Anda di halaman 1dari 8

EFIKASI DOSIS PUPUK TEPUNG TULANG (TULAG SAPI

DAN TULANG AYAM) TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN SORGHUM (SORGHUM BICOLOR (L)
MOENCH) PADA TANAH PMK

EFFICACY OF FERTILIZER BOE MEAL (CATTLE BONE AND CHIKEN


BONES) ON THE GROWTH OF SORGHUM (SORGHUM BICOLOR (L)
MOENCH) ON THE GROUND PKM

Sri Utami Lestari1


1
Program Studi Agroteknologi Faperta Universitas Lancang Kuning
Jl. Yos Sudarso, Km. 8 Rumbai, Pekanbaru

ABSTRACT

Sorghum has the advantage on agroecology broad adaptability,


resistant to drought, higher production, and greater resistance to pests and
diseases than other food crops. In addition to food substitution of sorghum
utilization can also be used as a raw material source of alternative energy,
namely as a fertilizer industry bioethanol.Dengan the bones of calcium and
magnesium in the soil can be supplied and is also expected to increase the soil
pH.
The purpose of this study was to determine the effect and get a good
dose of fertilizer tlang on the growth of sorghum.
Research conducted an experiment with completely randomized design
consisting of 4 levels treatments and 3 replications. S0 = Without treatment
(control), S1 = Giving bone meal 5 g / plant, S2 = Giving bone flour 10 gr / plant,
S3 = Giving bone flour 15 gr / plant. Data were analyzed using analysis of
variance if F count ≥ F tables at the level of 5%, then followed by a further test
Duncans.
The results Award bone meal no real effect on all parameters of plant
growth (plant height, leaf width and leaf length), results showed an increasing
trend of numerical results with increasing dose given bone meal.

Keywords: bone, sorghum

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman sorghum terhadap kekeringan, produksi tinggi,
merupakan tanaman biji-bijian serta lebih tahan terhadap hama dan
(serealia) yang mempunyai banyak penyakit dibanding tanaman pangan
kegunaan dan sangat berpotensi lainnya. Selain untuk substitusi
untuk dikembangkan secara bahan pangan pemanfaatan sorghum
komersial khususnya pada daerah juga dapat digunakan sebagai bahan
marginal dan kering. Sorghum baku sumber energy alternative yaitu
memiliki keunggulan pada daya sebagai bahan industry bioethanol.
adaptasi agroekologi yang luas, tahan

19
Salah satu sumber energy singkong dan tebu. Perkembangan
alternative yang mulai banyak produksi sorghum nasional belum
digunakan adalah bioethanol yang masuk dalam statistic pertanian, yang
dapat dihasilkan dari berbagai jenis menunjukkan bahwa komoditas
tanaman misalnya jagung, singkong tersebut mendapat prioritas untuk
dan tebu. Sorghum manis adalah dikembangkan. Oleh karena itu,
tanaman alternative baru yang sangat budidaya serta cara pemanfaatannya
prospektif sebagai sumber bioethanol masih perlu dikaji secara mendalam
karena tanaman ini mempunyai agar dapat memberikan manfaat
berbagai keunggulan dibandingkan sebesar-besarnya.
dengan tanaman lain seperti jagung,
Untuk meningkatkan seperti tanah PMK (Podzolik Merah
produksi sorghum di Indonesia harus Kuning). Masalah yang dihadapi
dilakukan ekstensifikasi pertanian, dalam pendayagunaan jenis tanah
yaitu dengan menambah lahan untuk PMK untuk budidaya tanaman
penanaman sorghum. Tetapi tanah pangan adalah produktivitas
yang dapat digunakan untuk tanahnya rendah. Untuk itu perlu
pengembangan pertanian secara input bahan-bahan ameliorasi seperti
umum dan sorghum secara khusus pupuk organik, kapur dan pupuk an
lebih banyak tanah-tanah marginal organik.
Sorghum manis termasuk secara mendalam agar dapat
tanaman yang masih baru di memberikan manfaat sebesar-
Indonesia. Perkembangan produksi besarnya. Untuk menguji
sorghum nasional belum masuk produktivitas tanaman sorghum pada
dalam statistic pertanian, yang tanah PMK perlu dilakukan
menunjukkan bahwa komoditas penelitian, pada dosis berapa
tersebut belum mendapat prioritas pemupukan harus diberikan guna
untuk dikembangkan. Oleh karena mendapatkan produktivitas yang
itu, budidaya serta cara optimal.
pemanfaatannya masih perlu dikaji
Kecenderungan pemakaian yaitu pupuk-pupuk yang berasal dari
pupuk kimia atau pupuk buatan bahan organic merupakan alternative
selama ini disebabkan oleh karena tepat yang dapat dilakukan untuk
efeknya yang lebih cepat dirasa, mengurangi dampak penggunaan
menyebabkan dampak pencemaran pupuk kimia salah satunya adalah
lingkungan dan penurunan kualitas tulang ayam.
tanah. Penggunaan pupuk organic
Banyak sekali dijumpai maksimal. Limbah merupakan
tulang-tulang yang terbuang begitu bahan yang terbuang atau dibuang
saja baik tulang sapi, tulang ikan, dari suatu aktivitas manusia atau
kerang, tulang ayam, maupun tulang- proses alam yang tidak atau belum
tulang ungags yang lain sebagai mempunyai nilai ekonomi tetapi
limbah yang dapat menyebabkan justru memiliki dampak negative
pencemaran lingkungan. Tulang yaitu pada proses pembuangan dan
merupakan limbah dari industri pembersihannya memerlukan biaya
pengolahan daging dan rumah makan serta efeknya dapat mencemari
yang belum dimanfaatkan secara lingkungan.

20
Besarnya konsumsi satu alternative inovasi teknologi
masyarakat terhadap ayam baru yang dapat menjadi referensi
menyebabkan kenaikan produksi para petani sebagai pupuk tambahan
ayam dari tahun ke tahun. Dengan dalam memenuhi kebutuhan unsur
besarnya konsumsi ayam oleh hara tanaman sehingga pertumbuhan
masyarakat masalah yang dihadapi dan produksi tanaman dapat
adalah limbah tulang ayam. maksimal, selain itu ramah
Penggunaan pupuk tulang lingkungan dan biaya yang
diharapkan mampu menjadi salah dikeluarkan tidak banyak.

Permasalahan
Krisis keuangan yang terjadi dimana unsur tersebut merupakan
pada saat ini memacu rendahnya unsur hara makro yaitu unsur hara
daya beli masyarakat akan pupuk. yang mutlak dibutuhkan tanaman
Dilain pihak, kebutuhan akan pangan dalam jumlah banyak. Dengan
yang tinggi menuntut produksi pemberian pupuk tulang tersebut
pertanian yang tinggi didukung maka unsur kalsium dan magnesium
pemakaian pupuk yang tinggi pula. dalam tanah dapat disuplai dan juga
Untuk meningkatkan efisiensi diharapkan dapat meningkatkan pH
pemupukan P diperlukan suatu cara tanah.
untuk mengurangi erapan P agar P Tujuan penelitian ini adalah
menjadi lebih tersedia bagi tanaman. untuk mengetahui pengaruh dan
Pengapuran merupakan salah satu mendapatkan dosis pupuk tulang
cara yang seringkali digunakan. (tulang sapid an tulang ayam) yang
Pemilihan tulang sebagai bahan dasar baik terhadap pertumbuhan tanaman
pembuatan pupuk karena kandungan sorghum
kalsium dan magnesium pada tulang
.

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Sudarso Km.8 Rumbai. Penelitian
Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dilaksanakan selama 4 bulan.
Universitas Lancang Kuning Jl.Yos
terdiri dari 12 unit percobaan.
Metode Penelitian Masing-masing unit terdiri 3
Penelitian dilakukan secara tanaman 2 tanaman sebagai sampel.
eksperimen dengan Rancangan Acak Adapun taraf perlakuannya adalah
Lengkap yang terdiri dari 4 taraf sebagai berikut :
perlakuan dan 3 ulangan sehingga
S0 = Tanpa perlakuan (kontrol)
S1 = Pemberian tepung tulang 5 gr/tanaman
S2 = Pemberian tepung tulang 10 gr/tanaman
S3 = Pemberian tepung tulang 15 gr/tanaman

Data yang diperoleh dianalisis 5% maka dilanjutkan dengan uji


dengan menggunakan sidik ragam lanjut Duncans.
apabila F hitung ≥ F tabel pada taraf

21
Media tanah diambil di sekitar lahan penelitian. Perlakuan pupuk tepung
percobaan secara acak sebanyak 12 tulang diberikan bersamaan dengan
kg/polybag. Masing-masing diberi pemberian pupuk kandang sesuai
pupuk kandang 100 g/polybag dengan dosis perlakuan dengan cara
dengan cara mencampur rata dengan mencampur rata dengan
tanah. Pemasangan label perlakuan tanah/polybag. Inkubasi dilakukan
dilakukan sebelum perlakuan dan selama 2 minggu..
disusun berdasarkan layout

Tanah yang sudah diinkubasi dilakukan sampai penelitian selesai


selama 2 minggu ditanami dengan 3 diantaranya penyiraman dengan
benih sorghum/polybag. Penjarangan volume yang sama/polybag 2 kali
dilakukan 2 minggu setelah tanam sehari (pagi dan sore) dan
dengan menyisakan satu penyiangan. Penelitian selesai 2
tanaman/polybag. Pupuk yang bulan setelah tanam.
digunakan adalah pupuk NPK 5
gr/polybag. Pemeliharaan
Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan parameter pengamatan adalah
dilakukan pada akhir penelitian sebagai berikut :
terhadap tanaman sampel dengan
1. Tinggi Tanaman (cm) Parameter lebar daun diukur pada
Tinggi tanaman diukur dari pangkal daun terlebar tegak lurus dengan ibu
batang sampai tinggi daun tertinggi tulang daun.
dengan menarik lurus keatas bagian 3. Panjang Daun (cm)
tanaman. Panjang daun diukur pada daun yang
2. Lebar Daun (cm) sama pada pengukuran lebar daun
mulai dari pangkal daun sampai
ujung daun
.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisa statistik dengan (tinggi tanaman, lebar daun


sidik ragam terhadap tinggi tanaman dan panjang daun). Hasil analisa
(cm), lebar daun (cm) dan panjang sidik ragam dapat dilihat pada
daun (cm) berpengaruh tidak nyata lampiran, sedangkan rerata masing-
pada seluruh parameter pengamatan masing parameter adalah sebagai
berikut :

Perlakuan Tinggi Tanaman Lebar Daun Panjang Daun


Tepung Tulang (cm) (cm) (cm)
S0 = Kontrol 142,58 7,4 80,38
S1 = 5 gr/polybag 155,66 6,65 78,09
S2 = 10 gr/polybag 162,43 7,11 84,86
S3 = 15 gr/polybag 184,98 7,46 87,54

22
Tabel diatas menunjukkan bahwa kecenderungan terjadi peningkatan
meskipun secara statistik perlakuan dengan semakin tingginya dosis yang
yang diberikan berpengaruh tidak diberikan.
nyata tetapi dari angka terlihat

Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman (cm) Masing-Masing Perlakuan Akibat


Dosis Tepung Tulang

Gambar 2. Grafik Lebar Daun (cm) Masing-Masing Perlakuan Akibat


Dosis Tepung Tulang

23
Gambar 3. Grafik Panjang Daun (cm) Masing-Masing Perlakuan Akibat
Dosis Tepung Tulang

Kecenderungan peningkatan phosphate 17%. Kandungan protein


pertumbuhan tanaman diduga dalam tepung tulang berperan
disebabkan oleh karena pemberian sebagai bio katalis untuk reaksi
perlakuan tepung tulang mensuplai kimia dalam sistem makhluk hidup,
unsur hara yang terkandung kalsium berperan merangsang
didalamnya. Tepung tulang pembentukan bulu-bulu
mengandung kalsium dan fosfor akar,memperkeras batang tanaman
yang tinggi. Anonim (2011) dan menetralisir keasaman tanah
menyatakan tepung tulang secara (Anonim, 2011). Lebih lanjut
umum memiliki kandungan protein Marshner (1995) fosfor berperan
25,54%, lemak 3,80%, serat 1,80%, penting untuk pertumbuhan
air 5,52%, kalsium 46,34%, vegetative dan generative tanaman.
Kalsium yang terkandung mineral liat tanah Podzolik Merah
dalam tepung tulang dapat digunakan Kuning yang biasanya di dominasi
sebagai alternative bahan kaolinit menyebabkan nilai Kapasitas
pengapuran, dimana pengapuran Tukar Kation (KTK) rendah,
berfungsi meningkatkan efektivitas sehingga kehilangan hara Ca dan Mg
dan efisiensi penyerapan zat-zat hara melalui pelindian (leaching) dalam
yang ada dalam tanah maupun yang tanah cukup signifikan dengan
diberikan melalui pupuk.Kandungan demikian penambahan kapur untuk
bahan organik yang rendah serta perawatan tanah diperlukan.
Peningkatan pertumbuhan salah satu faktor pembatas bagi
dengan peningkatan pemberian pertumbuhan tanaman, oleh karena
tepung tulang diduga juga itu upaya untuk memperbaiki
disebabkan oleh karena respon ketersediaan P tanaman merupakan
tanaman terhadap pemupukan masalah yang sangat penting bagi
disebabkan rendahnya ketersediaan P pengelolaan tanah Ultisol (Subagyo,
dan Ca pada tanah Ultisol merupakan 2004).
Berbeda tidak nyata pada tulang yang diberikan belum mampu
seluruh parameter diduga tepung memberikan pengaruh yang nyata

24
tanpa diimbangi dengan suplay unsur pertumbuhan dan hasil kedelai pada
hara lain yang cukup oleh karena lahan kering masam dengan
kandungan unsur hara dalam tepung pemupukan dasar 300 kg NPK
tulang persentase kandungan Phonska/ha pemberian kapur
unsurnya tidak setinggi pupuk menurunkan kejenuhan Al-dd
anorganik. Hal ini didukung dari menjadi 20% meningkatkan hasil
hasil penelitian Subandi dan tetapi belum optimal karena tanaman
Wijanarko (2013) pengaruh teknik masih kekurangan hara N,P dan K.
pemberian kapur terhadap
Berdasarkan penelitian diduga tepung tulang telah mampu
Subandi dan Wijanarko (2013) diatas berperan sebagai suplai Ca dalam
bila dihubungkan dengan hasil tanah tetapi tanaman masih
penelitian yang telah dilakukan kekurangan unsur hara N,P dan K.
dimana tepung tulang juga berfungsi Pemberian dosis 800 kg/ha (5
sebagai pengapuran menunjukkan gr/tanaman) diduga masih tergolong
bahwa pemberian tepung tulang rendah dan perlu penelitian lanjutan
dengan semakin tinggi dosis yang dosis NPK yang optimal pada tanah
diberikan hasil pertumbuhannya PMK Pekanbaru terhadap
semakin meningkat hal ini juga pertumbuhan dan produksi sorghum.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Hasil penelitian pemberian 2. Hasil penelitian menunjukkan
tepung tulang berpengaruh tidak kecenderungan peningkatan
nyata terhadap seluruh hasil secara angka dengan
parameter pertumbuhan tanaman meningkatnya dosis tepung
(tinggi tanaman, lebar daun dan tulang yang diberikan
panjang daun)
Saran
Setiap daerah membutuhkan dosis dan pupuk NPK pada tanah PMK
pemupukan yang berbeda perlu Pekanbaru
dilakukan penelitian lanjutan dengan
taraf faktorial yaitu tepung tulang

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011.Tepung Tulang.
http://rineld ayu. Subagyo,2004. Dinamika Fosfor
Blogspot.com/2011/11/pem pada Tanah Ultisol yang
buatan-tepung-tulang- Diberi Kompos dan Batuan
sebagai-upaya.html Fosfat. Skripsi. Fakultas
[Diakses tanggal 13 Mei Pertanian Universitas
2015] Hasanuddin. Makasar
[Diakses tanggal 12 Mei
Marscher,H. 1995. Mineral Nutrition 2016]
of Higher Plants 2nd.
Academic Press

25
Subandi dan Wijanarko, 2013.
Pengaruh Teknik Pemberian
Kapur Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil
Kedelai pada Lahan Kering
Masam. Jurnal Litbang
Pertanian Tanaman
Pangan.Vol.30 No.3

26

Anda mungkin juga menyukai