ABSTRAK
Permintaan kedelai di Rokan Hulu terus meningkat seiring dengan bertambahnya
penduduk dan semakin beranekaragam produk berbahan dasar kedelai, meningkatnya jumlah
permintaan kedelai tidak diiringi dengan produksi yang dihasilkan oleh petani di Rokan
Hulu, hal ini disebabkan oleh berkurangnya luas lahan yang dapat ditanami kedelai dan
tingkat kesuburan tanah rendah maka perlu dilakukan usaha usaha ke arah peningkatan
produksi kedelai, diharapkan dengan Pengunaan solid kelapa sawit dapat meningkatkan
produksi kedelai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa
dosis solid kelapa sawit terhadap pertumbuhan tanaman kedelai, hasil penelitian ini dilihat
dari hasil uji jarak berganda Duncan (DMRT α 5%). Pemberian kompos solid terhadap
pertumbuhan kedelai memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, diameter
batang, umur bunga, jumlah polong bernas sedangkan yang berbeda nyata adalah jumlah
biji/tanaman sampel dan bobot biji/tanaman sampel dengan dosis terbaik 360 g/plot.
0.57 0.54
0.6 0.8 0.52 akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Sesuai pernyataan Hansen dkk., (2017)
(cm)
0.4
bahwa kalium mempunya fungsi penting
0.2
dalam menguatkan tanaman dan proses
0 fisiologi tanaman serta berperan dalam
A0 A1 A2 A3 A4 proses metabolisme dan mempunyai
Perlakuan pengaruh dalam absorbsi hara, transpirasi
dan kerja enzim serta translokasi
Gambar 4.2 Rerata diameter batang karbohidrat.
tanaman kedelai (Glycine
Max (L) Merril) dengan
perlakuan pemberian beberapa Umur Berbunga Tanaman Kedelai
dosis solid kelapa sawit. Pengamatan umur tanaman
berbunga dihitung sejak tanaman mulai
berbunga sampai tanaman berbunga 50% serap tanaman. Hal ini sesuai pendapat
dari jumlah populasi pada setiap plot. Rozak (2015) yang menyatakan bahwa
Pemberian beberapa dosis solid kelapa secara umum dried decanter solid akan
sawit memberikan pengaruh tidak berbeda melapuk dalam waktu 6 minggu. Astuti
nyata terhadap umur berbunga tanaman (2000) yang menyatakan bahwa Faktor
kedelai. faktor utama yang mempengaruhi laju
dekomposisi bahan organik, yaitu jenis dan
40 39.6 ukuran partikel bahan organik, jenis dan
Umur Berbunga (hari)
60 51.83
tanaman kacangkacangan yang ditanam
45.87 pada tanah yang mengandung rhizobium
41.2
35.5
40 alam akan mengalami pembintilan oleh
beberapa strain rhizobium yang tidak
20
efektif maupun yang efektif. pola
0 efektivitas populasi rhizobium alam dalam
AO A1 A2 A3 A4 tanah mengikuti sebaran normal dengan
Perlakuan rata-rata efektivitas hanya sekitar 50% dari
efektivitas strain rhizobium inokulum yang
Gambar 4.4 Rerata jumlah polong terseleksi.
tanaman sampel tanaman
Hasil penelitian Kurniawan et al
kedelai (Glycine Max (L)
Merril) dengan perlakuan 2014, peran unsur hara P dapat
pemberian beberapa dosis solid dimanfaatkan oleh tanaman secara
kelapa sawit. optimal untuk peningkatan jumlah polong
kedelai. Tinggi nya jumlah polong
Berdasarkan Gambar 4.4 di atas pertanaman pada perlakuan kompos solid
dapat dilihat bahwa pemberian solid kelapa 30 ton/ha + 100 % pupuk anorganik
sawit dengan A3 (360 g/plot) cenderung karena kandungan unsur hara makro
perlakuan terbaik dari perlakuan A0 dengan seperti P dan K pada pupuk kompos
rerata berat polong 73,53 g/tanaman. kompos solid yang mampu memacu
Penambahan solid kelapa sawit pada pertumbuhan generatif tanaman kedelai.
perlakuan A3 dibandingkan dengan Semakin tinggi K maka pembentukan dan
perlakuan A0 terdapat peningkatan berat pengisian polong semakin sempurna
polong yaitu 73,53 g/tanaman. (Hanibal et al, 2001).
Pertumbuhan pada perlakuan A3 lebih baik
dikarenakan kandungan yang terdapat pada Jumlah Biji /tanaman Sampel
pupuk solid kelapa sawit pada dosis
360/plot dapat memenuhi kebutuhan unsur
Jumlah biji tanaman sampel dapat
hara pada tanaman kedelai. Kandungan
dihitung dengan menghitung jumlah biji
unsur hara P pada pupuk kompos solid
pertanaman sampel dilakukan setelah
yaitu sebesar 2,19 yang dapat memacu
mendapatkan jumlah bernas pertanaman.
pertumbuhan bunga dan polong. Hal ini
Pemberian beberapa dosis solid kelapa
Solid tidak mampu mempengaruhi keadaan
sawit memberikan pengaruh berbeda nyata
Rhizobium agar efektif seluruhnya
terhadap jumlah polong tanaman kedelai
sehingga sebagian dari bintil akar yang
(Glycine max (l) Merrill).
telah terbentuk tidak mampu menambat N
dari udara. Hal ini sesuai pendapat dari
Suryantini (2012) yang menyatakan bahwa
Populasi rhizobium dalam tanah dapat
akan meningkatkan aktifitas biologi tanah
45
Jumlah Biji / Pertanaman (Biji) 40 a dalam membantu proses dekomposisi.
40
Proses dekomposisi yang baik akan
35
meningkatkan ketersediaan hara bagi
30 27.5 ab
25.7 ab tanaman, sehingga aktifitas metabolisme
23.6 ab 24.1 ab
25
terutama proses fotosintesis menjadi
20
meningkat dan fotosintat yang dihasilkan
15
akan ditranslokasikan untuk pembentukan
10
polong juga meningkat. Penambahan atau
5
penurunan dosis solid dapat menurunkan
0
jumlah polong.
A0 A1 A2 A3 A4
Perlakuan
Bobot Biji/tanaman Sampel
Permadi, A. H., A. Wasito, dan E. Sumiati. Utomo, B.N. dan E. Widjaja. 2004. Limbah
2019. Morfologi danPertumbuhan padat pengolahan minyak
30 sawit
Kentang. Balai Penelitian sebagai sumber nutrisi ternak
Hortikultura. Lembang. ruminansia. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
23(1):22-28. Badan Penelitian dan
Rismunandar, 2019. Hormon Tanaman dan Pengembangan Pertanian.
Ternak. Penebar swadaya. Jakarta. Departemen Pertanian. Bogor.