ABSTRACT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman sorghum terhadap kekeringan, produksi tinggi,
merupakan tanaman biji-bijian serta lebih tahan terhadap hama dan
(serealia) yang mempunyai banyak penyakit dibanding tanaman pangan
kegunaan dan sangat berpotensi lainnya. Selain untuk substitusi
untuk dikembangkan secara bahan pangan pemanfaatan sorghum
komersial khususnya pada daerah juga dapat digunakan sebagai bahan
marginal dan kering. Sorghum baku sumber energy alternative yaitu
memiliki keunggulan pada daya sebagai bahan industry bioethanol.
adaptasi agroekologi yang luas, tahan
19
Salah satu sumber energy singkong dan tebu. Perkembangan
alternative yang mulai banyak produksi sorghum nasional belum
digunakan adalah bioethanol yang masuk dalam statistic pertanian, yang
dapat dihasilkan dari berbagai jenis menunjukkan bahwa komoditas
tanaman misalnya jagung, singkong tersebut mendapat prioritas untuk
dan tebu. Sorghum manis adalah dikembangkan. Oleh karena itu,
tanaman alternative baru yang sangat budidaya serta cara pemanfaatannya
prospektif sebagai sumber bioethanol masih perlu dikaji secara mendalam
karena tanaman ini mempunyai agar dapat memberikan manfaat
berbagai keunggulan dibandingkan sebesar-besarnya.
dengan tanaman lain seperti jagung,
Untuk meningkatkan seperti tanah PMK (Podzolik Merah
produksi sorghum di Indonesia harus Kuning). Masalah yang dihadapi
dilakukan ekstensifikasi pertanian, dalam pendayagunaan jenis tanah
yaitu dengan menambah lahan untuk PMK untuk budidaya tanaman
penanaman sorghum. Tetapi tanah pangan adalah produktivitas
yang dapat digunakan untuk tanahnya rendah. Untuk itu perlu
pengembangan pertanian secara input bahan-bahan ameliorasi seperti
umum dan sorghum secara khusus pupuk organik, kapur dan pupuk an
lebih banyak tanah-tanah marginal organik.
Sorghum manis termasuk secara mendalam agar dapat
tanaman yang masih baru di memberikan manfaat sebesar-
Indonesia. Perkembangan produksi besarnya. Untuk menguji
sorghum nasional belum masuk produktivitas tanaman sorghum pada
dalam statistic pertanian, yang tanah PMK perlu dilakukan
menunjukkan bahwa komoditas penelitian, pada dosis berapa
tersebut belum mendapat prioritas pemupukan harus diberikan guna
untuk dikembangkan. Oleh karena mendapatkan produktivitas yang
itu, budidaya serta cara optimal.
pemanfaatannya masih perlu dikaji
Kecenderungan pemakaian yaitu pupuk-pupuk yang berasal dari
pupuk kimia atau pupuk buatan bahan organic merupakan alternative
selama ini disebabkan oleh karena tepat yang dapat dilakukan untuk
efeknya yang lebih cepat dirasa, mengurangi dampak penggunaan
menyebabkan dampak pencemaran pupuk kimia salah satunya adalah
lingkungan dan penurunan kualitas tulang ayam.
tanah. Penggunaan pupuk organic
Banyak sekali dijumpai maksimal. Limbah merupakan
tulang-tulang yang terbuang begitu bahan yang terbuang atau dibuang
saja baik tulang sapi, tulang ikan, dari suatu aktivitas manusia atau
kerang, tulang ayam, maupun tulang- proses alam yang tidak atau belum
tulang ungags yang lain sebagai mempunyai nilai ekonomi tetapi
limbah yang dapat menyebabkan justru memiliki dampak negative
pencemaran lingkungan. Tulang yaitu pada proses pembuangan dan
merupakan limbah dari industri pembersihannya memerlukan biaya
pengolahan daging dan rumah makan serta efeknya dapat mencemari
yang belum dimanfaatkan secara lingkungan.
20
Besarnya konsumsi satu alternative inovasi teknologi
masyarakat terhadap ayam baru yang dapat menjadi referensi
menyebabkan kenaikan produksi para petani sebagai pupuk tambahan
ayam dari tahun ke tahun. Dengan dalam memenuhi kebutuhan unsur
besarnya konsumsi ayam oleh hara tanaman sehingga pertumbuhan
masyarakat masalah yang dihadapi dan produksi tanaman dapat
adalah limbah tulang ayam. maksimal, selain itu ramah
Penggunaan pupuk tulang lingkungan dan biaya yang
diharapkan mampu menjadi salah dikeluarkan tidak banyak.
Permasalahan
Krisis keuangan yang terjadi dimana unsur tersebut merupakan
pada saat ini memacu rendahnya unsur hara makro yaitu unsur hara
daya beli masyarakat akan pupuk. yang mutlak dibutuhkan tanaman
Dilain pihak, kebutuhan akan pangan dalam jumlah banyak. Dengan
yang tinggi menuntut produksi pemberian pupuk tulang tersebut
pertanian yang tinggi didukung maka unsur kalsium dan magnesium
pemakaian pupuk yang tinggi pula. dalam tanah dapat disuplai dan juga
Untuk meningkatkan efisiensi diharapkan dapat meningkatkan pH
pemupukan P diperlukan suatu cara tanah.
untuk mengurangi erapan P agar P Tujuan penelitian ini adalah
menjadi lebih tersedia bagi tanaman. untuk mengetahui pengaruh dan
Pengapuran merupakan salah satu mendapatkan dosis pupuk tulang
cara yang seringkali digunakan. (tulang sapid an tulang ayam) yang
Pemilihan tulang sebagai bahan dasar baik terhadap pertumbuhan tanaman
pembuatan pupuk karena kandungan sorghum
kalsium dan magnesium pada tulang
.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Sudarso Km.8 Rumbai. Penelitian
Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dilaksanakan selama 4 bulan.
Universitas Lancang Kuning Jl.Yos
terdiri dari 12 unit percobaan.
Metode Penelitian Masing-masing unit terdiri 3
Penelitian dilakukan secara tanaman 2 tanaman sebagai sampel.
eksperimen dengan Rancangan Acak Adapun taraf perlakuannya adalah
Lengkap yang terdiri dari 4 taraf sebagai berikut :
perlakuan dan 3 ulangan sehingga
S0 = Tanpa perlakuan (kontrol)
S1 = Pemberian tepung tulang 5 gr/tanaman
S2 = Pemberian tepung tulang 10 gr/tanaman
S3 = Pemberian tepung tulang 15 gr/tanaman
21
Media tanah diambil di sekitar lahan penelitian. Perlakuan pupuk tepung
percobaan secara acak sebanyak 12 tulang diberikan bersamaan dengan
kg/polybag. Masing-masing diberi pemberian pupuk kandang sesuai
pupuk kandang 100 g/polybag dengan dosis perlakuan dengan cara
dengan cara mencampur rata dengan mencampur rata dengan
tanah. Pemasangan label perlakuan tanah/polybag. Inkubasi dilakukan
dilakukan sebelum perlakuan dan selama 2 minggu..
disusun berdasarkan layout
22
Tabel diatas menunjukkan bahwa kecenderungan terjadi peningkatan
meskipun secara statistik perlakuan dengan semakin tingginya dosis yang
yang diberikan berpengaruh tidak diberikan.
nyata tetapi dari angka terlihat
23
Gambar 3. Grafik Panjang Daun (cm) Masing-Masing Perlakuan Akibat
Dosis Tepung Tulang
24
tanpa diimbangi dengan suplay unsur pertumbuhan dan hasil kedelai pada
hara lain yang cukup oleh karena lahan kering masam dengan
kandungan unsur hara dalam tepung pemupukan dasar 300 kg NPK
tulang persentase kandungan Phonska/ha pemberian kapur
unsurnya tidak setinggi pupuk menurunkan kejenuhan Al-dd
anorganik. Hal ini didukung dari menjadi 20% meningkatkan hasil
hasil penelitian Subandi dan tetapi belum optimal karena tanaman
Wijanarko (2013) pengaruh teknik masih kekurangan hara N,P dan K.
pemberian kapur terhadap
Berdasarkan penelitian diduga tepung tulang telah mampu
Subandi dan Wijanarko (2013) diatas berperan sebagai suplai Ca dalam
bila dihubungkan dengan hasil tanah tetapi tanaman masih
penelitian yang telah dilakukan kekurangan unsur hara N,P dan K.
dimana tepung tulang juga berfungsi Pemberian dosis 800 kg/ha (5
sebagai pengapuran menunjukkan gr/tanaman) diduga masih tergolong
bahwa pemberian tepung tulang rendah dan perlu penelitian lanjutan
dengan semakin tinggi dosis yang dosis NPK yang optimal pada tanah
diberikan hasil pertumbuhannya PMK Pekanbaru terhadap
semakin meningkat hal ini juga pertumbuhan dan produksi sorghum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011.Tepung Tulang.
http://rineld ayu. Subagyo,2004. Dinamika Fosfor
Blogspot.com/2011/11/pem pada Tanah Ultisol yang
buatan-tepung-tulang- Diberi Kompos dan Batuan
sebagai-upaya.html Fosfat. Skripsi. Fakultas
[Diakses tanggal 13 Mei Pertanian Universitas
2015] Hasanuddin. Makasar
[Diakses tanggal 12 Mei
Marscher,H. 1995. Mineral Nutrition 2016]
of Higher Plants 2nd.
Academic Press
25
Subandi dan Wijanarko, 2013.
Pengaruh Teknik Pemberian
Kapur Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil
Kedelai pada Lahan Kering
Masam. Jurnal Litbang
Pertanian Tanaman
Pangan.Vol.30 No.3
26