Anda di halaman 1dari 26

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG

(Solanum melongena L.) TERHADAP PEMBERIAN


PUPUK GUANO WALET
 
 
 
Oleh
DAN D R E SA TANAIYO
P21 1 70 7 2

USULAN PENELITIAN
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
PROGARAM SARJANA
UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO
GORONTALO
2020
Latar Belakang Penelitian
 Indonesia merupakan salah satu Negara agraris. Dimana Negara
yang didominasi oleh pertanian, salah satunya adalah pertanian
hortikultura sayur-sayuran.
 Terung (Solanum melongena L.) merupakan salah jenis sayuran
yang banyak disukai oleh banyak orang karena bisa dijadikan
tambahan menu makanan apa saja, khususnya sebegai bahan
sayuran lalapan karena rasanya yang cukup enak.
 Terung mengandung gizi yang cukup tinggi, terutama
kandungan vitamin A dan Fsofor. Setiap 100 g bahan mentah
terung mengandung 26 kalori, 1 g protein, 0,2 g hidrat arang, 25
IU vitamin A, 0,04 g vitamin B, dan 5 g vitamin C

Latar Belakang Penelitian


Menurut BPS Kabupaten Gorontalo Utara (2018), bahwa
data produksi tanaman terung yaitu sebagai berikut :
Kecamatan Luas Panen Produksi

(Ha) (Ku)

1. Atinggola - -
2. Gentuma Raya - -
3. Kwandang - -
4. Tomilito - -
5. Ponelo Kepulauan - -
6. Anggrek - -
7. Monano - -
8. Sumalata - -
9. Sumalata Timur 2 96
10. Tolinggula - -
11. Biau - -

Latar Belakang Penelitian


 Berdasarkan data tersebut, bahwa produksi tanaman terung di
Kabupaten Gorontalo terung masih sangat rendah.
 Oleh karena perlu upaya untuk meningkat produksi tanaman
terung, khususnya di Kabupaten Gorontalo Utara.
 Dalam upaya untuk meningkatkan produksi tanaman terdapat
beberapa faktor salah satunya adalah dengan pemupukan.
 Pupuk merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk
memperbaiki kesuburan tanah, sedangkan pemupukan adalah
pemberian tambahan unsur hara ketanah agar tanah menjadi
subur.
 Pupuk organik adalah pupuk yang merupakan hasil
perombakan mahluk hidup, seperti sisa-sisa tanaman dan
hewan.

Latar Belakang Penelitian


 Salah satu sisa perombakan atau pelapukan hewan yang dapat
dijadikan sebagai pupuk organik adalah kotoran burung walet.
 Kotoran burung walet mengandung C-organik 50.40%, N/total
11.24% dan C/N rasio 4,49 dengan pH 7,79, Fosfor 1.59%, kalium
2.17%, kalsium 0.30% dan Magnesium 0.01%
 Mulyono dkk, (2013). Menyatakan bahwa pemanfaatan guano
walet pada budidaya tanaman bawang merah memperoleh hasil
yang tinggi pada perlakuan pemberian guano walet 10 ton/ha.
Sedangkan hasil tanaman bawang merah yang terendah pada
perlakuan pemberian 5 ton/ha.

Latar Belakang Penelitian


Rumusan Masalah
Berdasarkan urain latar belakang penelitian maka rumusan
masalah yang yang diperoleh yaitu :
1. Apakah pemberian pupuk guano walet memberikan
pengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman terung ?
2. Berapakah dosis pupuk guano walet yang terbaik untuk
pertumbuhan dan hasil tanaman terung ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apakah pemberian pupuk guano walet
memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman
terung
2. Untuk mengetahui berapakah dosis yang terbaik untuk
pertumbuhan dan hasil tanaman terung
Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :


1. Sebagai bahan informasi dan menambah pengetahuan bagi
petani, khususnya petani terung dalam pemanfaatan pupuk
organik.
2. Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya.
Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat di ambil beberapa


hipotesis sebagai berikut :
1. Terdapat respon pertumbuhan dan hasil tanaman terung
terhadap pemberian pupuk guano walet.
2. Terdapat respon pertumbuhan dan hasil tanaman terung
yang baik terhadap perlakuan pemberian pupuk guano
walet dengan dosis pupuk 2 kg/m²
METODE PENELITIAN
 Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan dikebun percobaan fakultas

pertanian Desa Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten

Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Penelitian ini akan

dilaksanakan mulai bulan November 2020 sampai dengan bulan

Februari 2021.
Metode Penelitian
 Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan pada penelitian ini terdiri dari,

cangkul, parang/pisau, papan perlakuan, timbangan, timbangan

analitk, meteran, kamera, alat tulis menulis, gembor, jangka sorong,

kalkulator dan alat penting lainnya yang akan di gunakan pada

penelitian. Sedangkan bahan yang akan digunakan pada penelitian ini

antara lain yaitu, benih terung ungu varietas lezata, pupuk guano

walet, arang sekam dan pupuk kandang.


Metode Penelitian
Metode Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam bentuk percobaan
lapangan yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok
(RAK), yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu sebagai berikut :
 W0 : Tanpa Guano Walet (control)
 W1 : 0,5 kg/bedengan Pupuk Guano Walet
 W2 : 1 kg/bedengan Pupuk Guano Walet
 W3 : 1,5 kg/bedengan Pupuk Guano Walet
 W4 : 2 kg/bedengan Pupuk Guano Walet
Setiap perlakuan akan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat
total 15 unit percobaan.
Pelaksanaan Penelitian
 Pembuatan Pupuk Guano Walet
 Pembuatan pupuk guano walet yaitu menggunakan bahan kotoran burung walet
sebanyak 20 kg, sekam 10 kg, dedak 5 kg, 5 liter air, 20 ml EM 4 dan 3 sendok
makan gula pasir. Sedangkan alat yang digunakan yaitu karung, gembor, sekop
pengaduk, dan ember.
 Adapun langkah-langkah pembuatan pupuk yaitu pertama pembuatan larutan. Air
yang sebelumnya sudah disiapkan didalam ember, akan dicampurkan dengan EM 4
dan gula pasir, dan akan diaduk hingga larut secara merata dan dituangkan
kedalam gembor.
 Selanjutnya kotoran burung walet, sekam dan dedak yang sudah disiapakan akan
dicampur menjadi satu hingga merata.
 Selanjutnya bahan yang sudah dicampur, akan disiramkan dengan larutan secara
perlahan-lahan, dan campuran tersebut akan diaduk hingga merata sampai
campuran bahan atau adonan pupuk mencapai 30%.
 Selanjutnya pupuk yang sudah dibuat akan dimasukan kedalam wadah berupa
karung, dan karung tersebut akan ditutup atau diikat, kemudian akan
difermentasikan selama 14 hari. Dalam proses fermentasi akan dilakukan
pembalikan pada pupuk tersebut setiap 2 hari sekali.
Pelaksanaan Penelitian

Penyemaian Benih
Benih yang akan digunakan terlebih dahulu akan direndam dengan air

hangat selama 15-20 menit. Setelah itu akan disiapkan tempat

penyemain berupa bak tray yang diisikan tanah yang dicampur dengan

pupuk kandang dan arang sekam, kemudian akan dibuat lubang tanam

sedalam 3 cm. Selanjutnya benih akan dimasukan kedalam tempat

persemaian dengan jumlah 1 benih perlubang dan akan ditutup kembali

dengan tanah dan akan ditempatkan ditempat yang agak teduh.


Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan Lahan
Lahan yang akan digunakan terlebih dahulu akan dibersihkan sisa-sisa
sampah atau rumput liar dan sisa-sisa tanaman. Selanjutya lahan akan
dicangkul sedalam 30 cm dan akan digemburkan. Kemudian akan dibuat
bedengan atau petak percobaan dengan ukuran panjang 150 cm dan lebar
150 cm, dengan tinggi bedengan 20 cm, dengan jarak antar bedengan 50
cm dan jarak antar kelompok atau ulangan 100 cm. Selanjutnya bedengan
tersebut akan diberikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar.
Pelaksanaan Penelitian

Penanaman

Penaman akan dilakukan setelah bibit tanaman terung ungu berumur 14


hari setelah semai, atau sudah ditandai dengan jumlah daun 3-4 helai.
Sebelum penanaman terlebih dahulu bedengan yang sudah dibuat akan dibuat
lubang tanam sedalam 5 cm dengan menggunakan tuga, dengan jarak tanam
45 cm x 45 cm, kemudian tiap lubang ditanami 1 bibit tanaman terung, dan
kemudian akan ditutup kembali dengan tanah. Setiap bedengan terdiri 9
lubang tanam dan 9 tanaman sehingga terdapat jumlah total percobaan 108
tanaman dan tanaman yang akan dijadikan sebanyak 4 tanaman per satuan
percobaan,
Pelaksanaan Penelitian

Aplikasi Pupuk Guano Walet


Pengaplikasian pupuk guano walet pada tanaman terung
yaitu akan yaitu akan diberikan 14 hari sebelum tanam. Pupuk
yang akan diberikan dengan dosis pupuk sesuai dengan metode
penelitian, yaitu :
  Dosis Pupuk
No Perlakuan
Bedengan Per Tanaman
(Kg) (g/tanaman)
1 W0 - -

2 W1 0,5 55,6
3 W2 1 111,1
4 W3 1,5 166,7
5 W4 2 222,2
Pelaksanaan Penelitian
Pemeliharaan
1. Penyiraman
Dalam penelitian ini, penyiraman pada tanaman terung akan
dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi hari dan sore hari. Jika
turun hujan penyiraman tidak akan dilakukan.
2. Penyulaman
Dalam penelitian ini penyulaman akan dilakukan dengan
pengganti bibit tanaman terung yang mati atau layu akibat
tanaman tersebut mengalami stress atau terserang oleh hama dan
penyakit. Penyulaman ini dilakukan dengan mengambil bibit
yang berada ditempat pembibitan.
Pelaksanaan Penelitian
3. Penyiangan
Dalam penelitian penyiangan akan dilakukan dengan mencabut rumput-
rumpul liar (gulma) yang tumbuh disekitar tanaman. Penyiangan akan
dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam.
4. Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT)
Pencengahan atau pengendalian organisme penggangu tanaman akan
dilakukan dengan alami, yaitu dengan menjaga kebersihan lahan dari gulma,
serta tumbuh-tumbuhan yang dapat menjadi inang bagi hama tanaman
terung, dan jika terdapat hama yang menyerang tanaman, maka akan
dikendalikan secara alami, yaitu dengan cara mengambil hama tersebut dan
akan dimatikan.
Pelaksanaan Penelitian

Panen

Dalam penelitian ini, pemanenan tanaman terung akan


dilakukan pada umur tanaman 60 hari setelah tanam atau
ditandai dengan setelah munculnya bunga 15-18. Pemanenan
akan dilakukan 3 kali dengan interval waktu seminggu. Adapun
ciri-ciri tanaman terung yang sudah siap dipanen adalah warna
buahnya mengkilap, daging buahnya belum terlalu keras, dan
buah besar, sesuai dengan varietas.
  Variabel Pengamatan
1. Tinggi Tanaman (cm)
Dalam penelitian ini pengamatan tinggi tanaman yaitu akan
dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman mulai dari pangkal sampai
pada titik tumbuh pada batang utama, yang akan menggunakan meteran
dengan satuan pengukuran centi meter. Pengamatan tinggi tanaman akan
dilakukan pada umur 3, 4, 5 hingga 6 MST
2. Jumlah Daun (helai)
Dalam penelitian ini, pengamatan jumlah daun yaitu akan dilakukan
dengan menghitung jumlah helai daun yang telah membuka dengan
sempurn. Pengamatan jumlah daun akan dilakukan pada umur umur 3,
4, 5 hingga 6 MST.
3. Jumlah Bunga (kuntum)
Dalam penelitian ini, pengamatan jumlah bunga yaitu akan dilakukan
denga mengitung jumlah bunga pertanaman. Pengamatan jumlah bunga
akan dilakukan sejak munculnya bunga, dan akan hitung dalam dua
minggu sekali.
Variabel Pengamatan
4. Jumlah Buah Per Tanaman (buah)
Dalam penelitian ini, pengamatan jumlah buah yaitu akan
dilakukan dengan menghitung jumlah buah per tanaman pada saat
tanaman siap dipanen. Pengamatan jumlah buah akan dilakukan 3 kali
dengan interval waktu sekali seminggu.
5. Panjang Buah (cm)
Dalam penelitian ini, pengamatan panjang buah yaitu akan
dilakukan pada saat tanaman dipanen, dengan mengukur panjang
buah mulai dari pangkal buah sampai hingga ujung buah. Pengukuran
panjang buah akan menggunakan meteran dengan satuan pengukuran
centi meter.
6. Diameter Buah (mm)
Dalam penelitian ini, pengamatan diameter buah yaitu akan
dilakukan pada saat tanaman dipanen, dengan cara mengukur buah
terung pada bagian tengah buah dengan menggunakan jangka sorong.
Variabel Pengamatan
7. Bobot Buah Per Bedengan (kg)
Dalam penelitian ini, pengamatan bobot buah per bedengan
yaitu akan dilakukan setalah tanaman dipanen, dengan cara
menimbang buah terung mulai dari panen pertama hingga panen
ketiga, yang akan menggunakan timbangan dengan satuan
pengukuran kilo gram.
8. Bobot Produksi Per Hektar (kg)
Dalam penelitian ini, pengamatan produksi buah per hektar
yaitu akan dilakukan pada saat tanaman dipanen, dengan cara
menimbang semua produksi buah dari tiap bedengan dari panen
pertama hingga panen ketiga dengan masing-masing masa
panen kemudian akan dijumlahkan, yang akan menggunakan
timbangan dengan satuan penggukuran kilo gram.
Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan mengunakan
analisis sidik ragam pada taraf 5% dan 1%. Apabila dalam sidik
ragam terdapat pengaruh nyata, maka akan dilanjutkan dengan
uji lanjut berdasarkan nilai koefisien keragaman sebagai berikut:
◦ KK ˂ 10% = Uji Lanjut BNJ
◦ KK 10-20% = Uji Lanjut BNT
◦ KK ˃ 20% = Uji Lanjut Duncan
Lay Out Penelitian
KEL I KEL II KEL III
1,5 M
1M
W1 W0 W3 1,5 M

0,5 M

W4 W2 W0

W2 W3 W1

W3 W1 W4

W0 W4 W2
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai