com
Komunikasi Singkat:
Pengaruh aplikasi pupuk organik dan anorganik pada awal-
hasil kedelai masak sedang
SRI AYU DWI LESTARI♥, SUTRISNO, HENNY KUNTYASTUTI
Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Indonesia. Jl. Raya Kendalpayak Km 8, Po Box 66 Malang 65101, Jawa Timur, Indonesia.
Telp/Faks. +62-341- 801468/+62-341-801496,♥email: estawinasa@gmail.com
Abstrak.Lestari SAD, Sutrisno, Kuntyastuti H. 2017. Komunikasi Singkat: Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Hasil
Kedelai Kedelai Muda-Menengah. Nusantara Bioscience 10: 1-5.Upaya peningkatan produktivitas kedelai dapat dilakukan dengan
pemberian pupuk organik dan anorganik. Pemberian pupuk organik dalam jumlah besar diperlukan untuk memberikan dampak positif
terhadap hasil kedelai. Namun, praktik ini dinilai tidak efisien dari segi pengadaan dan transportasi, sehingga membuat petani kurang
berminat. Penambahan pupuk anorganik atau penggunaan pupuk organik kaya nutrisi (Santap NM2) adalah salah satu solusinya. Penelitian
ini bertujuan untuk merumuskan teknik pengelolaan aplikasi pupuk organik dan anorganik pada galur kedelai umur genjah menengah,
Lokal Jateng/Sinabung-1036, untuk mencapai potensi hasil kedelai yang maksimal. Penelitian dilakukan pada Alfisol di Stasiun Penelitian
Muneng, Probolinggo, dan Vertisol di Stasiun Penelitian Ngale, Ngawi, pada musim kemarau tahun 2012. Percobaan dilakukan dalam
rancangan acak kelompok lengkap faktorial, dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah empat dosis pupuk organik dan faktor kedua
adalah empat dosis kombinasi pupuk ZA, SP-36, dan KCl. Di Alfisols Probolinggo, kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036 tidak memerlukan
tambahan pupuk anorganik untuk mencapai hasil 2,71 t/ha, sedangkan di Vertisols Ngawi, kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036
membutuhkan 2 t /ha Santap NM2 untuk meningkatkan hasil dari 2,60 t/ha menjadi 2,81 t/ha.
BAHAN DAN METODE Tabel 1. Faktor pertama dan faktor kedua pada penelitian, DS 2012
Faktor I Faktor II
Penelitian dilakukan pada Alfisol di Kebun Penelitian
Muneng, Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia dan Tanpa organik Tanpa pupuk anorganik
pupuk
Vertisol di Kebun Penelitian Ngale, Ngawi, Provinsi Jawa
2,5 t/ha kotoran sapi 50 kg ZA + 50 kg SP-36 + 100 kg KCl/ha 50
Timur, Indonesia, pada musim kemarau (DS) tahun 2012.
5 t/ha kotoran sapi 2 kg ZA + 150 kg SP-36 + 50 kg KCl/ha 50 kg
Benih kedelai yang digunakan dalam penelitian ini adalah t/ha Santap NM2 ZA + 150 kg SP-36 + 100 kg KCl/ha
galur kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036 (biji besar).
Percobaan dilakukan dalam rancangan acak kelompok
lengkap dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor Meja 2.Sifat Fisik Alfisol di Kebun Penelitian Muneng,
pertama adalah empat dosis pupuk organik dan faktor Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia dan Vertisol di
kedua adalah empat dosis kombinasi pupuk ZA, SP-36, dan Kebun Penelitian Ngale, Ngawi, Provinsi Jawa Timur,
KCl (Tabel 1). Indonesia (sebelum tanam kedelai)
Benih kedelai yang diberi perlakuan insektisida Alfisol Vertisol
thiamethoxam 350 g/l ditanam pada petak berukuran 4 mx Parameter 0-20 20-40 0-20 20-40
4,5 m dengan jarak tanam 40 cm x 15 cm. Setiap lubang cm cm cm cm
tanam diisi dua tanaman tanpa pemupukan dasar. Setiap Kj (cm/jam) 3.61 3.41 0.14 0.17
petak perlakuan dipisahkan dengan saluran (lebar 20 cm, Berat konten (g/cm3) 1.09 1.18 0,99 0,98
kedalaman 25 cm). Pada percobaan Vertisols tidak dilakukan Massa jenis (g/cm3) 2.43 2.40 2.60 2.60
pengolahan tanah, sedangkan pada percobaan Alfisols Porositas (%) 55.1 50.8 61.9 62.3
dilakukan pengolahan tanah. Penyiangan, pengendalian Penetrasi (kg/cm2) Kadar 7 10 4 3
air pF 2,5 (%) Kadar air pF 34.9 27.1 57 58
hama dan penyakit dilakukan sesuai situasi. Tanaman
4,2 (%) Daya ikat air (%) 12.5 12.9 36 32
dipanen pada umur 90 hari setelah tanam (HST). Fraksi pasir (%) 22.5 14.2 21 26
Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 32 38 2 2
sifat kimia dan fisik tanah sebelum tanam pada kedalaman Fraksi lumpur (%) 64 55 20 17
0-20 cm dan 20-40 cm; kandungan nutrisi pupuk organik; Fraksi tanah liat (%) 4 7 78 82
kandungan nutrisi NPK pada 40 HST; tingkat Kelas tekstur Lanau Lanau Tanah liat Tanah liat
perkecambahan; berat kering akar dan pucuk pada 40 HST; lempung lempung
(Harsono 2012). Sebaliknya, kotoran sapi yang kami gunakan dalam tanaman/ha, dengan hasil biji 2,66 t/ha. Berat 100 biji
penelitian ini memiliki pH yang lebih tinggi (Tabel 4) dan miskin adalah 15,53 g, dan berat biji per tanaman adalah 19,20
bahan organik serta kandungan N, P, K, dan S. Rasio C/N kedua g (Tabel 8). Kesimpulannya, pemberian pupuk organik
pupuk organik tersebut <10 menunjukkan bahwa unsur hara dalam dan anorganik pada kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036
pupuk kandang sudah tersedia untuk tanaman kedelai. yang ditanam di Alfisols Probolinggo tidak penting untuk
mencapai potensi hasil kedelai.
yang sama menurunkan kandungan K tanaman kedelai (Tabel 7). Pupuk organik
Muzaiyanah dkk. (2015) menemukan bahwa pemberian pupuk Tanpa pupuk organik 2.5 2.2 b 45.4 a 1,85
organik Santap NM2 2,5 t/ha pada kedelai menghasilkan serapan N t/ha kotoran sapi 2,5 ab 46.0 a 1,55
yang lebih tinggi pada daun (2,85%) dibandingkan dengan 5.0 t/ha kotoran sapi 2.3 b 47.0 a 1,71 a
2,0 t/ha Santap NM2 2,6 a 47.0 a 1,94 a
kelompok kontrol, tanpa pemberian pupuk (1,34%). Sebaliknya
serapan K pada daun kedelai pada perlakuan Santap NM2 (0,8%) ZA + SP-36 + KCl (kg/ha) 0
lebih rendah dibandingkan tanaman tanpa perlakuan (1,00%). +0+0 2.4 a 46.2 a 1,71 a
Sifat fisika dan kimia Alfisol Probolinggo seperti 50 + 50 + 100 2,5 a 46,9 1,76 a
50 + 150 + 50 2.3 a 46.6 a 1,84 a
yang dijelaskan pada Tabel 2 dan 3 dapat mendukung
50 + 150 + 100 2.3 a 45.7 a 1,76 a
pertumbuhan kedelai Sinabung-1036. Pemberian
Interaksi n n n
pupuk organik dan anorganik tidak mempengaruhi CV (%) 15.02 5.21 8.49
jumlah panen, komponen hasil, dan hasil biji kedelai. Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda pada suatu
Pada saat panen, populasi tanaman adalah 287.000 kolom berbeda nyata menurut uji LSD (P<0,05).
4 NUSANTARABIOSCIENCE10 (1): 1-5, Februari 2018
Di Vertisols Ngawi, kami menemukan bahwa pemberian pupuk Dengan demikian, dari penelitian ini dapat disimpulkan
organik dan anorganik tidak mempengaruhi perkecambahan biji bahwa di Alfisols Probolinggo, galur kedelai Lokal Jateng/
dan tinggi tanaman saat panen. Tingkat perkecambahan mencapai Sinabung-1036 tidak memerlukan tambahan pupuk anorganik
89%, dengan tinggi tanaman rata-rata 51 cm saat panen (Tabel 9). hingga mencapai 2,71 t/ha. Namun di Vertisol Ngawi, kedelai
Namun, pemberian pupuk kandang sapi sebesar 2,5 t/ha membutuhkan 2 t/ha pupuk organik Santap NM2 untuk
meningkatkan pertumbuhan dan bobot kering pucuk menjadi 4,78 meningkatkan hasil menjadi 2,81 t/ha.
g/tanaman yang lebih tinggi 0,92 g/tanaman (24%) dibandingkan
tanpa pemberian pupuk organik. Pada penelitian sebelumnya,
pemberian pupuk kandang sapi 15 t/ha menghasilkan pertumbuhan Tabel 8.Pengaruh pemupukan organik dan anorganik terhadap
tanaman kedelai yang lebih tinggi dan peningkatan serapan hara populasi tanaman, hasil biji, bobot 100 benih, dan bobot benih galur
oleh tanaman kedelai dibandingkan tanpa pupuk (Sudarsono et al. kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036 di Alfisols di Stasiun Penelitian
Muneng, Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia
2013).
Pada saat analisis jaringan tanaman umur 40 HST
100
dengan sampel komposit I, II, dan III, ternyata pemberian Tanaman Benih Benih
benih
pupuk kandang sapi 2,5 t/ha menyebabkan kandungan N, P, Perlakuan hasil populasi bobot
bobot
(tanaman/ha) (t/ha)*
dan K kedelai terendah dibandingkan semua perawatan (g)
(g/tanaman)