Anda di halaman 1dari 12

AGRICA, 12 (1) : 58-69 ©Fakultas Pertanian Universitas Flores

ISSN : 1979-0368 Ende, NTT-Indonesia

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG PULUT


(Zea mays ceratina Kulesh) PADA BERBAGAI JARAK TANAM
DALAM BARIS

Clemens Pati Nai dan Kristono Yohanes Fowo

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Flores Kampus I.


Jln Sam Ratulangi XX, Paupire, Kabupaten Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur
kristonoyf@gmail.com

Abstract

Response of growth and results of corn pulut (Zea mays ceratina


kulesh) on various plant distance. Corn is an important commodity after rice.
The need for corn continues to increase every year. It is necessary to increase
production, one of them through the use of varieties and optimal population
regulation (spacing). This study aims to determine the growth and yield of Pulut
(Zea Mays Ceratina Kulesh) F1 Kumala varieties a various spacing in rows. This
research was arranged in a Randomized Block Design (RCBD) with the
treatments used: J1 = 40 cm x 40 cm, J2 = 50 cm x 40 cm, J3 = 60 cm x 40 cm, J4
= 70 cm x 40 cm, and J5 = 80 cm x 40 cm. The variables observed were plant
height, number of leaves, leaf area, the weight of cob without kilobit per plant, the
weight of cob without kilobit per ha, ear diameter, ear length, ear weight 100
seeds, and weight of seeds of the crop. The results showed that 70 cm x 40 cm
spacing gave a very significant effect. On leaf area (21.85%), the weight of cob
without cornhusk per plant (16.76%), ear diameter (4.80%), length cob (10.79%),
the weight of 100 seeds (9.18%) and weight of crop seeds (14.97%).

Keywords : corn, spacing and yield of corn

PENDAHULUAN setiap tahun terus mengalami


Latar Belakang peningkatan (Hermanto dkk, 2009).
Jagung (Zea mays L) Jagung pulut (Zea mays
merupakan komoditi strategis kedua ceratina Kulesh) merupakan salah
setelah padi karena jagung satu jenis jagung yang memiliki
mempunyai nilai ekonomis tinggi. karakter special yaitu pati dalam
Peranan jagung selain sebagai pangan bentuk 100% amilopektin memiliki
(food) dan pakan (feed), sekarang rasa manis, pulen, dan penampilan
banyak digunakan sebagai bahan menarik yang tidak dimiliki jagung
baku energi (fuel) serta bahan baku lain sehingga banyak digemari oleh
industri lainnya yang kebutuhannya masyarakat. Namun jagung pulut
kurang populer, khususnya di

59
Nai : Respon pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pulut pada berbagai jarak
tanam

masyarakat kota karena kurang hara antar tanaman. Penerapan jarak


dipromosikan dan belum mendapat tanam yang efektif pada dasarnya
perhatian sungguh-sungguh untuk bertujuan untuk memberikan
dikembangkan (Mahendradatta dan kemungkinan tanaman agar tumbuh
Tawali, 2008). dengan baik tanpa mengalami ban yak
Menurut data statistik Indonesia persaingan dalam hal ketersediaan air,
Tahun 2016 Produktivitas jagung unsur-unsur hara, ruang tumbuh dan
nasional mencapai 53,05 ton/ha dan cahaya matahari secara optimal untuk
produksi mencapai 23.578.413 juta proses fotosintesis (Ikhwani dkk.,
ton. Berdasarkan data BPS Propinsi 2013).
NTT produktivitas jagung tahun 2016 Jarak tanam yang optimal
mencapai 25.95 ton/ha dengan total dipengaruhi berbagai faktor
produksi 688.432 ton (BPS dan diantaranya, bentuk wilayah
DirJen Hortikultura provinsi NTT, (topografi), dan kerapatan tanaman
2016). Berdasarkan data dari Dinas yang dihendaki menjadi faktor-faktor
Pertanian Kabupaten Ende Tahun yang mempengaruhi pertumbuhan
2016, produktivitas jagung mencapai tanaman. Pada daerah yang datar dan
33.39 ton/ha dengan produksi 21.230 agak landai digunakan jarak tanam
ton (Dinas Pertanian Kabupaten Ende, yang biasa, tetapi untuk daerah yang
2016). Data tersebut menunjukan miring, harus digunakan sistem
bahwa produksi jagung di Kabupaten kontur. Penggunaan system kontur ini
Ende, masih rendah dibandingkan dilakukan agar pada lahan yang
produksi jagung nasional, sehingga miring dapat mengurangi erosi dan
perlu dilakukan pengkajian yang lebih aliran permukaan (Setyamidjaya,
lanjut guna peningkatan produksi 2000).
jagung pulut secara optimal. Untuk Penentuan jarak tanam jagung
menigkatkan produksi jagung factor- dipengaruhi oleh: (a) jenis/varietas
faktor yang perlu diperhatikan salah jagung yang ditanam, (b) pola tanam,
satunya adalah pengaturan jarak (c) kesuburan tanah dan (d) bagian
tanam. tanaman yang akan dipakai sebagai
Pengaturan jarak tanam pada pendekatan ekonomi. Jarak tanam
suatu lahan pertanian merupakan yang tidak teratur akan
salah satu cara yang memiliki mengakibatkan terjadinya kompetisi
pengaruh terhadap hasil dari tanaman. baik terhadap cahaya matahari, air,
Pengaturan jarak tanam juga, maupun unsur hara. Jarak tanam
berkaitan terhadap kepadatan suatu yang rapat mengakibatkan proses
populasi di area lahan dan proses penyerapan unsur hara menjadi
penerimaan cahaya matahari yang kurang efisien karena kondisi
tentunya berkaitan dengan proses perakaran didalam tanah yang saling
fotosintesis tanaman dan persaingan bertaut sehingga kompetisi antara

60
AGRICA, Vol. 12, No.1 (2019)

tanaman dalam mendapatkan unsur


hara menjadi lebih besar. Penggunaan METODE PENELITIAN
jarak tanam pada suatu areal tanah Tempat Dan WaktuPenelitian
pertanian merupakan salah satu cara Penelitian dilaksanakan di
yang berpengaruh terhadap hasil yang kebun percobaan Fakultas Pertanian
dicapai. Makin rapat jarak tanam Universitas Flores, Kelurahan
menyebabkan lebih banyak tanaman Lokoboko, Kecamatan Ndona,
yang tidak berbuah. Kabupaten Ende. Peneitian dimulai
Pada jarak tanam yang lebih dari bulan Oktober 2018 sampai buan
sempit penyerapan unsur hara kurang Januari 2019. Hasil analisis tanah
maksimal diakibatkan adanya pada lokasi penelitian, yaitu pH
persaingan antar tanaman itu sendiri mineral (5,7%), C organik (1,73%),
sehingga proses assimilasi menjadi N-total (0,15 %), P (17,25 ppm) dan
tidak maksimal dan menghasilkan K (161,75 ppm), pasir 54,04 %, debu
produksi yang kurang baik. Hal ini 36,36 %, liat 9,60 % dan jenis tanah
sesuai dengan pernyataan Dad lempung berpasir (Tage, 2012).
Resiworo (1992) dimana jarak tanam Bahan dan Alat
sempit tanaman budidaya akan Bahan yang digunakan dalam
memberikan hasil yang relative penelitian ini antara lain : benih
kurang baik akibat persaingan dengan jagung pulut dan pupuk dasar
gulma serta persaingan antar tanaman (kotoran sapi). Peralatan yang
itu sendiri. Pengaturan jarak tanam digunakan dalam kegiatan penelitian
yang tepat untuk populasi yang besar antara lain : parang, cangkul,
sangat penting untuk mendapatkan penggaruk, ember, meter kain,
produksi optimum. timbangan, jangka sorong, tali raffia,
Hasil penelitian menunjukkan dan alat tulis menulis.
bahwa dengan jarak tanam 70 cm x 3.3 Rancangan Penelitian
40 cm dapat memberikan produksi Penelitian ini menggunakan
pertanaman sebasar 192,67 gram serta Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dapat meningkatkan rata- rata tinggi dengan lima perlakun jarak tanam
tanaman jagung sebesar 139,115 cm, jagung pulut yang terdiri dari :
rata-rata jumlah daun sebesar 8,49, J1 = 40 cm x 40 cm
dan dapat meningkatkan rata- rata J2 = 50 cm x 40 cm
diameter batang sebesar 1.44 mm. Hal J3 = 60 cm x 40 cm
ini dikarenakan sistem jarak tanam J4 = 70 cm x 40 cm
mempengaruhi unsur hara dan ruang J5 = 80 cm x 40 cm
tumbuh yang diperoleh tanaman dan Setiap perlakuan diulang sebanyak 4
dapat memberikan pengaruh terhadap kali sehingga terdapat 20 satuan
pertumbuhan dan produksi tanaman percobaan.
(Silaban dkk, 2013).

61
Nai : Respon pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pulut pada berbagai jarak
tanam

1. Tinggi Tanaman (cm): diukur


Pelaksanaan Penelitian dari pangkal akar hingga ujung
Pengolahan Lahan : Lahan daun yang terpanjang, diukur
dibersihkan dari sisa tanaman pada saat berumur 14 hst dengan
sebelumnya, kemudian dicangkul interval seminggu sekali sampai
dengan kedalaman olahan tanah 30 munculnya bunga.
cm. Selanjutnya dibuat petak dengan 2. Jumlah Daun (helai): jumlah
ukuran 2 m x 4 m, jarak antar petak daun yang dihitung adalah
30 cm dan jarak antar ulangan 30 cm. helaian telah terbuka sempurna,
Pemupukan : Tanah yang segar dan belum menguning.
telah diolah selanjutnya diberi pupuk Pengamatan daun dilakukan
dasar berupa upuk kandang sapi hingga tanaman memunculkan
dengan dosis 5 ton/ha (3 kg petak-1. bunga, intervalnya satu minggu
Pupuk). Setelah aplikasi pupuk, tanah dimulai dari 14 hst
diolah bolak-balik dan selanjutnya 3. Luas Daun (cm): diukur dengan
dilakukan pembuatan petak percobaan metode panjang x lebar x
dengan ukuran 2 m x 4 m, jarak antar konstanta (0,6). Pengamatan
petak dibuat parit dengan ukuran 30 dimulai setelah tanaman jagung
cm untuk dijadikan drainase. berumur 14 hst dan selanjutnya
Penanaman Benih Jagung dilakukan seminggu sekali
Pulut : Penanaman jagung sampai munculnya bunga.
dilaksanakan pada sore hari, dan Variabel Produksi
sebelum dilakukan penanaman Variable produksi pada tanaman
terlebih dahulu petak disiram dengan jagung meliputi :
air hingga merata, setiap lubang berisi 1. Panjang Tongkol (cm): diukur
2 butir per lubang dengan jarak tanam menggunakan meter atau mistar
J1 = 40 cm x 40 cm (62.500 tan/ha), penggaris.
J2 = 50 cm x 40 cm (50.000 tan/ha), 2. Berat Tongkol Tanpa Kelobot per
J3 = 60 cm x 40 cm (61.666 tan/ha), ha: menimbang berat tongkol
J4 = 70 cm x 40 cm (35.714 tan/ha), segar tanpa kelobot per tanaman
J5 = 80 cm x 40 cm (31.250 tan/ha). dikalikan dengan pupolasi
Pemeliharaan Tanaman : tanaman per ha.
Pemeliharaan tanaman terdiri dari 3. Berat Brangkasan Segar per
kegiatan penyiraman yang dilakukan tanaman: menimbang seluruh
setiap pagi dan sore hari, penyiangan bagian tanaman diatas tanah.
gulma, pengendalian hama dan 4. Diameter Tongkol: diukur
penyakit, pemanenan. menggunakan jangka sorong.
Variabel Pengamatan 5. Berat 100 butir : diukur dengan
Variabel Pertumbuhan cara menimbang 100 butir yang
diambil secara acak dari setiap

62
AGRICA, Vol. 12, No.1 (2019)

petak yang telah dijemur selama dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%
satu minggu. Penimbangan (Gomezdan Gomez 1995).
dilakukan tiga kali kemudian
dirata-ratakan. HASIL DAN PEMBAHASAN
6. Bobot biji per tanaman: Hasil analisis statistik
menimbang biji jagung pada menunjukan bahwa penggunaan jarak
setiap tanaman sampel. tanam yang berbeda sangat nyata
7. Berat Brangkasan Segar pe ha: terhadap variabel pertumbuhan yang
meninmbang seluruh bagian meliputi variabel tinggi tanaman,
tanaman diatas tanah kemudian jumlah daun, dan luas daun pada
dikalikan dengan populasi per ha. umur pengamatan 14 hst, 28 hst, dan
Analisis Data 42 hst, variabel hasil yang meliputi
Data dianalisis menggunakan berat tongkol tanpa kelobot per
sidik ragam sesuai dengn rancangan tanaman, diameter tongkol, panjang
yang digunakan. Apabila perlakuan tongkol, berat 100 biji, bobot biji
menunjukan pengaruh nyata terhadap pertanaman seperti yang disajikan
variabel yang diamati, maka pada Tabel 1.

Tabel 1. Signifikasi Respon Pertumbuhan dan Dan Hasil Tanaman Jagng Pulut
Pada Bebagai Jark Tanam Dalam Baris
No Variabel Pengamatan Signifikan
1 Tinggi Tanaman 14 hst **
2 Tinggi Tanaman 28 hst **
3 Tinggi Tanaman 42 hst **
4 Jumlah Daun 14 hst **
5 Jumlah Daun 28 hst TN
6 Jumlah Daun 42 hst **
7 Luas Daun 14 hst **
8 Luas Daun 28 hs **
9 Luas Daun 42 hst **
10 Berat Brangkasan Segar /Tanaman **
11 Berat Brangkasan Segar/Ha **
12 Berat Tongkol Tanpa Kelobot/Tanaman **
13 Berat Tongkol Tanpa Kelobot/Ha TN
14 Diameter Tongkol **
15 Panjang Tongkol **
16 Berat 100 Biji **
17 Bobot Biji Pertanaman **
Keterangan :
** : Sangat Nyata, * : Nyata, TN : Tidak nyata, HST: Hari Setelah Tanam

63
AGRICA, 12 (1) : 58-69 ©Fakultas Pertanian Universitas Flores
ISSN : 1979-0368 Ende, NTT-Indonesia

Variabel Pertumbuhan terhadap variabel pertumbuhan


Berdasarkan hasil analisis tanaman pada umur 14 hst, 28 hst,
menunjukan bahwa penggunaan jarak dan 42 hst (Tabel 2).
tanam berpengaruh sangat nyata

Tabel 2 Pengaruh Berbagai Jarak Tanam Dalam Baris Terhadap Pertumbuhan


Tanaman Jagung Pulut
hari pengamatan
Variabel Perlakuan
14 28 42
Tinggi J1 36,91 a 80.24 a 94.82 a
Tanam J2 41,45 a 83.47 a 127.41 a
(cm) J3 41,89 a 84.67 a 130.44 a
J4 46,92 b 106.21 b 175.74 b
J5 45,55 ab 99.31 b 175.52 b
BNT 5 % 4,63 9,94 43,68
Jumlah J1 3,94 a 4,00 4.00 a
Daun J2 3,56 a 4,06 4.13 a
(Helai) J3 3,69 a 4,25 4.25 ab
J4 4,56 c 4,44 5.13 c
J5 4,00 ab 4,19 4.50 b
BNT 5 % 0,41 Tn 0,42
Luas J1 63.95 a 285.11 a 735.20 a
Daun J2 69.69 a 336.11 a 765.21 a
(cm) J3 104.94 ab 354.37 ab 844.46 ab
J4 176.78 c 570.63 c 1165.87 d
J5 113.40 b 421.29 b 1067.74 c
BNT 5 % 39,22 83,68 95,34
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT
Tabel 2 menjelaskan bahwa berpengaruh nyata pada perlakuan J4
penggunaan jarak tanam berpengaruh dan J5 dengan nilai presentasi total
sangat nyata tehadap variabel tinggi dari perlakuan J1, J2 dan J3 ke J4
tanaman dan luas daun pada umur 14 sebesar 21,85% dan J4 ke J5 sebesar
hst, 28 hst, dan 42 hst, dan pada 2,58%, namun pada variabel jumlah
variable jumlah daun berpengaruh daun dijelaskan bahwa peningkatan
sangat nyata pada umur pengamatan rata-rata dari perakuan J1, J2, J3 ke J4
14 hst dan umur 42 hst. Peningkatan pada umur pengamatan 14 hst dan
hasil setiap perlakuan yang terdapat pada umur 42 hst sebesar 18,06% dan
pada variable tinggi tanaman dapat J4 ke J5 pada umur pengamatan 14
dijelaskan bahwa perlakuan J1, J2, J3 hst dan pada umur 42 hst sebesar
tidak berpengaruh nyata namun 12,28%. Hal yang demikian juga

64
AGRICA, Vol. 12, No.1 (2019)

dapat dijelaskan pada variable luas yang optimal bagi pertumbuhan


daun yakni peningkatan rata-rata dari tanaman jagung terhadap variabel
perlakuan J1, J2, J3 ke J4 sebesar pengamatan jumlah daun dan luas
48,51% dan J4 ke J5 sebesar 16,25%. daun.
Dilihat dari persentase Jarak tanam yang tidak teratur
peningkatan bahwa pada perlakuan J4 atau penanaman yang terlalu rapat
(70 cm x 40 cm) memberikan akan mengakibatkan terjadinya
pengaruh yang paling tinngi kompetisi, baik terhadap cahaya
dibandingkan dengan perlakuan lain. matahari, air maupun unsur hara.
Hal ini disebabkan karena perlakuan Jarak tanam rapat mengakibatkan
J4 (70 cm x 40 cm) memiliki jarak proses penyerapan unsur hara menjadi
tanam yang lebar sehingga kurang efisien, karena kompetisi antar
meningkatnya pertumbuhan tinggi tanaman dalam mendapatkan unsur
tanaman. Hasil penelitian Bilman hara menjadi lebih besar. Disamping
(2001) menunjukkan bahwa jarak itu, populasi yang terlalu rapat
tanam yang lebar dengan jumlah mengakibatkan daun tanaman saling
populasi yang lebih sedikit memiliki menutupi sehingga mengakibatkan
laju asimilasi bersih yang lebih tinggi terjadinya persaingan dalam
dibanding pada jarak tanam lebih mendapatkan cahaya yang akan
rapat. Dengan demikian hipotesis satu menghambat proses fotosintesis dan
terbukti bahawa jarak tanam produksi tanaman tidak optimal. Hal
berpengaruh terhadap pertumbuhan ini di dukung hasil penelitian Subiksa
tanaman jagung terhadap variabel (2012), penanaman jagung yang
pengamatan tinggi tanaman dengan dilakukan pada jarak tanam yang
peningkatan 12,22%. lebih rapat dapat menurunkan
Dari kelima perlakuan yang produksi biji jagung karena tongkol
digunakan dan berdasarkan hasil yang terbentuk lebih kecil.
analisis penggunaan jarak tanam Pengaturan jarak tanam pada suatu
berpengaruh nyata terhadap variabel areal pertanian merupakan salah satu
pengamatan jumlah daun pada umur cara yang berpengaruh nyata terhadap
pengamatan 14 hst dan umur 42 hst hasil yang dicapai. Pertumbuhan dan
dengan peningkatan 15,17%, hal produktivitas jagung sangat nyata
demikan juga dapat terjadi pada nyata dipengaruhi oleh jarak tanam dan
pada variabel luas daun yang varietas (Yulisma, 2011).
berpengaruh nyata pada pengamatan
pertama, kedua dan ketiga dengan Variabel Hasil
peningkatan 32,38%. Dengan Berdasarkan hasil analisis
demikian hipotesis kedua terbukti menunjukan bahwa penggunaan jarak
bahwa penggunaan jarak tanam J4 (70 tanam dapat memberikan pengaruh
cm x 40 cm) merupakan perlakuan yang nyata terhadap variabel hasil

65
Nai : Respon pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pulut pada berbagai jarak
tanam

yang meliputi berat berangkasan kelobot pertanaman, diameter


segar pertanaman, berat berangkasan tongkol, panjang tongkol, berat 100
segar perhektar, berat tongkol tanapa biji, bobot biji pertanaman (Tabel 3).

Tabel 3 Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Hasil Tanaman Jagung Pulut


BBS/ BBS/ BTTK/ BTTK/ DT PT Berat
Perlakuan Bobot Biji/Tan.
Tan (g) Ha(ton) Tan (g) Ha(ton) (mm) (cm) 100 Biji
J1 61,44 a 4,12 a 34,19 a 2,14 33,82 a 8,91 a 30,69 a 40,56 a
J2 65,06 a 4,36 a 37,94 a 1,90 33,81 a 9,31 a 34,44 a 47,50 a
J3 87,38 ab 5,85 ab 59,31 ab 2,26 33,13 a 11,22 b 34,19 ab 48,88 ab
J4 105,56 b 7,07 b 70,50 b 2,40 38,28 b 12,19 c 38,06 c 57,56 c
J5 97,06 b 6,50 b 66,81 b 1,45 36,86 ab 10,50 ab 32,38 b 41,81 a
BNT 5 % 23.59 1.58 17.85 TN 2.96 1.68 3.40 7.67
Keterangan :
BBS/Tan : Berat Berangkasan BTTK/Ha : Berat Tongko Tanpa
Segar Pertanaman, Kelobot Perhektar
BBS/Ha : Berat Berangkasan DT : Diameter Tongkol
Segar Perhektar, PT : Panjang Tongkol
BTTK/Tan : Berat Tongkol Tanpa
Kelobot Pertanaman

Hasil analisis ststistik menunjukan 5,50%, J2 ke J3 adalah 25,47%, J3 ke


bahwa penggunaan jarak tanam yang J4 adalah 17,26%, dan J4 ke J5 adalah
tepat dapat memberikan pengaruh 8,06%, dan rata-rata persentase
yang nyata pada berat berangkasan kenaikan berat berangkasan segar
segar pertanaman, berat berangkasan perhektar adalah 14,07%, sedangkan
segar perhektar, berat tongkol tanpa untuk rata-rata berat tongkol tanpa
kelobot pertanaman, diameter kelobot pertanaman dari J1 ke J2
tongkol, panjang tongkol, berat 100 adalah 9,88%, J2 ke J3 adalah
biji, bobot biji pertanaman. 36,03%, J3 ke J4 adalah 15,87% dan
Peningkatan rata-rata setiap perlakuan J4 ke J5 adalah 5,23%, sehingga rata-
pada berat berangkasan segar rata presentase kenaikan berat tongkol
pertanaman dari J1 ke J2 adalah tanpa kelobot pertanaman adalah
5,56%, J2 ke J3 adalah 25,54%, J3 ke 16,76%, sedangkan untuk rata-rata
J4 adalah 17,22%, dan J4 ke J5 adalah diameter tongkol J1 ke J2 adalah
8,05%, sehingga rata-rata presentase 0,03%, J2 ke J3 adalah 2,01%, J3 ke
kenaikan berat berangkasan segar J4 adalah 13,45%, dan J4 ke J5 adalah
pertanaman adalah 14,10%, 3,71%, sehingga rata-rata presentase
sedangkan untuk berat berangkasan kenaikan diameter tongkol adalah
segar perhektar dari J1 ke J2 adalah 4,80%, sedangkan untuk rata-rata

66
AGRICA, Vol. 12, No.1 (2019)

panjang tongkol dari J1 ke J2 adalah sehingga dapat memberikan hasil


4,30%, J2 ke J3 adalah 17,02%, J3 ke yang optimal.
J4 adalah 7,96%, dan J4 ke J5 adalah Hal ini sejalan dengan
13,86%, sehingga rata-rata presentase pernyataan yang oleh Silaban (2013)
panjang tongkol adalah 10,79%, bahwa jarak tanam pada tanaman
sedangkan untuk rata-rata berat 100 jagung berhubungan dengan luas atau
biji dari J1 ke J2 adalah 10,89%, J2 ruang tumbuh yang ditempatinya
ke J3 adalah 0,73%, J3 ke J4 adalah dalam penyediaan unsur hara, air dan
10,17%, dan J4 ke J5 adalah 14,92%, cahaya. Jarak tanam yang terlalu lebar
sehingga rata-rata presentase berta kurang efisien dalam pemanfaatan
100 biji adalah 9,18%, sedangkan lahan, bila terlalu sempit akan terjadi
untuk rata-rata bobot biji pertanaman persaingan yang tinggi yang
dari J1 ke J2 adalah 14,61%, J2 ke J3 mengakibatkan produktivitas rendah.
adalah 2,82%, J3 ke J4 adalah Pengaturan kepadatan populasi
15,08%, dan J4 ke J5 adalah 27,36%, tanaman dan pengaturan jarak tanam
sehingga rata-rata kenaikan pada tanaman budidaya dimaksudkan
presentase bobot biji pertanaman untuk menekan kompetisi antara
adalah 14,97%. tanaman. Setiap jenis tanaman
mempunyai kepadatan populasi
Dari kelima perlakuan yang tanaman yang optimum untuk
ditunjukan pada tabel 4.3 bahwa mendapatkan produksi yang
perlakuan J4 (70 cm x 40 cm) maksimum. Apabila tingkat
memberikan hasil terbaik pada kesuburan tanah dan air tersedia
variabel berat berangkasan segar cukup, maka kepadatan populasi
pertanaman 105,56 g, berat tanaman yang optimum ditentukan
berangkasan segar perhektar 7,07 ton, oleh kompetisi di atas tanah daripada
berat tongkol tanpa kelobot di dalam tanah atau sebaliknya.
pertanaman 70,50 g, diameter Hal ini sejalan dengan
tongkol 38,28 mm, panjang tongkol pernyataan Karokaro, dkk (2015)
12,19 cm, berat 100 biji 38,06 g, dan bahwa jarak tanam akan berpengaruh
bobot biji pertanaman 57,56 g, terhadap produksi tanaman karena
dengan demikian hipotesis kedua berkaitan dengan ketersediaan unsur
terbukti bahwa dengan penggunaan hara, cahaya matahari serta ruang
jarak tanam dapat meningkatkan hasil bagi tanaman. Jika terjadi kompetisi
tanaman. Hal ini sejalan dengan pada tanaman maka pertumbuhan
pendapat Harjadi (1991) dalam vegetatif dan generatif terganggu dan
Ainun, dkk (2012) yang menyatakan mengakibatkan hasil seperti ukuran
bahwa penggunaan jarak tanam yang biji kecil sehingga bobot biji per
ideal bagi tanaman akan memperkecil tanaman rendah.
terjadinya kompetisi bagi tanaman,

67
Nai : Respon pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pulut pada berbagai jarak
tanam

Hal tersebut dipertegas oleh panjang tongkol 12,19 cm, berat


Williams (2013) bahawa pengaturan 100 biji 38,06 g, dan bobot biji
jarak tanam sangat berpengaruh pertanaman 57,56 g.
terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman. Penggunaan jarak tanam UCAPAN TERIMAKASIH
yang tepat akan menaikkan hasil, Ucapan terimakasih penulis
tetapi penggunaan jarak tanam yang sampaikan kepada kedua orang tua
kurang tepat akan menurunkan hasil. dan seluruh keluarga atas dukungan
moril maupun materi, bapak/ibu
SIMPULAN dosen pada Fakultas Pertanian,
Berdasarkan dari hasil Bapak-bapak pegawai Kebun
penelitian dengan menggunakan jarak Percobaan Fakultas Pertanian untuk
tanam pada tanaman jagung dapat semua dukungannya.
disimpulkan bahwa:
DAFTAR PUSTAKA
1. Penggunaan jarak tanam sangat
berpengaruh nyata terhadap Afriza 2009. Pengaruh Pemberian
pertumbuhan tanaman pada Kadar Air Terhadap
variabel tinggi tanaman dengan Pertumbuhan Tanaman
Jagung.
persentase sebesar 9,98%, dan
variabel hasil diantaranya berat Badan Pusat Statistik, Nasional,
berangkasan segar pertanaman Produksi Tanaman Jagung
14,10%, berat berangkasan segar diIndonesia Tahun (2015),
perhektar 14,07%, berat tongkol Badan Pusat Statistik,
tanpa kelobot pertanaman Nasional, Jakarta.
16,76%, diameter tongkol 4,80%, Badan Pusat Statistik Kabupaten
panjang tongkol 10,79%, berat 100 Ende Tahun (2016).
biji 9,18%, dan bobot biji
pertanaman 14,97%. Bilman, W.S. 2001. Analisis
2. Jarak tanam yang memberikan pertumbuhan jagung manis
(Zea mays sacharrata L.),
pertumbuhan dan hasil yang baik
pergeseran komposisi gulma
yaitu jarak tanam 70 cm x 40 cm, pada beberapa jarak tanam.
dengan pertumbuhan tinggi J. IlmuIlmu Pertanian
tanaman pada umur 14 hst adalah Indonesia. 3(1):25-30.
45,92 cm, 28 hs 106,28 cm, dan
42 hst 175,74 cm. Sedangkan Cahyono, B., 2003. Tata cara
menanam dengan jarak
untuk hasil pada variabel berat
tanam.
berangkasan segar pertanaman Kanisius.Yogyakarta.Hal :
105,56 g, berat berangkasan segar 42.
perhektar 7,07 ton, berat tongkol
tanpa kelobot pertanaman 70,50 g, Dad Resiworo J.S. 1992.
diameter tongkol 38,28 mm, Pengendalian gulma dengan

68
AGRICA, Vol. 12, No.1 (2019)

pengaturan jarak tanam dan Pengaturan Jarak Tanam


cara penyiangan pada Padi (Oryza Sativa L.) Pada
pertanaman kedelai. Sistem Tanam Jajar Legowo.
Prosiding konferensi Jurnal penelitian.
Himpunan Ilmu Gulma
Indonesia. Ujung Pandang. Mahendradatta dan Tawali, 2008.
Hal 247-250. Jagung dan Diversifikasi
Produk
Gardner, Et,Al,1991.Pengaruh Jarak Olahannya.Masagena Press,
Tanam Untuk Pemanfaatan Makassar.
Radiasi Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Mayadewi, 2007., Pengaruh Pupuk
Tanaman Jagung Kandang Dan Jarak Tanam
Terhadap Pertumbuhan Dan
Hidayat, N., 55 Hasil Tanaman Jagung.
PertumbuhandanProdiksiTa
naman Jagung (Zea Mays Pima, D., 2009. Pengaruh Sistem
L.)Varietas Lokal Madura Jarak Tanam dan Metode
Pada Berbagai Jarak Pengendalian Gulma
Tanamdan Dosis Pupuk Terhadap Pertumbuhan dan
Fosfor. Produksi. Serial online
(http://
Hidayat, N., 2008, Pertumbuhan repository.usu.ac.id/bitstrea
dan Prodiksi Kacang Tanah m/123456789/7592/1/09E01
(Arachis hypogea L.) 219.pdf). diakses pada
Varietas Lokal Madura tanggal 3 April 2014. Pukul
Pada Berbagai Jarak Tanam 22.00 Wib.
dan Dosis Pupuk Fosfor.
Serial online pertanian Purwono, M.S, dan Hartono, R. 2005.
trunojjoyo. Bertanam Jagung Unggul.
Bogor, Penebar Swadaya.
Hermanto DW, Sadikin E, Hikmat
(2009) Deskripsi varietas Rukmana, H. 2007. Usaha
unggul palawija 1918 -2009. TaniJagung. Jogyakarta:
Puslitbangtan Pangan. Kanisius.
Balitbang Pertanian.
Setyamidjaya, D., 2000. Pola tanam
Ikhwani, G.R. Pratiwi, E. dan jarak tanam. Konisius.
Paturrohmandan A.K. Yogyakarta. Hal : 59.
Makarim. 2013. Peningkatan
Produktivitas Padi Melalui Syafruddin. Kebutuhan pupuk N,P,
Penerapan Jarak Tanam dan K tanaman jagung pada
Jajar Legowo. Puslitbang tanah inceptisol haplustepts /
Tan. Pangan. Bogor. Syafruddin, Mufran Rauf,
Rahmi Y. Arvan dan M.
Karokaro, S. J. E.X. Rogi D. S. dan Akil. Penelitian Pertanian
Tumewu. R.P. 2015.

69
Nai : Respon pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pulut pada berbagai jarak
tanam

Tanaman Pangan Vol. 25 (1) Kering, Sawah dan Pasang


2006 : 1-8 Surut. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Syafruddin. Produktivitas jagung
dengan pengaturan jarak Silaban E.T, Purba, E. dan Ginting J.
tanam dan penjarangan 2013. Pertumbuhan Dan
tanaman pada lahan kering Produksi Jagung Manis (Zea
Lembah Palu / Syafruddin mays sacaratha Sturt. L)
dan Saidah. Penelitian Pada Berbagai Jarak Tanam
Pertanian Tanaman Pangan Dan Waktu Olah Tanah.
Vol. 25 (2) 2006 : 129-134 Jurnal Online
Agroekoteknologi. Juni
Suryana, A. 2003. Kapita Selekta 2013. 1(3) ISSN No. 2337-
Evolusi Pemikiran Kebijakan 6597.
Ketahanan Pangan.BPFE,
Yogyakarta. Tobing dan Tampubolon, 1983. Jarak
Tanam Yang Optimal Untuk
Susanto,1994. Tanaman Kakao Tanaman Jagung.
Budidaya dan Pengelohan
Hasil. Kanisius. Yogyakarta. Warisno 1998. Budidaya Jagung
Hal : 74 Manis, Kanisius Yogyakarta

Sarpian, T., 2003. Pedoman Berkebun Yulisma. 2011. Pertumbuhan dan


dan syarat-syarat menanam Hasil Beberapa Varietas
tanaman . Kanisius. Jagung Pada Berbagai Jarak
Yogyakarta. Hal : 71. Tanam. Penelitian Pertanian
Tanaman Pangan 30(3):
Sarwanto, A. T. dan Widiyastuti E.. 196-203.
2000. Meningkatkan
Produksi Jagung di Lahan

70

Anda mungkin juga menyukai