Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rania Prastiwi

NIM : 195040200113022
Kelas : Agroekoteknologi A
Tugas : HPPT

Review Jurnal Entomopatogen


Judul : Eksplorasi, isolasi dan identifikasi jamur entomopatogen yang menginfeksi
serangga hama
Tahun : 2020
Penulis : Arsi*, Yulia Pujiastuti, Suparman Surya Hadi Kusuma, Bambang Gunawan
Publikasi : Jurnal Proteksi Tanaman Tropis, Doi: 10.19184/jptt.v1i2.18554
Reviewer : Rania Prastiwi

Latar belakang :
Serangan hama hingga kini belum usai dan sangat meresahkan para petani. Pengendalian secara
biologi dengan menggunakan agens hayati dapat dijadikan alternative untuk menmbasmi hama.
Jamur entomopatogen merupakan salah satu jamur yang bersifat heterotrof. Karena sifat
heterotroph jamur entomopatogen hidup sebagai parasit pada serangga. Jamur entomopatogen
merupakan salah satu jamur yang bersifat heterotrof. Karena sifat heterotroph jamur
entomopatogen hidup sebagai parasit pada serangga. Banyak jenis dari jamur ini yang sudah
diteliti dan mampu menginfeksi hama diantaranya M. anisopliae, B. bassiana dan Streptomyces
sp. Serangga yang terinfeksi jamur dicirikan dengan tubuh serangga menjadi kaku dan keras.
Selain itu, serangga tubuhnya menjadi seperti mumi dan dari tubuh serangga tersebut akan keluar
hifa yang tergantung dari jamur tersebut yang menyerang serangga. Namun, penerapan
pengendalian hayati dimasyarakat masih belum diterima oleh petani, hal ini disebabkan
masyarakat belum bisa mengaplikasikan pengendalian hayati di lapangan. Eksplorasi
merupakan salah satu cara atau teknik dalam pengendalian hayati dalam melaksanakan
pencarian musuh alami

Tujuan penelitian :
Mengeksplorasi, isolasi dan identifikasi jamur entomopatogen yang menyerang serangga
Metode Penelitian :
Metode yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu metode eksplorasi. Eksplorasi dilakukan
mealui dua cara yang pertama Eksplorasi jamur entomopatogen dari serangga mati di lapangan.
Eksplorasi ini dilakukan di lahan persawahan milik petani, kemudian melakukan Pengamatan
terhadap serangga yang terserang dilakukan untuk mengetahui keberadaan jamur
entomopatogen yang menyerang serangga fitofag di lapangan. Kedua, Eksplorasi jamur
entomopatogen dari tanah di lapangan. Eksplorasi jamur entomopatogen berasal dari tanah
dilakukan pada lahan yang terdapat jamur entomopatogen menyerang serangga dan tanah asal
Pekanbaru. Serangga yang telah dikumpulkan lalu diisolasi dan diidentifikasi di labolatorium
guna mengetahui keberadaan dan peran jamur entomopatogen. Data hasil penelitian dianalisi
menggunakan uji T terhadap larva T. molitor hasil pengujian terhadap entomopatogen asal
tanah

Hasil dan Pembahasan


Berdasar hasil eksplorasi yang dilakukan ditemukan dua jenis jamur entomopatogen dengan ciri
pertama warna hifa agak hijau yang menutupi seluruh tubuh serangga dan yang kedua hifa yang
berwarna putih. Jamur yang menyerang serangga. Setelah diisolasi pada media GYA ditemukan
dua jenis jamur yaitu, Metarhizium sp. dan B. bassiana. Kedua jenis jamur entomopatogen
menyerang larva Spodoptera litura pada pertanaman terung. Keberadaan entomopatogen pada
lahan pertanian masing -masing wilayah tanaman sayuran hampir tidak bisa ditemukan.Hal ini,
disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak mendukung untuk perkembangan jamur
entomopatogen di lapangan. Penelitian kali ini dilaksanakan pada musim kemarau, sehingga
jamur entomopatogen tidak berkembang secara maksimal akibat cuaca yang panas. Selain itu
penggunaan fungisida yang berlebihan juga mematikan jamur entomopatogen serta musuh alami
lain. Cara Infeksi jamur entomopatogen pada serangga bisa beragam. Diantaranya, S. litura
infeksi pada larva spora dari jamur tertiup angin dan menempel pada daun, kemudian daun
tersebut dimakan dan spora akan berkembang didalam tubuh larva S. litura. Selain itu ada pula
cara lain, yaitu spora dari jamur akan menempel langsung ke badan larva. Namun cara infeksi ini
dianggap tidak terlalu efisien karena jamur akan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar.
Berdasarkan eksplorasi terhadap tanah yang diambil dari dua lahan yang berbeda di dapat
serangga yang mati akibat jamur entomopatogen. Ciri-ciri serangga yang terserang jamur
entomopatogen, pertama bergerak lambat, kemudian serangga tersebut mati, serangga yang mati
tubuhnya keras dan kaku.Tubuh serangga tersebut tidak berubah, yaitu warna tetap orange.
Setelah 2-3 hari baru mulai warna berubah menjadi putih yang ditutupi oleh hifa jamur.
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap serangga yang terserang jamur entomopatogen terdapat 2
spesies jamur. Jamur entomopatogen yang menyerang pada larva serangga yaitu, Metarhizium
sp. dan B. bassiana. Ciri-ciri kedua jamur yang menyerang larva serangga pada awal hampir
sama, akan tetapi untuk jamur Metarhizium sp. lama-kelamaan larva yang terinfeksi akan
berubah warna dari putih hifanya menjadi warna hijau. Sedangkan pada jamur B. bassiana hifa
nya tetap berwarna putih bersih. Selain itu perbedaan konidianya juga jelas sekali dimana
Metarhizium sp. berbentuk panjang seperti basil, sedangkan pada jamur B. bassiana berbentuk
oval

Kesimpulan
Pada penelitian kali ini jamur yang ditemukan di lapang di daerah Pagaralam ada dua yaitu jamur
Metarhizium sp. dan B. bassiana. Sedangkan untuk lahan di Pekanbaru dan Pagaralam berupa
jamur Metarhizium sp. Perkembangan jamur entomopatogen sangat dipenagruhi oleh
lingkungan. Jamur ini akan sulit berkembang pada cuaca panas dan daerah yang banyak
diaplikasikan pestisida kimia. Tanah yang berada di Pekanbaru lebih banyak terdapat jamur ini
daripada tanah yang ada di Pagaralam dikarenakan dalam pengendaliannya banyak
menggunakan pestisida.

Kelemahan Penelitian
Pada penelitian kali ini hanya menggunakan dua lokasi dimana menurut saya hal ini kurang
efektif dalam identifikasi jamur entomopatogen.

Kelebihan Penelitian
Pada penelitian ini banyak mencantumkan penelitian sebelumnya sehingga bisa dijadikan
pembanding untuk penelitian kedepannya. Terdapat gambar-gambar dari hama yang terinfeksi
dan bagaimana jamur menginfeksi.

Arsi, Pujiastuti Y, Kusuma SSH, Gunawan B. 2020. Eksplorasi, isolasi dan identifikasi jamur
entomopatogen yang menginfeksi serangga hama. Jurnal Proteksi Tanaman Tropis.1(2): 70-76
DOI: https://doi.org/10.19184/jptt.v1i2.18554

Anda mungkin juga menyukai