Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH BERBAGAI MACAM MULSA TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH


DI ULTISOL KABUPATEN BUNGO

M. Faisal*, Gusni Yelni**

*Alumnus Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UMB


** Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UMB

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian


Universitas Muara Bungo (UMB) Sungai Binjai Km.06 Kecamatan Bathin III
dengan ketinggian ± 101 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan
dari bulan Mei 2018 – Agustus 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan mulsa dan terhadap pertumbuhan bawang merah dan
mendapatkan penggunaan mulsa manakah yang lebih efesien dan efektif bagi
tanaman bawang merah
Penelitian ini didesain berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK),
dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok dengan pemberian berbagai macam Mulsa
pada tanah Ultisol yaitu : M0 (Tanpa Pemberian Mulsa, M1(Pemberian Mulsa
Jerami Padi), M2 (Pemberian Mulsa Kerinyu), M3 (Pemberian Mulsa Plastik
Transparan) dan M4 (Pemberian Mulsa Hitam Perak). Pengamatan yang diamati
dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), jumlah
anakan perumpun (Helai), Bobot basah umbi perumpun (gram) dan Bobot Umbi
perhektar (ton/ha). Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap peubah yang
diamati maka data diperoleh dianalisis secara statistik, menggunakan sidik ragam
dan untuk melihat perbedaan antara perlakuan dilanjutkan dengan Duncan New
Multiple Range Test (DNMRT) pada tarif nyata 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan berbagai macam mulsa
berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati yaitu : tinggi
tanaman (cm), jumlah daun (helai), jumlah anakan perumpun (anakan), bobot
basah umbi perumpun (gram) dan bobot umbi per hektar (Ton/ha) tanaman
bawang daun. Belum ditemukan jenis mulsa yang terbaik untuk pertumbuhan
hasil tanaman bawang merah.

Kata Kunci : Bawang Merah, Mulsa, Pertumbuhan dan Hasil

PENDAHULUAN namun dalam proses pengusahaan-


nya masih ditemui berbagai kendala,
Bawang merah merupakan baik kendala yang bersifat teknis
salah satu komoditas sayuran maupun ekonomis (Sumarni dan
unggulan yang sejak lama telah Hidayat, 2005).
diusahakan oleh petani secara Berdasarkan deskripsi botani-
intensif. Hal ini karena bawang nya, tanaman bawang merah
merah memiliki nilai ekonomi yang memiliki potensi produktivitas yang
cukup tinggi. Meskipun minat petani berada di atas 20 ton/ha, namun di
terhadap bawang merah cukup kuat lapangan produksi bawang merah
rata-rata jauh lebih rendah dari Penggunaan mulsa telah lama
potensi hasilnya. Produksi bawang digunakan oleh masyarakat petani di
merah di Provinsi Jambi tahun 2016 Indonesia, baik itu mulsa organik
meningkat sebesar 4,836 juta ton, maupun anorganik. Penggunaan
dibandingkan tahun 2015 sebesar mulsa hitam perak dari sekian
3,937 juta ton.(Badan Pusat Statistik banyak penelitian yang dilakukan
Jambi, 2016). mampu memberikan hasil yang
Salah satu faktor yang sangat menguntungkan. Namun,
mempengaruhi produksi bawang mengalami kelemahan yaitu untuk
merah ditanah Ultisol Kabupaten berlindungnya hama di bawah mulsa
Bungo adalah kondisi tanah yang dan mengakibatkan tanaman terse-
kurang unsur hara akibat tanah (pH rang penyakit busuk akar disebabkan
rendah) maka diperlukan upaya suhu di bawah permukaan plastik
penerapan teknologi yang sesuai stabil dan lembab. Upaya mengura-
untuk meningkatkan hasil produksi ngi penyakit busuk akar dapat
bawang merah, teknologi yang dapat dilakukan dengan menggunakan
diterapkan dalam budidaya bawang mulsa plastik trans-paran.
merah akibat tanah yang kekurangan Mulsa plastik transparan
unsur hara adalah pemakaian mulsa. bersifat meneruskan sinar datang
Tanah yang akan digunakan yang di sekap di bawah plastik
pada penelitian ini merupakan kemudian diteruskan sehingga
Ultisol, Kandungan hara pada Ultisol mampu mengaktifkan mikroorganis-
umumnya rendah karena pencucian me di dalam tanah. Suhu panas yang
basa berlangsung intensif, sedangkan diciptakan mampu membunuh hama
kandungan bahan organik rendah yang berlindung di bawah plastik
karena proses dekomposisi berjalan serta mengurangi serangan penyakit
cepat dan sebagian terbawa erosi. busuk akar, dan diharapkan
Pada Ultisol yang mempunyai penggunaan mulsa transparan
horizon kandik, kesuburan alaminya memberikan hasil umbi bawang yang
hanya bergantung pada bahan lebih besar. Mulsa Jerami memiliki
organik di lapisan atas. Dominasi efek menurunkan suhu tanah,
kaolinit pada tanah ini tidak member mengkonservasi tanah dengan
kontribusi pada kapasitas tukar menekan erosi dan dapat
kation tanah, sehingga kapasitas menghambat pertumbuhan tanaman
tukar kation hanya bergantung pada pengganggu (Chairumansyah : 2010)
kandungan bahan organik dan fraksi Penelitin ini bertujuan untuk
liat. Oleh karena itu, peningkatan mengetahui pengaruh penggunaan
produktivitas Ultisol dapat dilakukan mulsa yang lebih efesien dan efektif
melalui perbaikan tanah (ameliorasi), bagi tanaman bawang merah. Hasil
pemupukan, dan pemberian bahan penelitian Syarfianda (2015)
organik (Prasetyo dan Suriadikarta, Pertumbuhan dan hasil tanaman
2006). Provinsi Jambi memiliki bawang merah terbaik dijumpai pada
potensi lahan kering Ultisol seluas mulsa kirinyuh. Terdapat interaksi
2.272.725 hektar (42,53% dari luas yang nyata antara perlakuan mulsa
daratannya yaitu 5.016.005 hektar), kirinyuh terhadap potensi hasil
(Dinas Pertanian Tanaman Pangan (ton/ha) tanaman bawang merah.
Provinsi Jambi, 2016) Hasil penelitian Wisudawati
(2012) pada tanaman bawang merah

43
menunjukkan bahwa pemberian petak percobaan berukuran 105 cm x
mulsa jerami padi dan mulsa plastik 75 cm dengan jarak tanam 15 x 15
hitam dapat meningkatkan bobot cm dan jarak antar bedengan yaitu 50
segar umbi per hektar masing- cm sehingga terdapat 35 tanaman
masing 29,3 % dan 24,7 % dibanding yang nantinya tiap bedeng mewakili
tanpa mulsa. Berdasarkan uraian satu perlakuan, maka jumlah
diatas maka penulis tertarik tanaman seluruhnya sebanyak 700
melakukan penelitian dengan judul : tanaman, tiap petak diambil 4
“Pengaruh Berbagai Macam sampel, jadi jumlah tanaman sampel.
Mulsa Terhadap Pertumbuhan Pengolahan tanah secara
Dan Hasil Bawang Merah Di umum melakukan penggemburan
Ultisol Kabupaten Bungo” dan pembuatan bedengan. Tahap-
tahap pengemburan yaitu :
Pencangkulan untuk memperbaiki
MATERI DAN METODA struktur tanah, Pemberian dolomite
dengan dosis 0,312 kg setiap
Penelitian ini dilaksanakan di bedangan guna untuk memperbaiki
Kebun Percobaan Fakultas Pertanian fisik serta kimia tanah yang akan
Universitas Muara Bungo (UMB) menambah kesuburan lahan yang
Sungai Binjai Km.06 Kecamatan akan kita gunakan. Bedengan dengan
Bathin III dengan ketinggian ± 101 ukuran lebar 75 cm dan panjang
meter di atas permukaan laut. dengan ukuran 105 cm. Tinggi
Penelitian dilaksanakan dari bulan bedeng 20 cm dengan jarak antar
Juni 2018 – September 2018. Bahan bedeng 50 cm, seminggu sebelum
- bahan yang digunakan adalah benih penanaman dilakukan pemupukan
bawang merah, dolomit, jerami padi, dengan dosis 0,8 kg/bedengan =10
kerinyu, plastik transparan, plastik ton/Ha. terlebih dahulu yaitu pupuk
hitam perak, dan pupuk kandang. kandang setelah pengolahan tanah.
Alat - alat yang digunakan adalah Sedang jarak tanam dalam bedengan
timbangan digital, gembor, sprayer, 15 x 15 cm. Pemberian berbagai
meteran, cangkul, label, alat tulis, tali macam mulsa dilakukan 7 hari
rafia, bambu, sabit. sebelum tanam
Penelitian ini merupakan Pemeliharaan dilakukan sejak
penelitian percobaan dengan bibit ditanam hingga panen yang
berbagai jenis mulsa yang didesain meliputi, penyiraman, penyulaman,
berdasarkan Rancangan Acak penyiangan, dan pembumbunan.
Kelompok (RAK), dengan 5 Pemanenan bawang merah dilakukan
perlakuan dan 4 kelompok dengan pada saat tanaman berumur 65 hst
pemberian berbagai macam Mulsa dengan ciri-ciri fisik daunnya sudah
pada tanah Ultisol. Perlakuan dalam mulai layu serta menguning sekitar
penelitian ini adalah : M0 (Tanpa 70-80% dari jumlah tanaman,
Pemberian MulsA), M1 (Pemberian pangkal batang mengeras, dan
Mulsa Jerami Padi), M2 (Pemberian sebagian umbi telah tersembul di atas
Mulsa Kerinyu), M3 (Pemberian tanah.. Cara panen dilakukan dengan
Mulsa Plastik Transparan) dan M4 mencabut seluruh bagian tanaman.
(Pemberian Mulsa Hitam Perak) Pemanenan bawang merah dilakukan
Setiap perlakuan dikelom- pada pagi hari.
pokkan 4 kali sehingga terdapat 20

44
Adapun pengamatan yang (P>0,05). Hal ini berarti bawang
dilakukan adalah berupa tinggi merah yang diberi berbagai mulsa
tanaman (cm), Jumlah daun ( helai ) maupun yang tanpa pemberian mulsa
Jumlah anakan Per rumpun menunjukan pertumbuhan tinggi
(Anakan), Bobot basah umbi per tanaman yang sama. Terjadinya hal
rumpun ( gram ), dan Bobot umbi ini diduga mulsa yang diberikan
perhektar (ton/ha). Untuk melihat belum menunjukan peranannya se-
pengaruh perlakuan terhadap peubah perti mempertahankan kelembaban
yang diamati maka data diperoleh tanah dan mempertahankan kesu-
dianalisis secara statistik, buran tanah.
menggunakan sidik ragam dan untuk Sunanto (2008) menyatakan
melihat perbedaan antara perlakuan pemberian mulsa terhadap budidaya
dilanjutkan dengan Duncan New tanaman hanya berpengaruh fisik
Multiple Range Test (DNMRT) pada tidak memberi pengaruh kimia pada
tarif nyata 5%. tanah. Sukirno (1993) dalam
Samiati, dkk,. (2012) mengemukakan
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa mulsa mempengaruhi iklim
mikro melalui penerusan dan
Tinggi Tanaman (cm) pemantulan cahaya matahari, suhu
Hasil analisis ragam menun- dan kelembaban di bawah dan di atas
jukkan bahwa berbagai macam mulsa serta kadar lengas tanah.
mulsa berpengaruh tidak nyata Lebih lanjut Gardner et al. (1991)
terhadap tinggi tanaman (cm). nutrisi mineral dan ketersediaan air
Bawang Merah di tanah Ultisol. mempengaruhi pertumbuhan ruas
Rataan tinggi tanaman Bawang pada organ vegetatif. Sedangkan
Merah pada masing-masing Priatna (2012) menjelaskan bahwa
perlakuan pengaruh berbagai macam ketersediaan hara tanah tidak hanya
mulsa dapat dilihat pada Tabel 1. terjadi akibat meningkatnya aktivi-
Tabel 1.Rataan Tinggi Tanaman tas mikroorganisme tanah dalam
(cm) Bawang Merah Pengaruh melakukan proses dekomposisi ba-
Berbagai Macam Mulsa di han organik, tetapi juga terjadi
Tanah Ultisol melalui penekanan pencucian hara
Perlakuan Rata-Rata (cm) tanah sebagai akibat tertutupnya
M0 44,97 permukaan tanah.
M1 48,59 Penelitian ini selaras dengan
M2 46,19 penelitian Ekowati, dkk (2017) yang
M3 46,34 menyatakan bahwa mulsa plastik
M4 45,41 hitam perak dapat meningkatkan
suhu udara sehingga kurang sesuai
KK = 5,38 %
Keterangan : Perlakuan tidak berpengaruh untuk pertumbuhan tanaman ba-
nyata terhadap tinggi tanaman (cm) wang merah. Ini dikarenakan
(P>0,05). permukaan perak memancarkan
kembali sebagian besar radiasi
Berdasarkan Tabel 1 di atas matahari yang datang. Menurut
dapat dilihat bahwa perlakuan hasil penelitian Mayun (2007)
berbagai macam berpengaruh tidak menunjukkan bahwa pemberian
nyata terhadap tinggi tanaman mulsa jerami tidak memberikan
bawang merah di tanah ultisol pengaruh nyata terhadap pertumbu-

45
han bawang merah. Rendahnya mengurangi kerja pencucian racun
nilai rata-rata tinggi tanaman bawang oleh air hujan atau air irigasi yang
merah perlakuan mulsa disebabkan diberikan. Oleh karena itu
kondisi mulsa yang dapat menjadi pemberian mulsa pada tanah seperti
sarang bagi hama S. exigua. gambut terlebih dahulu diperhati-
kan sifat-sifat dari gambut itu
Jumlah Daun (Helai ) sendiri, sehingga tidak meng-
Berdasarkan hasil analisis ganggu proses pertumbuhan dan
ragam menunjukkan bahwa berbagai produksi tanaman.Pada pemberian
macam mulsa berpengaruh tidak mulsa . kelembahan tanah sama pada
nyata terhadap jumlah daun (helai). tanah baik yang diberikan mulsa
Bawang Merah di tanah Ultisol. maupun tanpa mulsa.
Rataan jumlah daun tanaman Rataan jumlah daun bawang
Bawang Merah pada masing-masing yang dihasilkan pada penelitian yaitu
perlakuan pengaruh berbagai macam berkisar 12,69 – 13,94 helai dan
mulsa dapat dilihat pada Tabel 2. sangat rendah jika dibandikan
Tabel 2. Rataan Jumlah Daun (helai) dengan deskripsi tanaman yaitu 34-
Tanaman Bawang Merah 47 helai, hal menunjukan bahwa
Pengaruh Berbagai Macam tingkat kesuburan tanah penelitian
Mulsa di Tanah Ultisol rendah sehingga pembe-rian mulsa
Rata-Rata tidak efektif karena mulsa hanya
Perlakuan
(helai) mempengaruhi sifat fisik tanah.
M0 13,31 Hanhim (2014) juga menyatakan
M1 13,94 bahwa pemberian mulsa hanya akan
M2 13,31 berengaruh terhadap sifat fisik tanah
M3 13,00 terutama struktur tanah sehingga
M4 12,69 memperbaiki stabilitas agregat
KK = 16,18 % tanah. Teknologi permulsaan dapat
Keterangan : Perlakuan tidak berpengaruh mencegah evaporasi. Dalam hal
nyata terhadap jumlah daun (helai) ini air yang menguap dari permu-
(P>0,05). kaan tanah akan ditahan oleh
bahan mulsa dan jatuh kembali ke
Dari Tabel 2 di atas dapat
tanah.
dijelaskn bahwa perlakuan berbagai
Penggunaan mulsa bertujuan
macam berpengaruh tidak nyata
untuk mengurangi penguapan dari
terhadap jumlah daun bawang merah
permukaan tanah, menjaga
di tanah ultisol (P>0,05). Hal ini
kelembaban tanah dan sebagai
diduga karena mulsa tidak mampu
sumber bahan organik tanah. Selain
mempertahankan kandungan bahan
itu mulsa juga berperan sebagai
organik tanah sehingga menghambat
pemantap tanah yaitu melindungi
pertambahan jumlah daun. Menurut
permukaan tanah dari pukulan butir-
Pramana (2012) pemberian mulsa
butir hujan secara langsung. Mulsa
terhadap budidaya tanaman kurang
juga berperan mengendalikan suhu
baik pada tanah yang memiliki
tanah sehingga kehilangan air dan
tingkat kesuburan rendah dan me-
kehilangan panas dari tanah dapat
ngandung beragam asam-asam
dihindarkan (Dariah, 2007).
organik yang sebagian bersifat
racun bagi tanaman. Akibatnya
pemberian mulsa hanya akan
46
4) yaitu 9 – 17 anakan. Hal ini
diduga karena pada saat tanaman
Jumlah Anakan Perumpun kekurangan air atau dalam kondisi
(Anakan) cekaman air menyebabkan tanaman
Hasil analisis ragam menun- menjadi stress, yang berpotensi
jukkan bahwa berbagai macam menyebabkan tekanan biologis (baik
mulsa berpengaruh tidak nyata proses fisiologis maupun aktifitas
terhadap jumlah anakan perumpun fungsional) pada organisme hidup
(anakan) Bawang Merah di tanah yang disebabkan oleh faktor
Ultisol. Rataan jumlah anakan lingkungan (Zlatev dan Lidon, 2012
perumpun Bawang Merah pada dalam Zulkarnain, dkk., 2017). Lebih
masing-masing perlakuan pengaruh lanjut dikatakan Rahayu dan Berlian
berbagai macam mulsa dapat dilihat (1999) bahwa bawang merah tidak
pada Tabel 3. tahan kekeringan karena akarnya
Tabel 3. Rataan Jumlah Anakan pendek, selama pertumbuhan
Perumpun (anakan) Bawang dibutuhkan air yang cukup banyak.
Merah Pengaruh Berbagai
Macam Mulsa di Tanah Ultisol Bobot Basah Umbi Per Rumpun
Perlakuan Rata-Rata (anakan) (gram )
M0 7,13 Berdasarkan hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa berbagai
M1 7,13
macam mulsa berpengaruh tidak
M2 7,00 nyata terhadap bobot basah umbi
M3 6,63 perumpun (gr) Bawang Merah di
M4 6,04 tanah Ultisol. Rataan bobot basah
KK = 18,15 % umbi perumpun Bawang Merah pada
Keterangan : Perlakuan tidak berpengaruh masing-masing perlakuan pengaruh
nyata terhadap jumlah anakan (ana- berbagai macam mulsa dapat dilihat
kan) (P>0,05). pada Tabel 4.
Tabel 3 menunjukan bahwa Tabel 4. Rataan Bobot Basah Umbi
rataan jumlah anakan yang Perumpun (gr) Bawang Merah
dihasilkan perlakuan berbagai Pengaruh Berbagai Macam
macam adalah sebesar 6,04 – 7,13 Mulsa di Tanah Ultisol
anakan dan berpengaruh tidak nyata Perlakuan Rata-Rata (gr)
terhadap tanaman bawang merah di M0 19,13
tanah ultisol secara statistik M1 20,44
(P>0,05). Hal ini diduga berbagai M2 21,25
mulsa yang diberikan mengalami M3 19,38
peningkatan laju evaporasi sehingga
M4 16,44
jumlah air tanah yang tertinggal
dalam tanah menjadi berkurang KK = 16,74 %
sehingga tanaman mengalami Keterangan : Perlakuan tidak berpengaruh
nyata terhadap bobot basah umbi
cekaman air perumpun (gram) (P>0,05).
Rataan jumlah anakan ba-
wang yang dihasilkan pada pene- Berdasar Tabel 4 di atas dapat
litian yaitu 6,04 – 7,13 batang juga dijelaskan bahwa bobot basah umbi
sangat rendah jika dibandikan perumpun yang dihasilkan perlakuan
dengan deskripsi tanaman (lampran berbagai macam berpengaruh tidak
47
nyata terhadap tanaman bawang merah yaitu pH tanahnya 5,5–7.
merah di tanah ultisol secara statistik Pemberian mulsa pada tanaman
(P>0,05). Hal ini diduga berbagai bawang merah merespons pertum-
mulsa yang diberikan belum mampu buhan dan produksinya apabila pH
memodifikasi faktor lingkungan, tanahnya normal (6,6 – 6,8). Lebih
kelembaban, dan kadar air yang terus lanjut dikatakan Rahayu dan Berlian
bekurang sehingga penyerapan (1999) jika pH dibawah 5,5 banyak
unsur hara oleh tanaman juga mengandung garam Aluminium (Al).
terganggu sehingga bobot basah Garam ini bersifat racun sehingga
bawang merah yang dihasilkan sama. menyebabkan tanaman menjadi
Secara numerik memang kerdil dan ditanah yang terlalu basa
terlihat ada perbedaan pengaruh, dengan pH lebih dari 7, garam
tetapi secara statistik tidak mangan (Mn) tidak dapat diserap
memperlihatkan pengaruh yang oleh tanaman. Akibatnya umbi yang
nyata. Hal ini diduga mulsa sebagai dihasilkan kecildan produksi
perlakuan pada tanah ultisol tidak tanaman rendah.
merespon pertumbuhan dan produksi
tanaman bawang merah, karena Bobot Umbi Perhektar (Ton/ha)
masih banyak faktor-faktor yang Berdasarkan hasil analisis
perlu diperhatikan seperti suhu ragam menunjukkan bahwa berbagai
udara, angin, cahaya matahari dan macam mulsa berpengaruh tidak
curah hujan. Apabila faktor nyata terhadap bobot umbi perhektar
lingkungan kondusif untuk (ton/ha) Bawang Merah di tanah
pertumbuhan tanaman, maka Ultisol. Rataan bobot umbi perhektar
fotosintat yang dihasilkan juga Bawang Merah pada masing-masing
meningkat sehingga alokasi perlakuan pengaruh berbagai macam
biomassa kebagian yang dipanen mulsa dapat dilihat pada Tabel 5.
juga relatif lebih besar. Tabel 5. Rataan Bobot Umbi
Menurut Sunanto (2008), Perhektar (ton/ha) Bawang
pemberian mulsa terhadap budidaya Merah Pengaruh Berbagai
tanaman hanya berpengaruh fisik Macam Mulsa di Tanah Ultisol
tidak memberi pengaruh kimia Rata-Rata
Perlakuan
pada tanah. Pengaruh fisik mulsa (Ton/Ha)
bagi tanaman masih dibawah M0 8,50
pengaruh tanah ultisol sebagai M1 9,08
tempat penanaman. Pada tanah M2 9,44
ultisol keuntungan mulsa untuk M3 8,61
mengurangi penguapan kurang
M4 7,31
berdampak karena tanah ultisol
memiliki kapasitas menahan air KK = 16,74 %
tinggi. Budidaya tanaman Keterangan : Perlakuan tidak berpengaruh
nyata terhadap bobot umbi perhektar
hortikultura dilahan ultisol (ton/ha) (P>0,05).
tergantung pada pengelolaan air,
tanah dan jenis tanaman Berdasar Tabel 5 di atas dapat
hortikultura yang dibudidayakan. dijelaskan bahwa anakan yang
Rahayu dan Berlian (1999) dihasilkan perlakuan berbagai
menyatakan sifat kimia tanah yang macam berpengaruh tidak nyata
sesuai untuk tanaman bawang terhadap tanaman bawang merah di
48
tanah ultisol secara statistik dan banyak mengandung bahan
(P>0,05). Hal ini diduga berbagai organik. Tanah yang subur akan
mulsa yang diberikan belum dapat mendorong perkembangan umbi
memberikan kondisi lingkungan sehingga hasilnya besar-besar lebih
yang optimal, terutama suhu udara lanjut dikatakan bahwa bawang
dan suhu tanah yang berperan merah hendaknya ditanam pada
penting dalam berbagai proses tanah yang mudah meneruskan air,
fisiologi (fotosintetis, transpirasi dan aerasinya baik dan tidak becek.
respirasi).
Seperti yang dikemukakan KESIMPULAN DAN SARAN
Van Iersel (2003) dalam
Wisudawati (2016), bahwa pening- Kesimpulan
katan suhu hingga batas optimal Berdasarkan hasil penelitian
dapat menaikkan hasil bersih dan pembahasan dapat diambil
fotosintesis, tetapi pada batas suhu kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
maksimal hasil tersebut menurun 1. Penggunaan berbagai macam
tajam karena terjadi peningkatan mulsa berpengaruh tidak nyata
respirasi. Pada suhu optimum bagi terhadap semua parameter yang
mikroba efektivitasnya meningkat diamati yaitu : tinggi tanaman
untuk mengurai bahan organik men- (cm), jumlah daun (helai),
jadi unsur yang dapat diserap oleh jumlah anakan perumpun
akar tanaman. (anakan), bobot basah umbi
Menurut Levitt (1980) dalam perumpun (gram) dan bobot
Sinaga (2007), bahwa tanaman yang umbi per hektar (Ton/ha)
mengalami stress air (dehidrasi) akan tanaman bawang daun.
merusak perkembangan sel-sel 2. Dari hasil percobaan dengan
tanaman yang mengakibatkan pemakaian berbagai mulsa
pertumbuhan tanaman terhambat, belum memberikan perbedaan
stomata mengkerut (terhambatnya terhadap pertumbuhan hasil
fotosintesis) terhambatnya partum- tanaman bawang merah.
buhan mesofil yang mengakibatkan
kehilangan ruang interselular dan Saran
metabolisme terganggu, perkem- Untuk mendapatkan produksi
bangan sel terhambat yang mengaki- tanaman bawang merah yang optimal
batkan proses fotosintesis dan disarankan untuk penelitian lebih
respirasi terhambat. lanjut terhadap berbagai macam
Rataan bobot basah umbi mulsa yang lain di tanah ultisol.
perhektar yang dihitung pada saat
panen yaitu 65 hari setelah tanam
juga sangat rendah yaitu hanya DAFTAR PUSTAKA
mencapai 7,31 – 9,44 ton/ha
sedangkan deskripsi tanaman menca- Badan Pusat Statistik Jambi. 2016.
pai 17,6-22,3 ton/ha hal ini karena Produksi Tanaman Ba-wang
unsur hara yang tidak tersedia Merah Provinsi Jambi
sehingga hasil bawang merah sangat
rendah. Menurut Rahayu dan Berlian Chairumansyah. 2010. Keuntungan
(1999) tanaman bawang merah Penggunaan Mulsa Plas-tik.
menyukai tanah yang subur, gembur http://binatani.blo-

49
gspot.com/2010/03/keuntung
an-penggunaan-mulsa- Prasetyo, B.H dan Suridakarta D.A.
plastik.html. Diakses tanggal 2006. Karakteristik, Potensi,
24 Desember 2017. dan teknologi pengelolaan
tanah ultisol untuk
Dariah, A. 2007. Konservasi Tanah pengembangan pertanian
pada Lahan Tegalan. Buku lahan kering di Indonesia.
Bunga Rampai KTA 12-07. Jurnal Litbang Pertanian,
http://balittanah.litbang.depta 25(2): (hlm. 41)
n.go.id/dokumentasi Diakses
26 Agustus 2018. Priatna, Apep Rudi. 2012. Mulsa.
Posted by Apep Rudi Priatna
Ekowati, V.D, Koesriharti dan Tatik, on
W. 2017. Pengaruh Mulsa
Dan Sumber Unsur Hara Rahayu, E, dan Berlian,N. 1999.
Nitrogen Pada Pertumbuhan Bawang Merah. Penebar
Dan Hasil Tanaman Bawang Swadaya, Jakarta. 89 hlm.
Merah (Allium cepa var.
ascalonicum). Jurnal Samiati, Bahrun A. dan L.O. Safuan.
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 2012. Pengaruh Takaran
4, April 2017: 625 – 631 mulsa Terhadap Pertumbuhan
ISSN: 2527-8452. Diunduh Dan Produksi Sawi (Brassica
15 Agustus 2018. juncea L.). Berkala Penelitian
Agronomi Oktober 2012 Vol.
Gardner, F.P., Pearce dan R.L., 1 No. 2. ISSN: 2089-9858.
Mitchel, 1991. Fisiologi Diunduh 25 Agustus 2018.
Tanaman Budidaya.
Diterjemahkan oleh Herawati Sumarni, N. dan Hidayat A. 2005.
Susilo. UI Press. Jakarta. Budidaya Bawang merah.
Balai Penelitian Tanaman
Hanhim. 2014. Pengaruh Pemberian Sayuran. Jakarta Selatan.
Mulsa Jerami Padi Dan
Kepadatan Tanah Terhadap Sunanto. 2008. Peran Serta
Pertumbuhan Dan Produksi Masyarakat dalam
Padi Gogo (Oryza sativa L). Pencegahan dan
Skripsi Departemen Ilmu Penanggulangan Kebakaran
Tanah Dan Sumberdaya Lahan (Program Pasca
Lahan Fakultas Sarjana). Universitas
Pertanian.IPB. Bogor . Diponegoro. Semarang.

Mayun, I.A. 2007. Efek Mulsa Syarfianda, 2015. Respon


Jerami Padi dan Pupuk Pertumbuhan Dan Hasil Ta-
Kandang Sapi terhadap naman Bawang (Allium
Pertumbuhan dan Hasil ascalonicum L.)Sebagai Efek
Bawang Merah di Daerah Pemberian Pupuk Kompos
Pesisir. Agritrop, 26 (1) : 33 Kirinyuh (Chromolena odo-
– 40 (2007)issn : 0215 8620. rat) Dan Pupuk Npk. Fakultas
Diunduh 15 Agustus 2018

50
Pertanian, Universitas Syiah
Kuala.
Wisudawati. D. M. Anshar dan
Iskandar. L. 2016. Pengaruh
Jenis Mulsa Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil
Bawang Merah (Allium
ascalonicum Var. Lembah
Palu) Yang Diberi Sungkup.
e-J. Agrotekbis 4 (2) :126-
133, April 2016 ISSN : 2338-
3011. Diunduh 24 Agusutus.
2018

Zulkarnain, M.F., Lienjte. K.T dan J.


M. Mawara. 2017. Analisis
Ketersediaan Air Untuk
Tanaman Tomat
(Lycopersicum esculentum
Mill) Dan Jagung (Zea mays
L.). Di Tonsewer.
https://ejournal.unsrat.
ac.id/index.php/cocos/article/
view/15882. Diunduh 21
Agustus 2018

51

Anda mungkin juga menyukai