Anda di halaman 1dari 6

J. Hort.

12(3):141-147, 2002

Pengaruh Macam dan Dosis Pupuk Organik terhadap Hasil


Kentang Dataran Medium pada Lahan Sawah
Subhan dan Deden Fatchullah
Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Parahu 517, Lembang – Bandung 40391

Akhir-akhir ini kentang menjadi tanaman prioritas dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Produksi umbi
kentang di Indonesia masih rendah sehingga diperlukan upaya untuk menaikkan produksi dan mutu umbi.
Kendala yang dihadapi petani kentang di dataran medium pada lahan sawah adalah kandungan bahan
organik tanah rendah. Percobaan ini dilaksanakan pada musim kemarau di daerah Magelang dari bulan Juni
sampai Nopember 1997. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari macam dan dosis pupuk
organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang pada kondisi tersebut. Perlakuan terdiri atas dua
faktor, yaitu lima macam pupuk organik dan lima macam dosis pupuk organik. Rancangan yang digunakan
adalah split plot dengan tiga ulangan. Perlakuan macam pupuk organik sebagai petak utama dan dosis pupuk
organik sebagai anak petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik (15 t/ha)
meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan hasil kentang. Penggunaan pupuk kandang kambing 20 t/ha
memberikan hasil yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Implikasi dari hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa limbah pertanian/bahan organik dapat meningkatkan produksi kentang.

Kata kunci : Solanum tuberosum; Pupuk organik; Kompos; Elevasi; Dataran medium; Sawah.

ABSTRACT. Subhan and D. Fatchullah. 2002. Effect of kind and rate of organic fertilizer on potato at mid-ele-
vation on paddy field. Recently potato has become a priority crop due to it’s high economic value. However, the pro-
ductivity of this crop in Indonesia is low. Therefore efforts are required to increase the productivity and quality of
potato. The constraint faced by farmers at the medium altitude in paddy field is the low content of organic matter. This
trial was conducted in the dry season at Magelang area from June to November 1997. The objective was to study the ef-
fect of kind and rate of organic fertilizers on the growth and yield of potato under such conditions. The treatments con-
sisted of five types of organic fertilizer with five levels a split plot design with three replications was employed where
kind of organic fertilizer was put as mainplot and rate of organic fertilizer was put as the subplot. The results showed
that the application of organic fertilizer (15 t/ha) significantly increased the vegetative growth and yield of potato. The
application of goat stable manure at a rate of 20 t/ha gave the highest crop growth response compared to the other treat-
ments. This research indicates that the use of agriculture waste/organic matter can increase the productivity of potato
at medium altitude.

Keywords : Solanum tuberosum; Organic fertilizers; Compost; Altitude; Mid-elevation; Paddy field.

Kentang merupakan komoditas sayuran yang produksi baik secara intensifikasi maupun
penting, karena merupakan salah satu sumber ekstensifikasi budidaya kentang. Luasan
pendapatan petani, ekspor nonmigas, alternatif pertanaman kentang yang meningkat setiap
sumber karbohidrat, dan bahan baku industri tahun ternyata tidak diikuti dengan peningkatan
prosesing (Asandhi, 1993). Ekstensifikasi produksi yang setara. Peningkatan produktivitas
pertanaman kentang dataran tinggi mengandung kentang dapat dilakukan dengan berbagai cara,
risiko yang tinggi berupa kerusakan sumberdaya antara lain dengan pemupukan yang disesuaikan
lahan pertanian. Salah satu contoh yang sangat dengan kebutuhan tanaman dan kondisi
membahayakan kelestarian sumberdaya lahan ekosistem setempat.
adalah cara tanam dengan barisan yang sejajar Salah satu hal yang masih memerlukan
dengan arah lereng dapat meningkatkan bahaya perbaikannya adalah penggunaan pupuk
erosi (Sutapraja, 1979). Oleh karena itu, kandang yang selama ini masih berdasarkan hasil
pengembangan kentang sebaiknya juga penelitian di dataran tinggi. Di samping itu,
diarahkan ke dataran yang lebih rendah (dataran ketersediaan pupuk kandang sudah sedemikian
medium). sulit disertai pula harganya yang tinggi, karena
Tanaman kentang tidak banyak yang mempunyai harus didatangkan dari daerah lain. Oleh karena
daya adaptasi di dataran medium, varietas itu, alternatif pupuk organik lain yang mudah
kentang yang memberikan hasil yang cukup didapat di lokasi penelitian dicari sebagai
tinggi seperti Katela, Cipanas, Desiree, Spunta pengganti pupuk kandang, dalam hal mengatasi
(Kusumo et al., 1987); Red Pontiac, Cosima, k e n d a la i n i p e r lu d i a d ak a n p e n el it ia n
Monza, dan Granola (Sahat et al., 1992). penggunaan kompos dari bahan-bahan organik
Kebutuhan terhadap kentang yang meningkat yang banyak tersedia di lokasi tersebut, menjadi
mendorong berbagai usaha untuk meningkatkan bahan yang bermanfaat serta menghindari dari

141
J. Hort. Vol. 12, No. 3, 2002

pembakaran limbah pertanian menjadi bahan Pengaruh macam dan dosis pupuk
yang berdayaguna yang ramah lingkungan. organik terhadap tinggi tanaman dan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk jumlah cabang utama umur 50 hst pada
mengetahui macam dan dosis pupuk organik tanaman kentang (Effect types of organic
yang optimal untuk tanaman kentang di dataran fertilizer and dosage on plant height and
medium. Pemberian pupuk organik diduga dapat number of main branch on potato)
meningkatkan hasil tanaman kentang di dataran
medium. Tinggi Jumlah
Perlakuan tanaman cabang utama
(Treatments) (Plant height) (Number of
cm main branch)

BAHAN DAN METODE Petak utama (Main plot)


Macam organik
Penelitian ini dilaksanakan di lahan petani di (Types of organics)
daerah Magelang, Desa Polengan Kabupaten Pupuk kandang kambing 75,86 b 9,4 c
(Goat stable manure)
Magelang (500 m dpl), dari bulan Juni sampai
dengan Nopember 1997. Varietas yang Kompos jerami 63,79 a 8,2 ab
(Paddy straw compost)
digunakan adalah Granola dengan jarak
Kompos jerami jagung 62,24 a 8,1 ab
tanam 50 cm antarbarisan dan 30 cm dalam (Corn straw compost)
barisan (double rows system), pada bedengan Kompos jerami legum 64,39 a 8,6 bc
seluas satu meter terdapat dua barisan (Legume straw compost)
tanaman kentang. Kedalaman bibit antara Kompos rumput 62,81 a 7,2 a
7-10 cm, sedangkan tinggi bedengan 60 cm. (Grass compost)
Mulsa jerami diberikan dengan jumlah 6 t/ha Anak petak (Subplot)
(setebal 3 cm) untuk mengurangi pencucian Dosis (Dosages), t/ha
yang terjadi. Pupuk dasar diberikan 45 kg 0 54,21 a 5,6 a
N/ha, 90 kg P2O5/ha, dan 50 kg K2O/ha 5 63,18 b 5,9 a
(Gunadi, 1993). Rancangan yang digunakan 10 65,40 b 6,9 b
adalah petak terpisah dengan tiga ulangan. 15 68,39 bc 8,4 bc
Luas petak 18 m2. Perlakuan yang dicobakan 20 75,86 c 8,9 c
adalah macam pupuk organik sebagai petak
Hst (dap) = hari setelah tanam (days after planting)
utama: pupuk kandang kambing, kompos Angka yang ditandai oleh huruf yang sama tidak
jerami, dan kompos jerami jagung, kompos berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan
jerami legum, kompos rumput setempat. taraf 5% (Numbers followed by the same letter are not sig-
Sebagai anak petak adalah dosis pupuk nificantly at 5% level according to Duncan’s multiple
organik masing-masing: 0 t/ha, 5 t/ha, 10 t/ha, range tests).
15 t/ha, 20 t/ha. Dengan demikian terdapat 25 Pemberian bahan organik secara nyata
kombinasi perlakuan. meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah
Peubah yang diukur yaitu pertumbuhan cabang utama pada tingkat umur tanaman
tinggi tanaman dari 10 tanaman contoh pada kentang 50 hst.
umur 50 hari setelah tanam (hst) dan jumlah Interaksi macam pupuk organik dan dosis
cabang utama per tanaman, dan bobot per 10 pupuk organik sangat nyata pada
tanaman contoh serta per plot dengan pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah
komposisi ukuran umbi (kelas umbi) yang cabang pada umur 50 hst (Tabel 2). Pengaruh
berbobot >60 g, 30-60 g, dan < 30 g. di antara macam pupuk organik yang
diberikan tidak memperlihatkan perbedaan,
kecuali pertumbuhan tinggi tanaman umur
50 hst antara perlakuan pupuk kandang
HASIL DAN PEMBAHASAN kambing dan pupuk kompos legum serta
Analisis statistik menunjukkan bahwa jumlah cabang antara pupuk kandang dan
p e m b e r ia n p u p u k k a n d a n g k a m b i n g pupuk kompos jerami jagung. Hal tersebut
m e m b e r ik a n p e n g a r u h y a n g n y a t a memberikan indikasi bahwa macam pupuk
dibandingkan dengan perlakuan pupuk organik dan dosis yang diberikan diperlukan
organik lainnya terhadap tinggi dan jumlah oleh tanaman kentang pada lahan tersebut.
cabang utama (Tabel 1). Dengan adanya perbedaan tanggapan di
antara perlakuan pupuk organik pada umur
Tabel 1. 50 hst diduga akibat perbedaan efektivitas

142
Subhan dan Deden Fatchullah: Pengaruh
macam dan dosis
pupuk organik thd. hasil kentang dataran me-
Tabel 2. Interaksi perlakuan macam pupuk organik dan dosis terhadap tinggi tanaman kentang pada
umur 50 hst (Interaction between types of organic fertilizer and dosages application on plant height
of potato at 50 dap)
Dosis pupuk organik (Organic fertilizer dosage)
t/ha
Macam pupuk organik
0 5 10 15 20
(Type of organic fertilizer)
Tinggi tanaman pada lima dosis pupuk organik
(Plant height at five organic fertilizer dosages)
....................................................................... cm ......................................................................
Pupuk kandang kambing 57,56 a 65,71 b 68,32 b 70,64 b 74,21 c
(Goat stable manure) A A A B B
Kompos jerami padi 56,45 a 63,27 b 64,44 b 65,71 b 70,44 c
(Paddy straw compost) A A A B B
Kompos jerami jagung 56,86 a 60,89 a 63,27 a 66,45 a 70,12 c
(Corn straw compost) A A A B B
Kompos jerami legum 56,47 a 65,71 b 66,04 b 67,79 b 70,80 c
(Legume straw compost) A A A B B
Kompos rumput 52,61 a 60,19 a 63,27 a 63,73 a 69,46 b
(Grass compost) A A A A B
Huruf kecil adalah pengaruh pupuk organik dan huruf besar adalah interaksi antara pupuk organik dan dosis (The effect of or-
ganic fertilizer is indicated by small letter and interaction between organic fertilizer and dosage is indicated by capital letter).

Tabel 3. Pengaruh macam dan dosis pupuk organik terhadap bobot kelas umbi > 60 g, 30-60 g, dan < 30
g per 10 tanaman serta bobot umbi per plot (Effect of types of organic fertilizer and dosage on
weight of tuber grade >60 g, 30-60 g, and < 30 g per 10 plants and tuber weight per plot).
Bobot umbi (Tuber weight)
g
Perlakuan Total
(Treatments) >60 60-30 <30 kg/plot
... ............................kg/10 tan(plant).......................
Petak utama (Main plot)
Macam organik
(Types of organics)
Pupuk kandang kambing 3,57 a 4,70 a 9,25 a 12,56 a
(Goat stable manure)
Kompos jerami 3,24 a 4,69 a 8,14 a 12,24 a
(Paddy straw compost)
Kompos jerami jagung 2,72 b 3,72 b 8,43 b 10,65 c
(Corn straw compost)
Kompos jerami legum 3,34 b 4,65 a 8,75 b 11,71 b
(Legume straw compost)
Kompos rumput 2,14 c 3,65 b 7,19 c 10,14 c
(Grass compost)
Anak petak (Subplot)
Dosis (Dosages), t/ha
0 1,43 c 2,95 c 5,12 c 7,26 c
5 1,18 b 3,25 b 6,14 b 7,85 c
10 3,20 b 4,26 a 8,27 a 10,16 b
15 3,41 a 4,29 a 8,45 a 11,45 a
20 3,49 a 4,46 a 8,97 a 11,96 a

peranan kematangan dari pupuk organik ditentukan oleh kebutuhan tanaman akan
yang menonjol pada fase pertumbuhan pupuk kandang yang bersangkutan juga oleh
tanaman kentang tersebut, karena fungsi dan faktor lingkungan karena mempengaruhi
peranan dari maca m-maca m ata u efektivitas penyerapannya (Behboudian et al.,
masing-masing pupuk organik berbeda satu 1990). Dalam Tabel 2, tampak jelas bahwa
sama lain dalam metabolisme tanaman (Rios perlakuan pupuk organik serta dosisnya
et al., 1964). Perbedaan tanggap tanaman menjadi semakin nyata pengaruhnya.
terhadap pupuk organik serta dosisnya selain Kombinasi pemberian pupuk kandang

143
J. Hort. Vol. 12, No. 3, 2002

Gambar 1. Pertumbuhan dan tinggi tanaman kentang pada dosis pupuk organik 20 t/ha (Growth of po-
tato plant height and organic dosage 20 t/ha). JG = Kompos jagung (Corn straw compost), LG =
Kompos legum (Legume straw compost), JR = Kompos jerami padi (Paddy straw compost),
KB = Pupuk kandang kambing (Goat stable manure). HST (DAP) = Hari setelah tanam (Day
after planting)

kambing dan dosis 20 t/ha menghasilkan menonjol dalam meningkatkan hasil


tanaman yang paling tinggi yaitu 74,21 cm tanaman kentang. Berdasarkan data
(Tabel 2). interaksi dari perlakuan pupuk organik dan
Pemberian macam pupuk organik yang dosis menunjukkan bahwa keberadaan dari
berbeda sumber dan beberapa tingkat pupuk organik tersebut baik yang berasal
dosisnya, kelas umbi yang ukurannya >60 g, dari kompos maupun yang berasal dari
30-60 g, dan <30 g per 10 tanaman contoh, pupuk kandang kambing sangat diperlukan
tidak memberikan interaksi antara macam oleh tanaman kentang, hal ini sesuai dengan
pupuk organik dan dosis pupuk organik pendapat Sherma et al. (1974) bahwa bahan
(Tabel 3), kecuali hasil bobot umbi total per organik diperlukan oleh tanaman selain
plot yang disajikan pada Tabel 4. Hal ini sebagai sumber nutrisi, juga sebagai bahan
terjadi karena adanya kecenderungan bahwa yang digunakan untuk perbaikan struktur
tingkat kematangan pupuk kandang dan tanah.
bahan kompos lainnya belum mencapai Gambar 1 disajikan dalam bentuk histogram
optimal, sehingga belum secara baik dapat menunjukkan bahwa tanaman kentang pada
digunakan oleh tanaman kentang (Nurtika, awal pertumbuhannya (21 hst) dan efek dari
1990). pemberian pupuk kandang belum terlihat
Menurut Nurtika et al. (1992) hampir semua pengaruhnya. Hal ini disebabkan tanaman
unsur yang terdapat dalam pupuk kandang kentang belum dapat meman- faatkan pupuk
dan kompos (organik) dibebaskan hanya jika yang diberikan secara optimal, sesuai dengan
pupuk kandang atau kompos telah melapuk. hasil penelitian Hilman et al. (1992) serta
Demikian pula perlakuan pemberian pupuk Tallbot et al. (1985) bahwa pada pertumbuhan
organik dan beberapa tingkat dosis pupuk, awal dari tanaman kentang kebutuhan nutrisi
nyata pengaruhnya berbeda-beda sampai didapat dari umbi bibit yang digunakan.
hasil bobot total per plot (Tabel 4). Tanaman kentang yang berumur 35 hari
Dari aspek hasil produksi bobot umbi total per setelah ta nam mulai mena mpakka n
plot secara umum dapat dikemukakan bahwa tanggapan terhadap pupuk organik yang
pemberian pupuk kandang kambing dengan d i b e r ik a n t e r h a d a p t i n g g i t a n a m a n ,
dosis 20 t/ha rata-rata menghasilkan bobot meskipun tidak menunjukkan perbedaan
umbi per plot yang tertinggi, akan tetapi di yang nyata antarperlakuan. Tanaman
antara perlakuan yang dicoba perlakuan kentang mulai berumur 50 hst. baru
tersebut memperlihatka n hasil ya ng menunjukkan perbedaan yang nyat a

144
Subhan dan Deden Fatchullah: Pengaruh
macam dan dosis
pupuk organik thd. hasil kentang dataran me-
terhadap tinggi tanaman sesuai dengan hasil 2. Behboudian, H.M. and Anderson, D.R. 1990. Effect
penelitian Subhan & Karyadi (1994). of potassium deficiency on water relations and
Gambar 1 menunjukkan bahwa pupuk photosynthesis of the tomato plant. Plant and Soil
kandang kambing dengan dosis 20 t/ha 127: 137-139.
merupakan pupuk organik yang terbaik di 3. Fatchullah, D. dan A.A. Asandhi. 1992. Jarak tanam
antara pupuk – pupuk organik yang dicoba, dan pemupukan nitrogen pada tanaman kentang di
yaitu kompos jagung, kompos legum, dan dataran medium. Bul. Penel. Hort. 23 (1) : 117-123.
kompos jerami, dengan dosis yang sama
4. Gunadi, N. 1993. Pengaruh dosis dan waktu
terhadap semua peubah yang diukur, hal ini
pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan dan
sesuai dengan hasil analisis pupuk kandang hasil kentang pada lahan sawah dataran medium.
kambing dan kompos yang dicoba sebagai Bul. Penel. Hort. 24(4):1-8.
pupuk organik (Lampiran 2).
Hasil analisis tingkat C/N untuk pupuk 5. Hilman, Y. dan Suwandi. 1992. Pengaruh Pemberian
kandang kambing, kompos jerami padi, pupuk kandang dan Pupuk Mikro, Tembaga dan
kompos jerami legum, kompos jerami jagung, Seng terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah Andosol
dan kompos rumput, berturut-turut: 6,8,9,10, pada Bawang Putih. Bul. Penel. Hort. 21(1):46-58.
dan 12 (Lampiran 2). 6. Kusumo, S., A.A. Asandhi and Dasi D.W. 1987.
Menurut Nurtika et al. (1992) bahwa Transfer of potato production technology 1985-1986. 5
pemberian pupuk kambing/domba dengan years SAPPRAD in Indonesia. Southeast Asian
takaran 20 t/ha merupakan dosis optimum Potato Program for Agricultural Research and
baik pertumbuhan vegetatif maupun Development (AARD). P:1-28.
pertumbuhan generatif, namun tidak 7. Nurtika, N. 1990. Pengaruh macam dan dosis pupuk
terbukti dalam hasil penelitian ini. Dari hasil kandang terhadap perbaikan kimia tanah dan hasil
analisis pupuk organik (Tabel 1) jelas, bahwa tomat kultivar lokal Gondol pada tanah Andoso. Bul.
dosis pupuk kandang domba/kambing belum Penel. Hort. 19 (1):118-127.
mencapai titik optimum demikian juga pupuk
8. _________., Z. Abidin dan A.A. Asandhi. 1992.
organik lainnya (kompos jerami padi, kompos Pengaruh pupuk kandang terhadap hasil rebung
jerami legum, kompos jerami jagung, dan asparagus (Asparagus officinalis) kultivar Jersey
kompos rumput) regresinya terhadap Giant. Bul. Penel. Hort. 24(2):121-126.
pertumbuhan vegetatif (jumlah cabang)
masih merupakan garis lurus dengan 9. Rios, M.A. and R.W. Pearso. 1964. The effect of some
persamaan berturut-turut sebagai berikut : chemical environmental factors of cotton root
YKB = 6,35 x + 3,54 (r = 0,98); YJR = 5,24 x + behaviour. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 28 : 232-252.
3,28 (r = 0,96) YLG = 4,80 x + 3,84. (r = 0,92), 10. Subhan dan A. K. Karyadi. 1991. Pengaruh
YJG = 4,52 x + 3,74. (r = 0,89), dan YR = 2,63 x P e m up u k a n N P K ( 1 5 , 1 5 , 1 5 ) t er h a d a p
+ 3,74 (r = 0,85) demikian juga jumlah total Pertumbuhan dan Hasil Dua Kultivar Kentang Asal
umbi per plot. Umbi Mini. Bul. Penel. Hort. 22(3):54–61.
11. Sahat, S. and A.A. Asandhi. 1992. TPS progenies
adaptation trial at mid-elevation. Bul Penel Hort.
KESIMPULAN 23(2):41-46.
12. Sharma, G.C. and A.J. Patel. 1978. Effect of nine
1. Pemberian pupuk organik 15 t/ha controlled release fertilizer chrysanthenum growth
meningkatkan pertumbuhan dan hasil and folliar analysis. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 103 (2) :
kentang, interaksi terjadi antara macam 148-150.
pupuk organik dengan dosisnya terhadap 13. Sutapraja, H. 1979. Pengaruh arah dan tinggi
pertumbuhan dan hasil umbi. guludan terhadap produksi dan erosi di tanah
miring pada tanaman kentang (Solanum tuberosum
2. Pupuk kandang kambing (20 t/ha) L.). Bul. Penel. Hort. 7(7):13-16.
menunjukkan penampilan yang terbaik
diikuti oleh kompos jerami padi, kompos 14. Tallbot, H.J., W.Y. Kenworthy J.O. Leggand and
jerami legum, dan kompos jerami jagung. L.W. Douglass. 1985. Field Comporeson of Nitrogen
15 and Phosphate Difference Method of Measuring
Nitrogen and Phosphate Fexation Agron. J.
PUSTAKA 74:799–804.

1. Asandhi, A.A. 1993. Mid-elevation potato varieties


grown from tuberlets. Bul. Penel. Hort. 24 (3) : 43-48.

145
J. Hort. Vol. 12, No. 3, 2002

Lampiran 1. Analisis tanah sebelum percobaan Lampiran 2. Analisis pupuk organik (Organic fer-
(Soil analysis before experiment) tilizers analysis)
Materi Hasil Pupuk organik Organik
pH
(Material) (Yield) (Organic fertilizer) (Organic) % C/N
pH (H2O) 4,5 ^ H2O KCl C N
pH (KCl) 3,2 Pupuk kandang 5,0 4,2 1,15 0,21 6
kambing (Goat
N (%) 0,07 stable manure)
C/N 8,75 Kompos jerami 4,9 4,0 1.,16 0,15 8
C-Organik 0,79 padi (Paddy straw
compost)
KTK (me/100g) 32,45
Kompos jerami 4,5 3,8 1,26 0,13 10
Ca (me/100g) 25,17 jagung (Corn straw
Mg (me/100g) 0,32 compost)
K (me/100g) 0,52 Kompos jerami 5,1 4,2 1,39 0,15 9
legum (Legume
Na (me/100g) 0,58 straw compost)
Laboratorium Analisis Tanaman dan Tanah Balai Penelitian Kompos rumput 4,9 4,1 1,39 0,12 12
Hortikultura Lembang (Soil Anal y sis Lab o ra tory of (Grass compost)
Lembang Horticultural Research Institute).

146

Anda mungkin juga menyukai