Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rania Prastiwi

NIM : 195040200113022
Kelas : PSDKU Agroekoteknologi A

Tugas P2 Studi Kasus: Pengelolaan Kesuburan Tanah Terpadu untuk Mendukung


Pertanian Berkelanjutan pada Lahan Terdegradasi dan Lahan Bekas Tambang

Lahan Terdegradasi
Review Jurnal
Judul PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK
ORGANIK TERHADAP PRODUKTIVITAS
TANAMAN JAGUNG PADA LAHAN BEKAS
TAMBANG BOUKSIT
Jurnal Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian
Volume & Halaman Vol. 2/ no. 2
Tahun 2019
Penulis Azri
Reviewer Rania Prastiwi
Tanggal 17 Maret 2021

Tujuan Penelitian Untuk menguji penggunaan pupuk hayati dan


pupuk organik pada berbagai perlakuan dan
pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman
jagung pada lahan bekas tambang bauksit di
Kalimantan Barat
Subjek Penelitian Pengaruh penggunaan pupuk hayati dan organic
pada produktivitas jagung di lahan bekas tambang
bauksit
Metode Penelitian Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor
pertama adalah pupuk hayati Bio P 2000 Z, faktor
ke dua adalah bahan organik dan faktor ketiga
biourin. Kombinasi perlakuan yang diuji
berjumlah 6 perlakuan dan masing-masing
perlakuan diulang 4 kali. ukuran setiap petak
tanaman 3 m x 10 m.
Hasil dan Pembahasan 1. Kandungan Hara Tanah Sebelum
Penelitian
Ketersediaan unsur makro N tergolong sedang,
hara P tinggi dan K sangat rendah serta unsur
mikro Pb, Cu, Hg, As dan Co tergolong rendah.
Kandungan N walau tergolong sedang tetapi
sebagian besar masih dalam bentuk tidak tersedia
bagi tanaman karena dalam bentuk N Organik.
Kandungan C dalam tanah tergolong sedang
dibanding dengan N akan memberikan nilai C/N
yang tinggi yaitu 5,52. Tanah lokasi kajian ini
rerata memiliki KB 47.85 cmol/kg, sedangkan
KTK 21.40 cmol/kg. Pada logam berat yang
terkandung dalam tanah bekas tambang bouksit
ternyata tergolong rendah kecuali Zn, hal ini
disebabkan pada lokasi pertambangan bouksit
pada umumnya hanya pengambilan bouksit tidak
menggunakan bahan beracun yang berbahaya
(B3) berbeda dengan kegiatan tambang emas yang
biasanya menggunakan bahan mercuri (Hg),
disamping itu lokasi penelitian PT. ANTAM telah
memiliki saluran pembuangan air limbah
2. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung
Perlakuan pupuk hayati berpengaruh nyata letak
tongkol, diameter dan panjang tongkol dibanding
dengan kontrol. Hal tersebut disebabkan oleh
pupuk hayati memiliki pengaruh positif terhadap
ketersediaan unsur hara dalam tanah sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Pupuk hayati bermanfaat untuk mengaktifkan
serapan hara oleh tanaman, menekan soil borne
disease, mempercepat proses pengomposan,
memperbaiki struktur tanah, dan menghasilkan
substansi aktif yang dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk kandang
dengan dosis 5 ton/ha memberikan pertumbuhan
vegetatif yang lebih baik dibanding dengan
perlakuan dosis pupuk kandang 2 ton/ha. Pupuk
yang berasal dari kotoran hewan secara nyata
dapat meningkatkan ketersediaan unsur N,P dan K
Pemberian biourine hanya berbeda nyata pada
tinggi tanaman, tetapi tidak berbeda nyata pada
pertumbuhan vegetatif lainnya (letak tongkol,
diameter tongkol dan panjang tongkol). Hal ini
diduga kandungan biourine ini memiliki unsur
nitrogen yang lebih tinggi sehingga
mempengaruhi pada pertumbuhan tanaman
3. Komponen Produksi
Perlakuan pupuk hayati menghasilan
pertumbuhan generatif yang lebih baik seperti
bobot 1000 butir (379.44 cm), jumlah baris
(13.81), produktivitas (2.92/ton/ha), hal ini
disebabkan karena pupuk hayati dapat
memperbaiki kesuburan tanah pada lahan bekas
tambang. Produktivitas tanaman jagung pada
lahan bekas tambang bouksit masih tergolong
rendah dibanding dengan lahan bukan bekas
tambang, hal ini disebabkan karena lahan bekas
tambang terjadi proses pembalikan tanah pada
lapisan bawah menimbun lapisan atas
menyebabkan terjadinya pemadatan
Kekurangan Pada jurnal tidak menampilkan dokumentasi atau
foto dimana hal tersebut akan lebih memudahkan
pembaca dalam memahami kasus yang ada
Kelebihan Terdapat penelitian sebelumnya sehingga
memberikan gambaran pada pembaca mengenai
perbandingan penelitian sebelumnya dan yang
sudah ada

Analisis Studi Kasus


Berdasarkan jurnal dengan judul “PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK ORGANIK
TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG PADA LAHAN BEKAS TAMBANG
BOUKSIT” dapat diketahui bahwa lokasi studi kasus terletak di lahan reklamasi bekas tambang
bouksit milik PT. ANTAM yang ada di Kalimantan Barat. Penelitian ini berfokus pada
produktivitas tanaman jagung serta pengaruh pupuk organic dan hayati sebagai input untuk
meningkatkan produktivitas jagung. Penelitian dilakukan oleh Azri dari Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Kalimantan Barat pada tahun 2019. Pemilihan lahan reklamasi bekas
tambang ini dikarenakan ingin mengetahui seberapa’ besarkah potensi lahan yang sudah di
reklamasi sebagai lahan pertanaman. Metode atau cara yang dilakukan dengan menanam
tanaman jagung pada lahan tersebut lalu menganalisis kandungan unsur hara sebelum penelitian,
mengamati pertumbuhan vegetative dari jagung dan menganalisis komponen produksi.
Solusi dan Kelebihan & Kekurangannya
Seprti yang sudah ditunjukkan pada jurnal, bahwa salah satu solusi yang dapat dilakukan yakni
dengan melakukan reklamasi. Upaya tersebut merupakan upaya konservasi lahan terlantar
menjadi lahan yang dapat digunakan. Selain itu tedapat pula usaha untuk menyuburkan tanah
melakukan input pupuk organic, pupuk hayati dan biourine.
Kelebihan dari reklamasi membuat lahan memiliki potensi untuk ditanami kembali sehingga
mampu memperluas lahan pertanian tanpa melakukan pembukaan lahan yang merugikan seperti
konversi hutan. Input pupuk organic terbilang murah dan memiliki unsur hara mikro yang
lengkap. Pupuk hayati memberikan unsur hara yang lengkap dan berkelanjutan karena
mikroorganisme dapat bereproduksi sendiri. Biourine memiliki jumlah kandungan nitrogen,
fosfor, kalium dan air lebih banyak jika dibandingkan dengan kotoran sapi padat; serta volume
penggunaan lebih hemat
Kekurangan dari reklamasi mungkin membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang cukup
lama. Pupuk organic memiliki kelemahan yakni sering menjadi factor pembawa hama penyakit,
apabila berasal dari kotoran hewan harus menunggu dan memastikan bahwa pupuk sudah
matang, kandungan unsur hara sulit diprediksi dsb. kelemahan pupuk hayati yakni terjadinya
penurunan kualitas mikroorganisme sewaktu-waktu atau bahkan mati, tidak bisa dibarengi
dengan aplikasi pestisida.
Lahan dengan Manajemen Baik
Review Jurnal 2
Judul EVALUASI KESUBURAN TANAH PADA
BERBAGAI TUTUPAN LAHAN DI KEBUN
RAYA BOGOR
Jurnal Buletin Kebun Raya
Volume & Halaman Vol. 23 / no. 2
Tahun 2020
Penulis Arief N. R., Irvan F. W., Dipta S. R., Mahat M.
Reviewer Rania Prastiwi
Tanggal 17 Maret 2021

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi


kesuburan tanah di KRB yang meliputi sifat kimia
dan fisika tanah. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan dasar dalam manajemen
kesuburan tanah, sehingga koleksi tumbuhan
dapat tumbuh dengan optimal.
Subjek Penelitian Kesuburan tanah di Kebun Raya Bogor
Metode Penelitian Pengambilan sampel dengan metode survei tanah
detail (skala 1:5.000–1:10.000). Overlay
dilakukan karena Atlas Peta Tanah Semi Detail
Kota Bogor (skala 1:50.000) memetakan lokasi
Kebun Raya Bogor (KRB) sebagai pemukiman.
Melakukan analisis labolatorium mengenai KTK,
tekstur, kandungan N total; P2 O 5 tersedia, K 2 O
potensial, C organic dan analisis data
Hasil Penelitian 1. Kandungan C organik, N total, dan rasio
C/N
Kandungan C organik tertinggi terdapat pada area
dengan tutupan serasah (4,39%), sedangkan C
organik terendah dijumpai pada area berumput
(2,61%). Kandungan C organik ini dipengaruhi
oleh masukan bahan organik dari vegetasi di
atasnya. Kandungan nitrogen total tertinggi
terdapat pada tutupan lahan serasah (5,09%) dan
terendah pada tutupan lahan rumput (2,94%).
Berbanding lurus dengan kandungan C organik,
semakin tinggi kandungan C organik, maka
semakin tinggi kandungan nitrogen totalnya.
kandungan nitrogen total pada lokasi penelitian
cenderung rendah sampai sedang. bahan organik
berjalan normal. Perbandingan karbon dengan
nitrogen total (rasio C/N) tertinggi pada tutupan
lahan tanpa serasah (15,00) dan terendah di
serasah (14,12). Rasio C/N yang terlalu tinggi
akan memperlambat proses dekomposisi. Jika
terlalu rendah, proses dekomposisi berjalan
dengan cepat pada awalnya, kemudian pada akan
melambat hingga proses berakhir
2. Kandungan Kimia Tanah
Kandungan pH H2O (aktual) pada tutupan lahan
yang berbeda tidak memberikan perbedaan yang
signifikan. Ketiga tutupan lahan memiliki pH
H2O dengan kategori masam, yaitu dalam rentang
4,5–5,5, sedangkan pH potensialnya (KCl) dapat
mencapai kategori sangat masam, yaitu di bawah
4,5. Kandungan P2O5 tersedia tertinggi pada
tutupan lahan serasah (12,10 ppm) dan terendah
pada tutupan lahan tanpa serasah (1,94 ppm).
Kandungan P2O5 tersedia ini berkorelasi positif
dengan pH dan N total. Tingginya kandungan
P2O5 tersedia pada tutupan lahan serasah
dikarenakan tingginya kandungan bahan organic.
Kandungan K2O potensial pada ketiga tutupan
lahan dikategorikan tinggi (40–60 mg/100 g)
hingga sangat tinggi (>60 mg/100 g). Tingginya
kandungan ini dipengaruhi oleh persentase
tekstur. Hal ini mengindikasikan aktivitas
mikroorganisme dalam mendekomposisi.
Kapasitas tukar kation tertinggi pada tutupan
lahan serasah dan terendah pada tutupan lahan
rumput. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya
kandungan unsur hara nitrogen, fosfor, dan
kalium
3. Presentase Tekstur tanah
Tekstur tanah didominasi oleh klei 76,60%,
selanjutnya lom klei 13,13%, lom 3,85%, lom klei
berpasir 4,63%, dan lom berpasir 1,80%. Tanah
yang memiliki tekstur klei mempunyai luas
permukaan yang besar, sehingga memiliki
kemampuan menahan dan menyimpan unsur hara
yang tinggi. Persentase tekstur pada semua
tutupan lahan didominasi oleh fraksi klei
4. Tingkat kesuburan dan rekomendasi
pengelolaan tanah
Tingkat kesuburan tanah di KRB dapat
dikelompokkan berdasarkan overlay parameter
kimia tanah, yaitu C organik, N total, dan P2O5
tersedia. Tutupan serasah kategori rendah– sedang
memiliki tingkat kesuburan lebih tinggi
dibandingkan tutupan lahan rumput dan tanpa
serasah (45,32%). Beberapa masukan hara
tambahan diperlukan untuk meningkatkan
kesuburan tanah. Rekomendasi yang dapat
diberikan sebagai masukan antara lain
peningkatan kandungan nitrogen total dengan
pemberian pupuk urea atau kompos. Teknik
pengomposan in situ atau secara langsung di
sekitar tajuk dapat menjadi solusi pada tumbuhan
kategori pohon. . Pada koleksi tumbuhan yang
masih muda/baru ditanam, kompos dapat
diberikan secara intensif setiap bulan dengan
sistem larikan maupun biopori untuk menunjang
pertumbuhan yang optimal. Pada koleksi
tumbuhan yang tua, kompos lebih optimal
diberikan dengan sistem biopori, dengan harapan
agar akar lebih mudah menembus tanah, sehingga
menambah daya cengkeram akar. Dengan
demikian, tanah dapat menjadi sumber hara yang
optimal dan menjaga siklus hara tertutup
Kekurangan Tidak menghadirkan penelitian sebelumnya
sehingga tidak ada yang digunakan sebagai
pembanding
Kelebihan Disertai dengan gambar dan table untuk
merepesantasikan data sehingga mampu
menunjang pemahaman pembaca

Analisis Studi Kasus


Berdasarkan jurnal dengan judul “EVALUASI KESUBURAN TANAH PADA BERBAGAI
TUTUPAN LAHAN DI KEBUN RAYA BOGOR” dapat diketahui bahwa lokasi studi kasus
terletak di Kebun Raya Bogor (KRB), Bogor. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui kondisi
kesuburan tanah di KRB baik dari segi fisiknya maupun kimia. Segi fisik yang diamati berupa
tekstur sedangkan kimia nya berupa pH H2O, pH KCl, P2O5 tersedia, K2O potensial, dan KTK.
Kesuburan Penelitian dilakukan oleh Arief N. R., dkk dari Pusat Penelitian Konservasi
Tumbuhan dan Kebun Raya, LIPI pada tahun 2020. Pemilihan lahan Kebun Raya Bogor
ditujukan untuk mengetahui seberapa’ besarkah kandungan hara tersedia, sifat fisik dan kimia
yang dapat mempengaruhi kesuburan tanah. Metode atau cara yang dilakukan dengan
mengambil sampel tanah lalu melakukan overlay untuk memetakan KRB sebagai bentuk
pemukiman dan membagi tutupan lahan dikategorikan menjadi tiga tipe, yaitu rumput, serasah,
dan tanpa serasah
Kelebihan dan Kekurangan solusi
Penggunaan kompos yang berasal dari seresah mampu menghemat biaya dan meningkatkan
ketersediaan bahan organic. Selain itu juga mampu mengendalikan C/N rasio. Kelemahaman dari
kompos yakni membutuhkan waktu yang sedikit lama untuk terurai karena metode yang
digunakan adalah in situ tanpa ada tambahan mikroorganisme pengurai.

Anda mungkin juga menyukai