Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR PROGRAM SARJANA

PROGRAM STUDI AGRONOMI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

Judul Penelitian : Efek Komposisi Pupuk dan Interval Waktu Pemupukan


Provibio Produksi Umbi Bawang Dayak di Lahan Gambut
Pemrasaran : I Wayan Rio Rivaldi
NIM : 1610511310006
Dosen : 1. Nofia Hardarani, S.P., M.Si.
Pembimbing 2. Ir. Chatimatun Nisa, M.S.
Pembahas Utama : 1. Lindi Pradana Putra (1610511310008)
2. Ichsan Nur Fajarri (1710511210008)
Hari/Tanggal : Jumat, 17 September 2021
Waktu : 10.00 Wita – Selesai
Tempat : -

ABSTRAK

Bawang dayak atau di daerah lain dikenal dengan nama bawang sabrang merupakan salah
satu tanaman hortikultura yang memiliki banyak khasiat dan dapat dijadikan sebagai obat
tradisional, untuk mengobati berbagai jenis penyakit seperti kanker payudara, menurunkan
hipertensi, kencing manis atau diabetes melitus, menurunkan kolesterol. Produksi bawang
dayak dapat ditingkatkan dengan ekstensifikasi yaitu usaha meningkatkan hasil prosuksi
dengan menambah atau memperluas faktor produksi yang digunakan, seperti menggunakan
lahan gambut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi komposisi
pupuk dengan interval waktu pemupukan Provibio terhadap produksi umbi bawang dayak di
lahan gambut serta mengetahui interaksi komposisi pupuk dengan interval waktu pemupukan
Provibio yang terbaik terhadap produksi umbi bawang dayak di lahan gambut. Penelitian ini
adalah eksperimen lapangan berupa penanaman bawang dayak pada bulan Juli hingga
Desember 2020 di Jalan A. Yani, Landasan Ulin Timur, Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru,
Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial 2
faktor yang terdiri dari komposisi pupuk (P) dengan tiga taraf perlakuan, yaitu: p 1=Pupuk
kandang ayam + Provibio 7 L ha-1, p2=Pupuk kandang ayam + NPK 75 kg ha-1 + Provibio 7 L
ha-1, p3=Pupuk kandang ayam + NPK 150 kg ha-1 + Provibio 7 L ha-1 dan interval pemupukan
Provibio (I) dengan dua taraf perlakuan, yaitu: i1 =2 minggu sekali dan i2=4 minggu sekali.
Variabel yang diamati ialah jumlah umbi per rumpun, diameter umbi (mm), panjang umbi (cm),
berat brangkasan (g), indeks panen, bobot basah umbi per rumpun (g), bobot kering umbi per
rumpun (g), bobot basah dan kering per umbi (g). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
perlakuan komposisi pupuk berpengaruh nyata terhadap berat basah per umbi dam faktor
tunggal interval waktu pemupukan Provibio berpengaruh nyata terhadap variabel berat
brangkasan.

Kata kunci: Bawang dayak, pemupukan, lahan gambut

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bawang dayak (Eluetherine palmifolia (L.) Merr.) atau di daerah lain dikenal dengan nama
bawang sabrang (Sunda), bawang kapal (Melayu), dan brambang sabrang (Jawa Tengah)
merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki banyak khasiat dan dapat dijadikan
sebagai obat tradisional. Bawang dayak merupakan tumbuhan obat khas dari hutan
Kalimantan yang berasal dari Amerika. Penduduk di daerah ini telah menggunakan tanaman
bawang dayak sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai jenis penyakit seperti kanker
payudara, menurunkan hipertensi, kencing manis atau diabetes melitus, menurunkan kolesterol,
luka, obat bisul, kanker usus, mencegah stroke dan mengurangi sakit perut setelah melahirkan.
Tanaman bawang dayak juga dapat digunakan sebagai pelancar air susu ibu (Galingging,
2009).
Karena manfaat yang dimiliki, tanaman bawang dayak memiliki potensi untuk
dikembangkan menjadi tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman bawang dayak
memiliki kemampuan adaptasi yang baik untuk tumbuh pada berbagai tipe tanah dan berbagai
tipe iklim, serta dapat pula dipanen dalam waktu yang singkat sehingga memungkinkan
dikembangkan untuk skala industri (Febrinda, 2013).

Wayan Rio Rivaldi. 2021. Efek Komposisi Pupuk dan Interval Waktu Pemupukan Provibio Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Dayak di lahan Gambut
2

Produksi bawang dayak dapat ditingkatkan dengan ekstensifikasi yaitu usaha


meningkatkan hasil prosuksi dengan menambah atau memperluas faktor produksi yang
digunakan, seperti menggunakan lahan gambut. Tanaman bawang dayak yang habitat aslinya
merupakan daerah hutan namun karena kemampuan adaptasinya maka dapat dibudidayakan
di daerah bertanah gambut.
Kebutuhan tanaman untuk memenuhi unsur hara dapat diperoleh langsung dari media
tumbuh dan juga melalui pemupukan. Aplikasi pemupukan pada tanaman perlu dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi/unsur haranya. Pemenuhan kebutuhan makronutrien akan
lebih efektif apabila aplikasi pemupukan diberikan melalui tanah atau media tanam (Ekawati,
2018).
Pemupukan secara intensif merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan hasil
tanaman. Tetapi, bukan berarti pemupukan harus dilakukan secara berlebihan. Sebab dengan
pemupukan yang berlebihan hasil yang diperoleh akan menjadi sebaliknya. Penempatan pupuk
yang tepat dan saat pemberian merupakan faktor yang penting dalam pemupukan. Tanggapan
tanaman, penghindaran kerusakan dan pemberian yang ekonomis harus diperhatikan. Agar
efektif, pupuk harus diberikan di tempat dan saat tanaman memerlukannya (Hardjadi, 2006
dalam Agussimar, 2016).
Lahan gambut merupakan suatu ekosistem lahan basah yang terbentuk karena adanya
penimbunan atau akumulasi bahan organik di lantai hutan yang berasal dari reruntuhan
vegetasi di atasnya dalam kurun waktu lama. Akumulasi ini terjadi karena laju dekomposisi
lebih lambat dibandingkan dengan laju penimbunan bahan organik di lantai hutan yang basah
atau tergenang tersebut (Najiyati et al., 2005).

Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh interaksi komposisi pupuk dengan interval waktu pemupukan
Provibio terhadap produksi umbi bawang dayak di lahan gambut?
2. Apakah terdapat interaksi komposisi pupuk dan interval waktu pemupukan Provibio yang
terbaik terhadap produksi umbi bawang dayak di lahan gambut?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh interaksi komposisi pupuk dengan interval waktu pemupukan
Provibio terhadap produksi umbi bawang dayak di lahan gambut.
2. Untuk mengetahui interaksi komposisi pupuk dengan interval waktu pemupukan Provibio
yang terbaik terhadap produksi umbi bawang dayak di lahan gambut.

Manfaat Penelitian

Sebagai sumber informasi bagi petani maupun masyarakat dalam menentukan komposisi
pupuk dan interval waktu pemupukan Provibio yang terbaik dalam budidaya bawang dayak
pada lahan gambut.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini berupa eksperimen lapangan berupa penanaman bawang dayak pada bulan
Juli hingga Desember 2020 di Jalan A. Yani, Landasan Ulin Timur, Kecamatan Landasan Ulin,
Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah umbi bawang dayak, pupuk kandang ayam, pupuk NPK
Mutiara, pupuk Hayati Provibio, air dan kapur. Alat yang digunakan adalah cangkul, parang,
gembor, meteran, alat tulis, kamera, pnggaris, timbangan analitik, alat semprot, label nama dan
jangka sorong.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial 2 faktor yang terdiri
dari komposisi pupuk (P) dengan tiga taraf perlakuan, yaitu: p1=Pupuk kandang ayam +
Provibio 7 L ha-1, p2=Pupuk kandang ayam + NPK 75 kg ha-1 + Provibio 7 L ha-1, p3=Pupuk
kandang ayam + NPK 150 kg ha-1 + Provibio 7 L ha-1 dan interval pemupukan Provibio (I)
dengan dua taraf perlakuan, yaitu: i1 =2 minggu sekali dan i2=4 minggu sekali. Satuan
percobaan berupa petakan berukuran 1 m x 1 m.

I Wayan Rio Rivaldi. 2021. Efek Komposisi Pupuk dan Interval Waktu Pemupukan Provibio Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Dayak di lahan Gambut
3

Pelaksanaan Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian yaitu pengolahan tanah, persiapan bibit, penanaman,


pemberian pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk hayati Provibio, pemeliharaan, dan pemanenan.

Pengamatan

Variabel yang diamati ialah jumlah umbi per rumpun, diameter umbi (mm), panjang umbi
(cm), berat brangkasan (g), indeks panen, bobot basah umbi per rumpun (g), bobot kering umbi
per rumpun (g), bobot basah dan kering per umbi (g).

Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian di uji kehomogenan ragamnya denga uji Bartlett pada taraf
nyata 5%, jika data homogen dilanjutkan dengan analisis ragam (ANOVA), apabila perlakuan
berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji perbandingan nilai tengah dengan menggunakan uji
BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf nyata 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Umbi

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara komposisi pupuk
dengan interval waktu pemupukan Provibio, maupun faktor tunggalnya tidak berpengaruh nyata
terhadap jumlah umbi per rumpun, hasil pengamatan jumlah umbi per rumpun tanaman bawang
dayak dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah umbi per rumpun tanaman bawang dayak pada komposisi pupuk dan interval
waktu pemupukan Provibio
Perlakuan Jumlah Umbi
p1i1 14,03
p1i2 12,20
p2i1 16,07
p2i2 20,40
p3i1 13,07
p3i2 18,67
.
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa rerata jumlah umbi per rumpun tanaman
bawang Dayak berkisar antara 12,20 hingga 20,40 siung. Hal ini diduga karena perlakuan
memberikan hasil yang sama baiknya terhadap jumlah umbi bawang dayak dengan pemberian
pupuk NPK, pupuk kandang ayam, dan pupuk hayati yang berperan dalam meningkatkan
kandungan hara dalam tanah sehingga dapat digunakan tanaman dalam meningkatkan
fotosintesis sehingga dapat merangsang pertumbuhan tanaman.
Pemberian dosis pupuk kandang ayam kedalam tanah akan meningkatkan kandungan
hara terutama unsur hara makro N, P, dan K. Unsur hara Nitrogen (N) dibutuhkan tanaman
pada fase vegetatif dalam hal pembentukan jaringan-jaringan tanaman. Hal ini sesuai pendapat
Lingga dan Marsono (2013), bahwa peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk
merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun.
Danapriatna (2012) menyebutkan bahwa pertumbuhan tanaman karena perlakuan pupuk
hayati kemungkinan berkaitan dengan pengaruh mikro-organisme terhadap aktivitas fisiologis
dan metabolisme tanaman. Hasil penelitian ini lebih baik dibandingkan perlakuan penelitian
Utami et al. (2019) aplikasi pupuk kandang ayam dan KCL yang mana jumlah umbi rata-rata
hanya 6,30 siung.

Diameter Umbi

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor tunggal komposisi pupuk, interval waktu
pemupukan Provibio serta interaksi antara komposisi pupuk dengan interval waktu pemupukan
Provibio tidak memberikan pengaruh nyata terhadap diameter umbi.
Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati Provibio memberikan hasil diameter
umbi yang lebih tinggi saat aplikasi lebih jarang (4 minggu sekali) bila dibandingkan pemberian
Provibio dengan interval 2 minggu sekali, namun ini hanya kecenderungan karena secara
statistik tidak berbeda nyata dengan kisaran diameter umbi antara 10,67 mm hingga 12,75 mm.
Hal ini diduga karena perlakuan memberikan hasil yang sama baiknya terhadap diameter umbi
bawang dayak dengan pemberian pupuk kandang ayam, pupuk NPK, dan pupuk hayati dalam
meningkatkan fotosintesis sehingga dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Hasil
pengamatan diameter umbi tanaman bawang dayak dapat dilihat pada Tabel 2.

I Wayan Rio Rivaldi. 2021. Efek Komposisi Pupuk dan Interval Waktu Pemupukan Provibio Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Dayak di lahan Gambut
4

Tabel 2. Diameter umbi tanaman bawang dayak pada perlakuan komposisi pupuk dan interval
waktu pemupukan Provibio
Perlakuan Diameter Umbi (mm)
p1i1 11,50
p1i2 12,75
p2i1 11,25
p2i2 11,76
p3i1 10,67
p3i2 11,41

Dikarenakan penentuan besar kecilnya diameter umbi tidak hanya dipengaruhi dari
pemberian dosis pupuk yang sesuai melainkan ada beberapa faktor lain yang
mempengaruhinya seperti ukuran umbi benih yang digunakan. menurut Sumami (2009) yang
menunjukkan bahwa diameter umbi semakin besar ketika ukuran umbi benih yang digunakan
juga besar. Hasil penelitian Rosita dan Meiriani (2016) menyatakan terdapat hubungan linier
negatif antara diameter umbi dengan interval waktu pemberian pupuk organik cair dimana
makin besar interval waktu pemberiannya maka diameter umbi semakin kecil

Panjang Umbi

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara komposisi pupuk dengan
interval waktu pemupukan Provibio, maupun faktor tunggalnya tidak berpengaruh nyata
terhadap panjang umbi. Hasil pengamatan panjang umbi bawang dayak dapat dilihat pada
Tabel 3.

Tabel 3. Panjang umbi bawang dayak dengan berbagai perlakuan komposisi pupuk dan interval
waktu pemupukan Provibio
Perlakuan Panjang Umbi (cm)
p1i1 3,44
p1i2 3,29
p2i1 3,11
p2i2 3,27
p3i1 3,29
p3i2 3,75

Berdasarkan data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang, pupuk
NPK dan interval waktu pemupukan Provibio memberikan kisaran panjang umbi antara 3,11 cm
hingga 3,75 cm. Panjang umbi yang lebih panjang terdapat pada perlakuan p3i2 dengan rata-
rata panjang umbi 3,75 cm.
Hal ini diduga karena komposisi pupuk NPK, pupuk kandang ayam dan pupuk hayati yang
diberikan pada tanaman bawang dayak memberikan hasil yang relatif sama terhadap panjang
umbi bawang dayak, pula faktor eksternal pada saat penelitian seperti musim penghujan yang
terjadi dapat mempengaruhi hasil yang didapatkan.
Umbi bawang merah dapat dipengaruhi oleh faktor genetik tanaman itu sendiri. Hal ini
didukung oleh Sugiyarto et al., (2013) yang menyatakan bahwa bawang merah yang ditanam
secara vegetatif, keragaman hasil yang muncul diduga lebih banyak dipengaruhi oleh factor
genetik dan lingkungan dalam bercocok tanam. Hasil penelitian ini berbeda dengan pernyataan
Rosliani dan Hilman (2012) yang menyatakan bahwa pupuk hayati dikombinasikan dengan
pupuk majemuk NPK cenderung meningkatkan pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah,
penggunaan kedua jenis pupuk tersebut selain dapat meningkatkan hasil umbi bawang merah
juga cenderung meningkatkan efisiensi pemupukan.

Berat Brangkasan

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara komposisi pupuk dengan
interval waktu pemupukan Provibio, maupun faktor tunggal komposisi pupuk tidak berpengaruh
nyata terhadap berat brangkasan. Namun, faktor tunggal interval waktu pemupukan Provibio
memberikan pengaruh nyata terhadap berat brangkasan dapat dilihat dari hasil uji BNT pada
Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh interval waktu pemupukan Provibio terhadap berat brangkasan


Interval waktu pemupukan Provibio (I) Rata-rata (g)
i1 = interval 2 minggu sekali 34,3800 b
i2 = interval 4 minggu sekali 51,8256 a
Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang diikuti huruf yang tidak sama berbeda nyata
pada taraf 5% berdasarkan Uji BNT

I Wayan Rio Rivaldi. 2021. Efek Komposisi Pupuk dan Interval Waktu Pemupukan Provibio Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Dayak di lahan Gambut
5

Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa perlakuan interval waktu pemupukan Provibio 4


minggu sekali memberikan berat brangkasan terberat yang berbeda nyata dengan interval
pemupukan Provibio 2 minggu sekali. Hal ini diduga bahwa interval waktu pemupukan Provibio
4 minggu sekali sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang dayak.
Menurut Schroth dan Sinclair (2003) tanaman yang memperoleh unsur hara dalam jumlah yang
optimum serta waktu yang tepat, maka akan tumbuh dan berkembang secara maksimal. Berat
brangkasan basah suatu tanaman sangat ditentukan oleh laju fotosintesis, laju penyerapan
unsur hara dan air atau kandungan air pada tanaman. Meningkatnya pembentukan fotosintat
akan meningkatkan berat brangkasan kering tanaman (Lakitan, 1996). Hal ini berbeda dengan
hasil penelitian Asroh (2010) yang mengatakan bahwa interval pemberian pupuk hayati 2
minggu sekali meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman jagung manis dibandingkan dengan
interval pemberian 3 minggu sekali.
Pemberian kombinasi jenis pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati
tampaknya dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga tanaman bawang dayak dapat
tumbuh dengan baik. Widati et al. (2010) menyatakan bahwa dengan adanya peningkatan
populasi mikroba dari pemberian pupuk hayati mendorong terjadinya peningkatan aktifitas
enzim fosfomonoesterase asam dan basa, yang selanjutnya berperan dalam penyediaan unsur
hara dalam tanah.

Indeks Panen

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara komposisi pupuk dengan
interval waktu pemupukan Provibio, maupun faktor tunggalnya tidak ada yang memberikan
pengaruh nyata terhadap indeks panen. Hasil pengamatan indeks panen bawang dayak pada
berbagai perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Indeks panen tanaman bawang dayak pada perlakuan komposisi pupuk dan interval
waktu pemupukan Provibio
Perlakuan Indeks Panen
p1i1 1,07
p1i2 1,16
p2i1 1,00
p2i2 0,88
p3i1 1,21
p3i2 1,02

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa kisaran indeks panen tanaman bawang Dayak
pada perlakuan komposisi pupuk dan interval waktu pemupukan Provibio berkisar antara 0,88
hingga 1,21. Hal ini berarti dapat dikatakan perlakuan komposisi pupuk dan interval waktu
pemupukan Provibio maupun interaksinya sama baiknya terhadap indeks panen tanaman
bawang dayak. Hal ini diduga karena faktor pertumbuhan yaitu luas daun yang rendah sehingga
penyerapan sinar matahari berkurang dan fotosintesis tidak dapat berjalan optimal
mengakibatkan berkurangnya hasil fotosintat untuk pembentukan umbi sehingga
mempengaruhi indeks panen.
Indeks panen menggambarkan hasil asimilat yang diperoleh tanaman. Nilai Indeks
Panen yang rendah menunjukkan bahwa tanaman tersebut kurang efisien karena hasil
fotosintesisnya tidak dapat ditranslokasikan ke organ yang akan dipanen. Tanaman yang
mempunyai daun lebih luas pada awal pertumbuhan akan lebih cepat tumbuh karena
kemampuan menghasilkan fotosintat yang lebih besar memungkinkan membentuk seluruh
organ tanaman yang lebih besar kemudian menghasilkan produksi bahan kering yang semakin
besar (Irwan, 2018).

Berat Basah

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor tunggal komposisi pupuk dan interval
waktu pemupukan serta interaksinya tidak memberikan pengaruh nyata pada variabel berat
basah umbi per rumpun. Namun hanya pada variabel berat basah per umbi pada faktor tunggal
komposisi pupuk memberikan pengaruh nyata. Hasil Uji BNT komposisi pupuk terhadap berat
basah per umbi dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh komposisi pupuk terhadap berat basah per umbi


Komposisi Pupuk Rata-rata
-1
p1 = Pupuk kandang ayam + Pupuk hayati Provibio 7 L Ha 2,77167 a
p2 = Pupuk kandang ayam + NPK 75 kg Ha-1 Pupuk hayati Provibio 7 L Ha-1 2,24167 b
-1 -1
p3 = Pupuk kandang ayam + NPK 150 kg Ha Pupuk hayati Provibio 7 L Ha 2,37333 ab
Keterangan: Angka rata-rata pada kolom yang diikuti huruf yang tidak sama berbeda nyata
pada taraf 5% berdasarkan Uji BNT.

I Wayan Rio Rivaldi. 2021. Efek Komposisi Pupuk dan Interval Waktu Pemupukan Provibio Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Dayak di lahan Gambut
6

Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa perlakuan komposisi pupuk kandang + Provibio


menghasilkan berat rata-rata umbi yang terberat sebesar 2,77 gram yang berbeda nyata
dengan komposisi pupuk kandang + NPK 75 kg + Provibio sebesar 2,24 gram, namun tidak
berbeda nyata dengan perlakuan komposisi pupuk kandang + NPK 150 kg + Provibio sebesar
2.37. Hal ini diduga karena pemberian pupuk kandang ayam, pupuk NPK, dan pupuk hayati
memberikan asupan hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat
berproduksi dengan baik terutama bobot umbi.
Pupuk hayati Provibio yang diberikan mengandung mikroba yang mampu menyediakan
unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Damanik et al. (2011) menyatakan bahwa pupuk hayati
adalah pupuk yang mengandung bahan aktif mikroba yang mampu menghasilkan senyawa
yang berperan dalam proses penyediaan unsur hara dalam tanah, sehingga dapat diserap
oleh tanaman. Salah satu mikroba yang terdapat pupuk hayati Provibio ialah mikroba yang
dapat melarutkan unsur P dari yang sulit tersedia menjadi mudah tersedia sehingga dapat
diserap tanaman. Singh et al. (2000) menyatakan bahwa unsur P diperlukan untuk
perkembangan akar tanaman, dan akhirnya terjadi peningkatan hasil tanaman.
Lingga dan Marsono (2013), menyatakan bahwa tanaman di dalam metabolismenya
sangat ditentukan oleh ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman terutama nitrogen,
posfor, dan kalium dalam jumlah yang cukup pada fase pertumbuhan vegetatif dan
generatifnya. Menurut Rukmana (2006) pupuk kandang berperan untuk memperbaiki struktur
tanah, menyangga unsur hara dan air, sebagai sumber energi bagi mikroorganisme tanah, serta
menyediakan unsur hara. Peranan pupuk NPK pada bobot basah umbi ialah mempercepat
proses-proses penting seperti transportasi gula dari daun ke umbi, aktivitas enzim, sintesis
protein, dan pembelahan serta pembesaran sel yang akhirnya akan menentukan hasil dan
kualitas hasil (Wlliam dan Kafkafi, 1998).

Berat Kering

Pada variabel berat kering umbi baik berat kering per rumpun maupun berat kering per
umbi, hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor tunggal komposisi pupuk dan interval
waktu pemupukan Provibio serta interaksinya tidak memberikan pengaruh nyata pada variabel
berat kering per umbi maupun berat kering per rumpun. Hasil pengamatan berat kering per
umbi bawang dayak pada berbagai perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7, sedangkan hasil
pengamatan berat kering umbi per rumpun bawang dayak pada berbagai perlakuan dapat
dilihat pada Tabel 8.

Tabel 7. Berat kering per umbi bawang dayak dengan berbagai perlakuan komposisi pupuk dan
interval waktu pemupukan Provibio
Perlakuan Berat Kering Per-Umbi (g)
p1i1 1,55
p1i2 1,37
p2i1 0,90
p2i2 1,29
p3i1 1,18
p3i2 1,31

Tabel 8. Berat kering umbi per rumpun bawang dayak dengan berbagai perlakuan komposisi
pupuk dan interval waktu pemupukan Provibio
Perlakuan Berat Kering Umbi Per-Rumpun (g)
p1i1 21,16
p1i2 14,87
p2i1 14,62
p2i2 25,83
p3i1 18,22
p3i2 26,02

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa kisaran berat kering per umbi tanaman bawang
Dayak pada perlakuan komposisi pupuk dan interval waktu pemupukan Provibio berkisar antara
0,90 hingga 1,55 gram. Sedangkan pada Tabel 8 dapat dilihat pula kisaran berat kering per
rumpun tanaman bawang Dayak berkisar antara 14,62 gram hingga 26,02 gram per rumpun.
Perlakuan komposisi pupuk dan interval waktu pemupukan Provibio maupun interaksinya
terhadap berat kering umbi per rumpun maupun berat kering per umbi menunjukkan pengaruh
yang tidak signifikan yang berarti perlakuan komposisi pupuk dan interval waktu pemupukan
Provibio maupun interaksi antar keduannya belum memberikan pengaruh nyata terhadap berat
kering umbi per rumpun tanaman bawang dayak. Hal ini diduga karena komposisi pupuk yang
diberikan pada tanaman memberikan efek yang relatif sama terhadap berat kering umbi
bawang Dayak. Pertumbuhan yang baik dapat tercapai apabila unsur hara yang dibutuhkan

I Wayan Rio Rivaldi. 2021. Efek Komposisi Pupuk dan Interval Waktu Pemupukan Provibio Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Dayak di lahan Gambut
7

untuk pertumbuhan dan perkembangan berada dalam bentuk tersedia, seimbang dan dosis
yang optimum serta didukung oleh faktor lingkungan (Rachim, 1996).
Seperti pada penelitian Indriyana et al. (2020) yang mengatakan bahwa pemberian
pupuk kandang dan pupuk hayati tidak memberikan perbedaan nyata terhadap berat kering
tanaman bawang merah. Hal ini terjadi kemungkinan faktor internal maupun eksternal tanaman
lebih dominan sehingga pupuk kandang sapi dan pupuk hayati tidak dapat memberikan
perbedaan pada berat kering tanaman.
Hal ini didukung Sugiyarto et al. (2013) yang menyatakan bahwa hasil bobot kering
bawang merah yang berbeda-beda menunjukkan tanaman mempunyai sifat dominan genetis
dan lingkungannya. Nyakpa, dkk. (1998) menyatakan bahwa untuk membentuk jaringan
tanaman dibutuhkan unsur hara, dengan adanya unsur hara dan berada dalam keadaan
seimbang akan dapat menambah berat tanaman.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Faktor komposisi pupuk yang terbaik terhadap berat basah per umbi adalah p1 dengan
komposisi pupuk kandang ayam + pupuk hayati Provibio 7 L ha-1 dengan rata-rata berat
basah per umbi adalah 2,77 gram.
2. Faktor interval waktu pemupukan Provibio terbaik terhadap berat brangkasan adalah i2
dengan interval waktu pemupukan Provibio 4 minggu sekali dengan hasil berat brangkasan
rata-rata 51, 82 gram.
Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan komposisi pupuk terbaik adalah
pupuk kandang dan pupuk hayati Provibio dengan interval waktu pemupukan Provibio 4 minggu
sekali

DAFTAR PUSTAKA

Agussimar, T. 2016. Pengaruh Konsentrasi dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair
(POC) NASA terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.). Skripsi.
Universitas Teuku Umar. Aceh Barat.

Asroh, A. 2010. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Interval Pemberian Pupuk Hayati
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Linn).
Fakultas Pertanian. Universitas Baturaja. Baturaja.

Damanik, M., B.E. Hasibuan., Fauzi., Sarifudin., dan H. Hamidah. 2011. Kesuburan Tanah dan
Pemupukan. USU press. Medan.

Danapriatna, N. 2012. Pengaruh perlakuan benih dengan pupuk hayati terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman. Jurnal LPPM : PARADIGMA, 9 (1).

Ekawati, R. 2018. Pertumbuhan, produksi umbi dan kandungan flavonoid bawang dayak
dengan pemberian pupuk daun. J. Agrosintesa., 1 (1) : 1-9.

Febrinda, A. E. 2013. Kajian Potensi Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) sebagai
Bahan Pangan Fungsional Antidiabetik. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Politeknik
Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda.

Galingging, R. Y. 2009. Bawang dayak (Eleutherine palmifolia) sebagai tanaman obat


multifungsi. Warta Penelitian dan Pengembangan. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 15 (3) : 16-18.

Hardjadi, S. S. dan S. Yahya. 2006. Fisiologi Stres Tanaman Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Indriyana, A., Yafizham, dan Sumarsono. 2020. Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah
(Allium ascolonicum L) Akibat Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Hayati. J.
Agro Complex,, 4 (1) : 7 - 15.

Irwan, A. W. dan T. Nurmala. 2018. Pengaruh Pupuk Hayati Majemuk dan Pupuk Fosfor
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai di Inceptisol Jatinangor. Jurnal Kultivasi, 17 (3).

Lakitan, B. 2011. Dasar - dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Pers. Jakarta.

I Wayan Rio Rivaldi. 2021. Efek Komposisi Pupuk dan Interval Waktu Pemupukan Provibio Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Dayak di lahan Gambut
8

Lingga, P. dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pemupukan. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Najiyati, S. , L. Muslihat, dan I. N. N. Suryadiputra. 2005. Panduan Pengelolaan Lahan


Gambut untuk Pertanian Berkelanjutan. Proyek Climate Change, Forests and Peatlands
in Indonesia. Wetlands International – Indonesia Programme dan Wildlife Habitat
Canada. Bogor. Indonesia.

Rachim. 1996. Keuntungan Pemupukan. Retrieved November 2019, from


http://pasca.uns.co.id.

Rosita, R. A. dan Meiriani. 2016. Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dosis Pupuk Organik Cair Titonia (Tithonia
diversifolia (Hemsl.) Gray) dan Interval Waktu Pemberian. Jurnal Agroekoteknologi, 4 (4)
2435-2446.

Rosliani, R dan Y. Hilman. 2012. Pengaruh pupuk urea hayati dan pupuk organik penambat
nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. J Hort,, 12(1):17-27.

Schroth, G dan F. C. Sinclair. 2003. Tress, Crops and Soil Ferlility. Concepts and Research
Methods. Chicago. 464.

Singh, et al. 2000. Influence of phosphorus on groeth and yield of shallot (Allium cepa L.).
Indian. Jurnal Agri,, 34 (1) 51-4.

Sugiyarto., Meiriani dan J. Ginting. 2013. Respons Pertumbuhan dan produksi beberapa
varietas bawang merah (Allium ascalonicum L.) terhadap berbagai sumber nitrogen
organik. J Agroekoteknologi,, 2 (1) : 402-410.

Utami, S., P.M. Ronal, dan Suryawaty. 2019. Pertumbuhan dan Hasil Bawang Sabrang
(Eleutherine Americana Merr.) Akibat Aplikasi Pupuk Kandang Ayam dan KCL. Agrium,,
22 (1) : 52-55.

Widati., S. Suliasih, dan A. Muharam. 2010. Aplikasi pupuk organik dan bakteri pelarut fosfat
untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat dan aktivitas mikrob tanah. J. Hort,, 20
: 30 241-6.

William, L dan U. Kafkafi. 1998. ‘Intake and translocation of potassium and phosphate by
tomatoes by late spray of KH2PO4 (MKP)’, NRC. Cairo Egypt, Proceeding of symposium
of fertilization. Atechnique to improve production and decrease pollutan, 10-14 Dec. 1995

I Wayan Rio Rivaldi. 2021. Efek Komposisi Pupuk dan Interval Waktu Pemupukan Provibio Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Dayak di lahan Gambut

Anda mungkin juga menyukai