Anda di halaman 1dari 11

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Cokroaminoto Palopo University Journals / Jurnal Elektronik Universitas Cokroaminoto...

Volume 6 No. 3 Oktober 2018


ISSN 2302-6944, e-ISSN 2581-1649

PEMANFAATAN KOMPOS AMPAS TAHU PADA PERTUMBUHAN DAN


PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

Sartia Hama
Email: sartiahamma@yahoo.com

Dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian


Universitas Cokroaminoto Palopo

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos ampas tahu dan dosis kompos ampas tahu
yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah, yang dilaksanakan
di Lahan Percobaan Kampus II Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo Jalan
Lamaranginang, Kelurahan Batupasi, Kecamatan Wara Utara Kota Palopo. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Kontrol adalah tanpa adanya perlakuan
kompos ampas tahu (P0). P1 (Perlakuan kompos ampas tahu dengan dosis 150 gr/tanaman). P2
(Perlakuan kompos ampas tahu dengan dosis 200 gr/tanaman). P3 (Perlakuan) kompos ampas tahu dengan
dosis 250 gr/tanaman). P4 (Perlakuan kompos ampas tahu dengan dosis 300 gr/tanaman). P5 (Perlakuan
kompos ampas tahu dengan dosis 350 gr/tanaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa P2 memberikan
hasil terbaik pada jumlah daun (161 helai) dan bobot basah polong (423,75 gram). Sementara itu, P3
memberikan hasil terbaik pada tinggi tanaman (23,41 cm) dan jumlah polong (64,75 buah), Sedangkan
hasil terendah diperoleh pada P0 dengan bobot basah polong (265,5 gr) dan jumlah polong (49,25 buah),
tinggi tanaman pada P5 (21,25 cm), jumlah daun pada P1 (132,11 helai). Pemberian kompos ampas tahu
tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah.
Kata kunci: Ampas tahu, pertumbuhan, kacang tanah

Abstract
This study have to determine the effect of tofu waste compost and the dosage of tofu waste compost which is
most influential on the growth and production of peanut plants, which was carried out on Campus II
Experimental Field Faculty of Agriculture Universitas Cokroaminoto Palopo Jalan Lamaranginang,
Kelurahan Batupasi, District Wara Utara City Palopo. The method used in this study is Randomized Block
Design (RBD). Control is without treatment of tofu waste compost (P0). P1 (Treatment of tofu waste
compost with a dose of 150 g / plant). P2 (Treatment of tofu waste compost with a dose of 200 g / plant). P3
(Treatment) tofu waste compost at a dose of 250 g / plant). P4 (Treatment of tofu waste compost with a dose
of 300 g / plant). P5 (Treatment of tofu waste compost at a dose of 350 g / plant). The results showed that
P2 gave the best results on the number of leaves (161 strands) and the weight of wet pods (423.75 grams).
Meanwhile, P3 gave the best results on plant height (23.41 cm) and number of pods (64.75 pieces), while
the lowest yield was obtained in P0 with wet pod weight (265.5 gr) and number of pods (49.25 fruits). ),
plant height at P5 (21.25 cm), number of leaves on P1 (132.11 strands). The introduction of tofu waste
compost has no significant effect on the growth and production of peanut crops.
Keywords: The Lees knew, growth, peanuts

PENDAHULUAN
Indonesia yang merupakan aktivitas ekonomi lebih banyak tertuju
negara agraris dengan mayoritas pada sektor pertanian sebagai sektor
penduduk bekerja di sektor pertanian. dominan (Putra, 2015). Kondisi alam

48
Jurnal Perbal Hal:48-58
Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

memberikan peluang bagi sebagian besar perluasan areal pertanaman dan


masyarakat Indonesia untuk melakukan penggunaan pemupukan yang tepat
kegiatan usaha di bidang pertanian. (Adisarwanto, 2000). Pemupukan
Usaha yang dapat dilakukan adalah merupakan salah satu cara yang dapat
dengan pembudidayaan. Salah satu diupayakan untuk peningkatan produksi
komoditi yang diminati masyarakat kacang tanah.
secara luas dan mudah dibudidayakan Munculnya kesadaran petani
adalah kacang tanah. akan dampak negatif dengan penggunaan
Produksi kacang tanah di pupuk buatan dan sarana pertanian
Indonesia tergolong masih rendah, baru modern lainnya terhadap lingkungan
mencapai 1,45 ton/ha. Produksi nasional sebagian kecil petani telah membuat
kacang tanah di Indonesia pada tahun mereka beralih dari pertanian
2010 adalah 779.228 ton. Pada tahun konvensional ke pertanian organik.
2011 terjadi penurunan produksi menjadi Pertanian jenis ini mengandalkan
691.289 ton, lalu mengalami kebutuhan hara melalui pupuk organik
peningkatan hingga tahun 2012 menjadi dan masukan-masuka alami lainnya
709.061 ton tetapi pada tahun 2013 (Simanungkalit dkk., 2006). Permintaan
mengalami penurunan produksi menjadi pupuk kompos sebagai salah satu bentuk
701.680 ton (BPS, 2014). Produksi yang dari asupan organik bagi tanaman telah
berfluktuasi tersebut tidak sebanding semakin meningkat. Konsumen
dengan kebutuhan yang semakin khususnya di negara maju telah giat
meningkat. menghindari bahan makanan dengan
Kebutuhan kacang tanah dari asupan bahan anorganik seperti pupuk
tahun ke tahun terus meningkat sejalan kimia. Permintaan pupuk organik yang
dengan bertambahnya jumlah penduduk, semakin pesat merupakan salah satu
kebutuhan gizi masyarakat serta peluang pemanfaatan ampas tahu
meningkatnya kapasitas industri pakan menjadi pupuk kompos secara ekonomis.
dan makanan di Indonesia. Namun, Ampas tahu melalui proses dekomposisi
produksi kacang tanah dalam negeri dapat dijadikan menjadi pupuk yang
belum mencukupi kebutuhan Indonesia kaya unsur hara seperti N, P, K, dan Mg
yang masih memerlukan subsitusi impor sesuai yang dibutuhkan tanaman. Salah
dari luar negeri. Oleh sebab itu satu cara untuk mengurangi kerusakan
pemerintah terus berupaya meningkatkan lahan atau sifat-sifat tanah, adalah
jumlah produksi melalui intensifikasi, dengan mengembangkan pertanian

49
Volume 6 No. 3 Oktober 2018
ISSN 2302-6944, e-ISSN 2581-1649

organik yang lebih ramah lingkungan bagian dari krikil yang mempunyai
dimana penggunaan kompos ampas tahu peranan penting pada fotosintesis
dapat menjadi alternatif dalam pertanian (Tisdale et al., 2003) fotosintat yang
organik. dihasilkan dalam fotosintesis dapat
Ampas tahu merupakan limbah digunakan tanaman untuk proses
padat yang dihasilkan oleh industri pembelahan sel tanaman sehingga
pengelolaan kedelai menjadi tahu yang tanaman mengalami pertambahan tinggi.
kurang dimanfaatkan, sehingga apabila Selain itu, Menurut Bagus dkk. (1997),
dibiarkan dapat berakibat terjadinya pemberian kompos ampas tahu dapat
pencemaran lingkungan. Salah satu cara meningkatkan ketersediaan unsur hara
agar limbah tersebut bernilai ekonomis yang dibutuhkan dalam pertumbuhan
adalah memanfaatkan sebagai pupuk tanaman, namun pada penelitian ini
organik. Kandungan bahan organik pada dengan pemberian sampai 300 g belum
limbah tahu jika diolah dengan tepat dapat meningkatkan pertambahan tinggi
menggunakan campuran bahan lain akan tanaman secara nyata dibandingkan
menghasilkan pupuk organik yang ramah dengan tanpa pemberian kompos ampas
lingkungan dan menyuburkan tanaman. tahu.
Cara pembuatan dan bahan-bahan dalam Dari uraian tersebut di atas, maka
membuat pupuk organik dari ampas tahu perlu dilakukan penelitian untuk
cukup mudah sehingga dapat diproduksi memperoleh dosis ampas tahu yang
mandiri oleh masyarakat (Desiana dkk., terbaik untuk pertumbuhan dan produksi
2013). Ampas tahu mengandung protein tanaman kacang tanah.
43,8%, lemak 0,9%, serat kasar 6%,
Tujuan dan Kegunaan
kalsium 0,32%, fosfor 0,67%,
Penelitian ini bertujuan untuk
magnesium 32,3 mg/kg dan bahan
mengetahui pengaruh dan dosis kompos
lainnya. Ampas tahu mengandung unsur
ampas tahu yang berpengaruh terhadap
N rata-rata 16% dari protein yang
pertumbuhan dan produksi tanaman
dikandungnya.
kacang tanah.
Menurut Handajani (2006),
Adapun manfaat dilakukannya
pemberian limbah tahu dengan dosis
penelitian ini antara lain mengetahui cara
berbeda memberikan pengaruh berbeda
pembuatan dan pemanfaatan limbah
nyata terhadap laju pertumbuhan relatif
padat tahu (ampas tahu) sebagai bahan
populasi spirulina. Nitrogen merupakan
baku dalam pembuatan pupuk organik.
penyusun utama protein dan sebagai
50
Jurnal Perbal Hal:48-58
Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

BAHAN DAN METODE P5 : Kompos ampas tahu (350


Tempat dan Waktu
gr/tanaman)
Penelitian ini dilaksanakan
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Lahan
Percobaan Fakultas Pertanian, 1. Persiapan Ampas Tahu

Universitas Cokroaminoto Palopo, Jln. Menyiapkan bahan organik yang

Lamaranginang, Kelurahan Batupasi, akan dikomposkan, dimana langkah

Kecamatan Wara Utara Kota Palopo, pertama yang dilakukan yaitu

pada bulan Januari sampai April 2017. menyiapkan ampas tahu 12 kg, tanah 12
kg, EM-4 500 ml, dan air 300 ml. Ampas
Bahan dan Alat
tahu dan tanah dimasukkan kedalam
Bahan yang digunakan dalam
sebuah ember, kemudian EM-4 yang
penelitian ini adalah ampas tahu, tanah,
sudah dicampur dengan air dicampurkan
EM-4, benih kacang tanah sedangkan
kedalam ember yang sudah berisi ampas
untuk alat yang digunakan dalam
tahu dan tanah tersebut, aduk hingga
penelitian ini adalah cangkul, dari,
merata jika semua bahan sudah
ember, baskom, buku, pulpen, mistar,
tercampur maka selanjutnya tutup
kamera.
ember, dalam dua hari sekali dilakukan
Metode Penelitian pembalikan agar kompos dapat terurai
Metode yang digunakan dalam secara merata. Pengomposan ini
penelitian ini adalah metode Rancangan memerlukan waktu sekitar 10-15 hari.
Acak Kelompok (RAK), dengan 6 2. Penanaman
perlakuan dan ulangan sebanyak 4 kali, Waktu tanam yang paling baik
sehingga terdapat 24 unit perlakuan. dilahan tegalan (kering). Penanaman
Adapun perlakuan sebagai berikut: dilakukan dengan menggunakan tugal
P0 : Tanpa perlakuan (kontrol) sedalam 3 cm dengan 2 butir benih
P1 : Kompos ampas tahu (150 gr perlubang dan jarak tanam 40 cm x 10
/tanaman) cm. Kemudian lubang tanam ditutup
P2 : Kompos ampas tahu (200 tanah secara tipis. Penanaman sebaiknya
gr/tanaman) dilakukan pada sore hari atau pada saat
P3 : Kompos ampas tahu (250 gr cuaca tidak terlalu panas, kemudian
/tanaman) disiram sampai merata. Didalam satu
P4 : Kompos ampas tahu (300 gr bedengan terdapat tiga tanaman kacang
/tanaman) tanah, dimana jarak antar barisan 60-70

51
Volume 6 No. 3 Oktober 2018
ISSN 2302-6944, e-ISSN 2581-1649

cm dimana bedengan terdiri dari 24 unit pertumbuhan tanaman dan dilakukan


perlakuan. seminggu sekali.
3. Pemeliharaan 4. Aplikasi
Pemeliharaan yang dilakukan Pengaplikasian kompos ampas
peneliti, berupa penyulaman, tahu dilakukan sebanyak dua kali dimana
pembubunan, pemupukan dan pada tahap awal dilakukan 14 HST dan
penyiraman. Penyulaman dilakukan pada pemupukan kedua setelah tanaman 99%
pagi atau sore hari dan sebaiknya sudah berbunga. Dimana pengaplikasian
minggu pertama dan minggu kedua ini dilakukan sesuai dengan perlakuan
setelah tanam, pembubunan dilakukan yang sudah ada yaitu P0= tanpa
ketika tanah terkikis air atau longsor, perlakuan, P1= kompos ampas tahu 150
pemupukan diberikan setelah tanaman gr/ tanaman, P2= kompos ampas tahu
berumur 14 HST dan saat tanaman 99% 200 gr/tanaman, P3= kompos ampas
sudah berbunga dan penyiraman tahu 250 gr/tanaman, P4= kompos
dilakukan pada saat musim kering atau ampas tahu 300 gr/tanaman, P5=
ketika tanah sudah tidak terlalu lembab. kompos ampas tahu 350 gr/tanaman,
Untuk menjaga tanaman agar dengan cara menaburkan kompos ampas
tumbuh dengan baik dan tahu pada sekeliling batang tanaman
pertumbuhannya tidak terganggu kacang tanah.
dilakukan pemeliharaan meliputi:
Parameter Pengamatan
penyiraman dan penyiangan. Penyiraman
Untuk melihat respon perlakuan
tanaman dilakukan untuk menjaga
ampas tahu terhadap pertumbuhan dan
kelembaban media pada saat tanaman
produksi tanaman kacang tanah maka
dalam proses pertumbuhan, sehingga
dilakukan pengamatan sebagai berikut :
tanaman tidak mengalami kekeringan.
1. Tinggi tanaman (cm)
Penyiraman dilakukan dengan cara
2. Jumlah daun (helai)
menyiram bagian tanaman dan media
3. Jumlah polong (buah)
tanam sampai pada kapasitas lapang.
4. Bobot basah polong (gr)
Penyiraman dilakukan setiap hari sampai
HASIL DAN PEMBAHASAN
akhir penelitian. Hasil
Penyiangan dilakukan dengan
1. Tinggi Tanaman
mengeluarkan atau mencabut rumput- Hasil pengamatan tinggi tanaman
rumput liar yang tumbuh disekitar kacang tanah, sidik ragam menunjukka
tanaman sehingga tidak menggagu
52
Jurnal Perbal Hal:48-58
Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

bahwa tidak berpengaruh nyata pada kompos ampas tahu. Hasil rata-rata
rata-rata tinggi tanaman kacang tanah tersebut dapat dilihat pada diagram di
dengan pemberian berbagai dosis bawah ini.

Gambar 1. Diagram Rata-rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada Penelitian


Efektivitas Pemberian Pupuk Kompos Ampas Tahu Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)

Berdasarkan diagram diatas, rata- memberikan hasil terbaik dengan hasil


rata tinggi tanaman yang diperoleh yaitu, rata-rata tinggi tanaman 23,41 cm.
pada P0 diperoleh rata-rata 22,97 cm, Sedangkan perlakuan terendah untuk
selanjutnya pada P1 dengan rata-rata tinggi tanaman terdapat pada perlakuan
23,19. Terjadi penurunan pada P2 P5 dengan hasil rata-rata 21,25 cm.
dengan rat-rata 22,73 dan meningkat 2. Jumlah Daun
menjadi 23,41 pada P3. Selanjutnya pada Hasil pengamatan rata-rata
2 perlakuan terakhir terus terjadi jumlah daun tanaman kacang tanah
penurunan rata-rata tinggi tanaman menunjukkan bahwa dengan pemberian
dengan rata-rata 22,8 pada P4 serta 21,25 berbagai dosis kompos ampas tahu,
pada P5. berpengaruh tidak nyata pada jumlah
Maka dari uraian rata-rata daun.
tersebut diatas diketahui bahwa pada P3

Gambar 2. Diagram Rata-rata Jumlah Daun Kacang Tanah pada Penelitian Efektivitas
Pemberian Kompos Ampas Tahu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.).

53
Volume 6 No. 3 Oktober 2018
ISSN 2302-6944, e-ISSN 2581-1649

Berdasarkan diagram di atas, rata jumlah daun mencapai 161,11 helai


memperlihatkan jumlah daun pada P0 dan perlakuan yang menunjukkan
dengan rata-rata 139,33 helai, P1 dengan pertumbuhan jumlah daun yang kurang
hasil rata-rata jumlah daun 132,11 helai, optimal terdapat pada perlakuan P1
P2 dengan rata-rata jumlah daun 161,00 dengan rata-rata jumlah daun 132,11
helai, P3 dengan rata-rata jumlah daun helai.
146,89 helai, P4 memperlihatkan rata- 3. Jumlah Polong
rata jumlah daun 133,44 helai dan untuk Analisis sidik ragam pada rata-
P5 dengan hasil rata-rata jumlah daun rata jumlah polong tanaman kacang
142,44 helai. tanah menunjukkan hasil yang
Perlakuan yang menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada jumlah
tinggi tanaman yang paling optimal polong. Pada diagram berikut disajikan
terdapat pada perlakuan P2 dengan rata- rata-rata untuk jumlah polong.

Gambar 7. Diagram Rata-rata Jumlah Polong (buah) Kacang Tanah pada Penelitian Efektivitas
Pemberian Kompos Ampas Tahu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang
Tanah (Arachis hypogaea L.).

Pemberian berbagai dosis ampas tahu 55,58 buah. Peningkatan jumlah rata-rata
mengalami perubahan baik penurunan polong meningkat lagi pada P3 dengan
maupun peningkatan pada parameter hasil rata-rata jumlah polong 64,75 buah.
bobot polong. Pada perlakuan P0 Namun, pada P4 menurun menjadi 54,50
diperoleh rata-rata 49,25 buah. buah. Peningkatan terjadi kembali pada
Berikutnya pada P1 meningkat dengan P5 dengan hasil rata-rata jumlah polong
hasil rata-rata jumlah polong 53,58 buah. 61,00 buah.
Pada P2 meningkat kembali menjadi

54
Jurnal Perbal Hal:48-58
Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Berdasarkan data tersebut, P0 (tanpa perlakuan) dengan rata-rata


perlakuan dengan jumlah polong paling jumlah polong 49,25.
banyak terdapat pada P3 dengan dosis 4. Bobot Basah Polong
kompos ampas tahu 250 gr/tanaman Hasil pengamatan bobot basah

dengan rata-rata jumlah polong polong menunjukkan bahwa

mencapai 64,75 buah. Kemudian untuk berpengaruh tidak nyata pada

perlakuan yang menunjukkan jumlah pengamatan rata-rata bobot basah pada

polong yang paling sedikit terdapat pada akhir percobaan tanaman kacang tanah.
Data rata-rata ditunjukkan di bawah ini.

Gambar 5. .Diagram Rata-rata Bobot Basah Polong (gr) Kacang Tanah pada Penelitian Efektivitas
Pemberian Kompos Ampas Tahu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang
Tanah (Arachis hypogaea L.).

Bobot basah polong tanaman polong kembali dimana rata-rata berat


kacang tanah menunjukkan hasil rata- basah 300,25 gr dan P5 hasil rata-rata
rata yang berbeda untuk setiap perlakuan berat basah meningkat menjadi 367,75
yang digunakan. pada P0 diperoleh hasil gr.
rata-rata berat basah 265,5 gr. Pada P1 Perlakuan yang menunjukkan
hasil rata-rata berat basah meningkat bobot basah polong yang terbanyak yaitu
menjadi 320,25 gr. Selanjutnya pada P2 pada P2 dengan dosis 200 gr/tanaman
rata-rata berat basah kembali mengalami dengan mencapai rata-rata 423,75 gr
peningkatan menjadi 423,75. Penurunan sedangkan yang paling rendah adalah
berat polong terlihat pada P3 dengan pada P0 dengan rata-rata mencapai 265,5
hasil rata-rata berat basah polong 353 gr. gr.
Pada P4 terjadi penurunan berat basah

55
Volume 6 No. 3 Oktober 2018
ISSN 2302-6944, e-ISSN 2581-1649

PEMBAHASAN daun turut mempengaruhi berat basah


Berdasarkan hasil penelitian yang dan berat kering polong. Hal tersebut
dilakukan, analisis sidik ragam karena adanya pemberian kompos ampas
memperlihatkan bahwa efektivitas tahu yang mempengaruhi hasil tanaman.
pemberian kompos ampas tahu Pemberian kompos dapat meningkatkan
berpengaruh tidak nyata pada semua ketersediaan unsur hara yang dapat
parameter yang diamati. Pada parameter dibutuhkan untuk pengisian polong
yang diamati menunjukkan bahwa P2 tanaman.
merupakan perlakuan yang mampu Tinggi tanaman dan jumlah
memberikan hasil terbaik pada jumlah polong yang terbentuk dipengaruhi
daun dengan nilai rata-rata (161 helai) kebutuhan yang berbeda-beda. Tinggi
dan bobot basah polong (423,75 gr). tanaman dipengaruhi oleh adanya
Sedangkan untuk tinggi tanaman (23,41 kecukupan nitrogen yang mampu
cm) dan jumlah polong (64,75 buah) mempengaruhi tinggi tanaman. Nitrogen
diperoleh hasil terbaik pada P3. mampu mempengaruhi pertumbuhan
Jumlah daun tanaman tergantung tanaman secara umum, namun dengan
dari terpenuhinya kebutuhan unsur hara kebutuhan yang berbeda. Sementara itu,
yang terdapat di dalam kompos ampas ginofor kacang tanah turut
tahu. Salah satunya adalah unsur mempengaruhi pembentukan banyak
Nitrogen. Jumlah daun sangat sedikitnya polong, dimana ginofor yang
dipengaruhi oleh nitrogen. Nitrogen terbentuk di cabang bagian atas masuk
merupakan penyusun utama protein yang ke dalam tanah sehingga akan
mempunyai peranan penting pada membentuk polong yang lebih banyak
fotosintesis. Fotosintat yang dihasilkan Berdasarkan analisis sidik ragam
dalam fotosintesis dapat digunakan bobot basah polong (265,5 gr) dan
tanaman untuk proses pembelahan sel jumlah polong (49,25 buah) dengan hasil
tanaman sehingga tanaman mengalami terendah masing-masing diperoleh pada
pertambahan jumlah daun. Nitrogen juga P0 dan jumlah daun (132,11 helai)
berfungsi untuk merangsang diperoleh hasil terendah pada P1.
pertumbuhan secara keseluruhan Kontrol (P0) memberikan hasil terendah
khususnya batang, cabang dan daun yang pada ketiga parameter tersebut
dibutuhkan dalam jumlah yang banyak diakibatkan karena pada perlakuan ini
terutama saat pertumbuhan vegetatif. tidak diaplikasikan kompos ampas tahu,
Perlakuan yang terbaik pada jumlah dengan demikian unsur hara untuk

56
Jurnal Perbal Hal:48-58
Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

pemenuhan kebutuhan tinggi tanaman, 2. Dosis kompos ampas tahu 200


bobot basah polong, berat kering polong gr/tanaman (P2) merupakan dosis
dan jumlah polong tanaman akan terbaik pada jumlah daun (161 helai)
berkurang. Untuk memenuhi dan bobot basah polong (423,75 gr).
kebutuhannya tanaman kacang tanah Sedangkan hasil terendah bobot basah
menyerap unsur hara disekitar tempat polong dengan nilai 265,5 gr, berat
tumbuhnya. Sehingga pesaingan tidak kering polong sebesar 124 gr dan
dapat dihindarkan, ditambah lagi jarak jumlah polong sbesar 49,25 buah
tanam yang semakin rapat menyebabkan terdapat pada P0.
persaingan diantara tanaman untuk
Saran
mendapatkan cahaya juga semakin Untuk pemanfaatan ampas tahu
terbatas, disebabkan penurunan cahaya pada tanaman kacang tanah perlu
yang diterima oleh tanaman akibat daun dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
saling ternaungi. Sehingga bila terjadi mengetahui dosis ampas tahu yang
pengurangan cahaya pada awal pengisian sesuai dalam pertumbuhan dan produksi
polong akan menyebabkan tanaman tanaman kacang tanah.
tidak mendapatkan cukup hasil
DAFTAR PUSTAKA
fotosintesis untuk mengisi polong yang
Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan
akhirnya akan menghasilkan biji yang Produksi Kacang Tanah di
kurang banyak pada tiap polong. Lahan Sawah dan Lahan kering.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Akibatnya berat basah polong dan
jumlah polong akan berkurang. Astawan, M. 2009. Sehat dengan
Hidangan Kacang dan Biji-
bijian. Penebar Swadaya.
Kesimpulan Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, Bagus, J., C. Wardani, I. Arsianti dan D.
maka dapat disimpulkan antara lain: Nasrullah.1997. Alternatif
Pemanfaatan Limbah buangan
1. Pemberian kompos ampas tahu pada Industri Tahu dan Tempe
tanaman kacang tanah tidak sebagai Penyubur Tanah. LKIP,
FB UB, Malang.
berpengaruh terhadap semua
parameter pengamatan dikarenakan Biro Pusat Statistik. 2014. Kajian Gizi
Pangan. P.T Media Tamasarana
kemungkinan kebutuhan unsur hara Perkasa. Jakarta.
yang diberikan tidak sesuai dan
Burczyk, J., dan Chalupka, W. 1997.
kerapatan pada jarak tanam. Flowering and cone production
variability and its effect on

57
Volume 6 No. 3 Oktober 2018
ISSN 2302-6944, e-ISSN 2581-1649

parental balance in a scots pine Maesen, Van Der dan Somaadmadja,


clonal seed orchard. Annual Sadikin (edt.). 1993. PROSEA
Science Forest 54: 129-144. Sumber Daya Nabati Asia
Tenggara 1 Kacang-Kacangan.
Desiana, I S Banua, R Evizal dan S Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Yusniani. 2013. Pengaruh Utama.
pupuk organik cair urin sapi
dan limbah Tahu terhadap Marzuki, H.A.R. 2007. Bertanaman
tumbuhan Bibit kakao Kacang Tanah. Edisi Revisi.
(Theobroma cacao L). Jurnal Jakarta: Penebar Swadaya. 43
Agrorek Tropika.Vol 1 No. I. hal.
133-119. Fakultas pertanian
universitas Lampung. Lampung. Putra dan Nasir. 2015. Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi
Handajani, H. 2006. Pemanfaatan Produksi Sektor Pertanian Di
Limbah Cair Tahu Sebagai Propinsi Aceh. Agrisep 16(1):
Pupuk Alternative Pada 53-60.
Kultur Mikroalga Spirulina sp.
Jurusan Perikanan Fakultas Purnomo dan Heni Purnamawati. 2007.
peternakan. Universitas Budidaya dan Jenis Tanaman
Muhamadiyah Malang. Malang. Pangan Unggul. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Rahmawati, Kartika. 2004. Respon Dua


Varietas Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L).

58

Anda mungkin juga menyukai