Anda di halaman 1dari 11

PEMANFAATAN SOLID KELAPA SAWIT DALAM

MENINGKATKANPERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN


KEDELAI(Glycine Max (L) Merril)
Asri dibimbing oleh Ir. Edward Bahar, MP., Ph.D Dan Zulputra, SP. M.Si
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengaraian
Email : asriskpa123@gmail.com

ABSTRAK
Permintaan kedelai di Rokan Hulu terus meningkat seiring dengan bertambahnya
penduduk dan semakin beranekaragam produk berbahan dasar kedelai, meningkatnya jumlah
permintaan kedelai tidak diiringi dengan produksi yang dihasilkan oleh petani di Rokan
Hulu, hal ini disebabkan oleh berkurangnya luas lahan yang dapat ditanami kedelai dan
tingkat kesuburan tanah rendah maka perlu dilakukan usaha usaha ke arah peningkatan
produksi kedelai, diharapkan dengan Pengunaan solid kelapa sawit dapat meningkatkan
produksi kedelai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa
dosis solid kelapa sawit terhadap pertumbuhan tanaman kedelai, hasil penelitian ini dilihat
dari hasil uji jarak berganda Duncan (DMRT α 5%). Pemberian kompos solid terhadap
pertumbuhan kedelai memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, diameter
batang, umur bunga, jumlah polong bernas sedangkan yang berbeda nyata adalah jumlah
biji/tanaman sampel dan bobot biji/tanaman sampel dengan dosis terbaik 360 g/plot.

Kata kunci : Solid, Kompos, Kedelai

PENDAHULUAN Produksi kedelai nasional rendah


Kedelai (Glycine max L. Merrill) dikarenakan luas panen kedelai yang
merupakan tanaman penghasil biji-bijian, rendah, disamping itu juga disebabkan oleh
termasuk salah satu komoditas tanaman sistem budidaya tanaman kedelai dan
pangan yang bergizi serta memiliki banyak pengelolaan unsur hara yang belum optimal
manfaat sebagai makanan, bahan baku berdampak pada produksi kedelai.Kedelai
industri dan pakan ternak. Biji kedelai merupakan tanaman pangan utama yang
mengandung gizi yang tinggi terutama bernilai gizi yang tinggi dan juga salah satu
kandungan protein nabati, disamping itu, komoditi primer yang banyak dibutuhkan
kandungan asam amino kedelai termasuk masyarakat dan dibuat berbagai produk
yang paling lengkap. Kebutuhan kedelai makanan seperti tahu tempe, susu kedelai,
dalam negeri semakin meningkat sehingga kecap, touco. Produk olahan lainnya yang
Indonesia masih mengimpor kedelai setiap banyak mengandung protein dan lemak
tahunnya hampir 3.000.000 ton/tahun. Hal nabati selain itu juga digunakan untuk
ini terjadi karena rendahnya produksi pakan ternak. Sehubungan dengan itu
kedelai dalam negeri. Luas panen kedelai kedelai mempunyai peranan yang sangat
nasional tahun 2019 adalah 840.350 ha penting dalam perekonomian di Indonesia.
dengan produksi 3.005.000 ton (Cahyono, Menurut Dinas Tanaman Pangan dan
2017). Kebutuhan kedelai nasional pada Hortikultura Kabupaten Rokan Hulu
tahun yang sama sekitar 5 juta ton/tahun. (2017), produksi kedelai tahun 2013
produksi di Kabupaten Rokan Hulu sebesar dilepaskan dari decanter yang terdiri dari
939.48 ton/tahun, tahun 2014 mengalami lumpur dengan kelembaban tinggi. Solid
kenaikan yaitu 1.065.24 ton/tahun, di tahun mentah memiliki warna cokelat dan masih
2015 mengalami penurunan yaitu 768.53 mengandung minyak CPO sekitar 1,5%
ton/tahun, pada tahun 2016 mengalami (Pahan, 2018).
kenaikan yaitu 2.010.79 ton/tahun dan pada Pupuk organik Limbah Padat Pabrik
tahun 2017 mengalami penurunan yaitu Kelapa Sawit (LPPKS) memiliki unsur hara
881.34 ton/tahun. Ketersediaan kedelai di lengkap namun lambat tersedia bagi
pasar cendrung mengalami permasalahan. tanaman sedangkan pupuk anorganik unsur
Komsumsi kedelai di masyarakat Indonesia haranya cepat tersedia karena sifatnya yang
dipastikan akan terus meningkat setiap mudah larut dan kandungannya juga
tahun sehubungan dengan bertambahnya tinggi.Berdasarkan hasil analisis di atas
populasi penduduk, peningkatan kandungan Phospor (P) pada Limbah Padat
pendapatan perkapita, kesadaran Pabrik Kelapa Sawit (LPPKS) masih
masyarakat akan gizi makanan. tergolong rendah sehingga perlu dilakukan
Kedelai memiliki manfaat yang penambahan pupuk anorganik salah
sangat banyak bagi kesehatan manusia dan satunya pupuk NPK. Menurut Lingga dan
kebutuhannya terus meningkat maka perlu Marsono (2016), unsur Phospor (P) dapat
dilakukan usaha-usaha kearah peningkatan merangsang pertumbuhan akar tanaman,
produksi baik secara intensifikasi maupun mempercepat pembungaan, pemasakan biji
secara ekstensifikasi. Upaya intensifikasi dan buah serta berperan dalam proses
dapat dilakukan dengan menerapkan fotosintesis. Kelebihan pupuk NPK yaitu
tindakan budidaya yang tepat yaitu dengan satu kali pemberian pupuk dapat
penggunaan pupuk secara anorganik. mencakup beberapa unsur hara sehingga
Pemupukan dapat dilakukan melalui lebih efisien dalam penggunaan bila
penggunaan pupuk organik dan anorganik dibandingkan dengan pupuk tunggal.
secara optimal. Pemupukan merupakan Dari hasil penelitian Panjaitan (2018)
salah satu kegiatan utama dalam diperoleh bahwa penggunaan solid yang
pemeliharaan tanaman untuk mendapatkan dikombinasikan dengan pupuk NPK dapat
pertumbuhan dan produksi yang optimal. mengurangi penggunaan pupuk NPK
Novizan, (2017) menyatakan pemupukan sampai dengan 25% dari dosis pupuk
dapat dilakukan melalui pemberian pupuk anorganik yang dianjurkan pada pembibitan
organik maupun anorganik. Pemanfaatan kelapa sawit. Okalia, Nopsagiarti dan
pupuk organik dapat memperbaiki sifat Rover (2017) menyatakan bahwa dari hasil
fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk penelitian pada kacang kedelai dengan
organik yang dapat digunakan salah menggunakan kompos solid kelapa sawit
satunya yaitu pemanfaatan solid. Solid pada dosis 360 g/plot dapat meningkatkan
adalah limbah padat dari proses pengolahan tinggi tanaman (34,39 cm), jumlah daun
buah kelapa sawit menjadi minyak mentah (10,89 helai) dan berat buah tanaman
kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) kedelai (107,78 gr/tanaman) bila
yang memakai sistem decanter. Decanter dibandingkan dengan tanpa pemberian
digunakan untuk memisahkan fase cair kompos solid kelapa sawit.
(minyak dan air) dari fase padat sampai
partikel ± partikel terakhir. Solid
METODE PENELITIAN Apabila uji analisis ragam
Penelitian ini telah dilakukan dari menunjukkan pengaruh yang nyata maka
bulan Februari 2021 sampai dengan Mei dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf α
2021 di Kebun PercobaannProgram Studi = 5%
Agroteknologi Fakultas Pertanian Pembersihan Lahan
Universitas Pasir Pengaraian Kecamatan
Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu. Lahan yang digunakan untuk
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu dibersihkan
penelitian ini adalah varietas kedelai dari rerumputan, kemudian dilakukan
Anjasmoro, solid kelapa sawit, pupuk NPK pengolahan tanah dengan menggunakan
sebagai pupuk dasar. Insektisida dan cangkul kemudian tanah dihaluskan setelah
fungisida yang digunakan dalam penelitian itu diratakan dengan membuat plot- plot
ini adalah Curacron (profenofos 500 g/l) berukuran 1x1,5meter, jarak antar tanaman
dan. Dithene M-45 (Mankozeb 80%). 30 x 40 cm sedangkan jarak antar bedengan
Peralatan yang digunakan adalah meteran, 50 cm. Sebagai pupuk dasar digunakan
timbangan digital, jangka sorong,parang, pupuk kandang kambing,pemberian
cangkul, gunting, pisau, pancak sampel, dilakukan 2 minggu sebelum tanam dengan
plastik transparan, tali dan alat tulis yang dosis 3,7 kg/plot yang di aduk merata
menukung penelitian ini. dengan tanah.
Penanaman
Rancangan Acak Kelompok (RAK) Penanaman dilakukan secara
dengan 5 perlakuan, masing-masing manual dengan cara ditugal dengan
perlakuan ada 3 kelompok tanaman, yang kedalaman 2-3 cm,kemudian setiap lubang
diisi dengan dua benih kedelai dan di tutup
mana setiap plot terdiri dari 12 tanaman.
dengan tanah. Penanaman dilakukan di pagi
Adapun perlakuan sebagai berikut: hari mulai pukul 8.00 WIB dan juga bisa
A0 = tanpa pemberian Solid kelapa sawit sore hari mulai pukul 16.00 WIB.
A1 = pemberian solid dengan dosis 160
g/plot, A2 = pemberian solid dengan Aplikasi Solid Kelapa Sawit
dosis260 g/plot, A3= pemberian solid Aplikasi solid kelapa sawit dilakukan
dengan dosis 360 g/plot,A4= pemberian dengan cara memasukkan solid kedalam
solid dengan dosis 460 g/plot setiap lubang yang akan ditanam kedelai 2
Adapun model linier untuk Rancangan minggu sebelum penanamam sesuai dengan
Acak Lengkap (RAK) adalah sebagai dosis yang telah di rancang. Penyiraman
berikut: dilakukan pada pagi hari jam 8.00 – 9.00
Yij = μi + i + εij WIB dimulai pada umur tanaman 10 hari
Keterangan: setelah tanam (HST) dengan interval waktu
i : 1, 2, … , t dan j = 1, 2, … , r 10 harisekalisampaitanaman berumur 42
Yij : Pengamatan pada perlakuan ke- HST.
i dan ulangan ke-j Pemupukan
μ : Rata-rata umum
Pemupukan di lakukan dengan
i : Pengaruh perlakuan ke-i
pupuk Urea (15,6 g/tanaman), TSP ( 9,96
εij : Pengaruh acak pada perlakuan
g/tanaman) dan KCl (15,6 g/tanaman) yang
ke-i dan ulangan ke-j
diberikan pada saat umur tanaman 20 HST
dan 30 HST dengan cara tugal dengan jarak 60 50.6 51.4

Tinggi tanaman (cm)


tugal 10 cm dari tanaman kedelai. 46.8 47.3
50 41.1
40
Pengendalian hama dan penyakit 30 24.2 26.7 25.3 26.1 24.7
17.4 17.4
Untuk melindungi serangan hama 20 18.03 16.8 16.7
dilakukan penyemprotan dengan 10
menggunakan insektisida Curacron 1,0 0
AO AI A2 A3
ml/liter air, diberikan pada saat tanaman
A4
terkena serangan hama dan penyakit, untuk
Perlakuan
melindungi tanaman dari penyakit tanaman 21 HST 27 HST 34 HST
dilakukan penyemprotan dengan
menggunakan fungisida Dhitane M-45
dengan dosis 2 g/liter air untuk pencegahan Gambar 4.1. Rerata tinggi tanaman
penyemprotan dilakukan 2 minggu sekali. kedelai(Glycine Max (L) Merril)
dengan perlakuan pemberian beberapa
Panen dosis solid kelapa sawit.
Panen dilakukan apabila 75% dari
populasi yang ada pada setiap plot Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pemberian
menunjukkan kreteria panen yaitu daun solid kelapa sawit pada setiap umur
telah menguning dan rontok,polong kering menunjukkan peningkatan tinggi tanaman
berwarna coklat serta batang tanaman kedelai. Pemberian dosis solid kelapa sawit
kedelai mulai mengering. Panen dilakukan pada perlakuan A3 Pada umur 34 HST
pada saat matahari cerah,dengan cara lebih tinggi peningkatan tinggi tanaman
memotong pangkal batang kedelai tersebut kedelai bila dibandingkan dengan
dengan menggunakan sabit. Hasil setiap perlakuan A0, A1, A2, A4 pada umur 21
plot dipisahkan untuk dijadikan hasil HST hal ini disebabkan karna pada umur
perlakuan,kemudian dijemur pada saat 34 HST dengan dosis A3 (360 g/plot )
matahari terik untuk memudahkan sudah dapat meningkatkan tinggi tanaman
pelepasan biji dari polong kedelai tersebut. meskipun tidak berbeda nyata
Hal ini berkaitan dengan kandungan
HASIL DAN PEMBAHASAN N pada kompos solid yang tinggi dimana
diketahui bahwa jumlah kandungan N
Tinggi Tanaman Kedelai
sangat mempengaruhi tinggi bibit. Sesuai
Hasil uji F pada analisis sidik ragam dengan pernyataan Daryadi dkk., (2017)
menunjukkan bahwa pemberian solid yang menyatakan bahwa nitrogen dalam
kelapa sawit memberikan pengaruh tidak jumlah yang cukup berperan dalam
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman mempercepat pertumbuhan tanaman secara
pada umur 21, 27 dan 34 HST, hal ini dapat keseluruhan, khususnya pada tahap
dilihat pada tanaman pertumbuhan vegetatif, yaitu batang, tunas
dan juga daun. Nitrogen juga berfungsi
untuk merangsang pertunasan dan
penambahan tinggi tanaman. Pada
pemberian kompos solid, semakin
meningkatnya konsentrasi yang diberikan
maka ketersediaan unsur N, P, dan K yang Berdasarkan Gambar 4.2 Rata-rata
terdapat pada kompos solid dimanfaatkan diameter batang pertanaman Sampel
oleh bibit kakao untuk meningkatkan memberikan hasil yang tidak berbeda
pertumbuhan tinggi bibit. Hal ini sesuai nyata terhadap diameter batang tanaman
dengan pernyataan Rajagukguk dkk., kedelai, diameter batang tanaman kedelai
(2014) bahwa Nitrogen merupakan salah (Glycine Max (L) Merril) umur 92 HST,
satu unsur penyusun klorofil, Apabila cenderung lebih tinggi pada perlakuan A3
serapan N meningkat, maka kandungan (360 g/plot) yaitu 0.65 cm sedangkan hasil
klorofil juga meningkat sehingga terendah adalah pada perlakuan A0 (0
fotosintesis yang dihasilkan serta g/plot) yaitu 0.8 cm. Memberikan hasil
dialokasikan klorofil ke pertumbuhan yang tidak berbeda nyata terhadap diameter
tanaman juga meningkat. Fosfor berperan batang tanaman kedelai, hal ini diduga
dalam reaksi fase gelap fotosintesis, karena kedelai memerlukan waktu yang
respirasi dan berbagai proses metabolisme relatif lama untuk meningkatkan diameter
lainnya. Kalium berperan sebagai aktivator batang, sehingga umur yang singkat pada
dari berbagai enzim yang esensial dalam pengamatan tidak menunjukkan hasil yang
reaksi fotosintesis dan respirasi serta dalam nyata. Hal ini sejalan dengan pernyataan
proses pembentukan protein dan pati Hakim dkk., (2019) yang menyatakan
Diameter Batang bahwa umur tanaman sangat
mempengaruhi ukuran diameter batang.
Pengukuran diameter batang Seiring meningkatnya umur pada tanaman,
dilakukan dengan menggunakan jangka diduga akan mempengaruhi ukuran
sorong digital.Pengambilan diameter ini diameter batang. Umur tanaman yang
pada saat tanaman muncul bunga pertama pendek akan menghasilkan diameter yang
dengan cara mengukur dari leher tanaman kecil dan sebaliknya pada umur tanaman
yang terdapat dibagian batas permukaan yang panjang akan menghasilkan diameter
tanah .Pemberian beberapa dosis solid yang besar. Perbesaran diameter batang
kelapa sawit memberikan pengaruh tidak juga dipengaruhi oleh ketersediaan unsur
berbeda nyata terhadap diameter batang kalium karena kalium merupakan unsur
tanaman kedelai (Glycine max (l) Merrill).
hara yang diserap dalam jumlah yang sama
0.8 dengan nitrogen. Jika kekurangan kalium
0.65
Diameter Batang

0.57 0.54
0.6 0.8 0.52 akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Sesuai pernyataan Hansen dkk., (2017)
(cm)

0.4
bahwa kalium mempunya fungsi penting
0.2
dalam menguatkan tanaman dan proses
0 fisiologi tanaman serta berperan dalam
A0 A1 A2 A3 A4 proses metabolisme dan mempunyai
Perlakuan pengaruh dalam absorbsi hara, transpirasi
dan kerja enzim serta translokasi
Gambar 4.2 Rerata diameter batang karbohidrat.
tanaman kedelai (Glycine
Max (L) Merril) dengan
perlakuan pemberian beberapa Umur Berbunga Tanaman Kedelai
dosis solid kelapa sawit. Pengamatan umur tanaman
berbunga dihitung sejak tanaman mulai
berbunga sampai tanaman berbunga 50% serap tanaman. Hal ini sesuai pendapat
dari jumlah populasi pada setiap plot. Rozak (2015) yang menyatakan bahwa
Pemberian beberapa dosis solid kelapa secara umum dried decanter solid akan
sawit memberikan pengaruh tidak berbeda melapuk dalam waktu 6 minggu. Astuti
nyata terhadap umur berbunga tanaman (2000) yang menyatakan bahwa Faktor
kedelai. faktor utama yang mempengaruhi laju
dekomposisi bahan organik, yaitu jenis dan
40 39.6 ukuran partikel bahan organik, jenis dan
Umur Berbunga (hari)

jumlah mikroorganisme, ketersediaan C, N,


39
38.2 38 P dan K, kelembaban tanah, temperatur, pH
37.9
38 dan aerasi. Sesuai dengan penelitian Okalia
36.9
37 et al (2017), mengatakan semakin tinggi
36
pemberian dosis kompos solid yang
diberikan maka sumbangan bahan organik
35
pada tanah juga lebih tinggi. Peningkatan
A0 A1 A2 A3 A4
C-organik tanah yang diberikompos solid
Perlakuan
30 ton/ha lebih tinggi dibandingkan dengan
Gambar 4.3 Rerata umur berbunga kompos solid 20 ton/ha dan 10 ton/ha.
tanaman kedelai (Glycine Meskipun solit kelapa sawit mengandung
Max (L) Merril) dengan C-organik yang lebih tinggi namun, jika
perlakuan pemberian dosis kecil dari 20 ton/ha maka kandungan
beberapa dosis solid kelapa C-organik tanahnya belum dapat
sawit. meningkatkan kriteria C-organik tanah dan
kandungan c-organik tanahnya juga akan
Gambar 4.3 di atas menunjukkan
lebih rendah. Menurut penelitian Fitriatin,
bahwa hasil sidik ragam pemberian
Yuniarti, Turmuktini dan Ruswandi (2014)
beberapa dosis tanaman kedelai tidak
mengatakan tanah Ultisol merupakan tanah
berpengaruh nyata terhadap umur berbunga
yang memiliki keasaman tanah, bahan
tanaman kedelai. Umur berbunga tanaman
organik rendah dan nutrisi makro rendah
kedelai pada 92 HST cenderung lebih cepat
dan memiliki ketersediaan P sangat rendah
diperoleh pada perlakuan A3 (pemberian
Sesuai dengan penelitian Okalia et al
solid kelapa sawit dengan dosis 360 g/plot)
(2017), mengatakan semakin tinggi
yaitu 36 hari sedangkan hasil terlama
pemberian dosis kompos solid yang
adalah pada perlakuan A4 (pemberian solid
diberikan maka sumbangan bahan organik
kelapa sawit dengan dosis 460 g/plot) yaitu
pada tanah juga lebih tinggi.
39 hari.
Umur berbunga tercepat yang
Jumlah Polong Bernas Tanaman
terjadi pada perlakuan A3 disebabkan
Kedelai
karena unsur hara yang didapat didalam
Jumlah polong tanaman sampel
tanah mampu memenuhi kebutuhan hara
dapat dihitung pada jumlah polong
pada tanaman kedelai. Hal ini diduga
pertanaman dengan cara mengambil polong
proses pelapukan dried decanter solid yang
tanaman sampel kemudian dipilih polong
belum sempurna sehingga ketersediaan
yang bernas. Pemberian beberapa dosis
unsur hara dari solid belum mampu di
solid kelapa sawit memberikan pengaruh
tidak berbeda nyata terhadap jumlah terdiri atas satu kisaran strain dari yang
polong tanaman kedelai. tidak efektif hingga sangat efektif.
Rhizobium yang tidak efektif dapat
membentuk bintil (infektif) namun tidak
80 73.53
mampu menambat N. Dengan demikian
Jumlah polong (Polong)

60 51.83
tanaman kacangkacangan yang ditanam
45.87 pada tanah yang mengandung rhizobium
41.2
35.5
40 alam akan mengalami pembintilan oleh
beberapa strain rhizobium yang tidak
20
efektif maupun yang efektif. pola
0 efektivitas populasi rhizobium alam dalam
AO A1 A2 A3 A4 tanah mengikuti sebaran normal dengan
Perlakuan rata-rata efektivitas hanya sekitar 50% dari
efektivitas strain rhizobium inokulum yang
Gambar 4.4 Rerata jumlah polong terseleksi.
tanaman sampel tanaman
Hasil penelitian Kurniawan et al
kedelai (Glycine Max (L)
Merril) dengan perlakuan 2014, peran unsur hara P dapat
pemberian beberapa dosis solid dimanfaatkan oleh tanaman secara
kelapa sawit. optimal untuk peningkatan jumlah polong
kedelai. Tinggi nya jumlah polong
Berdasarkan Gambar 4.4 di atas pertanaman pada perlakuan kompos solid
dapat dilihat bahwa pemberian solid kelapa 30 ton/ha + 100 % pupuk anorganik
sawit dengan A3 (360 g/plot) cenderung karena kandungan unsur hara makro
perlakuan terbaik dari perlakuan A0 dengan seperti P dan K pada pupuk kompos
rerata berat polong 73,53 g/tanaman. kompos solid yang mampu memacu
Penambahan solid kelapa sawit pada pertumbuhan generatif tanaman kedelai.
perlakuan A3 dibandingkan dengan Semakin tinggi K maka pembentukan dan
perlakuan A0 terdapat peningkatan berat pengisian polong semakin sempurna
polong yaitu 73,53 g/tanaman. (Hanibal et al, 2001).
Pertumbuhan pada perlakuan A3 lebih baik
dikarenakan kandungan yang terdapat pada Jumlah Biji /tanaman Sampel
pupuk solid kelapa sawit pada dosis
360/plot dapat memenuhi kebutuhan unsur
Jumlah biji tanaman sampel dapat
hara pada tanaman kedelai. Kandungan
dihitung dengan menghitung jumlah biji
unsur hara P pada pupuk kompos solid
pertanaman sampel dilakukan setelah
yaitu sebesar 2,19 yang dapat memacu
mendapatkan jumlah bernas pertanaman.
pertumbuhan bunga dan polong. Hal ini
Pemberian beberapa dosis solid kelapa
Solid tidak mampu mempengaruhi keadaan
sawit memberikan pengaruh berbeda nyata
Rhizobium agar efektif seluruhnya
terhadap jumlah polong tanaman kedelai
sehingga sebagian dari bintil akar yang
(Glycine max (l) Merrill).
telah terbentuk tidak mampu menambat N
dari udara. Hal ini sesuai pendapat dari
Suryantini (2012) yang menyatakan bahwa
Populasi rhizobium dalam tanah dapat
akan meningkatkan aktifitas biologi tanah
45
Jumlah Biji / Pertanaman (Biji) 40 a dalam membantu proses dekomposisi.
40
Proses dekomposisi yang baik akan
35
meningkatkan ketersediaan hara bagi
30 27.5 ab
25.7 ab tanaman, sehingga aktifitas metabolisme
23.6 ab 24.1 ab
25
terutama proses fotosintesis menjadi
20
meningkat dan fotosintat yang dihasilkan
15
akan ditranslokasikan untuk pembentukan
10
polong juga meningkat. Penambahan atau
5
penurunan dosis solid dapat menurunkan
0
jumlah polong.
A0 A1 A2 A3 A4
Perlakuan
Bobot Biji/tanaman Sampel

Bobot Biji/tanaman sampel dapat


dihitung dengan cara menghitung jumlah
Gambar 4.5 Rerata Jumlah biji biji pertanaman sampel dilakukan setelah
tanaman sampel tanaman
mendapatkan jumlah polong bernas
kedelai (Glycine Max (L)
Merril) dengan perlakuan pertanaman dengan cara membuka polong
pemberian beberapa dosis solid tanaman lalu dihitung pertanaman
kelapa sawit. sampel.Pemberian beberapa dosis solid
kelapa sawit memberikan pengaruh berbeda
Berdasarkan Gambar 4.5 di atas nyata terhadap bobot biji tanaman kedelai
menunjukan jumlah biji tanaman kedelai (Glycine max (l) Merrill).
(Glycine Max (L) Merril) dengan
pemberian beberapa dosis solid kelapa 59 58.4 aa
Berat Biji / Pertanaman (

sawit memberikan pengaruhnyata. Jumlah 58


biji tanaman kedelai (Glycine Max (L) 57
56 55.6 aa
Merril) umur 92 HST, cenderung lebih
Biji )

banyak pada perlakuan A3 (360 g/plot) 55


53.8
54 53.6 ab 53.6 ab
yaitu 40 biji sedangkan hasil terendah
53
adalah pada perlakuan A0 (0 g/plot) yaitu 52
23,6 biji. Hal ini diduga dengan perlakuan 51
tersebut kondisi tanah lebih gembur akibat A0 A1 A2 A3 A4
penambahan solid sehingga ginofor mudah Perlakuan
menembus (masuk) ke dalam tanah.
Gambar 4.6 Rerata bobot biji tanaman
kedelai (Glycine Max (L)
AAK (1993) menambahkan tanah yang
Merril) dengan perlakuan
gembur akan mempermudah pemberian beberapa dosis solid
ginoformenembus lapisan tanah dan kelapa sawit.
mempertinggi persentase ginofor
berkembang membentuk polong. Thabrani Berdasarkan Gambar 4.6 Rata-rata
(2011) menyatakan bahwa bahan organik berat biji pertanaman Sampel memberikan
hasil yang berbeda nyata terhadap bobot
biji tanaman kedelai, Jumlah biji tanaman
kedelai (Glycine Max (L) Merril) umur 92
HST, cenderung lebih banyak pada DAFTAR PUSTAKA
perlakuan A3 (360 g/plot) yaitu 58.4 g
sedangkan hasil terendah adalah pada Abdurrahman A, Adiningsih JS, Nursyamsi
perlakuan A0 (0 g/plot) yaitu 53.6 g. D. 2016. Konsep Mutu Pupuk
Memberikan hasil yang berbeda nyata untuk Pertanian. Prosiding
terhadap bobot biji tanaman kedelai, Seminar Nasional Pendayagunaan
adanya pengaruh perlakuan menunjukkan Sumberdaya Tanah, Iklim dan
bahwa kandungan hara yang terdapat pada Pupuk. Cipayung Bogor. Pusat
auksin mampu meningkatkan bobot biji Penelitian dan pengembangan
pada tanaman kedelai. Unsur P sangat Agroklimat Badan Penelitian dan
penting dalam dalam proses pembentukan Pengembangan Pertanian, Deptan.
biji. Kacangan-kacangan membutuhkan
unsur hara P dalam jumlah yang besar pada Adie, M.M. & A. Krisnawati, 2017. Biologi
saat berbunga dan saat pembentukan biji Tanaman Kedelai, dalam
Khalil (2000). Hal ini tidak sejalan dengan Sumarno, Suyamto, A. Widjono,
Azyyati (2016) yang menyatakan bahwa Hermanto dan H. Kasim (Eds.)
pemberian konsentrasi pupuk organik cair Kedelai: Teknik Produksi dan
berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biji Pengembangan. Pusat Penelitian
tanaman kedelai dan Pengembangan Tanaman
Hal ini diduga dengan perlakuan Pangan.Badan Penelitian dan
tersebut kondisi tanah lebih gembur akibat Pengembangan Pertanian. Bogor
penambahan solid sehingga ginofor mudah
menembus (masuk) ke dalam tanah.Adanya Adisarwanto, T dan Wudianto R. 2018.
pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa Meningkatkan vhasil panen
kedelai Di Lahan Sawah Kering,
kandungan hara yang terdapat pada auksin
Pasang Surut. Penebar Swadaya,
mampu meningkatkan bobot biji pada Jakarta
tanaman kedelai. Unsur P sangat penting
dalam dalam proses pembentukan biji. Aji, D. S. K., Kusumawati, E., & Rahardjo,
Kacangan-kacangan membutuhkan unsur S. (2016). Analisis Faktor-Faktor
hara P dalam jumlah yang besar pada saat Yang Berpengaruh Terhadap Pola
berbunga dan saat pembentukan biji Khalil Asuh Ibu Balita Di Kabupaten
Banyumas (Studi Di Puskesmas
(2000).
Banyumas Dan Puskesmas Ii
Kembaran). Kesmas Indonesia:
Kesimpulan Jurnal Ilmiah Kesehatan
Masyarakat, 8(1), 1-15.
Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat disimpulkan bahwa pemberian
kompos solid terhadap pertumbuhan Astuti, A. 2000. Aktivitas proses
kedelai memberikan pengaruh tidak nyata dekomposisi berbagai bahan
terhadap tinggi tanaman, diameter batang, Organik dengan aktivator alami
umur bunga, jumlah polong bernas dan buatan. Prodi Agronomi, Fak.
Pertanian UMY. Yogyakarta.
sedangkan yang berbeda nyata adalah
jumlah biji/tanaman sampel dan bobot
biji/tanaman sampel dengan dosis terbaik
360 g/plot.
terhadap system tanam alur dan
Cahyono. B. 2017. Kedelai. CV. Semarang: pemberian jenis pupuk . Jurnsl
Aneka Ilmu. Departen Pertanian. Bul. Agrohorti 5(3): 342- 350.
2006 Statistik Tanaman Pangan
Jakarta: Direktur Jenderal
Tanaman Pangan. Syarat Tumbuh Lingga, P. Marsono. 2015. Petunjuk
Kedelai. penggunaan pupuk. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura


(2018) Manan A. 2015.Pengaruh pemberian kapur
dan pupuk kandang terhadap hasil
Fitriani, A. 2014. Pengaruh Pemberian kedelai (Glicyne max (L) Merril)
Pupuk Cair Limbah Organik varietas Orba dan Wilispada tanah
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Popsolik Merah Kuning Prosiding
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus Lokakarya Penelitian Komoditas
L.). Skripsi Fakultas Keguruan dan dan Studi Kusus. Bogor: Program
Ilmu Pendidikan Universitas Pascasarjana, Institut Pertanian
Bengkulu. Bengkulu. Bogor.

Hakim dkk., (2019). Pelatihan Pembuatan Muhidin.2016. Evaluasi toleransi beberapa


Kompos Organik Metode galur/varietas kedelai (Glycine
Keranjang Takakura sebagai max(L) Merril) terhadap cekaman
Solusi Penanganan Sampah di aluminium. Bogor: Program
Lingkungan Kost Pascasarjana, Institut Pertanian
Mahasiswa.Surabaya. Hal. 1-8. Bogor.

Hendriyani IS, dan Nantya S. 2019. Mustikawati,I.2017. Pengaruh Media


Kandungan Klorofil dan Tumbuh dan Frekuensi29 Pemberian
Pertumbuhan Kacang Panjang Pupuk Daun terhadap
(Vigna sinensis) pada Tingkat Pertumbuhan Bibit Nenas
Penyediaan Air yang Berbeda. (Ananascomosus (L.)Merril.)
Jurnal Sains dan matematika Vol Selama Aklimatisasi. Skripsi.
17 No.3 Program Studi Pemuliaan
Tanaman dan Teknologi Benih.
Fakultas Pertanian.IPB. Bogor. 43
Khalil, M. 2000. Penentuan waktu tanam hal.
kacang tanah dan dosis pupuk
posfat terhadap pertumbuhan, hasil
kacang tanah dan jagung dalam Pahan, I., 2006. Panduan Lengkap Kelapa
sistem tumpang sari. Agrista. Vol Sawit Manajemen Agribisinis dari
4, no 3 : 259-265. Hulu hingga Hilir. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Kurniawan, RM; Purnamawati, H; dan


Yudiwanti, WEK. 2017. Respon Panjaitan C. 2010. Pengaruh Pemanfaatan
pertumbuhan dan produksi kacang Kompos Solid dalam Media
tanah (Arachis hypogaea L.) Tanam dan Pemberian Pupuk
NPKMg (15:15:6:4) terhadap Suryantini, 2016. Formulasi bahan
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit pembawa pupuk hayati pelarut
(Elaeis guineensis Jacq) di Pre fosfat untuk kedelai di tanah
Nursery. Fakultas Pertanian masam. Buletin Palawija 14(1):
Universitas Sumatera Utara. 28-35. Balai Penelitian Tanaman
Medan. Aneka Kacang dan Umbi.

Permadi, A. H., A. Wasito, dan E. Sumiati. Utomo, B.N. dan E. Widjaja. 2004. Limbah
2019. Morfologi danPertumbuhan padat pengolahan minyak
30 sawit
Kentang. Balai Penelitian sebagai sumber nutrisi ternak
Hortikultura. Lembang. ruminansia. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
23(1):22-28. Badan Penelitian dan
Rismunandar, 2019. Hormon Tanaman dan Pengembangan Pertanian.
Ternak. Penebar swadaya. Jakarta. Departemen Pertanian. Bogor.

Rozak, Z. 2015. Memanfaatkan Limbah


Kelapa Sawit Sebagai Pupuk
Organik. .

Rukmana, R. 2016. Kedelai Budidaya dan


Pasca Panen.Konisius.
Yogyakarta

Ruswendi. 2008. Limbah Padat Pengolahan


Minyak Sawit. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Medan.

Sarawa,Nurmas Andi ,dan Dasril Aj Muh.


2016. Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Kedelai( Glycine max
(L.)Merril) Yang Diberi Pupuk
Guano Dan Mulsa Alang-Alang.
Kendari. Jurnal Agroteknos.2(2)
:97-105.

Septiatin, A. 2016. Meningkatkan Produksi


Kedelai di Lahan Kering, Sawah,
dan Pasang Surut.CV. Yrama
Widya. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai