http://ojs.universitasmuarabungo.ac.id/index.php/Sptr/index
Peranan Pupuk Kotoran Kambing Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Lebar dan
Luas daun Total Pennisitum purpureum cv. Mott
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pupuk kotoran kambing
terhadap pertumbuhan tanaman rumput gajah mini. Penelitian ini merupakan penelitian
percobaan yang didesain berdasarkan rancangan acak Kelompok ( RAK), dengan 5 perlakuan
dan 4 kelompok: P0 (Tanpa pemberian pupuk kotoran kambing), P1 (2,5 kg/petak = 7,5 ton/ha),
P2 (5,0 kg/petak = 15 ton/ha), P3 (7,5 kg/petak = 22,5 ton/ha), P4 (10,0 kg /petak = 30 ton/ha).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kotoran kambing tidak signifikan pengaruhnya terhadap
semua parameter penelitian (tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun total pada tanaman
rumput gajah mini), ini kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi hara tanah tempat penelitian
masih ralatif banyak dan terpenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan rumput gajah mini, sehingga
tidak terlihat pengaruh kotoran kambing pada fase pertumbuhan rumput gajah mini (umur 0 – 60
hari). Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk melihat pengaruh kotoran kambing pada
pemotongan sealnjutnya. Berpeluang akan terlihat pengaruhnya yaang disebabkan telah
optimalnya proses dekomposisi oleh mikroorganisme tanah.
pertumbuhan maupun untuk produktivitas. terutama zat nutrient yang terkandung pada
kondisi tanah. Berbagai macam jenis hijauan peternakan. Semakin bagus kualitas hijauan
makanan ternak telah lama dikenal oleh semakin meningkat produktivias ternak.
manusia, seperti rumput gajah, rumput raja, Oleh karena itu sebagai peneliti kita harus
* Korespondensi
(corresponding author)
mengetahui potensi pengembangan hijauan diperlukan penggunaan pupuk yang ramah
yang berkualitas dan mudah untuk lingkungan, memiliki kadar hara yang
latin pennisetum purpureum cv. Mott satu jenis pupuk organik berbasis sumber
merupakan rumput unggul yang mudah daya lokal dengan ketersediaan yang
rumput gajah mini di Indonesia sangat kambing sebagai pupuk organic sangat besar
menjanjikan dan memiliki daya adaptasi karena memilki kandung hara yang
bagus, serta mudah untuk di jadikan pakan (Rahmat, dkk, 2018). Banyak dilaporkan
saat musim kemarau (Faidzin, 2019). kotoran kambing dengan yang lainnya
gajah mini telah banyak ditemui bahwa tanaman (Purwanto,dkk. 2919; Prananti,
tingginya penerapan pupuk anorganik yang dkk, 2019; YOLANDA,. dkk, 2018).
* Korespondensi
(corresponding author)
belaputrajnp@yahoo.com
Kabupaten Bungo. Dengan tipe tanah jenis rancangan acak Kelompok ( RAK), dengan
* Korespondensi
(corresponding author)
belaputrajnp@yahoo.com
Pelaksanaan Penelitian potongan miring sekitar 45˚, sehingga
mudah ditanam.
Pengolahan tanah
Penanaman
Pengolahan tanah secara umum
Jarak tanam 30cm x 30cm, stek
melakukan penggemburan dan pembuatan
ditanam dengan posisi miring sekitar 30˚ ke
bedengan. Tanah yang hendak digemburkan
arah timur, dengan kedalaman kurang lebih
harus dibersihkan dari bebatuan,
15cm dari permukaan tanah atau 2 buku
rerumputan, semak atau pepohonan yang
dibenamkan dalam tanah dan 1 buku diatas
tumbuh dan bebas dari daerah ternaungi,
permukaan tanah.
karna tanaman rumput gajah mini suka pada
Pemupukan/Perlakuan
cahaya matahari secara langsung, sedangkan
Pemberian pupuk kandang Kambing
kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20
dilakukan dengan cara dicampurkan secara
cm.
merata pada petak percobaan dengan dosis
Pembuatan bedengan
sesuai dengan perlakuan yyang ditetapkan.
Pembuatan bedengan dibuat dikebun
Pemberian pupuk kandang kambing
percobaan. Membuat bedengan berukuran
dilakukan 1 minggu sebelum tanam.
1,8m x 1,2m dengan jarak tanah 30 x 30 cm
Pemeliharaan
dan jarak antara bedengan yaitu 30cm. Kegiatan pemeliharan meliputi
Penyiapan stek tanaman kegiatan penyiraman yang dilakukan setiap
Stek rumput diambil dari batang pagi dan sore kecuali pada saat hujan tidak
yang sehat, tidak terlalu muda dan tidak dilakukan. Kegiatan lain yang perlu
terlalu tua, minimal mengandung 2 ruas atau dilakukan adalah penyiangan, pendangiran
3 buku, stek dipotong dengan posisi yang dilakukan secara bersama-sama, yaitu
hati agar tidak merusak sistem perakaran cara menghitung jumlah daun yang
hari dengan cara memotong tanaman 15 cm Pengukuran luas daun pada saat
dari atas permukaan tanah, dengan maksud tanaman berumur 49 hari setelah tanam.
memicu pertumbuhan anakan baru. Untuk menentukan luas daun, diukur dengan
Parameter yang diamati cara mengukur luas daun pada daun tanaman
Tinggi Tanaman (cm)
sampel, diukur 3 daun kemudian dirata-
Pengukuran awal dimulai saat
ratakan hasilnya dikalikan dengan jumlah
tanaman berumur 7 hari setelah tanam.
daun tanaman sampel. Perhitungan luas
Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari
daun dapat menggunakan rumus :
pangkal batang tanaman sampai titik
Luas Daun = P X L X Koefisien
tertinggi yang dapat dicapai daun tanaman
0,75x Jumlah Daun
dengan cara menguncupkan daun tanaman,
Dimana :
pengukuran dilakukan dengan menggunakan
P = Panjang Daun
meteran. Pengukuran dilakukan 7 hari
L = Lebar Daun
sekali. Akhir pertumbuhan (60 hari setelah
Koefisien = 0,75
tanam) satuan yang digunakan cm.
(sumber : Sitompul dan Guritno,
Jumlah daun ( helai )
1995)
* Korespondensi
(corresponding author)
belaputrajnp@yahoo.com
Analisa Data HASIL DAN PEMBAHASAN
Rataan Tinggi Tanaman (cm)
Untuk melihat pengaruh perlakuan
Hasil analisis ragam menunjukkan
terhadap peubah yang diamati maka data
bahwa pemberian pupuk kotoran kambing
diperoleh dianalisis secara statistik,
berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi
menggunakan sidik ragam dan untuk
tanaman (cm) rumput gajah mini
melihat perbedaan antara perlakuan
(pennisetum purpureum cv Mot.). Rataan
dilanjutkann dengan Duncan New Multiple
tinggi tanaman rumput gajah mini pada
Range Test (DNMR) pada taraf nyata 5%
masing-masing perlakuan pupuk kotoran
(Steel Torrie,1993).
kambing dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. RataanTinggi Tanaman Rumput Gajah mini masing-masing perlakuan selama penelitian
(cm).
Perlakuan Rataan (cm)
P0 57,44
P1 58,51
P2 58,34
P3 59,35
P4 59,62
Keterangan: Perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman (cm) rumput gajah mini
(P>0,05).
* Korespondensi
(corresponding author)
belaputrajnp@yahoo.com
Berdasarkan hasil analisis statistik Oleh karena itu komposisi yang baik untuk
adanya pengaruh yang tidak berbeda nyata Dosis 10,0 kg/petak = 30 ton/ha. Menurut
kambing dengan tingkat konsentrasi berbeda tanaman dan produksi akan tinggi apabila di
mempunyai efektifitas yang sama pada dalam tanah terdapat unsur hara dengan
pertumbuhan rumput gajah mini. Dan hal ini jumlah yang seimbang dan laju
juga diduga kondisi tanah sudah mencukupi pertumbuhan akan menurun apabila unsur
sehingga penambahan pupuk kotoran hara yang diperlukan tidak tersedia. Begitu
tidak nyata bagi pertumbuhan maupun tanaman akan tumbuh dengan baik apabila
perkembangan tinggi tanaman rumput gajah unsur hara yang diberikan berada dalam
mini (pennisetum purpureum cv. Mott). jumlah yang seimbang dan sesuai dengan
tanaman itu sendiri. Dalam melangsungkan pertumbuhan tinggi tanaman rumput gajah
membutuhkan nutrisi yang dapat diperoleh dari umur minggu ke-4 hingga minggu ke-8
* Korespondensi
(corresponding author)
belaputrajnp@yahoo.com
100
P0= Tanpa Pupuk
80
P1= kotoran kambing
60 7,5ton/ha
P2= kotoran kambing 15
40
ton/ha
P3= kotoran kambing
20
22,5 ton/ha
P4= pupuk kotoran
0
kambing 30 ton/ha
Minggu IV Minggu V Minggu VIMinggu VIIMinggu VIII
Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Rumput Gajah Mini (pennisetum purpureum cv. Mott) umur
4 minggu – 8 minggu hst.
Dari Gambar 1 diatas terlihat jelas p3, p4 cenderung mencukupi dan diduga
bahwa masing-masing perlakuan pemberian unsur hara pada perlakuan p4 tersedia dan
pupuk kotoran kambing pada tanaman mencukupi sehingga terjadi kenaikan tinggi
terjadi peningkatan tinggi tanaman pada tanaman yang cukup baik pada setiap
setiap minggunya. Pada umur tanaman 4-5 minggunya dan menghasilkan tinggi
minggu setelah tanam belum menunjukkan tanaman yang paling tinggi dibandingkan
yang terkandung sama. Pada minggu ke 4-8 Rataan Jumlah Daun (helai)
tanaman yang cenderung tidak sama yang bahwa pemberian pupuk kotoran kambing
terlihat dari perlakuan P0 dan P1 yang berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah
cendrung rendah sedangkan pada perlakuan daun (helai) rumput gajah mini (pennisetum
P2, P3, P4 pertambahan tinggi tanaman purpureum) (Lampiran 6). Rataan jumlah
terlihat sama diduga karena pupuk kotoran daun rumput gajah mini pada masing-
kambing yang diberikan pada perlakuan p4, masing perlakuan pupuk kotoran kambing
* Korespondensi
(corresponding author)
belaputrajnp@yahoo.com
Tabel 2. Rataan Jumlah Daun Rumput Gajah mini masing-masing perlakuan selama penelitian
(helai)
Keterangan: Perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun rumput gajah mini
(P>0,05).
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat fisik tanah, tata ruang udara tanah,
bahwa pertumbuhan jumlah daun pada mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat
rumput gajah mini (pennisetum purpureum hara sehingga tidak mudah larut oleh air
cv Mott) yang tertinggi yaitu pada P4 hujan dan meningkatkan daya agregat tanah.
(perlakuan 4) pupuk Kotoran Kambing Selain itu, bahan organik juga dapat
Dosis 10,0 kg/petak atau setara dengan 30 meningkatkan sifat biologi tanah ( Marsono
Pupuk Kotoran Kambing 2,5 kg/petak atau yang lebih luas pada awal pertumbuhan akan
perlu dipertimbangkan dalam rangka dari tanaman dengan luas daun dan produksi
penelitian. Pupuk kandang kambing perlu fotosintat yang lebih besar memungkinkan
ditambahkan kedalam tanah, karena pupuk membentuk seluruh organ tanaman yang
kandang kambing yang telah mengalami lebih besar seperti daun dan akar yang
Meskipun pemberian pupuk kotoran fotosintesis dan penyerapan ion inilah yang
(P>0,5) namun jumlah daun yang dihasilkan jumlah daun. Semakin lama unsur tanaman
pada perlakuan P4 cenderung lebih banyak akan memberikan kesempatan pada tanaman
dibandingkan dengan perlakuan lainnya, hal untuk tumbuh lebih lama sehingga jumlah
ini menunjukkan bahwa pada perlakuan P4 daun yang terbentuk pun akan lebih banyak.
seimbang. Hal ini berkaitan dengan peranan bahwa pemberian pupuk kotoran kambing
berasosiasi dengan pembentukan klorofil di purpureum cv. Mott). Rataan luas daun
Tabel 3. Rataan Luas Daun Rumput Gajah mini masing-masing perlakuan selama penelitian
(cm)
Perlakuan Rataan
P0 79,29
P1 75,44
P2 93,21
P3 83,74
P4 87,64
Keterangan : Perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap luas daun (cm) rumput gajah mini
(pennisitum purpureum cv. Mott) (P>0,05).
* Korespondensi
(corresponding author)
belaputrajnp@yahoo.com
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa Hal ini sesuai dengan pendapat Kasno
ton/ha, memiliki pertumbuhan luas daun lambat, kerdil, daun hijau menjadi
yang paling tinggi dibandingkan dengan kekuningan, daunnya sempit, daun-daun tua
perlakuan yang lainnya maupun kontrol. menjadi cepat menguning dan mati. Unsur
Dan pada P1 (perlakuan 1) pupuk kotoran hara sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk
kambing Dosis 2,5 kg/petak, memiliki luas pertumbuhan dan perkembangan tanaman
daun yang paling rendah diantara perlakuan antara lain yaitu pertumbuhan daun dan
Tanaman yang unsur haranya tidak dkk. 1991 bahwa jumlah dan ukuran daun
tercukupi ditandai dengan adanya warna dipengaruhi faktor Genotip dan lingkungan,
kekuningan pada bagian daun saat tumbuh. antara lain unsur hara atau bahan organik.
* Korespondensi
(corresponding author)
belaputrajnp@yahoo.com
Darobin. 2000. Diktat pengetahuan Dwidjoseptro, D., 1980 dalam Fatkhusuna,
Bahan Makanan Ternak. E, 2008. Efektitas Jenis Pupuk
Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daun Terhadap Pertumbuhan
Pakan Fakultas peternakan Institut Tanaman Sirih Merah (piper
Pertanian Bogor. Bogor. ornatum), Skripsi Jurusan
CABI. 2014. Invasive species Compendium. Pendidikan Biologi Fakultas
Datasheets of elephant grass Keguruan dan Ilmu Kependidikan,
(Pennisetum purpureum). Universitas Muhamadiyah,
Wallingford (UK): CAB Surakarta.
International. Faidzin, A. (2019). EVALUASI
KANDUNGAN PROTEIN KASAR
Chemisquy MA, Giussani LM, Scataglini
DAN AMONIA PADA SILASE
MA, Kellogg EA, Morrone O.
RUMPUT GAJAH MINI
2010. Phylogenetic studies favour
(Pennisetum purpureum cv. Mott)
the unification of pennisitum,
DENGAN SUPLEMENTASI
Cenchrus and Odontelytrum
MOLASE (Doctoral dissertation,
(Poaceae): A combined nuclear,
University of Muhammadiyah
plasid and morphological analysis,
Malang).
and nomenclatural combinations in
Fanindi . A,. S. Yuhaini dan A. Wahyu.
cenchrus. Ann Bot. 106:107-130.
2005. Pertumbuhan dan
Dariah A. 2004. Erosi dan Degradasi Lahan
Produktivitas Tanaman Sorgum (
Kering di Indonesia. Balittanah
Sorgum bicolor L) Moench dan
Litbang Deptan. Bogor.
Sorgum sudanence (piper stafp)
Darwis, V., & Rachman, B. (2019). Potensi yang mendapatkan Kombinasi
pengembangan pupuk organik Pemupukan N,P,K dan Ca.
insitu mendukung percepatan Prosiding Seminar Nasional
penerapan pertanian organik. Peternakan Veteriner, 12 -13
September di Bogor, Buku 2 : 872 -
Djiwosaputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi
885.
Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
* Korespondensi
(corresponding author)
belaputrajnp@yahoo.com
Gardner, F. P., R. B. Peace dan R, L., Lingga, P. Marsono, 2013 Petunjuk
Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi
Budidaya. UI. Press. Jakarta. Penerbit Swadaya Jakarta. Hal : 89
Harsono 2002 Himpunan Peraturan Hukum Marsono., Sigit, P, 2001. Pupuk Akar dan
Tanah, Edisi Revisi Cetakan ke -15. Jenis Aplikasi. Penebar Swadaya.
Djambatan, Jakarta. Jakarta.
* Korespondensi
(corresponding author)
belaputrajnp@yahoo.com
Sirait J, Simanihuruk K, Hutasoit R. 2015b. Suwardjono, H, 2003. Bertanam 30 jenis
Palatabilitas dan kecernaan rumput sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.
gajah kerdil (pennisetum
Sutedjo, M. M 2008 Pupuk dan Cara
purpureum cv. Mott) pada kambing
Pemupukan : Rineka Cipta.
Boerka sedang tumbuh. Sei Putih
(Indonesia): Loka Penelitian Syarif E, S. 1986 Ilmu Tanah Pertanian.
Kambing Potong. Pustaka Buana. Bandung.
Sirait, J., Tarigan, A., & Simanihuruk, K. Syarifuddin, N. A. 2006. Nilai Gizi Rumput
(2017). Rumput Gajah Mini Gajah Sebelum dan Setelah
(Pennisetum purpureum cv. Mott) Enzilase pada Berbagai Umur
sebagai hijauan pakan untuk Pemotongan. Produksi Ternak.
ruminansia. Wartazoa, 27(4), 167- Fakultas Pertanian. Universitas
176. Lampung. Lampung.
Sitompul dan Bambang G 1995. Analisis Urribarri L, FerrerA, Colina A. 2005. Leaf
Pertumbuhan Tanaman Universitas protein from ammonia-treated
Gajah Mada Yogyakarta. dwarf elephant grass (pennisetum
purpureum Schum cv. Mott). Appl
Soepardi, G.1983. Sifat dan ciri tanah.
Biochem Biotechnol. 121-124:457-
Fakultas Pertanian Institut
467.
Pertanian Bogor. Bogor.
USDA, 2012. Plans profile for pennisetum
Steel, R. G.M & Torrie, J. H. (1993). Prinsip
purpureum Schumach-elephant
dan Prosedur Statistik suatu
grass. National Resources
pendekatan biometrik. Principles
Conservation Services. United State
and Procedures of statistics,
Departement of Agricultural
terjemahan Ir, Bambang Sumantri)
[Internet]. [cited 17 November
Cetakan ke-3, PT. Gramedia,
2017]. Available
Jakarta.
from:http://plants.usds.gov
Subroto dan S. Awang. 2005. Kesuburan Wildan, A. 2015. Rumput Odot (Pennisetum
dan pemanfaatan Tanah. purpureum cv. Mott). [serial
Bayumedia Publishing. Malang. online].www.
* Korespondensi
(corresponding author)
belaputrajnp@yahoo.com
kampungternak.com/rumput odot
(pennisetum purpureum cv. Mott).
Diakses pada tanggal 20 F.ebruari
2019.
* Korespondensi
(corresponding author)
belaputrajnp@yahoo.com