Anda di halaman 1dari 9

JURNAL SAINS AGRO E-ISSN : 2580-0744

Volume 4, Nomor 2, Desember 2019 http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/saingro/index

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica rapa subsp.) VARIETAS PAKCHOY TERHADAP


KOMBINASI PUPUK KANDANG DAN KAPUR DOLOMIT PADA ULTISOL
DI KABUPATEN BUNGO

Muhammad Sah, Setiono

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian


Universitas Muara Bungo

Email : tiosetiono18@gmail.com

Artikel Diterima 26 November 2018, disetujui 2 November 2019

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Purwo Bakti Kecamatan Bathin III, Kabupaten Bungo,
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 01 Juli sampai dengan 30 September 2018. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis pemberian kapur dolomit dan pupuk kandang sapi
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi varietas pakchoy.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan yaitu Po: Tanpa dolomit dan Pupuk
Kandang, P1: 1,5 Ton Dolomit + 2 Ton pupuk kandang sapi, P2: 3 Ton Dolomit + 4 Ton Pupuk
Kandang Sapi, P3: 4,5 Ton Dolomit + 6 Ton Pupuk Kandang Sapi dan P4: 6 Ton Dolomit + 8
Pupuk Kandang Sapi Hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Statistik Analisis
Ragam (Anova), apa bila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple
Range Tes’t (DNMRT) pada taraf 5 %.
Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun total
2
(cm ) dan bobot segar per tanaman (gr). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian
kapur dolomit dan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap luas daun total (cm2) dan
bobot segar per tanaman (4gr), akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (cm)
dan jumlah daun (helai). Perlakuan terbaik yaitu P4 dengan dosis kapur dolomit 6 ton/ha dan
pupuk kandang sapi 8 ton/ha

Kata Kunci : Kapur Dolomit, Pupuk Kandang Sapi, Pertumbuhan dan Hasil Sawi

PENDAHULUAN ; 4,0 g karbohidrat, 220,0 mg Ca; 3,8 mg P;


Tanaman sawi (Brassica rapa var.) 2,9 mg Fe; 1.940,0 mg vitamin A; 0,09 mg
adalah salah satu sayuran yang diminati dan vitamin B, dan 102 mg vitamin C
digemari oleh kalangan masyarakat. Sayuran (Rukmana, 2002).
sawi ini mempunyai nilai ekonomi tinggi Luas panen tanaman sawi di
setelah kubis krop, kubis bunga, dan brokoli, Kabupaten Bungo sebanyak 104 ha,
sehingga jenis sayuran ini memiliki prospek menghasilkan produksi total 805 ton dengan
yang baik untuk dijadikan peluang usaha produktifitas 7,74 ton/ha (BPS Bungo,
pertanian. Kandungan gizi pada tanaman 2017). Hasil ini masih sangat rendah jika
sawi sangat banyak, setiap 100 g berat basah dibandingkan dengan produksi rata-rata sawi
sawi mengandung 2,3 g protein; 0,3 g lemak mampu mencapai 20 hingga 25 ton/ha,
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019

sementara permintaan masyarakat terhadap dolomit Pupuk dolomit sebenarnya


sawi hijau semakin lama semakin meningkat tergolong mineral primer yang mengandung
oleh karena itu diperlukan upaya untuk unsur Ca dan Mg. Pupuk ini sebenarnya
dapat memenuhi peningkatan permintaan banyak digunakan sebagai bahan pengapur
tersebut.Salah satu upaya yang dapat pada tanah-tanah masam untuk menaikkan
dilakukan untuk memenuhi peningkatan pH tanah.
permintaan adalah melalui peningkatan Soepardi (2000) menyatakan bahwa
produksi. pengapuran menetralkan senyawa-senyawa
Usaha peningkatan produksi tanaman beracun dan menekan penyakit
sawi hijau dapat dilakukan dengan cara tanaman.Aminisasi, amonifikasi, dan
ekstensifikasi maupun intensifikasi. oksidasi belerang nyata dipercepat oleh
Ekstensifikasi merupakan pengembangan meningkatnya pH yang diakibatkan oleh
yang dilakukan dengan cara memperluas pengapuran. Dengan meningkatnya pH
lahan penanaman sedangkan intensifikasi tanah, maka akan menjadikan tersedianya
dilakukan dengan memperhatikan teknik unsur N, P, dan S, serta unsur mikro bagi
budidaya tanaman. Teknik budidaya sawi tanaman. Menurut Winarno (2004), unsur
yang perlu mendapat perhatian diantaranya magnesium yang terdapat dalam dolomit
adalah pemupukan (Lingga dan Marsono, merupakan mineral makro yang berfungsi
2009). sebagai aktivator berbagai enzim yang
Pupuk kandang merupakan pupuk berkaitan dalam metabolism protein dan
yang berasal dari kotoran hewan yang karbohidrat.
digunakan untuk menyediakan unsur hara Menurut Bambang(2009)
bagi tanaman.Salah satu jenis pupuk menyatakan pemberian pupuk sapi50
kandang yang digunakan dalam penelitian gr/tanaman memberikan memberikan
ini adalah pupuk kandang yang berasal dari pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
kotoran sapi. Pupuk kandang sapi memiliki hasil tanaman kangkung darat. Penelitian ini
keunggulan dibanding pupuk kandang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
lainnya yaitu mempunyai kadar serat yang kombinasi pupuk kandang dan kapur
tinggi seperti selulosa, menyediakan unsur dolomit terhadap pertumbuhan dan hasil
hara makro dan mikro bagi tanaman, tanaman sawi serta untuk mengetahui dosis
berperan dalam kesuburan tanah dengan kombinasi pupuk kandang dan kapur
menambahkan zat nutrien yang ditangkap dolomit yang tepat terhadap pertumbuhan
bakteri dalam tanah, serta memperbaiki daya dan hasil tanaman sawi.
serap air pada tanah (Hartatik dan Widowati, Dari hasil uraian latar belakang diatas
2010). maka penulis mengambil judul “Respon
Menurut Dian dkk (2016) menyatakan Tanaman Sawi (Brassica rapa
pemberian pupuk kandang sapi 8 ton/ha subsp.)Varietas Pakchoy Terhadap
mampu memberikan pengaruh terbaik Kombinasi Pupuk Kandang Dan Kapur
terhadap pertumbuhan dan berat kering akar Dolomit Pada Ultisol Di Kabupaten Bungo”
tanaman Selada.Selain penggunaan pupuk
organik, untuk meningkatkan pertumbuhan METODOLOGI PENELITIAN
dan hasil tanaman sawi dapat juga dilakukan Penelitian ini dilaksanakan di Purwo
dengan pemberian kapur Bakti Kecamatan Bathin III, Kabupaten
dolomit.Pemberiankapur pada tanaman Bungo, Provinsi Jambi dengan pH tanah 5,5,
umumnya diberikan dalam bentuk dan ketinggian tempat 101 m dpl. Bahan
dolomit.Dolomit berasal dari batu kapur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019

tanah topsoil pupuk kandang sapi, benih hari yaitu pada pagi hari antara pukul 00.7 –
sawi hijau varietas christina, dolomit dan 00.9Wib dan sore hari sesudah pukul 16.00
polybag sedangkan alat yang digunakan – 18..00 Wib. Penyiraman dilakukan dengan
adalah cangkul, meteran, gembor, menggunakan gembor. Penyiangan
handsprayer, plang nama, plang perlakuan, dilakukan pada daerah sekitar tanaman dan
pacak sampel, timbangan, tali plastik, bedengan dari gulma dan rumput-rumputan
bambu, kalkukator, gelas ukur, dan label. yang tumbuh disekitar media pembibitan
Penelitian ini menggunakan Penyiangan dilakukan secara manual dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 frekuensi sesuai 2 minggu satu kali.
Perlakuan dan 4 ulangan, dimana Pengendalian hama dan penyakit dalam
perlakuanya adalah sebagai berikut: penelitian ini dilakukan dengan cara manul
Po : Tanpa dolomit dan Pupuk Kandang hama dikendalikan dengan cara membuang
P1 : 1,5 Ton Dolomit + 2 Ton pupuk hama kutu daun yang muncul, sedangkan
kandang sapi penyakit dikendalikan dengan larutan
P2 : 3 Ton Dolomit + 4 Ton Pupuk fungisida saat benih akan disemai di rendam
Kandang Sapi dengan larutan fungisida
P3 : 4,5 Ton Dolomit + 6 Ton Pupuk Variabel diamati dalam penelitian ini
Kandang Sapi adaalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun
P4 : 6 Ton Dolomit + ton 8 Pupuk (helai), luas daun total (cm2) dan Bobot
Kandang Sapi Segar Tanaman (g). Data yang diperoleh
dilakukan uji statistik dengan menggunakan
Adapun tahapan yang dilakukan sidik ragam (ANOVA).Jika ada pengaruh
dalam pelaksanaan peneliatian adalah yang nyata maka dilanjutkan dengan uji
1. Persemaian Benih Duncan’s New Multiple Range Test
Persemaian benih dilakukan dengan (DNMRT) pada taraf 5 %.
menggunakan media campuran pupuk
kandang 1: 1 media semai dihaluskan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan cara disaring dan disiram dengan 1. Tinggi Tanaman
kondisi lembab, lalu benih sawi ditabur Rataan tinggi tanaman pada pemberian
diatas media dan di tutup kembali dengan pupuk kandang dan kapur dolomit dapat
media semai sedalam 1 cm. dilihat pada Tabel 1.
2. Membuat Perlakuan Media Tanam Tabel 1.Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada
Media yang digunakan dalam Perlakuan Pemberian Pupuk Kandang
penelitian ini adalah tanah topsoil dengan dan Kapur Dolomit
campuran perlakuan pupuk kandang sapi Tinggi Tanaman
dan kapur dolomit sesuai dengan perlakuan Perlakuan
(cm)
yang telah ditetapkan.
3. Penanaman Tanaman P0 21,89
Persemaian yang telah berumur 2 P1 24,80
minggu dipindahkan ke media tanam dalam P2 25,21
polibag dengan menggunakan sendok, dan P3 25,34
dilakukan secara hati-hati agar tidak P4 25,13
merusak perakaran tanaman. KK = 8,60 %
4. Pemeliharaan Tanaman Keterangan : Perlakuan tidak berpengaruh nyata
terhadap rataan tinggi tanaman (P>0,05).
Pemeliharaan yang dilakukan adalah
Penyiraman tanaman yang dilakukan setiap
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019

Pada Tabel 1 menunjukan bahwa cukup dapat mendukung terjadinya proses


pemberian pupuk kandang dan kapur fotosintesis sehingga menghasilkan enzim-
dolomit tidak berpengaruh nyata terhadap enzim yang dapat dimanfaatkan oleh
tinggi tanaman. Peningkatan jumlah tanaman dalam pertumbuhan.
pemberian perlakuan tidak menunjukan
peningkatan tinggi tanaman yang berarti, 2. Jumlah Daun (Helai)
namun jika dilihat dari deskripsi Hasil sidik ragam (anova) menunjukan
pertumbuhan tanaman sawi pakchoy telah bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata
mencapai hasil yang baik hal ini diduga terhadap jumlah daun. Lebih lanjut rataan
lingkungan yang mendukung untuk adaptasi jumlah daun pada pemberian pupuk kandang
hidup serta kondisi bahan organik yang dan kapur dolomit dapat dilihat pada Tabel
cukup pada media tanam telah mampu 2.
diserap oleh perakaran tanaman sehingga Tabel 2.Rataan Jumlah Daun (helai) dengan
tanaman dapat berkembang biak dengan pemberian pupuk kandang dan kapur
baik. Meskipun perlakuan tidak berbeda dolomit
nyata namun pertumbuhan pada setiap Jumlah Daun
Perlakuan
perlakuan menunjukkan rataan tinggi yang (helai)
berbeda sejalan dengan peningkatan P0 5,92
pemberian perlakuan.Namun pada P1 6,17
perlakuan P4 rataan tinggi tanaman terlihat P2 6,58
justru menurun hal ini diduga pemberian P3 6,33
perlakuan telah melampaui batas P4 7,42
maksimum sehingga tidak memperikan KK = 2,15 %
pertumbuhan yang berarti. Keterangan : Perlakuan tidak berpengaruh nyata
Menurut Hartatik (2010) bahan terhadap rataan jumlah daun (P>0,05).
organik merupakan bahan di dalam tanah
yang berasal dari sisa tumbuhan, hewan, Tabel 2 menjelaskan bahwa pemberian
dan manusia yang telah mengalami perlakuan pupuk kandang sapi dan kapur
dekomposisi lanjut maupun yang sedang dolomit tidak berpengaruh nyata terhadap
megalami proses dekomposisi menjadi jumlah daun tanaman sawi, pemberian
bahan humus yang dapat dimanfaatkan perlakuan dari P0 sampai dengan P4 tidak
tanaman dalam pertumbuhan. Hal ini terjadi memberikan pengaruh yang berbeda.
pada media tanam yang digunakan saat Perlakuan yang diberikan belum bisa
penelitian, dimana media tanam yang dimanfaatkan oleh tanaman secara maksimal
digunakan dalam penelitian adalah berasal hal ini diduga saat pengamatan jumlah daun
dari tanah humus yang terdapat pada 30 hst pupuk kandang yang diberikan belum
permukaan tanah. terurai secara sempurna sehingga kandungan
Elisman (2001) menyatakan bahwa unsur hara yang ada didalam pupuk kandang
kadar hara tergantung pada bahan induk belum bisa dimanfaatkan oleh tanaman sawi
yang ada di dalam tanah dalam keadaan secara optimal untuk pertumbuhan jumlah
segar dapat diserap oleh tanaman, sehingga daun. Hal ini sesuai dengan pernyataan
dapat dimanfaatkan oleh tanaman dalam Adriani dan Helda (2017) bahwa pupuk
pertumbuhan. organik yang belum terurai sempurna ratio
Menurut Hartatik (2010) bahan C/N masih tinggi sehingga harus diberi
organik dapat menudung ketersedian unsur waktu untuk proses penguraiannya.
hara didalam tanah ketersediaan hara yang Selanjutnya Rahmansyah (2013)
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019

menyatakan aplikasi pupuk kandang sapi Luas Daun


Perlakuan
dapat terurai sempurna melalui aktifitas Total (cm2).
mikroorganisme memerlukan waktu 40-60 P0 718,91 c
hari, karna proses degradasi jasat renik P1 845,46 bc
tergantung pada keadaan lingkungan bahan P2 850,43 bc
organik yang dapat mempercepat terjadinya P3 970,41 b
penguraian. P4 1143,39 a
Pada saat pengamatan jumlah daun KK = 10,84 %
diduga perlakuan yang diberikan belum Keterangan :Angka–angka yang diikuti oleh huruf
terurai secara sempurna sehingga hasil kecil yang berbeda pada kolom yang sama
rataan pengamatan jumlah daun tidak menunjukkan berbeda nyata menurut DNMRT
pada taraf 5%.
menunjukkan berbeda nyata. Ini sejalan
dengan pendapat (Dian, dkk 2006) yang
Tabel 5 menjelaskan perlakuan kontrol
menyatakan Penekanan pertumbuhan terjadi
(P0) tidak berbeda dengan dengan
karena mikroba dekomposer akan
pemberian perlakuan 1,5 ton dolomit + 2 ton
menggunakan N yang tersedia untuk
pupuk kandang sapi (P1) dan 3 ton dolomit
mendekomposisi bahan organik tersebut
+ 4 ton pupuk kandang sapi (P2), akan tetapi
sehingga tanaman utama akan kekurangan
berbeda dengan pemberian perlakuan 4,5 ton
N. Untuk memaksimalkan penggunaan
dolomit + 6 ton pupuk kandang sapi (P3)
pupuk kandang sapi harus dilakukan
dan 6 ton dolomit + 8 ton pupuk kandang
pengomposan agar menjadi kompos yang
sapi (P4). Perlakuan terbaik adalah
siap diaplikasikan pada media tanam.
P4menghasikan rataan 1143,39 helai daun.
Pinus dan Lingga (1991) menyatakan
Hal ini diduga pengaruh dari pemberian
pemberian pupuk kandang yang belum jadi
dolomit dan pupuk kandang yang diberikan
selain dapat meningkatkan rasio karbon
mampu memberikan pengaruh pada laju
terhadap nitrogen atau rasio C/N, juga
pertumbuhan luas daun total tanaman,
berkaitan dengan kadar air yang tinggi Bila
dimana peran dolomit mampu menetralkan
diaplikasikan secara langsung akan banyak
kondisi pH tanah sedangkan pupuk kandang
melepaskan amoniak yang dapat
memberikan manfaat pada tanah sebagai
menghambat pertumbuhan vegetatif pada
bahan organik pembenah tanah sehingga,
tanaman seperti pertumbuhan jumlah daun.
tanah bisa menjadi gembur serta
perkembangan perakaran berjalan normal
3. Luas Daun Total (cm2).
dan mampu menyerap unsur hara yang
terkandung didalam tanah.
Hasil analisis ragam (Anova)
Hakim dkk (1986) menyatakan
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk
pertumbuban tanaman sangat dipengaruhi
kandang dan kapur dolomit berpengaruh
oleh pH tanah baik secara langsung maupun
nyata terhadap luas daun total. Rataan luas
tidak langsung. Penambahan kapur dolomit
daun total pada perlakuan pupuk kandang
akan meningkatkan ketersediaan unsur Ca
dan kapur dolomit dapat dilihat pada Tabel
dan Mg serta mengurangi unsur Al pada
3.
tanah pedsolid.
Peran unsur kalsium (Ca) sangat
dominan, terutama pada titik-titik tumbuh
Tabel 3. Rataan luas daun total (cm2) dengan
tanaman seperti pucuk muda dan ujung akar,
perlakuan pupuk kandang dan kapur
Selain itu magnesium (Mg) juga berperan
dolomit
dalam mengatur pembagian dan distribusi
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019

karbohidrat keseluruh jaringan tanaman enzim yang berperan dalam sintesa


(Hartatik dan Widowati 2010). Selain itu karbohidrat serta mengatur tekanan
pemberian pupuk kandang juga turut osmotik., kalium berfungai untuk
memberikan pengaruh positif pada melancarkan pembentukan protein,
pengamatan luas daun total, dimana menurut memperbaiki kualitas tanaman, membantu
Elisman (2001) pupuk kandang merupakan translokasi pati, meningkatkan resistensi
bahan organik yang dapat memperbaiki tanaman terhadap hama dan penyakit,
kesuburan, memperbaiki struktur tanah, kekurangan kalium akan menghambat
meningkatkan daya ikat air dan memacu proses fotosintesa yang berakibat
aktivitas mikroorganisme tanah sehingga menurunya pertumbuhan vegetatif tanaman
bahan organic seperti N, P dan K yang (Aisyah, 2011).
terdapat pada pupuk kandang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman dengan baik. 4. Bobot Segar per Tanaman (gr).
Suplai unsur hara yang cukup, Hasil analisis ragam (Anova)
menunjang pertumbuhan tanaman adalah menunjukkan bahwa perlakuan pupuk
unsur hara N, P dan K , unsur ini merupakan kandang dan kapur dolomit berpengaruh
unsur hara makro primer yang lebih banyak nyata terhadap bobot segar per tanaman.
dibutuhkan tanaman dibandingkan unsur Rataan bobot segar per tanaman pada
hara lainnya. Tanaman tidak dapat perlakuan pupuk kandang dan kapur dolomit
melakukan metabolismenya jika kekurangan dapat dilihat pada Tabel 4.
nitrogen untuk membentuk bahan-bahan Tabel 4. Rataan bobot segar per tanaman
penting pada tanaman, kekurangan nitrogen (gr) dengan perlakuan pupuk kandang
dapat menghambat pembentukan klorofil, dan kapur dolomit
pertumbuhan lambat dan kerdil karena Bobot Segar per
Perlakuan
klorofil dibutuhkan untuk pembentukan Tanaman (gr)
karbohidrat dalam proses fotosintesis, P0 170,09 c
sehingga akan menghentikan proses P1 197,49 bc
pertumbuhan jumlah anakan produktif P2 218,50 ab
(Aisyah, 2011). P3 229,35 ab
Unsur fosfor dibutuhkan tanaman sawi P4 246,29 a
selama pertumbuhan vegetatif hal ini KK = 11,78 %
disebabkan karena fosfor banyak terdapat di Keterangan :Angka–angka yang diikuti oleh huruf
dalam sel tanaman berupa unit-unit kecil yang berbeda pada kolom yang sama
nukleotida yang merupakan suatu ikatan menunjukkan berbeda nyata menurut DNMRT
pada taraf 5%.
yang mengandung fosfor sebagai penyusun
RNA dan DNA yang berperan dalam
Tabel 4 menjelaskan, perlakuan P0
perkembangan sel tanaman dan menstimulir
tidak berbeda dengan perlakuan P1, akan
pertumbuhan dan perkembangan perakaran
tetapi berbeda dengan perlakuan P2, P3 dan
tanaman karena berperan dalam
P4. Pada perlakuan P2 tidak berbeda dengan
metabolisme sel dan sebagai aktivator enzim
perlakuan P3 akan tetapi berbeda dengan
yang dapat meningkatkan pertumbuhan
perlakuan P4. Perlakuan terbaik adalah P4.
jumlah anakan (Adriani dan Helda 2017).
Hal ini diduga proses metabolisme seperti
Peranan kalium dalam tanaman
fotosintesis dapat berlangsung cepat dan
sebagai ion pembawa cairan dalam
hasil dari fotosintesis dapat disimpan di
translokasi sejumlah hara terutama nitrogen,
organ-organ tanaman sehingga berpengaruh
mengatur respirasi, transpirasi dan aktivasi
pada hasil bobot segar tanaman terutama di
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019

batang, sehingga berat tanaman tanamanpun mempengaruhi pembesaran pada bagian


akan meningkat. Pertumbuhan tanaman tanaman seperti batang dan kelopak daun.
yang baik berhubungan dengan ketersediaan Menurut Lakitan (2012), K berperan
unsur hara yang terkandung dalam pupuk meningkatkan aktivitas fotosintesis
kandang sapi dan peran dolomit dalam sehingga akumulasi fotosintat dapat di
berkolaborasi terjadi dekomposisi bahan translokasikan ke organ-organ vegetatif
organik sehingga memberikan dampak khususnya sawi. Semakin banyak bahan
kesuburan pada tanah. Tanah yang subur asimilat yang dihasilkan maka semakin
dengan pH ideal dapat memperbaiki banyak yang akan ditranslokasikan ke
penyerapan hara oleh akar tanaman dimana seluruh bagian tanaman sawi.
pemberian kapur dolomit disamping dapat
membenahi unsur kimia tanah juga dapat KESIMPULAN DAN SARAN
meningkatkan ketersediaan unsur Ca dan Kesimpulan
Mg. 1. Pemberian kapur dolomit dan pupuk
Menurut Hakim dkk (1986), kandang berpengaruh nyata terhadap
pemberian kapur dolomit dapat memberikan luas daun total dan bobot segar per
reaksi ketersediaan unsur dalam bentuk ion tanaman, akan tetapi tidak berpengaruh
K+ yang berasal dari dekomposisi bahan nyata terhadap tinggi tanaman dan
organik yang terlarut dalam larutan tanah jumlah daun.
sehingga dapat memacu pertumbuhan 2. Perlakuan terbaik yaitu P4 pemberian
tanaman secara langsung karena dapat perlakuan kapur dolomit 6 ton/ha dan
berfungsi sebagai hormon tanaman alami pupuk kandang sapi 8 ton/ha
yang dapat memperbaiki penyerapan hara
oleh akar tanaman, sebagai sumber N, P dan Saran
K serta dapat meningkatkan kapasitas tukar Untuk mendapatkan produksi sawi
kation sehingga mampu mengikat unsur- yang optimal diharapkan menggunakan
unsur yang bermuatan positif seperti Ca, takaran kapur dolomit 6 ton/ha dan pupuk
Mg, dan K. kapasitas tukar kation meningkat kandang sapi 8 ton/ha
maka tanah akan mengikat lebih banyak
hara dan memberikan reaksi positif pada DAFTAR PUSTAKA
hasil pertumbuhan tanaman. Adriani1, dan Helda S, 2017. Pengaruh
Selanjutnya pupuk kandang juga Waktu Pemberian Dan Dosis
berperan dalam mendukung proses Pupuk Kandang Sapi Terhadap
pertumbuhan tanaman pertambahan berat Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
dan besar tanaman sebagai akibat adanya Sawi (Brassica juncea L.). Fakultas
ketersediaan unsur K yang ada pada pupuk Pertanian, Universitas 17 Agustus
kandang. 1945 Samarinda.
Menurut Hanafiah (2010), unsur K
berperan dalam menjaga potensial osmotik Aisyah, S. 2011. Pengaruh Pupuk Kandang
tanaman seperti pengaturan pembukaan dan Sapi Terfermentasi Dengan Dosis
penutup stomata sehingga tanaman mampu dan Interval Pemberian yang
menjaga kondisi air di dalam tanaman yang berbeda Terhadap Pertumbuhan
berdampak positif pada peningkatan Tanaman Sawi (Brassica juncea
fotosintesis dan pendistribusian asimilat dari L).Jurnal. Program Studi
daun ke seluruh bagian tanaman sehingga Agroteknologi, Fakultas Pertanian
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019

dan Peternakan, Universitas Islam Haryanto, E., T. Suhartini, dan E. Rahayu.


Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 2001. Sawi dan Selada. Penebar

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bungo. Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar-dasar


Tahun 2017.Luas lahan dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Produksi Tanaman Pangan dan Rajawali press.
Hortikultura.Kabupaten Bungo.
Jambi. Lingga, P, dan Marsono. 2009. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Penebar
Bambang Wicaksono Hariyadi. 2009. Swadaya. Jakarta.
Efektifitas Pemberian Pupuk
Organik Kotoran Sapi Terhadap Pinus Lingga. 1991. Jenis dan Kandungan
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Hara pada Beberapa Kotoran
Kangkung Darat (Ipomoea reptans Ternak. Pusat Pelatihan Pertanian
Poir). Fakultas Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S)
Universitas Merdeka. Surabaya ANTANAN.Bogor (Tidak
dipublikasikan).
Dian Pramana Putra, Merakati
Handajaningsih dan Riwandi Rahmansyah Asmi. 2013.Pengaruh
Fahrurrozi. 2016. Pengaruh Kombinasi Pupuk Kandang dan
Pemberian Kapur Dolomit Kapur Dolomit Terhadap
Kombinasi dengan Pupuk Kandang Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kol Bunga (Brassica oleraceae L).
Tanaman Selada di Programstudi Agronomi Fakultas
Polybag.Program Studi Pertanian. Universitas Teuku
Agroteknologi. Jurusan Budidaya Umar. Aceh Barat.
Pertanian.Universitas Bengkulu.
Rukmana, R. 2002. Bertanam Petsai dan
Elisman, R. 2001. Pengaruh pemberian Sawi.Kanisius.Yogyakarta.
beberapa jenis pupuk kandang
terhadap pertumbuhan bibit kopi Sutejo, M.M. 1995. Pupuk dan Pemupukan.
Arabika(Coffee Arabika Var. Rineka Cipta. Jakarta.
Kartika 1). Skripsi.Fakultas Swadaya. Jakarta.
Pertanian Universitas Taman
Siswa. Padang Titek Widyaastuti. 2008. Penanaman Sawi
(Brassica sinensis L.) Sistem
Hakim,.M.M. 2002. Kapur Dolomit. Hidroponik pada Berbagai Macam
Penebar Swadaya. Jakarta. Media Tanam.Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian. ISSN: 0854-4026.
Hartatik., S dan Widowati M. 2010.
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi
Sapi dan Pupuk N P K Terhadap Tumbuhan (Spermatophyta).
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Yogyakarta.Gajah Mada
Sawi(Brassica junceal) Jurnal Fakultas University Press.
Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019

Yanti, Yuli Afrida, Indrawati dan Revilda. (Solanum lycopersicum


2013. Penentuan Kandungan Unsur Mill).Jurnal Kimia Unand. Vol
Hara Mikro (Zn, Cu, dan Pb) 2.No1, Maret 2013.ISSN No 2303-
Didalam Kompos Yang dibuat dari 3401.
Sampah Tanaman Pekarangan dan
Aplikasinya Pada Tanaman Tomat

Anda mungkin juga menyukai