Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kauniyah
AL-KAUNIYAH; Journal of Biology, 10(2), 2017, 105-113
Naskah Diterima: 17 Februari 2017; Direvisi: 20 Juni 2017; Disetujui: 06 Juli 2017
Abstrak
Penggunaan pupuk kimia secara berlebih dapat menyebabkan kerusakan tanah dan menyebabkan
ekosistem yang ada didalamnya terganggu. Plant growth-promoting rhizobacteria (PGPR) adalah
bakteri yang hidup di daerah rizosfer tanaman yang dapat berperan sebagai biofertilizer,
biostimulan dan bioprotektan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dan mengetahui
karakteristik bakteri tanah yang berasal dari dua area persawahan, lokasi pertama di Desa Sukawali
(TGR 1) dan lokasi kedua di Desa Belimbing (TGR 2), Kabupaten Tangerang. Penelitian dilakukan
dengan mengambil sampel tanah, kemudian sampel dikultur dalam media agar nutrien dengan
pengenceran bertingkat. Total bakteri dihitung dan isolat yang diperoleh diuji kemampuan dan
karakternya dalam menambat nitrogen (BPN), melarutkan fosfat (BPF), menghasilkan indole acetic
acid (IAA), menghasilkan Hidrogen Cyanide (HCN), aktivitas katalase, jenis Gram dan karakter
motilitas. Total bakteri yang dapat tumbuh dari kedua lokasi sebanyak 2,4x106 CFU/g dan 1,8x106
CFU/g. Kedua lokasi diperoleh total 45 isolat dengan seluruhnya positif BPN, 42 isolat positif BPF,
24 isolat menghasilkan IAA, 27 isolat menghasilkan HCN, 43 isolat katalase positif, 39 isolat Gram
positif, 6 isolat Gram negatif, serta 41 isolat motil. Berdasarkan uji yang dilakukan, terdapat 16
isolat yang berpotensi sebagai pupuk hayati.
Kata kunci: Bakteri tanah; Rizosfer sawah; PGPR; Pupuk hayati
Abstract
Excessive use of chemical fertilizer may cause soil damage and disturb the ecosystem. Plant
growth-promoting rhizobacteria (PGPR) is a consortium bacteria that live in plant rhizosphere
which acts as biofertilizer, biostimulant, and bioprotectant. The objective of this research is to
isolate and investigate the characteristics of soil bacteria originating from two rice fields in
Sukawali Village (TGR 1) and Belimbing Village (TGR 2), Tangerang Regency. The research was
conducted by collecting soil samples and then culturing the bacteria onto nutrient agar medium
with serial dilution. The total bacteria were calculated and the isolates obtained were examined for
their ability and characteristics on nitrogen-fixation, phosphate solubilization, IAA production,
HCN production, catalase activity, Gram assay, and motility. The total plate count from both TGR
1 and TGR 2 were 2.4x106 CFU/g and 1.8x106 CFU/g, respectively. From these locations 45
isolates obtained were positive nitrogen-fixer, 42 isolates were phosphate solubilizer, 24 isolates
were IAA producer, 27 isolates were HCN producer, 43 isolates were catalase positive, 39 isolates
were Gram-positive, 6 isolates were Gram-negative, and 41 isolates were motile. On the whole
results, it was concluded that there were 16 isolates that could potential as biofertilizer.
Keywords: Biofertilizer; PGPR; Rice field rhizosphere; Soil bacteria
Permalink/DOI: http//:dx.doi.org/10.15408/kauniyah.v10i2.4907
106 | Copyright © 2016. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017
Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel tanah sawah TGR 1 (A) dan TGR 2 (B)
Perhitungan Total Plate Count (TPC) dan dan didiamkan hingga padat. Isolat bakteri
Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri diinokulasi, lalu diinkubasi pada suhu ruang
Tanah selama 48 jam. Isolat yang mampu melarutkan
Setelah diinkubasi, dilakukan fosfat akan menghasilkan zona bening di
perhitungan bakteri dengan menggunakan sekitar koloni (HiMedia Laboratories, 2011a).
metode Total Plate Count (TPC). Syarat
perhitungan bakteri dengan metode TPC Uji Kemampuan Bakteri Penambat
adalah jumlah koloni dalam petri berisi 25−250 Nitrogen
koloni (SNI No. 01−2332.3−2006 2006). Sebanyak 39,1 g media Jensen’s
Setelah jumlah koloni dihitung, dilakukan dilarutkan kedalam 1000 mL akuades,
pengambilan koloni tunggal yang terdapat kemudian dipanaskan hingga mendidih dan
dalam petri kemudian diinokulasi kembali ke disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 °C
media NA yang baru untuk selanjutnya selama 15 menit. Isolat bakteri tunggal
diinkubasi selama 18 jam. Setelah diinkubasi, diinokulasi lalu diinkubasi pada suhu ruang
dilakukan pengamatan morfologi makroskopis selama 8 hari. Isolat yang memiliki
koloni, meliputi pigmentasi, bentuk, tepi kemampuan untuk memfiksasi nitrogen akan
koloni, elevasi, tekstur, tampilan, dan properti tumbuh dalam media Jensen’s (HiMedia
optik berdasarkan perbandingan dengan Laboratories 2011b).
literatur pendukung. Koloni tunggal yang
tumbuh kemudian diberi kode isolat dan Uji kemampuan bakteri penghasil IAA
dikaraterisasi lebih lanjut. Uji kemampuan bakteri penghasil IAA
menggunakan 100 mL media NB yang
Uji Kemampuan Pelarut Fosfat mengandung tambahan L-triptofan 200 ppm.
Sebanyak 16,3 g media Pikovskaya Isolat bakteri yang akan diuji dikultur dalam
dilarutkan ke dalam 1000 mL akuades, media NB selama 5 hari pada suhu 28oC.
kemudian dipanaskan hingga mendidih. Kemudian kultur dipanen dengan sentrifugasi
Setelah itu larutan disterilisasi dengan autoklaf 8000 rpm selama 10 menit. Supernatan
selama 15 menit pada suhu 121°C. Media sebanyak 2 mL diambil kemudian ditambah-
kemudian dituang ke dalam cawan petri steril kan 2 tetes asam orthofosforik dan 4 mL
Copyright © 2016, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 107
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017
Tabel 2. Hasil analisis beberapa parameter penting pada sampel tanah kedua lokasi
Tekstur
C-Org N-Total Rasio P K KTK
Lokasi Pasir
(%) (%) C/N (%) (ppm) (ppm) (cmol(+)/kg) Debu (%) Liat (%)
(%)
TGR 1 4,39 0,24 18,29 66,16 412,97 42,17 9,03 61,82 29,15
TGR 2 2,74 0,25 10,96 64,94 279,02 32,34 10,47 60,43 29,10
108 | Copyright © 2016. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017
30 25 A 30 25 B C 20 D
15
20 15
17 12
20 20 10
10 8
10 10
3 5
0 0 0
0 0 0
TGR 1 TGR 2 TGR 1 TGR 2 TGR 1 TGR 2
25 20
23 E 30 24 F 30 G
20
21
17 18
20 20
15
10 10 10 4
3 1 2
5 2
0 0
0 0
TGR 1 TGR 2 TGR 1 TGR 2 TGR 1 TGR 2
Gambar 2. Hasil uji BPF (A), BPN (B), penghasil IAA (C), penghasil HCN (D), katalase (E),
motilitas (F), dan jenis Gram (G)
Total 45
Gambar 3. Pemetaan keseluruhan isolat berdasarkan lima karakteristik PGPR yang diujikan
Copyright © 2016, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 109
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017
ke-45 isolat menjadi 9 kelompok berdasarkan untuk memudahkan mengikat unsur hara dan
kemampuan karakter yang dimiliki (Gambar air (Hayati et al., 2012).
3). Kelompok dengan anggota terbanyak
adalah kelompok yang memiliki kelima Uji Bakteri Pelarut Fosfat (BPF)
karakter yang diujikan, yaitu sebanyak 16 Uji BPF ditandai dengan terbentuknya
isolat. Keenambelas isolat ini yang berpotensi zona bening pada sekitar koloni bakteri yang
untuk dikembangkan sebagai PGPR. diuji pada media Pikovskaya karena
dipecahnya Ca3(PO4)2 yang terdapat pada
PEMBAHASAN media Pikovskaya. Ketersediaan fosfat dalam
TPC dan Analisis Tanah tanah umumnya rendah, karena fosfat terikat
Nilai TPC yang lebih tinggi di lokasi dalam bentuk Fe-fosfat dan Al-fosfat pada
TGR 1 tidak menunjukkan bahwa lokasi TGR tanah asam atau dalam bentuk Ca3(PO4)2 pada
1 lebih subur dibandingkan TGR 2. Data hasil tanah basa, sehingga fosfat tidak dapat begitu
analisis tanah yang ditampilkan pada Tabel 2, saja digunakan oleh tanaman (Suliasih &
justru TGR 2 yang dapat dikatakan lebih subur Rahmat, 2007). BPF berfungsi untuk
karena memiliki nilai rasio C/N yang lebih melarutkan fosfat yang terdapat pada tanah
rendah. Nilai rasio C/N merupakan indikator yang pernah dipupuk oleh fosfat, sehingga
yang sangat sensitif untuk mengetahui kondisi menyediakan unsur hara bagi tanaman. BPF
kesuburan tanah (Ge et al., 2013). Semakin menyediakan unsur hara P bagi tanaman
tinggi nilai rasio C/N, maka semakin lambat dengan melalui 3 mekanisme: menghasilkan
laju dekomposisi bahan organik tanah oleh senyawa pelarut P (asam organik, siderofor,
mikroorganisme. Hal ini yang menyebabkan proton, ion hidroksil, CO2); sekresi enzim
jumlah isolat yang ditemukan di lokasi TGR 2 pelarut P; serta melepas P dalam proses
lebih banyak. Nilai TPC bisa saja lebih tinggi degradasi substrat (Sharma et al., 2013).
di TGR 1, namun kemungkinan besar bakteri Interaksi antara tanaman padi dan BPF
yang tumbuh di TGR 1 lebih seragam lebih banyak terjadi pada daerah perakaran
dibandingkan TGR 2. Keragaman jenis lebih (rizosfer) dibandingkan endosfer dan non-
mencerminkan kekayaan hayati dibandingkan rizosfer (Pahnwar et al., 2013). Daerah
kelimpahan yang tinggi. Kekayaan hayati yang perakaran khususnya pada tanaman padi, akan
lebih tinggi merupakan indikasi bahwa lokasi mensekresi asam organik (oksalat, malat,
tersebut merupakan habitat yang nyaman bagi maupun sitrat) yang akan menjadi senyawa
keberadaan makhluk hidup khususnya atraktan bagi BPF. Sekresi asam organik oleh
mikroorganisme. akar dapat membuat kondisi rizosfer menjadi
Hal lain yang mendukung TGR 2 lebih lebih asam yang ditandai dengan turunnya pH
banyak memiliki keragaman jenis isolat adalah seperti terlihat pada lokasi TGR 2 yang lebih
kondisi tekstur tanah. TGR 1 lebih tinggi asam dibanding TGR 1 (Tabel 1). Hal ini dapat
persentase debunya dan liatnya, sementara menjadi penyebab pada TGR 2, sebanyak
komposisi pasirnya lebih rendah dibandingkan 100% isolat yang ditemukan mempunyai
dengan TGR 2 (Tabel 2). Tingginya persentase kemampuan melarutkan fosfat dibandingkan
debu liat serta persentase pasir yang rendah TGR 1 yang hanya 85%.
membuat struktur tanah pada TGR 1 menjadi
lebih padat karena partikel tanahnya lebih Uji Bakteri Penambat Nitrogen (BPN)
kecil. Partikel tanah yang lebih kecil Seluruh isolat, baik yang berasal dari
menyebabkan porositas tanah menjadi lebih TGR 1 maupun TGR 2 berdasarkan kultur
rendah dan tanah menjadi lebih padat. pada media Jensen menunjukkan BPN positif.
Padatnya tanah dapat menghalangi kolonisasi Nitrogen merupakan unsur hara esensial bagi
dan mobilitas bakteri di dalam tanah sehingga tanaman, nitrogen memiliki sifat yang cepat
semakin padat tanah, maka semakin kecil pula hilang jika berada di dalam tanah disebabkan
keragaman dan populasi bakteri (Chau et al., volatilisasi (penguapan), nitrifikasi, denitrifi-
2011). Tanaman lebih menyukai kondisi tanah kasi atau tercuci oleh air (hanyut) dan erosi
yang lebih gembur karena memiliki ruang pori (Sari & Prayudyaningsih, 2015). Walaupun
Nitrogen bebas yang terdapat diatmosfer
mencapai 80%, namun tidak dapat digunakan
110 | Copyright © 2016. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017
langsung oleh tanaman, sehingga diperlukan memberikan hasil yang sama sebesar 60%
mikroba untuk memfiksasi nitrogen bebas. positif. Sianida merupakan metabolit sekunder
Menurut Dewi (2007) bakteri penambat dari beberapa mikroorganisme. HCN berperan
nitrogen dibedakan menjadi dua kelompok, sebagai biokontrol dengan menghambat
pertama kelompok Rhizobium yang mampu pertumbuhan organisme patogen (Agbodjato et
bersimbiosis dengan tanaman dan kedua al., 2015). HCN bekerja dengan cara
kelompok Azotobacter yang tidak bersimbiosis menghambat kerja enzim yang memiliki
dengan tanaman. Bakteri dapat memfiksasi kofaktor berupa ion logam seperti Cu2+ seperti
nitrogen dengan cara mengubah nitrogen pada sitokrom C oksidase (Martínez-Viveros et
organik menjadi ammonia melalui proses al., 2010). Bakteri yang mampu memproduksi
deaminasi. Ammonia dapat diubah oleh bakteri HCN umumnya adalah Pseudomonas.
melalui dua cara, langsung diasimilasi atau Pseudomonas memproduksi HCN di
diubah terlebih dahulu dalam reaksi nitrifikasi endorizosfer dengan cara mengubah glikosida
(Pajares & Bohannan, 2016). sianogenik yang terdapat dalam akar tanaman
(Bakker & Schippers, 1987). Bakteri mem-
Uji Bakteri Penghasil IAA produksi sianida dengan prekursor glisin yang
Berdasarkan persentase, isolat yang ada di dalam media (Noori & Saud, 2012).
positif memproduksi IAA lebih banyak
ditemukan di TGR 1 (55%) dibandingkan TGR Uji Motilitas dan Gram
2 (52%). Konsentrasi IAA tertinggi terdapat Hasil uji motilitas dari 2 lokasi
pada isolat TGR 2.17 yaitu sebesar 0,116 didapatkan 4 bakteri yang bersifat nonmotil
ppm. Hasil yang didapatkan sangat kecil. dan 41 bakteri yang bersifat motil. Uji
Rendahnya IAA yang dihasilkan bisa motilitas berfungsi untuk mengetahui
disebabkan kondisi yang masih belum pergerakan sel bakteri. Alat yang digunakan
optimum dalam proses uji, karena bakteri untuk bergerak adalah flagella sehingga
kemungkinan kultur yang diuji sudah tua (120 sel bakteri dapat menyebar ke berbagai arah
jam). Hal ini berbeda dengan yang dilakukan pada media. Selain sebagai alat gerak, flagel
Dewi et al., (2015) yang melakukan pengujian berperan sebagai alat lekat dan faktor virulensi
saat kultur berumur 72 jam. terhadap inang (Haiko & Westerlund-
L-triptofan berfungsi sebagai prekursor Wikström, 2013).
untuk biosintesis hormon auksin pada Hasil uji dari 2 lokasi didapatkan 39
mikroorganisme, dalam tanah triptofan berasal isolat merupakan bakteri Gram positif dan 6
dari eksudat akar atau sel-sel yang rusak. isolat bakteri Gram negatif. Bakteri gram
Auksin dibiosintesis dari asam amino dengan negatif memiliki peptidoglikan yang tipis
prekursor triptofan dan dibantu oleh enzim sehingga mudah terekstraksi oleh etanol
IAA oksidase, hasilnya adalah IAN (Indolaseto (alkali) dan meningkatkan permeabilititas
nitril), TpyA (Asam Indol piruvat) dan IAAld dinding sel bakteri. Uji Gram dengan
(Indol asetat dehid) suatu substansi yang mirip menggunakan larutan KOH 3% akan
dengan auksin namun mempunyai aktifitas melarutkan dinding sel bakteri gram negatif
yang lebih kecil. Perubahan triptofan menjadi dan menyebabkan keluarnya lendir yang
IAA melalui beberapa reaksi, yaitu deaminasi, merupakan materi genetik (DNA) dari bakteri
dekarboksilasi dan reaksi hidrolisis. Reaksi (Powers, 1995).
deaminasi mengubah triptofan menjadi TpyA
dengan bantuan enzim multispesifik amino- Uji Katalase
transferase, dilanjutkan dengan reaksi dekar- Hasil uji katalase dari 2 lokasi didapat-
boksilasi secara enzimatis yaitu mengubah kan 43 isolat yang mampu mendegradasi
TpyA menjadi IAAld dan reaksi hidrolisis hidrogen peroksida dan 2 isolat yang tidak
IAAld menjadi IAA dengan bantuan enzim mampu mendegradasi hidrogen peroksida.
IAAld oksidase (Ahemad & Kibret, 2014). Hidrogen peroksida merupakan zat toksik yang
berbahaya untuk tanaman karena mampu
Uji Hidrogen Sianida (HCN) menghancurkan sel dengan cepat. Beberapa
Kemampuan penghasil HCN pada isolat bakteri memiliki enzim katalase atau
asal TGR 1 dan TGR 2 secara persentase peroksidase yang mampu mengubah hidrogen
Copyright © 2016, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 111
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017
peroksida menjadi air dan oksigen (Hidayat & antagonists and biocontrol agents.
Alhadi, 2012). Genetics and Molecular Biology, 35(4),
1044-1051.
KESIMPULAN [BPS]. Badan Pusat Statistik. 2016. Laporan
Total bakteri di TGR 1 lebih banyak Bulanan: Data Sosial Ekonomi. Jakarta:
dibandingkan TGR 2, yaitu sebanyak 2,4x106 Badan Pusat Statistik Nasional.
CFU/g dan 1,8x106 CFU/g namun dengan jenis Chau J. F., Bagtzoglou A.C., & Willig, M. R.
isolat yang lebih banyak di TGR 2 (25 isolat) (2011). The effect of soil texture on
dibanding TGR 1 (20 isolat). Analisis tanah richness and diversity of bacterial
pada kedua lokasi menunjukkan TGR 2 lebih community. Environmental Forensic, 12,
subur dibandingkan TGR 1 berdasarkan rasio 333-341.
C/N, kondisi pH, dan tekstur tanah. Dewi, I. R. (2007). Fiksasi N Biologi pada
Berdasarkan Karakterisasi PGPR yang Ekosistem Tropis. [Tesis]. Bandung:
dilakukan, diperoleh 16 isolat yang berpotensi Universitas Padjajaran.
sebagai pupuk hayati. Analisis kadar IAA Dewi, T. K., Arum, E. S., Imamuddin, H., &
perlu dilakukan kembali pada umur kultur 72 Antonius, S. (2015). Karakterisasi
jam untuk memastikan kemampuan isolat mikroba perakaran (PGPR) agen penting
menghasilkan IAA. Selain itu, perlu dilakukan pendukung pupuk organik hayati. Jurnal
identifikasi lebih lanjut pada 16 isolat terpilih. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat
Biodiversitas Indonesia, 1(2), 289-295.
UCAPAN TERIMA KASIH Ge, S., Xu, H., Ji, M., & Jiang, Y. (2013).
Terimakasih kepada Kementerian Riset, Characteristics of soil organic Carbon,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas Grant total Nitrogen, and C/N ratio in Chinese
DRPM Skim Penelitian Dosen Pemula tahun apple orchards. Open Journal of Soil
2016 dengan nomor surat 794/K3/KM/SPK.LT Science, 3, 213-217
/2016. Gupta, G., Parihar, S. S., Ahirwar, N. K.,
Snehi, S. K., & Singh, V. (2015). Plant
REFERENSI growth-promoting Rhizobacteria
Agbodjato, N. A., Noumavo, P. A., Baba- (PGPR): current and future Prospects for
Moussa F., Salami, H. A., Sina, H., development of sustainable agriculture.
Sèzan, A., Bankolé, H., Adjanohoun , A., Microbial & Biochemical Technology,
& Baba-Moussa, L. (2015). 7(2), 96-102.
Characterization of potential plant Haiko, J., & Westerlund-Wikström, B. (2013).
growth-promoting rhizobacteria isolated The role of the bacterial flagellum in
from maize (Zea mays L.) in Central and adhesion and virulence. Biology, 2,
Northern Benin (West Africa). Applied 1242-1267.
and Environmental Soil Science, Hayati, E., Sabaruddin, & Rahmawati. (2012).
(901656), 1-9. Pengaruh jumlah mata tunas dan
Ahemad, M., & Kibret, M. (2013). komposisi media tanam terhadap
Mechanisms and application s of plant pertumbuhan setek tanaman jarak pagar
growth-promoting rhizobacteria: Current (Jatropha curcas L.). Jurnal Agrista,
perspective. Journal of King Saud 16(3), 129-134.
University–Science, 26, 1-20 Hidayat, R., & Alhadi, F. (2012). Identifikasi
Bakker, A. W., & Schippers, B. (1987). Streptococcus equi dari Kuda yang
Microbial cyanide production in the Diduga Menderita Strangles. Jurnal Ilmu
rhizosphere in relation to potato yield Pertanian Indonesia, 17(3), 199-203.
reduction and Pseudomonas spp HiMedia Laboratories. (2011a). Technical
mediated plant growth-stimulation. Soil Data: Pikovskayas Agar M520. Mumbai:
Biology and Biochemistry, 19(4), 451- HiMedia™ publications.
457. HiMedia Laboratories. (2011b). Technical
Beneduzi, A., Ambrosini, A., & Passaglia, L. Data: Jensen’s Medium M710. Mumbai:
M. P. (2012). Plant growth-promoting HiMedia™ publications.
rhizobacteria (PGPR): their potential as
112 | Copyright © 2016. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017
Huda, C., Salni, & Melki. (2012). Penapisan Powers, E. M. (1995). Efficacy of the ryu
aktivitas antibakteri dari bakteri yang nonstaining KOH technique for rapidly
berasosiasi dengan karang lunak determining Gram reactions of food-
Sarcophyton sp. Maspari Journal, 4(1), borne and waterborne bacteria and
69-76. yeasts. Applied and Environmental
Juwita, D. A., Suharti, N., & Rasyid, R. Microbiology. 61(10), 3756-3758.
(2013). Isolasi jamur pengurai pati dari Sari, R., & Prayudyaningsih, R. (2015).
tanah limbah sagu. Jurnal Farmasi Rhizobium: pemanfaatannya sebagai
Andalas, 1(1), 35-41. bakteri penambat nitrogen. Info Teknis
Kesaulya, H., Baharuddin, Zakaria, B., & Eboni, 2(1), 51-56.
Syaiful, S. A. (2015). Isolation and Sharma, S. B., Sayyed, R. Z., Trivedi, M. H.,
physiological characterization of PGPR & Gobi, T. A. (2013). Phosphate
from potato plant rhizosphere in medium solubilizing microbes: sustainable
land of Buru island. Procedia Food approach for managing Phosphorus
Science, 3, 190-199. deficiency in agricultural soils. Springer
Martínez-Viveros, O., Jorquera, M. A., Plus, 2(587), 1-14.
Crowley, D.E., Gajardo, G., & Mora, M. Suliasih & Rahmat. (2007). Aktivitas fosfatase
L. (2010). Mechanisms and practical dan pelarutan kalsium fosfat oleh
considerations involved in plant growth beberapa bakteri pelarut fosfat.
promotion by Biodiversitas, 8(1), 23-26.
rhizobacteria. Journal of Soil Science Triyono A, Purwanto, & Budiyono. (2013).
and Plant Nutrition, 10(3), 293-319 Efisiensi penggunaan pupuk -N untuk
Noori, M. S. S. & Saud, H. M. (2012). pengurangan kehilangan nitrat pada
Potential plant growth promoting activity lahan pertanian. Prosiding Seminar
of Pseudomonas sp. Isolated from paddy Nasional Pengelolaan Sumber Daya
soil in Malaysia as biocontrol agent. Alam dan Lingkungan. 526-531.
Journal of Plant Pathology and Vacheron, J., Desbrosses, G., Bouffaud, M. L.,
Microbiology, 3(2), 1-4 Touraine, B., Moënne-Loccoz, Y.,
Pahnwar, Q. A., Jusop, S., Naher, U. A., Muller, D., Legendre, L., Wisniewski-
Othman R., & Razi, M. I. (2013). Dyé, F., & Prigent-Combaret, C. (2013).
Application of potential Phosphate- Plant growth-promoting rhizobacteria
Solubilizing Bacteria and organic acids and root system functioning. Frontier
on Phosphate Solubilization from Plant Science, 4(356). 1-19.
Phosphate Rock in aerobic rice. The Van der Schaar, R. M. A. (2016). Rice: The
Scientific World Journal, International Rice Market. Retrived from
272409, 1-10. http://www.indonesia-investments.com/
Pajares, S., & Bohannan, B. J. M. (2016). id/doingbusiness/commodities/rice/item1
Ecology of Nitrogen fixing, nitrifying, 83 [8 Agustus 2016].
and denitrifying microorganisms in
tropical forest soils. Frontiers in
Microbiology, 7(1045), 1-20
Copyright © 2016, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 113