yang suhunya berbeda-beda
100
90
80
62
o
70
Urea yang dihidrolisis (%)

60 79
o
50 50
o
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4

Waktu setelah aplikasi urea (hari)


B. Pupuk P
Transformasi P di dalam tanah
Unsur P di dalam tanah akan mengalami
proses alihrupa:
- mineralisasi,
- immobilisasi,
- penjerapan-pelepasan pada
permukaan mineral: lempung, oksida
Fe dan Al, karbonat,
- pengendapan-pelarutan mineral
sekunder: Ca, Al, Fe fosfat atau
pelapukan mineral tanah primer: Apatit.
Imobilisasi (asimilasi)
- Proses ini merupakan kebalikan dari
mineralisasi.
- Pengambilan P anorganik dari tanah
(HPO4 2- or H2PO4 - ) kemudian diubah
menjadi P organik oleh mikrobia.
- Nisbah C/P tinggi, mikrobia menggunakan P
tersedia dari larutan tanah, ketersediaan
bagi tanaman berkurang.
- Jika kadar P dalam larutan tanah rendah
maka pertumbuhan mikrobia terhambat,
perombakan bahan organik juga lambat.
- C/P bahan organik tanah sekitar
100:Nisbah 1. nisbah C:N:P sekitar
120:10:1.3.
• jika C:P > 300, P imobilisasi > P
mineralization, residue <0.2% P
• jika C:P = 200-300, P imobilisasi = P
mineralization
• jika C:P < 200, P imobilisasi < P
mineralization, residue >0.3% P
Penyematan P
 Proses pengambilan P anorganik dari
larutan tanah.
• P hasil mineralisasi bahan organik, P yang
diberikan sebagai pupuk terlarut, atau
hasil pelarutan berbagai sumber dengan
mudah mengalami reaksi di dalam tanah :
- Adsorpsi: retensi P pada permukaan
mineral
- Presipitasi: pembentukan mineral P
sekunder
Penyematan P merupakan reaksi
bersinambung, tidak ada batas yang tegas
antara adsorpsi dan presipitasi amorf.
Jenis penyematan bervariasi sesuai
kondisi tanah:
a. terutama pH tanah:
b. kation terlarut,
c. permukaan mineral;
d. kadar fosfat dan kation: pada kadar
rendah terjadi adsorpsi, pada kadar
tinggi terjadi presipitasi.
Jerapan (adsorpsi)
- Tanah halus memiliki kapasitas jerapan yang
lebih tinggi dibanding tanah kasar, karena luas
permukaannya lebih besar.
- Tanah masam memiliki kapasitas jerapan lebih
besar dibanding tanah netral atau kapuran.
- Oksida Al dan Fe memiliki kapasitas jerapan
lebih besar dibanding karbonat.
- Takaran pupuk lebih tinggi diperlukan untuk
menjaga kecukupan P larutan tanah pada tanah
yang memiliki kapasitas retensi yang besar
Presipitasi
- Pada tanah masam: dirajai kation terlarut Al dan
Fe, menyebabkan presipitasi mineral Al-fosfat dan
Fe- fosfat.
- Pada tanah netral dan kapuran: dirajai kation
terlarut Ca, menyebabkan presipitasi mineral Ca-
fosfat.
- Keadaan pH larutan dan kelarutan Al, Fe dan Ca
fosfat menentukan kadar P dalam larutan tanah,
- Ketersediaan P maksimum pada pH 6 – 7, yaitu
diantara zona Al dan Fe fosfat dengan Ca fosfat
yang tidak terlarut.
- Reaksi presipitasi umumnya terjadi sangat lambat.
Pada tanah masam:
FePO4.2H2O + H2O <–> H2PO4- + H+ + Fe(OH)3,
- jika kemasaman meningkat (H+), keseimbangan
bergerak ke kiri, Fe-fosfat mengendap dan P larutan
menurun,
- jika kemasaman menurun, keseimbangan bergerak
ke kanan, Fe-fosfat melarut dan P larutan meningkat,
- pada saat akar menyerap H2PO4-, keseimbangan
bergerak ke kanan, Fe-fosfat melarut untuk mengisi
P dalam larutan tanah.
- Fe-fosfat padatan akan mempertahankan H2PO4 –
tetap pada aras keseimbangan, hal ini tergantung pH
tanah.
Pada tanah netral dan kapuran:
CaHPO4.2H2O + H+ <–> Ca2+ + H2PO4- + 2H2O,
• jika kemasaman menurun, keseimbangan
bergerak ke kiri, Ca-fosfat mengendap dan P
larutan menurun,
• jika kemasaman meningkat keseimbangan
bergerak ke kanan, Ca-fosfat melarut dan P
larutan meningkat,
• pada saat akar menyerap H2PO4-, keseimbangan
bergerak ke kiri, Ca-fosfat melarut, mengisi P
dalam larutan tanah.
• Ca-fosfat padatan menjaga H2PO4 – pada aras
keseimbangan, hal ini tergantung pH tanah.
Pengaruh penempatan pupuk:
• Disebar (surface applications): mobilitas P dalam
tanah terbatas, P akan bergerak ke akar dengan
sangat lambat.
• Disebar dan dibenamkan (broadcast and
incorporate): P diberikan pada zone perakaran, P
terbuka penuh terhadap permukaan tanah, potensi
penyematan P maksimal.
• Larikan (band placement): mengurangi kontak
tanah dengan pupuk, penyematan lebih sedikit
dibanding jika disebar dan dibenamkan, akar
akan menembus zona P.
Cara aplikasi terbaik:
• Tergantung hasil uji tanah dan jenis
tanah,
• larikan sangat penting pada tanah yang
memiliki P rendah dengan kapasitas
penyematan yang tinggi,
• pada tanah yang memilki P tinggi, atau
tanah dengan kapasitas penyematan
rendah aplikasi dengan cara disebarkan
dan dibenamkan setiap 3-4 tahun cukup
efektif.
C. Pupuk KCl
 K merupakan sumber kekuatan bagi
tanaman dalam menghadapi
kekeringan dan penyakit
 Pada tanah liat, K yang ditaburkan
terikat oleh komponen tanah sehingga
hanya ¼ hingga 1/3 dosis yang diserap
tanaman
 Pada tanah berpasir, pori-pori tanah
cukup besar, maka pupuk K mudah
tercuci dan terbawa aliran air.
Manajemen K pupuk

Aplikasi pupuk K:
- Berikan pupuk dalam jumlah yang
sedikit tetapi lebih sering (use smaller
but more frequent) pada tanah dengan
daya penyematan yang tinggi atau
untuk membatasi konsumsi yang
berlebihan dan hilang karena pelindian
Penempatan pupuk K:
(1). Aplikasi pemupukan K memiliki keterbatasan
mobilitas dalam tanah, K yang diberikan di
permukaan tanah akan bergerak menuju akar
dengan sangat lambat,
(2). Disebarkan dan dibenamkan, menempatkan K
pada zona perakaran, penyematan K akan
maksimum pada tanah dengan tekstur halus dan
memiliki daya semat yang tinggi,
(3). Lingkaran, kontak antara tanah dengan pupuk
terbatas, dapat mengurangi penyematan K, sangat
bermanfaat pada tanah yang memiliki kadar K
rendah tetapi punya daya semat yang tinggi.
 K yang berada dalam mineral jika
mengalami pelapukan akan
menyediakan sejumlah K yang cukup
berarti pada beberapa tanah, perlu
diperhatikan dalam pemupukan.
 Pengapuran dapat meningkatkan
kejenuhan basa dan KPK tanah karena
sumbangan muatan terubahkan, dapat
meningkatkan K tersedia dan
mengurangi pelindian K.
D. Manajemen Pupuk Mg
• Pengapuran: Mg dengan mudah dapat dikelola dengan
pengapuran pada tanah berpH rendah (dengan kapur
dolomit),
• pengapuran dapat menyebabkan kekahatan Mg jika kadar
Ca yang tinggi (kalsit) digunakan pada tanah dengan kadar
Mg yang rendah].
• Kekahatan: tanah masam, pasiran dengan KPK rendah
dengan pelindian yang hebat,
• pemupukan K (KCl and K2SO4) dapat meningkatakan
kehilangan tersebut,
• tanah dengan kadar K yang tinggi menyebabkan kekahatan
Mg karena menghambat penyerapan Mg.
• Grass tetany: kekahatan Mg pada ternak dapat terjadi
meskipun kadar dalam tanaman belum kahat, lebih hemat
memberi garam Epsom pada pakan ternak dibanding
E. Pupuk S
Manajemen pupuk S
• Pada tanah pasiran sering kekahatan S, karena
rendahnya bahan organik tanah dan pelindian yang
hebat terhadap SO4,
• Kebutuhan tanaman beragam: diperlukan oleh
alfalfa, clovers, canola, kubis dan sayuran serupa,
hmt Brassicas, bawang merah dan bawang putih,
hmt rerumputan atau legum,
• rumput menyerap S lebih cepat dibanding legum.
• Sumber sulfur: S unsur (tidak segera tersedia,
harus dioksidasi lebih dahulu menjadi
SO4, oksidasi berlangsung dalam reaksi masam).
F. UNSUR MIKRO

a. Pupuk Fe
• Rabuk dan pupuk organik: menambah khelat
• Sumber anorganik: pemupukan ke tanah
kurang efektif karena Fe menjadi tidak
tersedia, aplikasi pada tanaman (pupuk daun
atau injeksi) lebih efektif.
• Khelat Fe: cukup efektif jika diberikan ke
tanah, tapi harganya mahal, umumnya
digunakan untuk komoditas yang bernilai
tinggi.
b. Pupuk Mn
• Rabuk dan pupuk organik, juga
meningkatkan khelat.
• Sumber anorganik Mn-sulfat: sumber yang
umum, aplikasi tanah atau daun seimbang
efektivitasnya, diberikan dalam larikan
lebih efektif dibanding disebar.
• Mn khelat: untuk pupuk daun, aplikasi di
tanah kurang efektif, karena Fe atau Ca
dapat mengganti Mn dalam khelat tersebut.
c. Pupuk Cu
• Rabuk dan pupuk organik: menambah
khelat, rabuk dari kandang babi dan
biosolid dapat mengandung Cu sangat
tinggi
• Sumber anorganik: khelat Cu
diberikan sebagai pupuk daun atau
lewat tanah efektivitasnya sama.
• Jika diberikan dalam larikan dapat
menyebabkan kerusakan akar.
d. Pupuk Zn
• Rabuk dan sumber organik:
menambah khelat
• Sumber anorganik: Zn-sulfat (efektif
untuk di tanah); pupuk daun (tanaman
buah, pembibitan)
• Khelat Zn untuk daun atau tanah,
semuanya efektif.
• Pemberian dalam larikan lebih efektif
dibandingkan jika ditebar.
e. Pupuk Cl
Unsur Cl terdapat dalam rabuk dan sumber
organik lainnya meski sedikit. Sumber
anorganik: pupuk KCl, atau garam lainnya.

f. Pupuk B
Rabuk dan bahan organik. Senyawa
anorganik: Borax (natrium borat, solubor
(pupuk daun dan tanah
Ketersediaan B
• Unsur B sangat tersedia pada tanah masam,
sebaliknya terjerap kuat oleh oksida dan
lempung pada pH > 6.5.
• Dapat terlindi pada tanah pasiran yang masam
• Bahan organik merupakan cadangan utama
• Tanah yang kering: kebanyakan B diserap
secara pasif bersama air, seperti Ca,
didistribusikan ke tanaman melalui sistem
transpirasi, pengambilan dan pengangkutan
yang terus menerus dalam xilem sangat
penting
• Interaksi hara: kadar Ca dan K yang tinggi
dapat memicu kekahatan B
g. Pupuk Mo
• Rabuk dan organik lainnya: meski
kadarnya kecil tapi sudah
mencukupi, karena memang
kebutuhan Mo juga kecil
• Sumber anorganik : Ammonium dan
natrium molybdates, diberikan
sebagai pupuk daun atau pupuk
tanah, atau diberikan untuk benih
(seed treatmnents)
• Pengapuran dapat mengatasi
kekahatan Mo
Ketersediaan Mo
• Jika pH meningkat Mo menjadi
tersedia, 1 unit kenaikan pH
meningkatkan ketersediaan Mo 10 kali
(berbeda dengan hara mikro lainnya).
• Kekahatan dijumpai pada tanah
masam, atau tanah dengan oksida Fe-
Al
• Interaksi hara: sulfat tinggi
menghambat serapan Mo, nitrat
meningkatkan serapan Mo, ammonium
menurunkan serapan Mo.
“Situasi dimana tanaman memerlukan tambahan
HIDDEN HUNGER
unsur hara tertentu meskipun belum ada gejala
= KELAPARAN
defisiensi yang spesifik”
TERSEMBUNYI
Kandungan hara dalam tanaman berada di atas zone
defisiensi, namun masih berada di bawah batas
optimal untuk pertumbuhan dan produksi tanaman

Optimum fisiologis Melacak hidden hunger


Top yield
Field trial Tissue test

Hidden hunger Optimum ekonomis


Plant analyses Feed value

Morfologi
Part analyses
root absorption
Soil tests
Symptoms
dosis pemupukan
air tanah, aerasi, suhu

Hasil analisis tanaman berguna untuk menyusun program pemupukan musim tanam mendatang .
Hasil uji tanah berguna untuk membantu mengeliminir / mengatasi problematik hara musim tanam
sekarang
Kedua cara ini harus digunakan dengan hati-hati, terutama dikaitkan dengan sejarah pengelolaan
tanah pada masa yang lalu
Landasan Ilmiah bagi Rekomendasi Pemupukan
Yield response as influenced by soil test level and soil test recommendation
approach. (Hergert, 1997)

Pemupukan
untuk Tidak boleh
pemeliharaan memupuk
Hasil maksimum
ekonomis
% Hasil tanaman

Rekomendasi pupuk dgn:


Tingkat Kritis
Pendekatan koreksi defisiensi
Pendekatan pemeliharaan

SR R T ST
Tingkat Uji Tanah
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PEMUPUKAN
1. Sifat dan ciri tanah
2. Iklim
3. Pola tanam yang tidak teratur
4. Jenis pupuk yang digunakan
Penggolongan Kelas Tanah Berdasarkan Sifat Fisik & Kimia
tanah:
1. Tanah yg kimia kaya dan fisik baik. Biasanya pd tanah
pegunungan, contohnya; tanah andosol, & chernocen.
2. Tanah yg kimia kaya tetapi sifat fisik jelek. Tanah ini
umumnya berwarna abu-abu sampai merah, hal ini
menunjukkan kandungan bahan organik dan liat yg cukup
tinggi. Misal pada tanah Gromosol (di Jawa Tengah & Jawa
Timur)
3. Tanah yg kimia miskin tetapi sifat fisik baik. Pd umumnya,
tanah berwarna merah sampai coklat, terbentuk pada daerah2
dgn pencucian tinggi sbg akibat curah hujan yg tinggi. Cth;
tanah Latosol (Jawa Barat).
4. Tanah yg kimia miskin & fisiknya jelek. Sebagian besar tanah2
di Indonesia (60%). Cth : tanah PMK (Podsolik Merah
Kuning), dan cocok untuk komoditas perkebunan seperti karet,
kelapa sawit, & HTI
Dasar-dasar Pemupukan

1. Tanaman Yang akan dipupuk


2. Jenis Tanah yang akan dipupuk
3. Jenis pupuk yang digunakan
4. Jumlah (dosis) pupuk yang
diberikan
5. Waktu Pemupukan
6. Cara Pemupukan.
1). Tanaman yang akan dipupuk
a. Penggunaan unsur hara oleh
tanaman. Unsur hara yang di serap
tanaman digunakan antara lain untuk
menyusun bagian-bagian tubuh tanaman.
Jumlah unsur hara yang diperlukan untuk
menyusun bagian-bagian tubuh tanaman
tersebut berbeda untuk setiap jenis
tanaman yang sama tetapi dengan tingkat
produksi yang berbeda
b. Sifat-sifat akar, akar tanaman dapat
merupakan akar tunggang atau akar
serabut dengan penyebaran yang
berbeda-beda. Sifat-sifat akar akan
menentukan cara penempatan pupuk
maupun jumlah pupuk yang diberikan.
Bila dari biji akan tumbuh akar tunggang
lebih dulu maka pupuk sebaiknya
ditempatkan dibawah biji, tetapi bila akar
lateral yang tumbuh lebih awal maka
pupuk dapat di letakkan disekitar biji
yang ditanam.
2). Tanah yang Dipupuk
• Kandungan tanah akan unsur hara berbeda-beda
sehingga kebutuhan pupuk setiap jenis tanah juga
berbeda.
• Kemasaman tanah juga mempengaruhi jenis pupuk yang
akan diberikan. Dalam hal ini Reaksi fisiologis dari
pupuk perlu diperhatikan, agar tidak mengubah tanah
menjadi lebih masam (jangan memberi pupuk masam
pada tanah-tanah masam).
• Tanah-tanah yang dapat memfiksasi unsur-unsur yang
ditambahkan, menyebabkan penambahan unsur-unsur
tersebut tidak efisien apabila daya fiksasinya tidak
dihilangkan. Misalnya pengapuran tanah masam
mengurangi daya fiksasi Al terhadap P, sehingga
pemberian pupuk P menjadi lebih efisien.
3). Jenis pupuk yang di gunakan
Tiap-tiap jenis pupuk mempunyai jumlah
kandungan unsur hara, reaksi fisiologis, kelarutan,
kecepatan bekerja yang berbeda-beda, sehingga
jumlah dan jenis pupuk yang diberikan serta cara
dan waktu pemberiannya berbeda-beda untuk setiap
jenis tanaman atau jenis tanah.

4). Jumlah pupuk yang diberikan


Jumlah pupuk yang diberikan berhubungan dengan
kebutuhan tanaman akan unsur hara, kandungan
unsur hara yang ada dalam tanah, serta kadar unsur
hara yang terdapat pada pupuk.
5). Waktu pemupukan
• Pupuk yang bekerjanya cepat. Diberikan setelah
tanam dan sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit
dalam 2 atau 3 kali pemupukan, karena pupuk ini
mudah tercuci, Contoh : ZA, Urea, ASN, NH4 Cl.
• Pupuk yang bekerjanya lambat. Diberikan
sebelum tanam, dan sekaligus. Untuk tanaman
tahunan yang telah lama tumbuh, diberikan setiap
akan mulai kegiatan maksimum pertumbuhan,
Contoh : ESP, DSP, TSP, FMP.
• Pupuk yang cara bekerjanya sedang. Dapat
diberikan sebelum atau sesudah tanam asal jangan
terlalu jauh dengan saat mulainya aktifitas
tanaman. Contoh : SS, Rustica Yellow
6). Cara penempatan pupuk
Pentingnya cara penempatan pupuk
adalah :
• Agar dapat diambil akar tanaman
lebih efisien
• Agar tidak merusak biji yang ditanam
atau akar tanaman
Dicari cara yang mudah dilakukan
(ketersediaan tenaga kerja dan
perhitungan ekonomis) tetapi
memenuhi kedua syarat tersebut.
Cara-cara pemupukan terdiri dari :

• Side band (samping tanaman), yaitu ditugal di


satu atau dua sisi tanaman
• In the row (dalam larikan), yaitu diberikan pada
jarak 5.5 cm dengan kedalaman 5 cm Top
• Top dressed atau side dressed, yang diberikan
setelah tanaman tumbuh
• Pop up, diberikan bersamaan dengan biji yang
ditanam, khusus untuk pupuk IG rendah
• Foliar application, diberikan lewat daun,
khususnya untuk pupuk cair atau pupuk yang
tergolong kedalam mikro elemen.
• Fertigation, diberikan melalui air irigasi,
khsususnya untuk pupuk nitrogen.
EKONOMI PEMUPUKAN.

Hasil tanaman yang lebih tinggi akan menyediakan peluang yang lebih besar untuk
mencapai maximum net-profit per luasan lahan dan memperkecil biaya produksi
per satuan hasil.
Kesuburan tanah yang baik menjadi faktor utama untuk mendapatkan hasil yang
tinggi.

Biaya tetap dalam usahatani adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani, tidak
tergantung pada besarnya hasil tanaman. Dengan demikian praktek usahatani yang
meningkatkan hasil tanaman biasanya akan memperendah biaya produksi per
satuan hasil
.
Kurva respon hasil tanaman terhadap pemupukan biasanya mengikuti The Law of
Diminishing Return (Kurva Asimtotis).
Pendapatan per biaya produksi akan semakin menurun, hal ini menjadi
pertimbangan utama bagi petani yang modal kerjanya terbatas.

Petani yang progresif biasanya menyadari bahwa profit per hektar lahan lebih penting
daripada penghasilan per satuan biaya produksi

Maximum profit dari pemupukan akan tercapai kalau tambahan hasil tanaman sama dengan
tambahan biaya pemupukan (dY/dX = dC/dX)
EKONOMI PEMUPUKAN.

Dosis pupuk yang paling menguntungkan dipengatruhi oleh:


1. Peningkatan hasil akibat tambahan pupuk
2. Level of farm management
3. Harga pupuk
4. Harga hasil tanaman
5. Tambahan biaya panen
6. Biaya pemasaran
7. Efek residu
8. Tingkat kesuburan tanah.

Level of farm management: derajat sampai dimana semua faktor produksi tanaman
dapat berhasil dikendalikan.
Pada dosis pupuk yang tinggi, diperlukan kemampuan manajerial yg lebih tinggi

Harga per satuan hara tanaman, beragam dengan bahan pupuk.


Pupuk yang kandungan haramya lebih tinggi dianggap lebih murah biaya
aplikasinya

Prioritas penggunaan modal kerja sangat penting bagi petani.


Umumnya lebih menguntungkan untuk melakukan pemupukan sesuai dengan ahsil uji tanah.
Dampak penggunaan pupuk kimia:
a. Berbagai organisme penyubur tanah
musnah karena pupuk anorganik.
b. Kesuburan tanah yang merosot/
tandus.
c. Keseimbangan ekosistem tanah yang
rusak.
d. Terjadi peledakan dan serangan
jumlah hama
Dampak pupuk kimia terhadap tanah:
a. Kondisi tanah menjadi keras
b. Tanah semakin lapar dan haus pupuk
c. Banyak residu pestisida dan insektisida yang
tertinggal dalam tanah
d. Mikroorganisme tanah semakin menipis
e. Banyak Mikroorganisme yang merugikan ber
kembang biak dengan baik
f. Tanah semakin miskin unsur hara baik
makro maupun mikro
g. Tidak semua pupuk dapat diserap
oleh tanaman
Langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh pencemaran tanah,:
1. Remediasi (membersihkan permukaan tanah). Sebelum
melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui:
a. Jenis pencemar (organik/anorganik), terdegradasi
/tidak, berbahaya/tidak,
b. Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari
tanah tersebut,
c. Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan Fosfat (P),
d. Jenis tanah,
e. Kondisi tanah (basah, kering),
f. Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di
lokasi tersebut,
g. Kondisi pencemaran (sangat penting untuk
dibersihkan segera/bisa ditunda).
Remediasi tanah,
a. in-situ (atau on-site): pembersihan di lokasi. Lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, ven
ting (injeksi), dan bioremediasi.
b. ex-situ (atau off-site), meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman.
Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap,
kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan
keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh
lebih mahal dan rumit
2. Bioremediasi
 proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
• tujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau
tidak beracun (karbon dioksida dan air).
4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :
1). Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (dilokasi tercemar)
dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks,
optimasi pH, dsb
2. inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar,
yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan
biotransformasi khusus
3. penerapan immobilized enzymes
4. penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghila
ngkan ataumengubah pencemar.
Proses bioremediasi harus
memperhatikan:
a. temperatur tanah,
b. Ketersediaan air,
c. nutrien (N, P, K),
d. perbandingan C : N kurang
dari 30:1, dan
e. Ketersediaan oksigen.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS TANAH DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PRODUKTIVITAS TANAMAN
• Untuk mendapatkan hasil yang tinggi dari tanaman diperlukan
masukan dan pengelolaan yang tepat, sehingga kemudiaan dikenal
istilah “Produktivitas Tanah”.
• Secara umum, Produktivitas Tanah dapat didefinisikan sebagai
kemampuan tanah untuk memproduksi sesuatu spesies tanaman
atau suatu sistem pertanaman pada suatu sistem pengelolaan
tertentu.
• Aspek pengelolaan yang dimaksud misalnya pengaturan jarak
tanaman, pemupukan, pengairan, pemberantasan hama, penyakit,
dll. Jadi untuk dapat produktif, tanah harus subur, tetapi sebaliknya,
tanah yang subur belum tentu produktif. Termasuk di dalam ukuran
produktivitas adalah pengaruh iklim, dan keadaan serta segi lereng.
• Jadi, produktivitas tanah adalah ekspresi faktor tanah dan bukan
tanah, yang mempengaruhi hasil tanaman.
 Produktivitas tanah pada dasarnya adalah
konsep ekonomi dan bukan sifat tanah.
Tiga hal yang terlibat:
1. Masukan (sistem pengeloalaan khusus),
2. Keluaran (hasil tanaman tertentu), dan
3. Tipe tanah.
 Tanah dan produktivitasnya saling
berhubungan dan berbanding lurus, jika
tanah kesuburannya menurun maka
produktivitas lahan/tanah tersebut menurun,
namun jika kesuburan tanah baik maka
produktivitas tanahnya pun baik.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN TANAMAN

FAKTOR IKLIM FAKTOR TANAH FAKTOR TANAMAN

 HUJAN (JUMLAH, DISTRIBUSI)  BAHAN ORGANIK  SPESIES/VARIETAS


 SUHU UDARA  TEKSTUR  WAKTU PENANAMAN
 KELEMBABAN  STRUKTUR  DAYA KECAMBAH
 CAHAYA (JUMLAH, INTENSITAS,  KTK  KUALITAS BIJI
LAMA)  KB  EVAPOTRANSPIRASI
 KETINGGIAN  LERENG/TOPOGRAFI  KETERSEDIAAN AIR
 ANGIN (KECEPATAN,  SUHU TANAH  NUTRISI
DISTRIBUSI)  PENGELOLAAN TANAH  HAMA (SERANGGA,
 KONSENTRASI CO2 (PENGOLAHAN, DRAINASE, PENYAKIT, GULMA0
DLL)  EFISIENSI PANEN
 KEDELAMAN (ZONA
PERAKARAN)
Faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas
tanaman yaitu:
a. Faktor eksternal
b. Faktor internal.
Faktor internal meliputi :
• struktur dan komposisi komunitas,
• jenis dan usia tumbuhan,
• peneduhan.
Faktor eksternal meliputi:
• cahaya,
• karbohidrat,
• air,
• nutrisi,
• suhu,
• tanah.

Anda mungkin juga menyukai