Anda di halaman 1dari 7

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

KEDELAI (Glicyne
Glicyne max L. Merril)TERHADAP PEMBERIAN
PUPUK KANDANG KOTORAN WALET DAN
NPK MAJEMUK

Oleh

DESKA KRISTANTO
1741004P

UNVERSITAS BATURAJA
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
2020

1
RINGKASAN

DESKA KRISTANTO, Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman


Kedelai (Glicyne Max L.Merril)Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran
Walet Dan NPK Majemuk dibimbing oleh Ibu Dr. Susanti Diana, S.P.,M. Si
sebagai pembimbing pertama dan Ibu Dora Fatma N, S.P.,M. Si sebagai
pembimbing kedua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan ntuk
memperoleh takaran pupuk kotoran walet dan NPK yang terbaik bagi
pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan di lahan
percobaan Universitas Baturaja pada bulan November sampai dengan Januari
2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial.
Perlakuan yang dicobakan terdiri 2 faktor yaitu, pupuk kotoran walet yang terdiri
dari 3 taraf perlakuan, dan faktor pupuk NPK mutiara terdiri dari 4 taraf
perlakuan, sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan. Kombinasi perlakuan
yang diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 36 percobaan dan setiap
bedengan ditanam 20 tanaman dan 5 tanaman sampel. Dengan dosis pupuk guano
: W1 = 10 ton/ha (2 kg/petak), W2 = 20 ton/ha (4 kg/petak), W3 = 30 ton/ha (6
kg/petak), dan Pupuk Anorganik (NPK Mutiara) M1 = 100 kg/ha (0,4 g/tanaman),
M2 = 200 kg/ha (0,8 g/tanaman), M3 = 300 kg/ha (1,2 g/tanaman), M4 = 400
kg/ha (1,6 g/tanaman).
Peubah yang diamati tinggi tanaman (cm), berat kering tanaman /akar (g), jumlah
cabang produktif (buah), persentase polong isi (%), jumlah polong total/petak
(polong), bobot biji basah (g), bobot biji kering (g), bobot 100 biji. Berdasarkan
hasil penelitian respon pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glicyne max
l.) merril terhadap pemberian pupuk kandang kotoran walet dan NPK majemuk),
maka dapat disimpulkan bahwa : Pemberian pupuk kotoran walet sebanyak 20
ton/ha dan pupuk NPK 200 kg/ha cenderung meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman kedelai.Pemberian pupuk kotoran walet dengan dosis 20 ton/ha
(4kg/petak) merupakan perlakuan terbaik dalam membantu pertumbuhan produksi
tanaman kedelai dan pemberian pupuk NPK Majemuk 200 kg/Ha (0,8/tanaman)
merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman kedelai

2
III. PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Percobaan Universitas Baturaja

Kabupaten Ogan Komering Ulu mulai dari bulan November sampai Januari 2019.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah : 1). Bibit kedelai varietas anjasmoro, 2). Pupuk

NPK Mutiara, 3). Pupuk kotoran walet (kotoran walet), 4). Herbisida, 5).

Pestisida.

Alat yang digunakan adalah : 1). Cangkul, 2). Ember, 3). Karung, 4). Pisau

kayu, 5). Timbangan, 5). Alat tulis.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Faktorial. Perlakuan yang dicobakan terdiri 2 faktor yaitu, pupuk kotoran walet

yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, dan faktor pupuk NPK mutiara terdiri dari 4

taraf perlakuan, sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan. Kombinasi perlakuan

yang diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 36 percobaan dan setiap

bedengan ditanam 20 tanaman dan 5 tanaman sampel.

Dosis pupuk kotoran walet :

W1 = 10 ton/ha (2 kg/petak)

W2 = 20 ton/ha (4 kg/petak)

3
W3 = 30 ton/ha (6 kg/petak)

Pupuk Anorganik (NPK Mutiara) :

M1 = 100 kg/ha (0,4 g/tanaman)

M2 = 200 kg/ha (0,8 g/tanaman)

M3 = 300 kg/ha (1,2 g/tanaman)

M4 = 400 kg/ha (1,6 g/tanaman)

Data analisis menggunakan uji sidik ragam (Uji f). Apabila hasil sidik

ragam berpengaruh nyata maka dilakukan dengan analisis nilai tengah perlakuan

dengan uji BNT 5% (Hanafiah, 2008).

D. Cara Kerja

1. Persiapan Media Tanam

Persiapan media tanam dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma

kemudian tanah dicangkul sedalam 20cm, sekeliling lahan di buat parit selebar 40

cm dengan kedalaman 30 cm. Kemudian di buat petakan/bedengan dengan luas

antara 1 x 2 m.

2. Penanaman

Penanaman dilakukan satu minggu sebelum pemberian ppuk gano dengan

cara membuat lubang tanam dengan menggunakan tugal dengan kedalaman 2cm,

jarak tanam20 x 20cm, setiap lubang diisi sebanyak 3biji kedelai. Sebelum biji

kacang kedelai ditanam terlebih dahulu biji kedelai direndam dengan air kurang

4
lebih 30 menit, kemudian tiriskan dan diamkan beberapa saat kemudian biji

kedelai siap untuk ditanam.

3. Pemupukan

Pemberian pupuk kotoran walet dilakukan satu minggu sebelum tanam

pada saat proses pengolahan lahan, tanah terlebih dahulu dicampur dengan pupuk

kotoran walet sesuai perlakuan. Aplikasi pupuk NPK majemuk mutiara diberikan

satu kali,diberikan pada satu minggu setelah tanam sesuai perlakuan dengan cara

ditunggal sekitar tanaman.

4. Pemeliharaan

Penyiangan terhadap gulma dapat dilakukan bersamaan dengan

menggemburkan tanah yang mungkin mengalami penyiangan. dilakukan pada

umur 2-3 minggu setelah tanam. Penyiraman harus dilakukan terutama bila

kedelai ditanam pada musim kemarau sebanyak 2 kali sehari pagi dan sore hari,

jika ditanam dimusim penghujan drainase harus diperhatikan dengan baik agar

tidak terjadi genangan air di lahan. Untuk menanggulangi hama penyakit

dilakukan penyemprotan insektisida atau pestisida.

5. Pemanenan

Panen dilakukan pada umur sekitar 75 – 110 hari. Ciri kedelai siap panen

yaitu daunnya sudah menguning, lalu daun mulai gugur, buah mulai berubah

warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan, atau polong sudah kelihatan tua,

batang berwarna kuning agak kecoklatan. Umur kedelai yang siap panen sekitar

75-110 hari.

5
E. Peubah yang diamati

1. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur menggunakan / meteran dengan cara mengukur dari

pangkal batang sampai bagian titik tumbuh pada 5 tanaman sampel, dilakukan

diakhir penelitian.

2. Berat Kering Tanaman /Tanaman (g)

Pengamatan ini dilakukan setelah tanaman kedelai dipanen pada akhir

penelitian, untuk mengukur berat kering, daun batang dan akar yang sudah di

bersihkan di oven selama 48 jam dengan suhu 700C, kemudian berat kering

ditimbang.

3. Jumlah Cabang Produktif (Buah)

Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah cabang yang

menghasilkan polong bernas dan dilakukan saat panen.

4. Persentase Polong Isi (%)

Pengamatan persentasi polong dilakukan dengan cara menghitung polong

pada tiap rumpun tanaman sampel di setiap petak perlakuan dilakukan saat panen.

5. Jumlah Polong Total/Petak (Polong)

Pengamatan ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah polong total

(jumlah polong isi dan tidak isi) pada tanaman sampel, dilakukan saat panen dan

dinyatakan dengan satuan luas.

6
6. Bobot Biji basah (g)

Pengamatan ini dilakukan setelah panen dengan cara memisahkan kulit polong

dari biji kedelai, kemudian biji yang sudah di pisahkan dari kulit polong

ditimbang menggunakan timbangan digital.

7. Bobot Biji kering (g)

Pengamatan ini dilakukan setelah panen dengan mengambil seluruh tanaman

sampel percobaan dan ditimbang, kemudian di oven dengan suhu 450selama 28

jam.

8. Bobot 100 Biji

Pengamatan ini dilakukan setelah pengeringan dengan cara menimbang 100

biji kedelai setelah biji kedelai dioven dengan suhu 700C selama 48 jam sampai

beratnya konstan kemudian dioven hingga kering. Rata-rata bobot dinyatakan

dalam satuan gram.

Anda mungkin juga menyukai