Anda di halaman 1dari 5

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

NUSANTARA BI OSC I ENCE ISSN: 2087-3948


Jil. 10, No. 1, hal. 1-5 E-ISSN: 2087-3956
Februari 2018 DOI: 10.13057/nusbiosci/n100101

Komunikasi Singkat:
Pengaruh aplikasi pupuk organik dan anorganik pada awal-
hasil kedelai masak sedang
SRI AYU DWI LESTARI♥, SUTRISNO, HENNY KUNTYASTUTI
Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Indonesia. Jl. Raya Kendalpayak Km 8, Po Box 66 Malang 65101, Jawa Timur, Indonesia.
Telp/Faks. +62-341- 801468/+62-341-801496,♥email: estawinasa@gmail.com

Naskah diterima: 18 Mei 2017. Revisi diterima: 2 Desember 2017.

Abstrak.Lestari SAD, Sutrisno, Kuntyastuti H. 2017. Komunikasi Singkat: Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Hasil
Kedelai Kedelai Muda-Menengah. Nusantara Bioscience 10: 1-5.Upaya peningkatan produktivitas kedelai dapat dilakukan dengan
pemberian pupuk organik dan anorganik. Pemberian pupuk organik dalam jumlah besar diperlukan untuk memberikan dampak positif
terhadap hasil kedelai. Namun, praktik ini dinilai tidak efisien dari segi pengadaan dan transportasi, sehingga membuat petani kurang
berminat. Penambahan pupuk anorganik atau penggunaan pupuk organik kaya nutrisi (Santap NM2) adalah salah satu solusinya. Penelitian
ini bertujuan untuk merumuskan teknik pengelolaan aplikasi pupuk organik dan anorganik pada galur kedelai umur genjah menengah,
Lokal Jateng/Sinabung-1036, untuk mencapai potensi hasil kedelai yang maksimal. Penelitian dilakukan pada Alfisol di Stasiun Penelitian
Muneng, Probolinggo, dan Vertisol di Stasiun Penelitian Ngale, Ngawi, pada musim kemarau tahun 2012. Percobaan dilakukan dalam
rancangan acak kelompok lengkap faktorial, dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah empat dosis pupuk organik dan faktor kedua
adalah empat dosis kombinasi pupuk ZA, SP-36, dan KCl. Di Alfisols Probolinggo, kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036 tidak memerlukan
tambahan pupuk anorganik untuk mencapai hasil 2,71 t/ha, sedangkan di Vertisols Ngawi, kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036
membutuhkan 2 t /ha Santap NM2 untuk meningkatkan hasil dari 2,60 t/ha menjadi 2,81 t/ha.

Kata kunci:Lokal Jateng/Sinabung-1036 galur kedelai, pupuk kandang, Santap NM2

PENGANTAR status fertilitas (Khaim et al. 2013). Mahesbabu dkk.


(2008) mengamati bahwa pemberian dosis anjuran N,
kedelai (Glisin maksL. Merrill) merupakan salah satu tanaman K, S dalam kombinasi dengan 5 t/ha kotoran sapi
penting yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Pada tahun pada kedelai menghasilkan rendemen 2,24 t/ha.
2012, produksi kedelai Indonesia sebesar 843.153 ton. Pada tahun Yamika dan Ikawati (2012) menemukan bahwa
2013 mengalami penurunan produksi sebesar 63.161 ton menjadi kombinasi pupuk anorganik dan organik dapat
779,992 ton, dan pada tahun 2014 kembali meningkat sebesar meningkatkan hasil kedelai hingga 3,5 t/ha. Santap
173.964 ton (FAOSTAT 2015). Produksi kedelai saat ini belum NM adalah pupuk organik kaya nutrisi yang terbuat
mampu memenuhi permintaan kedelai yang terus meningkat. Oleh dari beberapa bahan baku yang banyak tersedia dan
karena itu, perlu dicari cara untuk meningkatkan produksi kedelai. mudah diperoleh. Bahan baku tersebut adalah
Upaya peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman dapat kotoran sapi (47,5%), kotoran ayam (20%), batuan
dilakukan melalui penerapan teknologi budidaya yang sesuai fosfat (15%), abu boiler dari pabrik gula (15%), dan
(Kuntyastuti dan Sutrisno 2017), salah satunya adalah pemberian belerang (2,5%). Keuntungan penerapan Santap NM
pupuk. Penggunaan pupuk yang seimbang adalah kunci untuk pada tanaman kedelai di lahan non-asam
mencapai hasil panen tinggi yang berkelanjutan (Hossain et al. memberikan manfaat ganda seperti meningkatkan
2002; Manna et al. 2005; Chakrabarty et al. 2014). pertumbuhan dan hasil benih, mengurangi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk ketergantungan pada pupuk anorganik (hingga 50%)
anorganik secara terus menerus menurunkan daya ikat air, (Iletri 2014). Aplikasi 1.
kandungan bahan organik dan nutrisi, serta populasi mikroba
tanah (Zhang et al. 2008; Zhang et al. 2010; Liu et al. 2013; Qin
et al. al. 2015), yang pada gilirannya menurunkan kualitas Penelitian tentang respon kedelai terhadap pupuk organik
kesuburan tanah. Kesuburan tanah dapat ditingkatkan dengan dan anorganik telah dilakukan. Namun belum pernah dilakukan
pemberian pupuk organik seperti pupuk kandang. Pupuk penelitian tentang respon tanaman kedelai berumur genjah
kandang dapat meningkatkan daya ikat air tanah, bahan menengah (Lokal Jateng/Sinabung-1036 galur) terhadap aplikasi
organik tanah, efisiensi penggunaan N tanaman, hasil panen, kedua pupuk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
serta mengurangi erosi tanah (Rasoulzadeh dan Yaghoubi 2010; merumuskan teknik pengelolaan aplikasi pupuk organik dan
Liang et al. 2011; Salahin et al. 2011). anorganik pada galur kedelai berumur genjah menengah Lokal
Aplikasi pupuk organik, dikombinasikan dengan dosis Jateng/Sinabung-1036, untuk mencapai potensi hasil kedelai
pupuk kimia yang direkomendasikan, akan menghasilkan hasil yang maksimal.
dan kualitas kedelai yang lebih baik, serta memperbaiki tanah.
2 NUSANTARABIOSCIENCE10 (1): 1-5, Februari 2018

BAHAN DAN METODE Tabel 1. Faktor pertama dan faktor kedua pada penelitian, DS 2012

Faktor I Faktor II
Penelitian dilakukan pada Alfisol di Kebun Penelitian
Muneng, Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia dan Tanpa organik Tanpa pupuk anorganik
pupuk
Vertisol di Kebun Penelitian Ngale, Ngawi, Provinsi Jawa
2,5 t/ha kotoran sapi 50 kg ZA + 50 kg SP-36 + 100 kg KCl/ha 50
Timur, Indonesia, pada musim kemarau (DS) tahun 2012.
5 t/ha kotoran sapi 2 kg ZA + 150 kg SP-36 + 50 kg KCl/ha 50 kg
Benih kedelai yang digunakan dalam penelitian ini adalah t/ha Santap NM2 ZA + 150 kg SP-36 + 100 kg KCl/ha
galur kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036 (biji besar).
Percobaan dilakukan dalam rancangan acak kelompok
lengkap dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor Meja 2.Sifat Fisik Alfisol di Kebun Penelitian Muneng,
pertama adalah empat dosis pupuk organik dan faktor Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia dan Vertisol di
kedua adalah empat dosis kombinasi pupuk ZA, SP-36, dan Kebun Penelitian Ngale, Ngawi, Provinsi Jawa Timur,
KCl (Tabel 1). Indonesia (sebelum tanam kedelai)
Benih kedelai yang diberi perlakuan insektisida Alfisol Vertisol
thiamethoxam 350 g/l ditanam pada petak berukuran 4 mx Parameter 0-20 20-40 0-20 20-40
4,5 m dengan jarak tanam 40 cm x 15 cm. Setiap lubang cm cm cm cm
tanam diisi dua tanaman tanpa pemupukan dasar. Setiap Kj (cm/jam) 3.61 3.41 0.14 0.17
petak perlakuan dipisahkan dengan saluran (lebar 20 cm, Berat konten (g/cm3) 1.09 1.18 0,99 0,98
kedalaman 25 cm). Pada percobaan Vertisols tidak dilakukan Massa jenis (g/cm3) 2.43 2.40 2.60 2.60
pengolahan tanah, sedangkan pada percobaan Alfisols Porositas (%) 55.1 50.8 61.9 62.3
dilakukan pengolahan tanah. Penyiangan, pengendalian Penetrasi (kg/cm2) Kadar 7 10 4 3
air pF 2,5 (%) Kadar air pF 34.9 27.1 57 58
hama dan penyakit dilakukan sesuai situasi. Tanaman
4,2 (%) Daya ikat air (%) 12.5 12.9 36 32
dipanen pada umur 90 hari setelah tanam (HST). Fraksi pasir (%) 22.5 14.2 21 26
Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 32 38 2 2
sifat kimia dan fisik tanah sebelum tanam pada kedalaman Fraksi lumpur (%) 64 55 20 17
0-20 cm dan 20-40 cm; kandungan nutrisi pupuk organik; Fraksi tanah liat (%) 4 7 78 82
kandungan nutrisi NPK pada 40 HST; tingkat Kelas tekstur Lanau Lanau Tanah liat Tanah liat

perkecambahan; berat kering akar dan pucuk pada 40 HST; lempung lempung

populasi tanaman; tinggi tanaman saat panen; komponen


hasil dari petak panen 2,4 mx 3,6 m; dan hasil biji.
Tabel 3.Sifat Kimia Alfisol di Kebun Penelitian Muneng,
Probolinggo, dan Vertisol di Kebun Penelitian Ngale, Ngawi
(sebelum tanam kedelai)
HASIL DAN DISKUSI
Parameter Alfisol Vertisol
Sifat tanah 0-20 0-20 20-40
20-40
Penelitian dilakukan pada Alfisol Probolinggo yang cm cm cm cm
pH H2HAI 7.29 7.40 6.57 6.52 0.56 0.36
bertekstur lempung berlumpur dan Vertisol Ngawi yang
Jumlah N (%) 0.123 0.115 1.20 0.87
bertekstur lempung (Tabel 2). Nilai konduktivitas hidrolik C-organik (%) 2.26 0.97
tanah jenuh Alfisols adalah 3,61 cm/jam, sedangkan Tersedia P (ppm P2HAI5) 17.90 16.32 82.3 124.0
Vertisols adalah 0,14 cm/jam. Rendahnya konduktivitas JADI4(ppm) 21.23 15.43 45,36 55,41
tanah Vertisols disebabkan oleh kandungan liat yang K yang dapat ditukar (me/100 g) Na 0,48 0.35 0,25 0.27
tinggi (78%). Menariknya, daya ikat kedua tanah di yang dapat ditukar (me/100 g) Ca 0,98 0,86 0,76 0,80
lapisan atasnya hampir sama, antara 21-23%. Sementara yang dapat ditukar (me/100 g) Mg 21.35 19.77 6.66 3.36
itu, porositas Vertisols (62%) lebih tinggi dari pada yang dapat ditukar (me/100 g) KTK 7.05 7,00 2.96 0.86
Alfisols (55%). (me/100 g) 19,91 19,46 66,6 9,74
Alfisol Probolinggo bersifat netral (pH H2O 7.29), kaya
N, P, K, Ca, dan Mg, tetapi miskin S. Pada tanah netral,
Tabel 4.Kandungan nutrisi pupuk organik
ketersediaan hara makro tersedia secara maksimal.
Vertisols Ngawi juga memiliki pH netral; kaya akan P, K, Lembu
Sifat kimia Santap NM2
Ca, dan Mg; tetapi miskin N dan S. PH Vertisol biasanya pupuk
netral sampai basa (Tabel 3). Kandungan hara makro pH H2HAI 5.25 6.21
yang tinggi dalam tanah cukup mencukupi kebutuhan C-organik (%) 14.12 6.93
hara tanaman kedelai (Syers et al. 2001). N-total (%) 2.49 2.07
P2HAI5jumlah HNO3+ HClO4 6.19 0.32
Sifat pupuk organik (%) JADI4jumlah HNO3+ HClO4 12.01 1.61
Santap NM2 adalah pupuk organik asam kaya bahan organik (%) K total HNO3+ HClO4(%) 1.61 0,70
Na total HNO3+ HClO4(%) Ca 0,90 0,40
dengan unsur N, P, K, dan S. Santap NM2 memiliki kandungan sulfat
total HNO3+ HClO4(%) Mg 0,67 1.79
yang lebih tinggi (SO4) daripada kotoran sapi karena produksinya
total HNO3+ HClO4(%) Fe total 0.35 0,61
melibatkan penggunaan belerang yang cukup besar HNO3+ HClO4(%) Zn total 2.09 1.94
HNO3+ HClO4(%) 0,06 0,01
LESTARI dkk. -Efek pupuk organik dan anorganik pada lini kedelai 3

(Harsono 2012). Sebaliknya, kotoran sapi yang kami gunakan dalam tanaman/ha, dengan hasil biji 2,66 t/ha. Berat 100 biji
penelitian ini memiliki pH yang lebih tinggi (Tabel 4) dan miskin adalah 15,53 g, dan berat biji per tanaman adalah 19,20
bahan organik serta kandungan N, P, K, dan S. Rasio C/N kedua g (Tabel 8). Kesimpulannya, pemberian pupuk organik
pupuk organik tersebut <10 menunjukkan bahwa unsur hara dalam dan anorganik pada kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036
pupuk kandang sudah tersedia untuk tanaman kedelai. yang ditanam di Alfisols Probolinggo tidak penting untuk
mencapai potensi hasil kedelai.

Eksperimen Alfisols Eksperimen Vertisol


Penanaman kedelai galur Lokal Jateng/Sinabung-1036 di Kegiatan penanaman di Vertisol Ngawi dilakukan pada
Alfisols Probolinggo dilakukan pada akhir Februari 2012. awal Juni 2012. Lahan bekas sawah tidak diolah. Pada saat
Pengolahan tanah dilakukan pada saat tanam pada saat penanaman masih terjadi hujan, sehingga tanah menjadi
kondisi tanah masih agak basah. Pengairan pertama licin karena fraksi liatnya yang tinggi (78%). Pada kondisi
dilakukan setelah tanam. Persentase perkecambahan galur tanah seperti ini, Lokal Jateng/Sinabung-1036 dapat tumbuh
kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036 di lapangan mencapai dengan optimal. Penutupan tajuk kedelai terjadi pada 34
90%. Perlakuan pupuk organik dan anorganik tidak HST.
berpengaruh terhadap daya berkecambah kedelai, bobot
kering akar (40 HST), bobot kering pucuk (40 HST), dan Tabel 5.Pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap
tinggi tanaman saat panen (Tabel 5). perkecambahan, berat kering akar 40 HST, berat kering pucuk
Pertumbuhan awal galur kedelai Lokal Jateng/ 40 HST, dan tinggi tanaman pada panen kedelai galur Lokal
Jateng/Sinabung-1036 di Alfisols di Stasiun Penelitian Muneng,
Sinabung-1036 optimal. Pada 3 HST tanaman kedelai
Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia
mengalami hujan lebat disertai angin puting beliung yang
mengakibatkan kerusakan fisik daun (robek daun). Namun kuman-
Akar kering Tembak tanaman kering

demikian, kerusakan tersebut tidak mempengaruhi berat 40 berat 40 tinggi di


Perlakuan bangsa
pertumbuhan kedelai selanjutnya. Tajuk daun kedelai menutup DAP DAP memanen
(%)
(g/tanaman) (g/tanaman) (cm)
dan polong berkembang dengan baik (polong penuh). Rata-rata
berat kering akar dan pucuk masing-masing 0,63 g dan 5,23 g, Pupuk organik
dengan tinggi tanaman rata-rata mencapai 66 cm saat panen. Tanpa pupuk organik 89,6 a 2,5 0,62 5,07 a 65.4 a
Pemberian pupuk anorganik, ZA, SP-36, dan KCl, tidak t/ha kotoran sapi 90,4 a 0,68 5,63 a 64,9 a
5.0 t/ha kotoran sapi 90,5 a 0,61 a 5.17 a 68,0
mempengaruhi jumlah cabang, jumlah polong penuh, dan
2,0 t/ha Santap NM2 89,9 0,63 a 5.02 a 64,5 a
ketahanan penetrasi tanah lapisan atas. Rata-rata jumlah polong
yang berkembang sempurna per tanaman mencapai 46 polong. ZA + SP-36 + KCl (kg/ha) 0
Ketahanan penetrasi rata-rata tanah lapisan atas selama panen +0+0 91,8 a 0,64 5.17 a 66,3 a
50 + 50 + 100 89,1 0,66 5,74 a 64.4 a
adalah 1,77 kg/cm2. Demikian pula dengan pemberian pupuk
50 + 150 + 50 90,3 0,63 a 5.14 a 64.6 a
organik khususnya Santap NM2 dapat meningkatkan jumlah cabang
50 + 150 + 100 89,2 0,62 4,84 a 67.4 a
dibandingkan dengan tanpa pupuk organik (Tabel 6). Mirip dengan Interaksi n n n n
hasil Zainal et al. (2014) menemukan bahwa pemberian 15 t/ha CV (%) 5.79 7.04
9.60 5.57
kotoran ayam dan 50 kg/ha N dapat meningkatkan jumlah cabang Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda
per tanaman pada 60 HST. Menurut Miyasaka (2002), peningkatan pada suatu kolom berbeda nyata menurut uji LSD (P<0,05);
jumlah cabang disebabkan oleh ketersediaan pupuk yang cukup di CV: koefisien variasi.
dalam tanah, sehingga N dapat merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan, terutama pucuk, cabang, dan daun secara optimal. Tabel 6.Pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap
jumlah cabang, jumlah polong isi, dan penetrasi tanah galur
kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036 di Alfisols di Stasiun
Pada kondisi pertumbuhan yang optimal, pemberian pupuk
Penelitian Muneng, Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia
organik dapat meningkatkan kandungan N tetapi menurunkan
kandungan K, sedangkan kandungan P relatif tidak berpengaruh. Dipenuhi Tanah
Cabang
Demikian pula dalam penelitian ini, kami menemukan bahwa Perlakuan polong penetrasi
no./tanaman
aplikasi Santap NM2 meningkatkan kandungan N dan pada saat no./tanaman (kg/cm2)

yang sama menurunkan kandungan K tanaman kedelai (Tabel 7). Pupuk organik
Muzaiyanah dkk. (2015) menemukan bahwa pemberian pupuk Tanpa pupuk organik 2.5 2.2 b 45.4 a 1,85
organik Santap NM2 2,5 t/ha pada kedelai menghasilkan serapan N t/ha kotoran sapi 2,5 ab 46.0 a 1,55
yang lebih tinggi pada daun (2,85%) dibandingkan dengan 5.0 t/ha kotoran sapi 2.3 b 47.0 a 1,71 a
2,0 t/ha Santap NM2 2,6 a 47.0 a 1,94 a
kelompok kontrol, tanpa pemberian pupuk (1,34%). Sebaliknya
serapan K pada daun kedelai pada perlakuan Santap NM2 (0,8%) ZA + SP-36 + KCl (kg/ha) 0
lebih rendah dibandingkan tanaman tanpa perlakuan (1,00%). +0+0 2.4 a 46.2 a 1,71 a
Sifat fisika dan kimia Alfisol Probolinggo seperti 50 + 50 + 100 2,5 a 46,9 1,76 a
50 + 150 + 50 2.3 a 46.6 a 1,84 a
yang dijelaskan pada Tabel 2 dan 3 dapat mendukung
50 + 150 + 100 2.3 a 45.7 a 1,76 a
pertumbuhan kedelai Sinabung-1036. Pemberian
Interaksi n n n
pupuk organik dan anorganik tidak mempengaruhi CV (%) 15.02 5.21 8.49
jumlah panen, komponen hasil, dan hasil biji kedelai. Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda pada suatu
Pada saat panen, populasi tanaman adalah 287.000 kolom berbeda nyata menurut uji LSD (P<0,05).
4 NUSANTARABIOSCIENCE10 (1): 1-5, Februari 2018

Di Vertisols Ngawi, kami menemukan bahwa pemberian pupuk Dengan demikian, dari penelitian ini dapat disimpulkan
organik dan anorganik tidak mempengaruhi perkecambahan biji bahwa di Alfisols Probolinggo, galur kedelai Lokal Jateng/
dan tinggi tanaman saat panen. Tingkat perkecambahan mencapai Sinabung-1036 tidak memerlukan tambahan pupuk anorganik
89%, dengan tinggi tanaman rata-rata 51 cm saat panen (Tabel 9). hingga mencapai 2,71 t/ha. Namun di Vertisol Ngawi, kedelai
Namun, pemberian pupuk kandang sapi sebesar 2,5 t/ha membutuhkan 2 t/ha pupuk organik Santap NM2 untuk
meningkatkan pertumbuhan dan bobot kering pucuk menjadi 4,78 meningkatkan hasil menjadi 2,81 t/ha.
g/tanaman yang lebih tinggi 0,92 g/tanaman (24%) dibandingkan
tanpa pemberian pupuk organik. Pada penelitian sebelumnya,
pemberian pupuk kandang sapi 15 t/ha menghasilkan pertumbuhan Tabel 8.Pengaruh pemupukan organik dan anorganik terhadap
tanaman kedelai yang lebih tinggi dan peningkatan serapan hara populasi tanaman, hasil biji, bobot 100 benih, dan bobot benih galur
oleh tanaman kedelai dibandingkan tanpa pupuk (Sudarsono et al. kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036 di Alfisols di Stasiun Penelitian
Muneng, Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia
2013).
Pada saat analisis jaringan tanaman umur 40 HST
100
dengan sampel komposit I, II, dan III, ternyata pemberian Tanaman Benih Benih
benih
pupuk kandang sapi 2,5 t/ha menyebabkan kandungan N, P, Perlakuan hasil populasi bobot
bobot
(tanaman/ha) (t/ha)*
dan K kedelai terendah dibandingkan semua perawatan (g)
(g/tanaman)

pupuk organik. Pemberian 50 kg ZA + 150 kg SP-36 + 50 KCl/


ha menyebabkan kandungan N, P, dan K galur kedelai Lokal Pupuk organik
Jateng/Sinabung-1036 paling rendah dibandingkan semua Tanpa organik 289159 dan 2,66 a 15,78 dan 18,55
perlakuan pupuk anorganik (Tabel 10). pupuk
Aplikasi pupuk organik dan anorganik tidak 2,5 t/ha kotoran sapi 284240 2.73 a 15,57 dan 19,49
5.0 t/ha kotoran sapi 289159 2.66 a 15.28 a 19.49 a
mempengaruhi ketahanan penetrasi tanah setelah
2,0 t/ha Santap NM2 286555 2.58 a 15,48 dan 19,27
panen. Setelah panen, tanah bagian atas Vertisols kering
dan keras dengan ketahanan penetrasi tanah rata-rata ZA + SP-36 + KCl (kg/ha) 0
mencapai 3,01 kg/cm2(Tabel 11). Ketahanan penetrasi +0+0 292149 2.71 a 15,92 a 19,46 a
tanah lapisan atas Alfisols setelah pemanenan hanya 50 + 50 + 100 286362 2.62 a 15,62 a 19,41 a
1,77 kg/cm2. Selain itu, pemberian semua pupuk tidak 50 + 150 + 50 288291 2.66 a 15.21 dan 19.05
mempengaruhi jumlah cabang, jumlah polong isi, dan 50 + 150 + 100 282311 a 2.64 a 15,36 dan 18,88
bobot 100 biji (Tabel 11 dan 12). Interaksi * n ns ns
Aplikasi 50 kg ZA + 50 kg SP-36 + 100 kg KCl/ha secara CV (%) 5.83 7.28 4.94 8.82
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda pada suatu
nyata meningkatkan jumlah polong isi/tanaman. Oleh
kolom berbeda nyata menurut uji LSD (P<0,05). (*) pada
karena itu, perlakuan menghasilkan peningkatan bobot
kelembaban 12%
benih per tanaman sebesar 17% dibandingkan tanpa
perlakuan pupuk anorganik. Namun perlakuan yang sama
tidak meningkatkan hasil benih kedelai Lokal Jateng/
Sinabung-1036. Sedangkan pemberian pupuk organik Tabel 9.Pengaruh pemupukan organik dan anorganik terhadap
Santap NM2 pada Lokal Jateng/Sinabung-1036 perkecambahan, berat kering akar 40 HST, berat kering pucuk 40
menghasilkan peningkatan hasil biji kedelai (2,81 t/ha) HST, dan tinggi tanaman pada panen kedelai galur Lokal Jateng/
dibandingkan tanpa perlakuan kontrol (2,60 t/ha) (Tabel 12). Sinabung-1036 di Vertisol di Stasiun Penelitian Ngale, Ngawi,
Provinsi Jawa Timur, Indonesia
Menurut Muzaiyanah dkk. (2015), aplikasi Santap NM2 1,5 t/
ha mampu mensubstitusi penggunaan pupuk anorganik
Tembak kering Tanaman
Phonska hingga 50% (setara dengan 150 kg/ha Phonska). kuman-
berat badan di tinggi di
Perlakuan bangsa
40 HAP memanen
Tabel 7.Pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap (%)
(g/tanaman) (cm)
kandungan N, P, dan K kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036 pada 40
HST di Alfisols di Stasiun Penelitian Muneng, Probolinggo, Provinsi
Pupuk organik
Jawa Timur, Indonesia
Tanpa pupuk organik 2.5 8.7.1 a 3.86 b 50,6
t/ha kotoran sapi 90,9 4.78 a 52.2 a
N P K 5.0 t/ha kotoran sapi 90,5 a 3.86 b 51.0 a
Perlakuan
(g/tanaman) (g/tanaman) (g/tanaman)
2,0 t/ha Santap NM2 89,1 4.36 ab 51.2 a

Pupuk organik ZA + SP-36 + KCl (kg/ha) 0


Tanpa pupuk organik 2.5 0,591 0,031 1.676
+0+0 92,5 a 3,95 a 49.0 a
t/ha kotoran sapi 0,557 0,028 1.038
50 + 50 + 100 89,2 4.42 a 51,9 a
5.0 t/ha kotoran sapi 0,701 0,024 1.164
50 + 150 + 50 88,7 4,64 a 52.0 a
2,0 t/ha Santap NM2 0,786 0,024 1.012
50 + 150 + 100 87.1 a 3,86 a 52.0 a
Interaksi n n n
ZA + SP-36 + KCl (kg/ha) 0 CV (%) 6.39 10,99 8.52
+0+0 0,636 0,029 1,447
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda pada suatu
50 + 50 + 100 0,645 0,023 0.979
kolom berbeda nyata menurut uji LSD (P<0,05). ns: tidak
50 + 150 + 50 0.697 0,027 0.881
signifikan.
50 + 150 + 100 0,657 0,028 1.583
LESTARI dkk. -Efek pupuk organik dan anorganik pada lini kedelai 5

Tabel 10.Pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap REFERENSI


kandungan N, P, dan K kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036 pada 40
HST di Vertisols di Stasiun Penelitian Ngale, Ngawi, Provinsi Jawa Chakrabarty T, Akter S, Saifullah ASM dkk. 2014. Penggunaan pupuk dan
Timur, Indonesia pestisida untuk produksi tanaman di daerah agraris distrik Tangail,
Bangladesh. Lingkungan Ecol Res 2 (6): 253-261.
Perlakuan N P K FAOSTAT. 2015. http: //faostat3.fao.org/browse/Q/QC/E, diakses di
(g/tanaman) (g/tanaman) (g/tanaman) 4 April 2017.
Harsono A. 2012. Peningkatan komponen teknologi produksi untuk
Pupuk organik meningkatkan produktivitas aneka kacang-kacangan dan ubi jalar 30-50% dari
Tanpa pupuk organik 2.5 0,840 0,076 0,664 rata-rata nasional. Laporan Akhir Tahun 2012. Balai Penelitian Tanaman Kacang-
t/ha kotoran sapi 0,637 0,053 0,540 kacangan dan Umbi-umbian, Malang.
5.0 t/ha kotoran sapi 0,855 0,077 0.613 Hossain SMA, Kamal AMA, Islam MR, Mannan MA. 2002. Efek dari
2,0 t/ha Santap NM2 0,727 0,059 0,651 perbedaan kadar pupuk kimia dan organik terhadap pertumbuhan, hasil, dan
kandungan protein gandum. J Biol Sci 2: 204-206.
ZA + SP-36 + KCl (kg/ha) 0
Iletri [Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian]. 2014.
+0+0 0,755 0,065 0,631
SANTAP-NM: Pupuk organik yang diformulasikan cocok untuk kedelai
50 + 50 + 100 0,759 0,070 0,640
non-asam tanah. http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-
50 + 150 + 50 0,685 0,054 0,484
content/uploads/2015/06/santap_nm_reduced-1.pdf [9 Agustus 2017].
50 + 150 + 100 0.859 0,076 0,713 Khaim S, Chowdury MAH, Saha BK. 2013. Organik dan anorganik
pemupukan terhadap hasil dan kualitas kedelai. J Bangladesh Pertanian
Univ 11 (1): 23-28.
Tabel 11.Pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap Kuntyastuti H, Sutrisno. 2017. Pengaruh pupuk kandang, pelarut fosfat
jumlah cabang, jumlah polong isi, dan penetrasi tanah galur bakteri, dan aplikasi pupuk kimia terhadap pertumbuhan dan hasil
kedelai Lokal Jateng/Sinabung-1036 di Vertisols di Stasiun kedelai. Nusantara Biosci 9 (2): 126-132.
Penelitian Ngale, Ngawi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia Liang W, Wu X, Zhang S dkk. 2011. Pengaruh amandemen organik pada
penyimpanan air tanah di tanah berpasir Aeolian di timur laut
Cina. Prosiding Teknik Elektro dan Kontrol (ICECE), Konferensi
Dipenuhi Tanah
Cabang Internasional, Cina 16-18 September 2011.
Perlakuan polong penetrasi
no./tanaman Liu CA, Li FR, Zhou LM, Zhang RH, Yu J, Lin SL, Li FM. 2013. Efek
no./tanaman (kg/cm2)
pupuk organik dan pupuk pada air tanah dan hasil panen di teras yang baru
Pupuk organik dibangun dengan tanah yang hilang di lingkungan semi-kering. Pengelolaan Air
Tanpa pupuk organik 2.5 1.6 a 29,2 3,02 a Pertanian 117: 123-132.
t/ha kotoran sapi 1.9 a 30,7 a 3.21 a Mahesbabu HM, Hunje R, Patil NK. 2008. Pengaruh pupuk organik pada
pertumbuhan tanaman, hasil biji, dan kualitas kedelai. Kamataka J Agric
5.0 t/ha kotoran sapi 1.7 a 30,4 a 3.31 a
Sci 21 (2): 219-221.
2,0 t/ha Santap NM2 2.0 a 31,9 a 2.52 a
Manna MC, Swarup A, Wanjari RH dkk. 2005. Efek jangka panjang dari
ZA + SP-36 + KCl (kg/ha) 0 aplikasi pupuk dan pupuk kandang pada penyimpanan karbon organik tanah, kualitas
+0+0 1.6 a 29,4 b 3.16 a tanah, dan keberlanjutan hasil di bawah tropis India yang sub-lembab dan semi-kering.
50 + 50 + 100 2.0 a 32.8 a 3.03 a Tanaman Lapangan Res 93: 264-280.
50 + 150 + 50 1.6 a 30,9 ab 2.86 a Miyasaka SC, Hamasaki RT, Ramon S. 2002. Kekurangan Gizi dan
50 + 150 + 100 1,8 a 29,1 b 3,01 a Kelebihan di Taro. Universitas Hawaii. Manoa.
Interaksi n n n Muzaiyanah S, Kristiono A, Subandi. 2015. Pengaruh Formulasi
pupuk organik santap NM1 dan santap NM2 terhadap pertumbuhan dan
CV (%) 10.15 10.62 12.98
hasil kedelai di vertisol. Buletin Palawija 13 (1): 74-82. [Bahasa Indonesia]
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda pada suatu
Qin H, Lu K, Strong PJ, Xu Q, Wu Q, Xu Z, Wang H. 2015. Jangka Panjang
kolom berbeda nyata menurut uji LSD (P<0,05). pengaruh aplikasi pupuk pada tanah, jamur mikoriza arbuskular
akar, dan komposisi komunitas pada pertanian rotasi. Appl Tanah
Ecol 89: 35-43.
Tabel 12.Pengaruh pemupukan organik dan anorganik terhadap Rasoulzadeh A, Yaghoubi A. 2010. Pengaruh kotoran sapi pada tanah
populasi tanaman, hasil biji, bobot 100 biji, dan bobot biji kedelai sifat fisik pada tanah lempung liat berpasir di Barat Laut Iran. J
galur Lokal Jateng/Sinabung-1036 di Vertisol di Stasiun Penelitian Lingkungan Pertanian Pangan 8 (2): 976-979.
Ngale, Ngawi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia Salahin N, Islam MS, Begum RA dkk. 2011. Pengaruh pengolahan tanah dan
pengelolaan hara terpadu terhadap sifat fisik dan hasil tanah
100 pada pola tanam tomat-kacang-t.aman. Intl J Sustain Crop Prod
Tanaman Benih Benih 6 (1): 58-62.
benih
Perlakuan hasil populasi bobot Sudarsono WA, Melati M, Aziz SA. 2013. Pertumbuhan, serapan hara, dan
bobot
(tanaman/ha) (t/ha)* (g/tanaman) produksi kedelai organik dengan aplikasi kotoran sapi. J Agron Indonesia
(g)
41 (3): 202-208. [Bahasa Indonesia]
Pupuk organik Syers, JK, Nyamudeza P, Ahenkorah Y. 2011. Nutrisi berkelanjutan
Tanpa pupuk organik 2.5 301080 a 2.60 b 19,21 dan 10,82 pengelolaan Vertisol. Dalam: Syers JK, Penning de Vries FWT,
t/ha kotoran sapi 298148 2.70 ab 18,84 a 11,54 a Nyamudeza P (eds.): Pengelolaan Vertisol yang Berkelanjutan.
5.0 t/ha kotoran sapi 293596 2.60 b 19,32 a 11,37 Persidangan IBSRAM No. 20.
2,0 t/ha Santap NM2 317670 2.81 a 19.08 12.07 Yamika WSD, Ikawati KR. 2012. Kombinasi anorganik dan organik
pupuk meningkatkan hasil produksi kedelai. Pertanian Berkelanjutan
ZA + SP-36 + KCl (kg/ha) 0 Amerika-Eurasia J 6 (1): 14-17.
+0+0 297608 dan 2,64 a 18,86 10,72 b Zainal M, Nugroho A, Suminarti NE. 2014. Respon nitrogen
50 + 50 + 100 303.704 a 2.69 a 19,25 a 12,53 pemupukan dan pemupukan ayam pada berbagai tingkat pertumbuhan
50 + 150 + 50 314429 2.62 a 19,23 a 11,49 ab dan hasil kedelai [Glisin maks(L.) Merrill]. J Produksi Tanaman 2(6):
50 + 150 + 100 294753 2.76 a 19.10 a 11.06 b 484-490. [Bahasa Indonesia]
Interaksi n * ns ns Zhang W, Xu M, Wang B, Wang X. 2008. Karbon organik tanah, total
CV (%) 11.33 8.19 5,57 13,47 nitrogen, dan hasil biji-bijian di bawah pemupukan jangka panjang di
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda pada suatu tanah merah dataran tinggi Cina selatan. Nutr Cycl Agroekosyst 84 (1):
59-69. Zhang W, Gu T, Wang W, Zhang B, Lin X, Huang Q, Shen W. 2010. The
kolom berbeda nyata menurut uji LSD (P<0,05). (*) pada
pengaruh pupuk mineral dan pupuk organik pada komunitas dan
kelembaban 12%.
keanekaragaman mikroba tanah. Tanah Tanaman 326 (1-2): 511-522.

Anda mungkin juga menyukai