Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KELEMBAGAAN PETANI

“PERANAN KELOMPOK TANI DALAM PEMBANGUNAN


PERTANIAN”

DOSEN PENGAMPU :

Ir. HERMAYA RUKKA, M.SI

BUHAERAH, S.ST., M.P

ARIEF SIRAJUDDIN, S.ST., M.I.KOM

PLP :

SUNARYO, S.ST

DISUSUN OLEH : KELOMPOK I

1. MASYITA AZZYAHRA (05.01.21.2295)


2. MISS KAUKABSYARQI SALEH (05.01.21.2298)
3. MAWADDAH (05.01.21.2297)
4. TARIS KURNIA MAKALALAG (05.01.21.2305)
5. MUHAMMAD RYAMIZARD DZIKRULLAH (05.01.21.2300)

II A / D-IV PENULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN


PERTANIAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Peranan Kelompok Tani dalam Pembangunan Pertanian” untuk
mata kuliah Kelembagaan Petani ini dengan lancar tanpa kendala yang berarti.

Adapun penyelesaian penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan,


arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Meski demikian, penulis merasa masih banyak kesalahan dalam


penyusunan makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat terbuka menerima kritik
dan saran yang membangun untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi. Akhir kata
penulis sangat berharap agar makalah ini dapat menjadi bahan referensi bagi
para pembaca.

Polbangtan Gowa, 5 Desember 2022

Penulis,

Kelompok I
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok Tani


B. Peranan Kelompok Tani
C. Dasar Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani
D. Ciri – Ciri dan Fungsi Kelompok Tani

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan yang sangat penting peranannya


dalam perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang
berkembang.Hal tersebut bisa kita lihat dengan jelas dari peranan sektor
pertanian di dalam menampung penduduk serta memberikan kesempatan
kerja kepada penduduk.Pembangunan pertanian perlu mendapat
perhatian yang lebih baik, sekalipun prioritas pada kebijaksanaan
industrialisasi sudah dijatuhkan, namun sektor pertanian dapat memiliki
kemampuan untuk menghasilkan surplus. Hal ini terjadi bila produktifitas
diperbesar sehingga menghasilkan pendapatan petani yang lebih tinggi
dan memungkinkan untuk menabung dan mengakumulasi modal.

Peran sektor pertanian yang merupakan dasar bagi kelangsungan


pembangunan ekonomi yang berkelanjutan diharapkan mampu
memberikan pemecahan permasalahan bagi bangsa Indonesia. Karena
sektor pertanian mempunyai 4 fungsi yang sangat fundamental bagi
pembangunan suatu bangsa yaitu:

1. Mencukupi pangan dalam negeri


2. Penyediaan lapangan kerja dan berusaha
3. Penyediaan bahan baku untuk industri, dan
4. sebagai penghasil devisa bagi negara

Program bantuan pemerintah dalam rangka mengadakan


pembangunan di sektor pertanian pada umumnya berupa subsidi sarana
produksi, bantuan modal langsung, penyuluhan teknologi pertanian, kredit
usaha tani, dan sebagainya.Namun, bantuan tersebut belum
menghasilkan hasil yang diinginkan.Petani Indonesia masih
berpendapatan rendah.Berbagai bantuan yang diberikan juga
menyebabkan petani menjadi bergantung dan merasa tidak mampu
bergerak sendiri dalam melaksanakan usahataninya. Begitu pula dengan
program - program penyuluhan pertanian yang selama ini sudah berjalan,
belum mampu secara optimal membantu petani dalam meningkatkan
perekonomiannya, serta belum mampu mendorong petani untuk
menemukan pemecahan masalahnya sendiri dalam melaksanakan
usahataninya (Mushero 2008).

Salah satu langkah pemerintah untuk mengembangkan pertanian


adalah dengan membentuk kelompok sosial pada masyarakat petani,
seperti kelompok tani. Tingkat dinamika kelompok tani berpengaruh
terhadap keberhasilan langkah pemerintah tersebut. Dinamis yang
dimaksud adalah selalu siap untuk maju dan menyonsong perubahan
pertanian yang di galakan dewasa ini (Kukuh,2009).

Sasaran pengembangan kelompok adalah siapa saja yang


berminat terutama mereka yang kerapkali terabaikan, seperti kelompok
masyarakat yang miskin, kaum perempuan, mereka yang berpendidikan
rendah, dan juga mereka yang cacat serta kelompok lainnya.Mereka
yang terabaikan merupakan bagian dari masyarakat, mereka juga
mempunyai potensi dalam memecahkan permasalahan yang ada. Setiap
anggota kelompok dapat berpartisipasi dalam pengembangan kelompok
dengan segala potensi dan kerterbatasan yang mereka miliki
(Sastraatmadja,1993).

Keberadaan kelompok tani juga merupakan salah satu potensi


yang mempunyai peranan penting dalam membentuk perubahan perilaku
anggotanya dan menjalin kemampuan kerjasama anggota kelompoknya.
Melalui kelompok tani, proses pelaksanaan kegiatan melibatkan anggota
kelompok dalam berbagai kegiatan bersama, akan mampu mengubah
atau membentuk wawasan, pengertian, pemikiran minat, tekad dan
kemampuan perilaku berinovasi menjadikan sistem pertanian yang maju.
Petani memainkan peranan sebagai inti dalam pembangunan pertanian.
Petanilah yang memelihara tanaman dan menentukan bagaimana
usahataninya harus dimanfaatkan. Petanilah yang harus mempelajari dan
menerapkan metoda-metoda baru yang diperlukan untuk membuat
usahataninya lebih produktif (Mosher,1985).
Keberadaan kelompok tani merupakan salah satu potensi yang
peranan penting dalam membentuk perubahan perilaku anggotanya dan
menjalin kemampuan kerjasama anggota kelompoknya. Melalui kelompok
tani, proses pelaksanaan kegiatan melibatkan anggota kelompok dalam
berbagai kegiatan bersama, akan mampu mengubah atau membentuk
wawasan, pengertian, pemikiran, minat, tekad dan kemampuan perilaku
berinovasi. Sehingga menjadikan sistem pertanian yang maju.

Peranan kelompok tani sebagai wadah kelas belajar, sebagai unit


produksi usahatani dan sebagai wahana kerjasama tersebut akan
dibutuhkan anggota kelompok dalam pemenuhan kebutuhan usahatani
padi bila memberikan manfaat yang dapat dirasakan anggota kelompok
dalam pemenuhan kebutuhan usahatani.

B. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai bagaimana


peranan kelompok tani dalam pembangunan pertanian, dalam makalah
ini juga akan membahas studi kasus sehingga pembaca dapat lebih
mengerti mengenai peranan tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang tekah dipaparkan maka


rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1. Apa pengertian kelompok tani


2. Apa peranan kelompok tani
3. Bagaimana dasar penumbuhan dan pengembangan kelompok tani
4. Apa ciri – ciri dan fungsi kelompok tani
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok Tani

Johnson dan Johnson (dalam Sarwono,2005) mendefenisikan


kelompok sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi melalui tatap
muka (face to face interaction), dan masing-masing menyadari
keanggotaannya dalam kelompok, masing-masing menyadari saling
ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama.

Pengertian kelompok cukup bervariasi tergantung pada sudut


pandang para ahli yang mendefenisikan. Adapun sudut pandang dari
beberapa ahli antara lain meliputi pandangan yang mendasarkan pada
persepsi, motivasi, tujuan kelompok, organisasi kelompok,
interdependensi dan interkasi.

Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau


petani yang terdiri atas petani dewasa (pria/dewasa) maupun petani-
taruna (pemudapemudi) yang terikat secara informal dalam suatu wilayah
kelompok atas dasar keserasiaan dan kebutuhan bersama serta berada
dilingkungan pimpinan seorang kontak tani.Menurut Mosher dalam
Mardikanto (1993), Salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian
adalah adanya kerjasama kelompok tani.

Kelompok tani adalah organisasi non formal yang tumbuh dan


berkembang di pedesaan yang memiliki ciri, unsur pengikat, dan fungsi
sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan untuk pencapaian
tujuan bersama.

Kelompok tani adalah kelembagaan pertanian atau peternak yang


dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi
lingkungan (social,ekonomi,dan sumberdaya) dan keakraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya serta
ditumbuhkan kembangkan dari,oleh dan untuk petani yang saling
mengenal, akrab, saling percaya, mempunyai kepentingan dalam
berusahatani (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012).

Pengertian kelompok tani menurut Kementrian Pertanian (2007)


adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar
kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan
(social,ekonomi,sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota.

Keanggotaan kelompok tani berjumlah 20-25 orang dan atau


disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat serta
usahataninya.ikatan dalam kelompok berpangkal pada keserasian dalam
arti mempunyai pandangan, kepentingan, dan kesenangan yang sama.
Diantara ketua kelompok tani dan anggota kelompok maupun diantara
sesama anggota terjalin hubungan yang luas dan wajar. Berbagai bentuk
dan jenis kelompok tani pernah dibentuk dan dikembangkan di Indonesia.
Berdasarkan kemampuan, yang didasarkan pada sepuluh jurus
kemampuan dalam program BIMAS (Bimbingan Massal), kelompok tani
dapat dibedakan menjadi empat kelas, yaitu : Kelas Pemula, Kelas
Lanjut, Kelas Madya, dan Kelas Utama (Deptan,2002).

Kelompok tani dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,


apabila anggotanya mempunyai kesadaran yang tinggi untuk menjaga
pembinaan kelompok tani. Pembinaan kelompok tani diarahkan pada
penerapan sistem agribisnis, peningkatan peran petani, dengan
menumbuhkembangkan kerjasama antara petani dengan pihak lain yang
terkait untuk pengembangan usahatani. Pembinaan kelompok tani
diharapkan dapat membantu menggali potensi, memecahkan masalah
usahatani anggotanya secara lebih efektif, dan memudahkan anggota
dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan dan sumber
daya lainnya.

Kelompok tani dibentuk dengan tujuan untuk lebih meningkatkan


dan mengembangkan kemampuan anggota dan keluarganya. Kelompok
tani sendiri merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang dapat
dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan
melalui pendekatan kelompok dimaksudkan untuk mendorong
terbentuknya kelembagaan petani yang mampu membangun sinergi antar
petani dan antar kelompok tani dalam rangka mencapai efisiensi usaha.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
67/Permentan/SM.050/12/2016 tentang Pembinaan Kelembagaan Petani
bahwa pendekatan kelompok dalam penyuluhan dimaksudkan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan penyuluhan dan
juga mendorong penumbuhan kelembagaan petani (kelompok tani,
gabungan kelompok tani, asosiasi komoditas pertanian, dan dewan
komoditas pertanian nasional).

Berdasarkan berbagai pengertian mengenai kelompok tani, maka


dapat disimpulkan bahwa kelompok tani adalah kumpulan petani yang
secara nonnormal terbentuk atas dasar berbagai factor seperti adanya
kesamaan kebutuhan dan tujuan bersama, kesamaan wilayah tempat
tinggal atau kesamaan wilayah hamparan (lahan) usahatani.Didalam
kelompok tani, terjadi saling interaksi yang mengatur upaya pemenuhan
kebutuhan, pemecahan masalah dan pencapaian tujuan bersama.

B. Peranan Kelompok Tani

Peranan adalah suatu bentuk kedudukan atau status yang diatur


oleh norma-norma yang berlaku. Sebagaimana menurut Levinson yang
dikutip Soekanto (2001) dalam Relamareta (2011) menyatakan, bahwa
peranan setidaknya mencakup tiga hal, yaitu:.

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau


kedudukan seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini
adalah rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang
dalam kehidupan bermasyarakat;
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi;
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.

Peranan dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi bagian


yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa.Peranan di sini
adalah diartikan sebagai suatu hal yang menjadi bagian penting dalam
suatu hal/peristiwa, baik itu segala sesuatu yang sifatnya positif maupun
negatif (Poerwadarminta, 1993).

Keberadaan kelompok tani dalam sektor pertanian juga


mempunyai peranan penting. Dalam hal ini peranan kelompok tani berarti
fungsi, penyesuaian diri dan proses dari suatu kelompok tani untuk
memenuhi kebutuhan dari anggotanya. Untuk memenuhi kebutuhan dari
kelompok tani yang dinaungi oleh suatu kelompok tani, maka kelompok
tani tersebut harus berperilaku sesuai dengan fungsi yang diharapkan,
dalam hal ini disesuaikan dengan status/kedudukan kelompok tani yang
di dalamnya mengandung berbagai norma yang mengatur.

Soedijanto (1996) mengungkapkan bahwa agar kelompok tani


dapat berkembang secara dinamis, maka harus dikembangkan jenis -
jenis kemampuan kelompok tani yang juga merupakan fungsi dari
kelompok tani yang terdiri dari: (1) fungsi kelompok dalam mencari dan
menyebarluaskan informasi kepada anggota. (2) fungsi kelompok dalam
pengadaan fasilitas dan sarana produksi. (3) fungsi kelompok tani dalam
merencanakan kegiatan kelompok. (4) fungsi kelompok dalam melakukan
koordinasi pada pihak pemerintah setempat dan (5) fungsi kelompok
dalam penerapan teknologi panca usahatani.

Pembinaan kelompok tani diarahkan untuk memberdayakan


petani agar memiliki kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan inovasi
(teknis, sosial dan ekonomi), mampu memanfaatkan azas skala ekonomi
dan mampu menghadapi resiko usaha, sehingga memperoleh tingkat
pendapatan dan kesejahteraan yang layak, untuk itu pembinaan
diarahkan agar kelompok tani dapat berfungsi sebagai 8 kelas belajar
mengajar, sebagai unit produksi, serta sebagai wahana kerjasama
menuju kelompok tani sebagai kelompok usaha (Pusluhtan, 2002).

Dalam upaya menuju pembangunan pertanian yang lebih maju,


peran kelembagaan pertanian perlu didorong untuk memberikan
kontribusi terhadap hal tesebut. Kelembagaan pertanian menjadi sebuah
penggerak utama untuk mencapai kemajuan pertanian. Kelompok tani
menjadi salah satu kelembagaan pertanian yang berperan penting dan
menjadi ujung tombak karena kelompok tani merupakan pelaku utama
dalam pembangunan pertanian..

Kelompok tani dengan kontak taninya merupakan kelembagaan


sosial yang pokok dalam sistem penyuluhan pertanian. Ia juga
merupakan basis dalam aktivitas penyuluhan pertanian. Kelompok tani
sebagai suatu unit belajar merupakan wadah/tempat dilakukannya
pelatihan atau penyuluhan (Hariadi, 2011).

Beberapa peranan penting dari pembentukan kelompok tani


antara lain diungkapkan oleh Torres dalam Mardikanto (1993)
sebagai berikut:

1. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin


terbinanya kepemimpinan kelompok
2. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa
kerjasama antar petani
3. Semakin cepatnya proses perembesan (difusi) penerapan
inovasi (teknologi) baru
4. Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian pinjaman
petani
5. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berlkaitan
dengan masukan (input) maupun produk yang dihasilkannya
6. Semakin dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta
pengawasannya oleh petani sendiri.

C. Dasar Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani

Adanya kepentingan dan tujuan bersama, penumbuhan kelompok


tani dapat dilihat dari Kelompok-kelompok/organisasi yang sudah ada,
petani dalam satu wilayah, dapat berupa satu dusun atau lebih, satu desa
atau lebih, dan juga berdasarkan domisili atau hamparan, yang memiliki
anggota kelompok tani 20 sampai 25 petani atau disesuaikan dengan
kondisi lingkungan masyarakat dan usaha taninya, selanjutnya kegiatan-
kegiatan kelompok tani yang dikelola tergantung kepada kesepakatan
anggotanya. kegiatan-kegiatan yang dimaksud antara lain; jenis usaha,
unsur-unsur subsistem agribisnis (pengadaan saran produksi,
pemasaran, pengolahan hasil pasca Panen).

Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerjasama antar


anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam
berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat
potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih
lanjut agar dapat berkembang secara optimal.

Pentingnya pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani


juga dikemukakan oleh Mosher (1968) dalam Djiwandi (1994) bahwa
salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya
kegiatan petani yang tergabung dalam kelompok tani. Mengembangkan
kelompok tani menurut Jomo (1968) dalam Djiwandi (1994) adalah berarti
membangun kemauan, dan kepercayaan pada diri sendiri agar dapat
terlibat secara aktif dalam pembangunan. Disamping itu agar mereka
dapat bergerak secara metodis, berdayaguna, dan teroganisir. Suatu
gerakan kelompok tani yang tidak teroganisir dan tidak mengikuti
kerjasama menurut pola-pola yang maju, tidak akan memecahkan
problem- problem yang dihadapi petani.

Pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan


kemampuan setiap kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya,
peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan
agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi organisasi petani yang kuat
dan mandiri.

Berdasarkan pengertian dan penjelasan yang menyangkut


kelompok tani di atas maka kelompok tani secara tidak langsung dapat
dipergunakan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas
usaha tani melalui pengelolaan usaha tani secara bersamaan. Kelompok
tani juga digunakan sebagai media belajar organisasi dan kerjasama
antar petani. Dengan adanya kelompok tani, para petani dapat bersama –
sama memecahkan permasalahan yang antara lain berupa pemenuhan
sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran hasil.

Sedangkan alasan utama dibentuknya kelompok tani yaitu untuk


memanfaatkan secara lebih baik (optimal) semua sumber daya yang
tersedia, juga dikembangkan oleh pemerintah sebagai alat pembangunan
dan adanya alasan ideologis yang mengharuskan para petani untuk
terikat oleh suatu amanat suci yang harus mereka amalkan melalui
kelompok taninya (Sajogyo, 1978 dalam Mardikanto, 1996)

D. Ciri – Ciri dan Fungsi Kelompok Tani

Kelompok tani memiliki ciri-ciri saling mengenal, akrab dan saling


percaya diantara sesama anggota, mempunyai pandangan dan
kepentingan yang sama dalam berusaha tani serta memiliki kesamaan
dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha, jenis usaha, status
ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan, ekologi dan juga terdapat
pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan
kesepakatan bersama.

Selain dari ciri-ciri kelompok tani juga mempunyai unsur pengikat


yaitu adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya dan
memiliki kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama
diantara para anggotanya dengan kader tani yang berdedikasi untuk
menggerakkan para petani sehingga kepemimpinanya diterima oleh
sesama petani lainnya serta memiliki kegiatan yang dapat dirasakan
manfaatnya oleh sekurang-kurangnya dari sebagian besar 4Peraturan
Menteri Pertanian, nomor : 273/Kpts/ OT.160/4/2007, tanggal 13 April
2007, tentang Pembinaan Kelembagaan Petani, anggotanya dan tidak
terlepas dari adanya dorongan atau motifasi dari tokoh masyarakat
setempat untuk menunjang program yang telah ditentukan.

Kelompok tani berfungsi sebagai kelas belajar, yaitu wadah


mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya
kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktifitasnya meningkat,
pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.
Sebagai wahana kerjasama untuk memperkuat kerjasama diantara
sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta
dengan pihak lain, sehingga usaha taninya akan lebih efisien serta lebih
mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan ganguan.
Sebagai unit produksi usaha tani yang dilaksanakan secara keseluruhan
harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan
untuk mencapai skala ekonomi, baik dari segi kuantitas, kualitas maupun
kontinuitas.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-


orang tani atau petani yang terdiri atas petani dewasa
(pria/dewasa) maupun petani-taruna (pemudapemudi) yang
terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas
dasar keserasiaan dan kebutuhan bersama serta berada
dilingkungan pimpinan seorang kontak tani.

Keberadaan kelompok tani dalam sektor pertanian juga


mempunyai peranan penting. Dalam hal ini peranan kelompok tani
berarti fungsi, penyesuaian diri dan proses dari suatu kelompok
tani untuk memenuhi kebutuhan dari anggotanya. Untuk
memenuhi kebutuhan dari kelompok tani yang dinaungi oleh suatu
kelompok tani, maka kelompok tani tersebut harus berperilaku
sesuai dengan fungsi yang diharapkan, dalam hal ini disesuaikan
dengan status/kedudukan kelompok tani yang di dalamnya
mengandung berbagai norma yang mengatur.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Mardikanto, 1993. Penyuluhan pembangunan pertanian. [ID]: Universitas


Sebelas Maret Press. Surakarta.

Mushero, H. 2008. Pemberdayaan Petani Melalui Gabungan Kelompok


Tani(GAPOKTAN).

Nugroho dkk, 2018. Peranan Kelompok Tani Terhadap Usahatani Padi. [Jurnal]

Nurmala,dkk, 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. GRAHA ILMU. Yogyakarta.

Van Den Ban dan Hawkins, 1999. Penyuluh Pertanian. Kanisius.Yogyakarta.

Zakaria, 2008. Penguatan Kelembagaan kelompok Tani Kunci Kesejahteraan


Petani.

Anda mungkin juga menyukai