ACARA I
DALAM POLYBAG
Disusun Oleh:
NIM : 2304020054
2023
Senin, 20 November 2023
ACARA I
DALAM POLYBAG
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
Dalam dunia pertanian dan perkebunan pasti sering kita mendengar istilah
polybag, khususnya di pembibitan dan penanaman di polibag untuk
menyelamatkan lahan pertanian. Polibag pertanian dan penanaman terbuat dari
plastik, biasanya berwarna hitam (ada juga warna lain, seperti putih, biru, dll),
biasanya memiliki beberapa lubang kecil untuk sirkulasi air digunakan sebagai
pengganti pot atau lebih sering digunakan sebagai tempat bercocok tanam
penanaman tanaman pangan (kelapa sawit, karet, jati, sabun, akasia, dll). Laba
pembibitan atau penanaman tanaman di polibag perawatannya mudah tanaman
yang mudah memilih antara bibit subur dan bibit kerdil atau kurang subur, tidak
membutuhkan banyak lahan, mudah dipindahkan ke pedesaan. (Alam, 2013)
Polybag kini banyak tersedia di pasaran dan sangat mudah dibeli di toko di toko
plastik atau pertanian dan harganya sangat tergantung kualitas polybag dan
ukurannya. Hampir semua jenis tanaman pekarangan berumur pendek dan
pendek seperti cabai Bisa ditanam di polibag. Produksi/panen buah tidak jauh
berbeda dengan negara asli dan kualitas produk. Penanaman di polibag
merupakan alternatif solusi permasalahan pada saat kita membutuhkan buah segar
/ sayuran berdaun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan polibag
sebagai wadah tanaman untuk tumbuh Elemen-elemennya murah, tahan karat,
tahan lama dan ringan seragam, tidak cepat ternoda dan mudah diperoleh di toko
perlengkapan pertanian atau toko plastik Ditambah lagi, polibag sangat bagus
untuk mengeringkan dan mengaerasi agar tanaman dapat tumbuh tumbuh dengan
baik seperti di ladang. Tentukan polybag yang sesuai untuk pertumbuhannya
Fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi
operasional lingkungan dan nutrisi. (Lim, 2013).
Keuntungan Pemakaian Polybag :
Pemilihan media tanam yang tepat akan memberikan pengaruh yang baik
terhadap pertumbuhan tanaman. Kondisi kesuburan media tanam perlu dikelola
agar mampu optimal menyokong pertumbuhan tanaman. Peningkatan kesuburan
tanah sebagai media tanam dapat dilakukan dengan menambahkan bahan organik.
Penambahan bahan organik dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah
organik yang tersedia, misalnya sekam padi, dan pupuk kandang kotoran hewan
ternak. Penambahan sekam padi dan pupuk kandang pada tanah dapat
memberikan hasil produksi yang lebih tinggi dibandingkan tanpa pupuk kandang
dan sekam padi. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan sekam dan pupuk
kandang kotoran hewan ternak memberikan pengaruh terhadap hasil tanaman
Caisim pada berbagai parameter pengamatan. Secara umum terlihat bahwa pada
komposisi media tanam tanah + pupuk kandang + sekam padi memberikan hasil
pertumbuhan yang baik pada tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat
konsumsi tanaman Caisim per tanaman. Parameter berat basah dan berat
konsumsi, penambahan media tanam sekam padi menunjukkan rata-rata lebih
berat 15% dan 13,3% di bandingkan tanpa penambahan sekam padi (Juwita,
2016).
Media tanam yang baik harus memiliki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Secara umum, media tanam yang baik harus
memiliki syaratsyarat sebagai berikut. Mampu menyediakan ruang tumbuh bagi
akar tanaman, sekaligus juga sanggupmenopang tanaman. Memiliki porositas
yang baik, artinya bisa menyimpan air sekaligus juga mempunyai drainase
(kemampuan mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan mengalirkan oksigen) yang
baik. Media tanam harus bisa mempertahankan kelembaban tanah namun harus
bisa membuang kelebihan air. Media tanam yang porous mempunyai rongga
kosong. Antar materialnya media tersebut bisa ditembus air, sehingga air tidak
tergenang dalam pot atau polybag. Namun disisi lain ronga-rongga tersebut harus
bisa menyerap air (higroskopis) untuk disimpan sebagai cadangan dan
mempertahankan kelembaban. Menyediakan unsur hara yang cukup baik makro
maupun mikro. Unsur hara sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara
ini bisa disediakan dari pupuk atau aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam
media tanam. Tidak mengandung bibit penyakit, media tanam harus bersih dari
hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang terkandung dalam media tanam
dapat menyerang tanaman dan menyebabkan kematian pada tanaman ( Saraswati,
2012). Berikut ini beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang
tanaman sawi:
1. Ulat tritip/Ulat perusak daun (Plutella xylostella)
Gejala : Merusak permukaan daun akar, daun berlubang dan tidak rata, dan
menyebabkan daun kering.
Pengendalian :Kumpulkan ulat daun, lalu bakar ulat, serta lakukan sanitasi kebun
dan lahan Lakukan penyemprotan insektisida berupa March 50 EC, Proclaim 5
SG, Decis dan Buldok 25 EC.
Budidaya adalah suatu usaha yang sistematis dan terencana untuk dapat
memelihara dan menghasilkan tanaman guna menjaga kelestariannya serta
mampu mencapai hasil yang berguna dan berguna untuk memenuhi setiap
kebutuhan manusia. Selain itu, pertanian juga dinilai efektif dalam menjaga
keberlangsungan keanekaragaman hayati, sehingga mampu mengurangi
kepunahan spesies tertentu. Namun budidaya harus dilakukan dengan baik agar
tidak menimbulkan kerugian baik bagi alam maupun pemilik tanaman itu sendiri.
Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dari mineral buatan manusia.
Mengenai cara penggunaannya, pupuk anorganik lebih mudah dan baik
dibandingkan pupuk organik. Akibatnya, petani rata-rata lebih banyak
menggunakan pupuk kimia/anorganik. Unsur hara pada pupuk anorganik berupa
senyawa kimia yang cepat larut dan mudah diserap oleh akar tanaman. Tiga unsur
utama dalam pupuk anorganik adalah nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).
Kandungan NPK dihitung dengan grading NPK yang memberikan indikasi jumlah
unsur hara dalam pupuk anorganik.
D. KESIMPULAN