Anda di halaman 1dari 19

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah

Amaranthus sp. Kata “amaranth dalam bahasa Yunani berarti “everlasting”

(abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika Tropik. Tanaman bayam

semuladikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya tanaman

bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk

negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada

abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negri masuk ke wilayah

Indonesia (Antong dan Maharani, 2017).

Bayam adalah tumbuhan yang ditanam untuk dikonsumsi daunnya.

Kandungan daun bayam terdapat Zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

zat besi dalam tubuh kita, ada beberapa manfaat dari daun bayam yaituManfaat

Bayam sebagai untuk Penglihatan, Kedua antioksidan lutein dan zeaxanthin yang

sangat banyak di bayam dan melindungi mata dari katarak dan usia degenerasi

makula terkait. Manfaat Bayam bagi kanker Flavonoid sebuah phytonutrisi

dengan sifat anti-kanker berlimpah dalam bayam telah ditunjukkan untuk

memperlambat pembelahan sel dalam perut manusia dan sel-sel kanker kulit.

Selain itu, bayam telah menunjukkan perlindungan yang signifikan terhadap

terjadinya kanker prostat agresif(Harjono, 2017).

Pupuk an-organik atau kimia sintetik mampu meningkatkan produktivitas

tanah dalam waktu singkat, tetapi akan mengakibatkan kerusakan pada struktur

tanah (tanah menjadi keras) dan menurunkan produktivitas tanaman yang

dihasilkan, sedangkan bayam merupakan tanaman yang mudah menyerap pupuk


2

kimia. Hal ini akan berdampak pada kesehatan manusia yang menyebabkan

penyakit. Pupuk yang sangat baik bagi pertumbuhan bayam adalah pupuk organic.

Pupuk organik yang dikenal salah satunya adalah teh kompos yang dapat

dikombinasikan dengan arang kesambi. Teh kompos berasal dari kompos padat

dan hijauan daun, sedangkan arang terbentuk dari sisa-sisa pembakaran kayu

kesambi yang berfungsi sebagai pemadat tanah. Penggunaan teh kompos sebagai

pupuk sangat baik karena dapat memberikan manfaat antara lain menyediakan

unsur hara bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki struktur dan

tekstur tanah, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, memudahkan

pertumbuhan akar tanaman, menyimpan air tanah lebih lama, mencegah lapisan

kering pada tanah, mencegah beberapa penyakit akar, harganya lebih murah,

berkualitas dan ramah lingkungan, pemakaiannya lebih hemat, bersifat multi

lahan karena bisa digunakan di lahan pertanian, perkebunan dan reklamasi lahan

kritis (Dewa dan Bagus, 2017).

Intensitas cahaya adalah besarnya tenaga cahaya yang diterima tanaman

per satuan luas per satuan waktu. Perbedaan intensitas cahaya bagi tanaman

bayam dapat mempengaruhi pertumbuhanya. Akan tetapi intensitas cahaya

optimal untuk tanaman bayam belum banyak diketahui. Tanaman bayam yang

ditanam tanpa naungan menghasilkan berat segar dan luas daun lebih tinggi

dibandingkan tanaman bayam yang tumbuh pada naungan 35, 50 dan 75%.

Namun tanaman bayam yang berada di bawah naungan plastik putih dengan

intensitas cahaya 8000 – 9000 lux atau 15% memberikan hasil lebih baik

dibandingkan tanaman bayam yang ditanam tanpa naungan atau intensitas cahaya
3

100% atau 42.000 – 69.000 lux dan tanaman bayam yang ditanam di bawah

naungan plastik hitam dengan intansitas cahaya 800 – 1500 lux atau 2%

(Zaenal, 2010).

Tanpa matahari makhluk hidup tidak dapat berkembang biak, seperti

halnya tanaman yang sangat membutuhkan bantuan cahaya matahari untuk

berfotosintesis. Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman.Selain

itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme,

yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman. Perbedaan

respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga fotoperiodisme,

menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral, tanaman hari

panjang dan tanaman hari pendek.Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu

proses fotosintesis dan pertumbuhan meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada

jenis tumbuhan (Hidayatul,2018).

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman bayam (Amaranthus sp).

Kegunaan Praktikum

1. Sebagai syarat masuk pada praktikum Ekologi Tanaman Fakultas Pertanian

Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai syarat mengikuti praktikal test pada praktikum Ekologi Tanaman

Fakultas Pertanian Univesitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

3. Sebagai tambahan informasi bagi yang membutuhkan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiayah Sumatera Utara.


4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani tanaman

Adapun klasifikasi tanaman bayam(Amaranthus sp) adalah sebagai

berikut: Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Divisi : Angiospermae,

Kelas : Magnoliophyta, Famili: Amaranthacea, Genus : Amarhantus, Spesie

:Amaranthus sp. Bayam termasuk sayuran yang sangat kaya nutrisi, dengan

kandungan rendah kalori, namun sangat tinggi vitamin, mineral dan fitonutrien

lainnya. Bayam mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan, yang

dapat melindungi tubuh dari radikal bebas. Produksi bayam di Indonesia dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 produksinya mencapai

152.334 ton dan meningkat menjadi 160.513 ton pada tahun 2011.Kandungan gizi

per 100 g meliputi energy 100 kJ, karbohidrat 3,4 g, protein 2,5 g, betacarotene

4,1 mg, Viamin B kompleks 0,9 mg, Vitamin C 52 mg. Vitamin C sangat penting

untuk tubuh manusia. Manfaatnya antara lain dapat mengobati berbagai macam

gangguan pada manusia, mulai dari kanker, diabetes, infeksi virus dan bakteri,

serta memperlambat penuaan dini. Rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia

untuk asupan vitamin C telah ditetapkan 45 miligram per hari (Rahayu dkk,2013).

Bayam adalah tanaman yang termasuk dalam Famili Amaranthaceae,

dengan nama latin Amaranthus sp yang merupakan tanaman perdu dan semak.

Bayam memiliki banyak jenis, ada yang dibudidayakan dan ada yang tidak

dibudidayakan. Fungsi bayam sangat beragam dan bermanfaat, di antaranya

bayam dapat memperbaiki daya kerja ginjal, akarnya dapat digunakan untuk

mengobati penyakit disentri, mempercepat pertumbuhan sel, serta dapat

mempercepat proses penyembuhan bagi orang yang sedang menjalani perawatan


5

setelah sakit. Bayam juga dapat digunakan sebagai bahan untuk masakan seperti

gado-gado, sayur bening, pecel, dan lain-lain. Daun bayam juga dapat

dimanfaatkan untuk membuat keripik bayam yang rasanya gurih dan renyah

(Irma, 2016).

Syarat Tumbuh Tanaman Bayam

Untuk pertumbuhan yang baik, tanaman bayam menghendaki tanah yang

gembur dan subur. Selain itu, tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan

air di dalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup

untuk pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan

terganggu pertumbuhannya. Berdasarkan ulasan di atas maka penting kiranya

untuk dilakukan kajian atau penelitian mengenai keragaan organ source tanaman

bayam, khususnya jika ditanam pada media tanam yang diberi arang sekam.

Karena menjadikan arang sekam sebagai salah satu bagian penyusun media

tanam, dapat menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah, memperbaiki

struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, memperbesar kemampuan

tanah menahan air serta dapat meningkatkan drainase dan aerasi tanah. Media

arang sekam mempunyai kelebihan antara lain harganya relatif murah, ringan,

sudah steril karena mikroba patogen telah mati selama proses

pembakaran(Mulyadi dan Suyadi, 2015).

Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah

Amaranthus sp. Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman bayam dipromosikan

sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang.

Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas

perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia.pupuk nitrogen


6

merupakan pupuk yang sangat penting bagi semua tanaman, karena nitrogen

merupakan penyusun dari semua senyawa protein, kekurangan nitrogen pada

tanaman yang sering dipangkas akan mempengaruhi pembetukan cadangan

makanan untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk urea adalah yang paling banyak

digunakan di Indonesia. Beberapa sifat penting dari pupuk ini adalah mudah larut

dalam air, kandungan N yang tinggi (46%), sangat higroskopik dan bekerja

lambat. Bila pupuk Urea ditambhakan kedalam tanah yang lembab, maka Urea

mengalami hidrolisis dan berubah menjadi amonia karbonat

(Fefiani dan Arman, 2014).

Peranan Naungan

Perbedaan naungan memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.

Hal ini berkaitan langsung dengan intensitas, kualitas dan lama penyinaran cahaya

yang diterima untuk tanaman melaksanakan proses fotosintesis. Pada tanaman

yang ternaungi, intensitas cahaya rendahakan menimbulkan pengaruh yang kurang

menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman terutama pada pembibitan seperti

pertumbuhan akarnya menjadi lambat. Untuk merangsang pertumbuhan akarnya

menjadi cepat maka di anjurkan pemberian Zat Pengatur Tumbuh

(Fauzi dkk, 2016).

Naungan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk

membedakan intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman di bawahnya.

Pembuatan naungan dapat dilakukan dengan menggunakan paranet. Salah satu

faktor luar penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi suatu

tanaman adalah intensitas cahaya. Sinar matahari memberikan pengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman, seperti menyediakan sumber energi untuk fotosintesis. Hal


7

tersebut menyebabkan kandungan karbohidrat akan berkurang pada intensitas

cahaya rendah atau gelap. Perlakuan naungan menjadi salah satu faktor abiotik

yang menyebabkan kondisi stres pada tanaman. Kondisi stres pada tanaman

disebabkan oleh akumulasi Reaktif Oksidatif Spesies (ROS) yang dapat

mempengaruhi produksi antioksidan yang dihasilkan tanaman. Tanaman memiliki

kemampuan bawaan untuk mensintesis antioksidan nonenzimatik. Kondisi stres

dari pengaruh biotik dan abiotik mengakibatkan produksi Reaktif Oksigen Spesies

(ROS) meningkat pada tanaman sehingga menyebabkan induksi stres oksidatif.

Respon tanaman terhadap peningkatan stres oksidatif mengakibatkan

tanamanmenambah produksi dan akumulasi beberapa antioksidan

(Khusni dkk, 2018).


8

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan dilahan Percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Jl.Dwikora Pasar VI Dusun XXV

Desa Sampali Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera

Utara dengan ketinggian ±21 mdpl.

Praktikum ini dilaksanakan Pada bulan September sampai bulan Desember

2018.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Bayam

(Amaranthus sp.), pupuk kandang 9 kg/plot.

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah parang, cangkul, bambu,

paranet, polibeg ukuran 20 cm x 25 cm, kawat, ember/gembor, meteran, tali

plastik, plang, spidol permanen, penggaris dan alat-alat tulis.


9

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Persiapan Lahan

Sebelum lahan digunakan, terlebih dahulu lahan dioalah dengan

membersihkan gulma dan sisa-sisa tumbuhan lainnya yang ada di lahan dengan

menggunakan cangkul, setelah itu buat naungan untuk tanaman bayam dan

apabila permukaan tanah pada lahan tersebut mengalami bentuk dataran yang

bergelombang maka ratakan lah permukaan tanah agar posisi polibeg seimbang.

Pembuatan Naungan

Naungan dibuat dengan menggunakan bambu yang panjangnya masing-

masing 1 meter yang kemudian setiap sudut areal diberdirikan bambu dan diikat

dengan plastik naungan dengan menggunakan kawat

Pengisian Tanah ke Polibag

Siapkan media tanam berupa tanah yang dicampur dengan kompos dengan

perbandingan tanah : kompos yaitu 3 : 1. Lipat bagian atas polybag kurang lebih

2-5 cm. Kemudian isi 1/3 bagian polybag dengan tanah dan memadatkannya

dengan cara mengentrok polybag, kemudia isi kembali dengan tanah hingga

penuh dan mengentrok kembali.

Penanaman Benih

Tanah diolah menggunakan cangkul hingga diperoleh tanah yang bersih

dan tidak berbentuk bongkahan. Kemudian tanah dicampur dengan pupuk

kandang setelah itu dimasukan kedalam 10 polibeg yang berukuran 20 cm x 25

cm hingga batas 5 cm dari bibir polibeg. Setelah itu tanam bibit bayam pada

masing-masing polibeg.
10

Pemeliharaan

Penyiraman

Penyiraman dilakukan minimal 1 kali dalam sehari, yaitu pada pagi atau

sore hari dan tergantung pada keadaan cuaca. Pada saat cuaca sedang turun hujan

penyiraman tidak dilakukan dengan catatan air hujan telah mencukupi untuk

kebutuhan bayam. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor dan air

bersih pada seluruh tanaman. Penyiraman ini dilakukan agar pertumbuhan

tanaman yang diteliti tidak terganggu dan produksi yang dihasilkan lebih banyak.

Penyisipan

Penyisipan dilakukan untuk bayam yang tidak tumbuh pada saat tanam

bayam yang ada di plot mati ataupun tidak tumbuh akibat serangan hama,

penyakit ataupun kerusakan mekanis lainnya. Penisipan dilakukan pada 2-3 MST

(Minggu Setelah Tanam). Bahan tanaman yang akan digunakan untuk menyisip

sebelumnya harus disemai. Adapun bahan tanaman yang digunakan untuk

menyisip berumur sekitar 10 sampai dengan umur 14 hari dipersemain.

Penyiangan dan pembumbunan

Penyiangan dilakukan ketika tanaman yang diteliti ditumbuhi oleh gulma.

Penyiangan dilakukan secara manual, yaitu dengan cara mencabut gulma yang

tumbuh didalam polibeg dengan hati-hati. Kemudian dilakukan pembumbunan

dibagian pangkal bayam agar perakaran tidak terbuka dan bayam menjadi lebih

kokoh dan tidak mudah tumbang.

Pengendalian Hama

Pengendalian ini dilakukan apabila tanaman terserang oleh hama atau

penyakit. Yaitu bisa dilakukan dengan cara mekanik. Secara mekanik yaitu
11

dengan mengusir/membuang langsung hama yang ada pada tanaman seperti

misalnya ulat.

Panen

Bayam sudah dapat dipanen pada umur 25 MST. Kriteria panen bayam

siap panen yaitu: panjang batang telah memanjang sekitar 20-25cm dan ukuran

daun cukup besar (normal). Panen dilakukan dengan mencabut bayam beserta

akarnya lalu dikumpulkan. Setelah terkumpul, hasil panen dibersihkan dari bekas-

bekas tanah dan diikat.

Parameter Pengamatan

Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 2

minggu setelah tanam sampai dengan umur 5 MST. Tinggi tanaman dapat diukur

mulai dari pangkal batang sampai ke ujung titik tumbuh tanaman.

Jumlah Daun (Helai)

Jumlah daun tanaman dihitung dengan cara menghitung setiap daun (helai)

yang telah tebuka secara sempurna yang tumbuh pada tanaman tersebut.

Pengukuran dimulai pada saat tanaman berumur 3,4 dan 5 MST.

Klorofil Daun

Jumlah klorofil daun pada tanaman bayam dapat dihitung dengan alat

yaitu Klorofil Meter SPAD.


12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman (Cm)

Hasil

Tabel 1. Data pengamatan tinggi tanaman Bayam (Amaranthus sp) 2 MST

SAMPEL RATA-
PERLAKUAN TOTAL
1 2 3 RATA
DENGAN NAUNGAN 7 5,5 5 17,5 5,8
TANPA NAUNGAN 6 5 5 16 5,3

Tabel 2. Data pengamatan tinggi tanaman Bayam (Amaranthus sp) 3 MST

SAMPEL RATA-
PERLAKUAN TOTAL
1 2 3 RATA
DENGAN NAUNGAN 9 6 5 20 6,6
TANPA NAUNGAN 8 8,5 6,5 23 7,6

Tabel 3. Data pengamatan tinggi tanaman Bayam (Amaranthus sp) 4 MST

SAMPEL RATA-
PERLAKUAN TOTAL
1 2 3 RATA
DENGAN NAUNGAN 11 8 6 25 8,3
TANPA NAUNGAN 8 7 10 25 8,3

Tabel 4. Data pengamatan tinggi tanaman Bayam (Amaranthus sp) 5 MST

SAMPEL RATA-
PERLAKUAN TOTAL
1 2 3 RATA
DENGAN NAUNGAN 11 9 7 27 9
TANPA NAUNGAN 13 15 11 39 13

Pembahasan

Pada tanaman bayam (Amaranthus sp) dengan pengamatan tinggi

tanaman 2 mst didapat hasil bahwa tanaman tertinggi pada perlakuan dengan

menggunakan naungan didapat pada sampel 1 dengan tinggi tanaman 7 cm dan

terendah pada sampel 3 dengan tinggi 5 cm. Kemudian pada perlakuan tanpa

naungan, didapat hasil hasil tanaman tertinggi yaitu pada sampel 1 dengan tinggi 6

cm dan terendah ada pada sampel 2 dan 3 dengan tinggi 5 cm. Pada pengamatan
13

tinggi tanaman bayam (Amaranthus sp) pada 3 mst didapat hasil bahwa tanaman

tertinggi pada perlakuan dengan menggunakan naungan didapat pada sampel 1

dengan tinggi 9 cm dan terendah pada sampel 3 dengan tinggi 5 cm. Pada

perlakuan tanpa naungan, didapat hasil tanaman tertinggi ada pada sampel 2

dengan tinggi 8,5 cm dan terendah pada sampel 3 dengan tinggi 6,5 cm. Pada

pengamatan pada pengamatan tinggi tanaman bayam (Amaranthus sp) pada 4 mst

didapat hasil tinggi tanaman tertinggi ada pada sampel 1 dengan tinggi 11 cm, dan

terendah ada pada sampel 3 dengan tinggi 6 cm. Pada perlakuan tinggi tanaman

tanpa naungan, didapat hasil tinggi tanaman tertinggi ada pada sampel 3 dengan

tinggi 10 cm dan terendah ada pada sampel 2 dengan tinggi 7 cm. Pada

pengamatan tinggi tanaman bayam (Amaranthus sp) 5 mst didapat hasil tinggi

tanaman tertinggi ada pada sampel 1 dengan tinggi 11 cm, dan terendah ada pada

sampel 3 dengan tinggi 7 cm. Dan pada perlakuan tanpa naungan tanaman

tertinggi ada pada sampel 2 dengan tinggi 15 dan terendah ada pada sampel 3

dengan tinggi 11 cm. Hal ini sesuai dengan literatur (fauzi dkk, 2016) yang

menyatakan bahwa perbedaan naungan memberikan pengaruh nyata terhadap

tinggi tanaman. Hal ini berkaitan langsung dengan intensitas, kualitas dan lama

penyinaran cahaya yang diterima untuk tanaman melaksanakan proses

fotosintesis. Pada tanaman yang ternaungi, intensitas cahaya rendahakan

menimbulkan pengaruh yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman

terutama pada pembibitan seperti pertumbuhan akarnya menjadi lambat. Untuk

merangsang pertumbuhan akarnya menjadi cepat maka di anjurkan pemberian Zat

Pengatur Tumbuh.
14

Jumlah Daun (Helai)

Hasil

Tabel 1. Data pengamatan jumlah daun tanaman Bayam (Amaranthus sp) 2 MST

SAMPEL RATA-
PERLAKUAN TOTAL
1 2 3 RATA
DENGAN NAUNGAN 7 5 5 17 5,6
TANPA NAUNGAN 6 6 7 19 6,3

Tabel 2. Data pengamatan jumlah daun tanaman Bayam (Amaranthus sp) 3 MST

SAMPEL RATA-
PERLAKUAN TOTAL
1 2 3 RATA
DENGAN NAUNGAN 9 6 4 19 6,3
TANPA NAUNGAN 7 8 8 23 7,6

Tabel 3. Data pengamatan jumlah daun tanaman Bayam (Amaranthus sp) 4 MST

SAMPEL RATA-
PERLAKUAN TOTAL
1 2 3 RATA
DENGAN NAUNGAN 8 7 7 22 7,3
TANPA NAUNGAN 5 5 7 17 5,6

Tabel 4. Data pengamatan jumlah daun tanaman Bayam (Amaranthus sp) 5 MST

SAMPEL RATA-
PERLAKUAN TOTAL
1 2 3 RATA
DENGAN NAUNGAN 5 5 4 14 4,6
TANPA NAUNGAN 6 4 4 14 4,6

Pembahasan

Pada pengamatan jumlah daun tanaman bayam (Amaranthus sp) pada 2

mst pada perlakuan dengan naungan didapat hasil tanaman dengan jumlah daun

terbanyak ada pada sampel 1 dengan jumlah 7 helai daun dan terendah ada pada

sampel 2 dan 3 dengan jumlah daun 5 helai. Dan pada perlakuan tanpa naungan

didapat jumlah dau terbanyak ada pada sampel 3 dengan 7 helai daun dan

terendah ada pada sampel 1 dan 2 dengan 6 helai daun. Pada pengamatan jumlah

daun tanaman bayam (Amaranthus sp) pada 3 mst pada perlakuan dengan
15

naungan didapat jumlah daun terbanyak yaitu pada sampel 1 dengan 9 helai daun

dan terendah ada pada sampel 3 dengan 4 helai daun. Dan pada perlakuan tanpa

naungan, didapat jumlah daun terbanyak ada pada sampel 2 dan 3 dengan 8 helai

daun, dan terendah ada pada sampel 1 dengan 7 helai daun. Pada pengamatan

jumlah daun tanaman bayam (Amaranthus sp) pada 4 mst, didapat jumlah daun

terbanyak ada pada sampel 1 dengan 8 helai daun dan terendah pada sampel 2 dan

3 dengan 7 helai daun. Dan pada perlakuan tanpa naungan didapat jumlah daun

terbanyak ada pada sampel 3 dengan 7 helai daun dan terendah ada pada sampel 1

dan 2 dengan 5 helai daun. Pada pengamatan jumlah daun tanaman bayam

(Amaranthus sp) pada 5 mst didapat jumlah daun terbanyak ada pada sampel 1

dan 2 dengan 5 helai daun dan terendah ada pada sampel 3 dengan 4 helai daun.

Dan pada perlakuan tanpa naungan didapat jumlah daun terbanyak ada apda

sampel 1 dengan 6 helai daun dan terendah ada pada sampel 2 dan 3 dengan 4

helai daun. Hal ini sesuai dengan literatur (Zaenal, 2010) yang menyatakan bahwa

intensitas cahaya adalah besarnya tenaga cahaya yang diterima tanaman per

satuan luas per satuan waktu. Perbedaan intensitas cahaya bagi tanaman bayam

dapat mempengaruhi pertumbuhanya. Akan tetapi intensitas cahaya optimal untuk

tanaman bayam belum banyak diketahui. Tanaman bayam yang ditanam tanpa

naungan menghasilkan berat segar dan luas daun lebih tinggi dibandingkan

tanaman bayam yang tumbuh pada naungan 35, 50 dan 75%. Namun tanaman

bayam yang berada di bawah naungan plastik putih dengan intensitas cahaya 8000

– 9000 lux atau 15% memberikan hasil lebih baik dibandingkan tanaman bayam

yang ditanam tanpa naungan atau intensitas cahaya 100% atau 42.000 – 69.000
16

lux dan tanaman bayam yang ditanam di bawah naungan plastik hitam dengan

intansitas cahaya 800 – 1500 lux atau 2%.

Klorofil Daun

Hasil

Tabel 1. Data pengamatan jumlah klorofil tanaman Bayam (Amaranthus sp)

5 MST

SAMPEL RATA-
PERLAKUAN TOTAL
1 2 3 RATA
DENGAN NAUNGAN 14,1 15,8 17,4 47,3 15,76
TANPA NAUNGAN 2,7 11,5 7,6 21,8 7,26

Pembahasan

Pada pengamatan jumlah klorofil tanaman bayam (Amaranthus sp) pada 5

mst, didapat hasil jumlah tertinggi pada perlakuan dengan naungan ada pada

sampel 3 dengan jumlah klorofilk yaitu sebanyak 17,4 dan terendah ada pada

sampel 1 dengan jumlah klorofil 14,1. Dan pada perlakuan tanpa naungan didapat

hasil jumlah klorofil tertinggi ada pada sampel 2 dengan jumlah klorofil yaitu

sebanyak 11,5 dan terendah ada pada sampel 1 dengan jumlah klorofil 2,7. Hal ini

sesuai dengan literatur (Mulyadi dan Suyadi, 2015) yang menyatakan bahwa

untuk pertumbuhan yang baik, tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur

dan subur. Selain itu, tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di

dalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk

pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu

pertumbuhannya. Berdasarkan ulasan di atas maka penting kiranya untuk

dilakukan kajian atau penelitian mengenai keragaan organ source tanaman bayam,

khususnya jika ditanam pada media tanam yang diberi arang sekam.
17

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat hasil pengamatan,

maka dapat disimpulkan:

1. Pada pengamatan tinggi tanaman bayam (Amaranthus sp) 5 mst didapat hasil

tanaman tertinggi diluar naungan terdapat pada sampel 2 dengan tinggi 15 cm,

dan terendah ada pada tanaman didalam naungan sampel 2 dengan tinggi 9 cm.

2. Pada pengamatan jumlah daun tanaman bayam (Amaranthus sp) pada 5 mst

didapat jumlah daun terbanyak terdapat pada tanaman diluar naunagan pada

sampel 1 dengan 6 helai daun dan terendah ada pada sampel 2 dan 3 yang

berada diluar naungan dengan 4 helai daun.

3. Pada pengamatan jumlah klorofil tanaman bayam (Amaranthus sp) pada 5 mst,

didapat hasil jumlah tertinggi pada perlakuan dengan naungan ada pada sampel

3 dengan jumlah klorofilk yaitu sebanyak 17,4 dan terendah terdapat didalam

naungan pada sampel 1 dengan jumlah klorofil 2,7.

4. Pengaruh naungan terhadap tanaman dapat mengurangi cahaya matahari yang

tiba di permukaan,dan dapat juga mempengaruhi unsur hara makro dan mikro

pada tanah.

5. Hal yang mempengaruhi rendahnya produktifitas tanaman bayam tersebut

adalah persaingan unsur hara yang begitu ketat dengan sampel-sampel yang

lain yang menyebabkan sampel 3 tersebut terhambat atau kekurangan unsur

hara yang cukup untuk pertumbuhannya.

Saran

Diharapkan untuk kedepannya perlakuan tanaman baik didalam maupun

diluar naungan lebih dirawat untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman.


18

DAFTAR PUSTAKA
Antong dan A.Maharani.2017.Pengolahan Sayur Bayam Menjadi Es Krim

Pengembangan Kreativitas Masyarakat Desa.Jurnal Dedikasi

Masyarakat. ISSN : 2598-7984 Vol.1 No 1.

Dewa. N. R dan P. Bagus. U. 2017. Pengaruh Jenis Pupuk Organik Terhadap

Pertumbuhan Tanaman Bayam Pada Tanah Tegalan Asal Daerah Kubu

Karangasem. ISSN : 2088-2521 Vol.7 No 13.

Fauzi.R., Meiriani dan Barus.A. 2016. Pengaruh Persentase Naungan Terhadap

Pertumbuhan Bibit Mucuna bracteata D.C. Asal Setek dengan

Konsentrasi IAA yang Berbeda. Jurnal Agroteknologi. ISSN : 2337-6597

Vol.4. No 3.

Fefiani. Y dan Arman. D. D. 2014. Aplikasi Pemupukan Terhadap Pertumbuhan

dan Produksi Dua Varietas Bayam (Amaranthus

sp).Agrium.Vol.18.No.3.

Harjono. A. P. 2017. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC)

Urin Sapi Tehadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau.Jurusan

pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam. Fakultas leguruan

dan ilmu pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

Hidayatul.U.N. 2018. Pengaruh Warna Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Sayur Bayam (Amaranthus gangeticus). Skripsi. Fakultas sains dan

teknologi. UIN Alauddin Makassar. 2018.


19

Irma.W.2016. Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Morfologi Daun

Bayam Dalam Skala Laboratorium. Jurnal Ipteks Terapan. ISSN : 1979-

9292.Vol 9.No 2.

Khusni.L.,R. Budi.H dan E.Prihastanti. 2018. Pengaruh Naungan Terhadap

Pertumbuhan dan Aktivitas pada Bayam.Buletin anatomi dan fisiologi.

ISSN:2541-0083.Vol 3.No 1.

Mulyadi.A.P dan A.Suyadi.2015.Keragaan Organ Source Dua Varietas Bayam

Cabut Pada Variasi Media Tanam Arang Sekam.Agritech. ISSN:1411-

1063.Vol 17.No 1.

Rahayu.S.T.,A.Asgar.,I.M.Hidayat.,Kusmana dan D.Djuariah.2013. Evaluasi

Kualitas Beberapa Genotipe Bayam Pada Penanaman di Jawa

Barat.Vol.12.No 2. Agustus 2013.

Zaenal.S.A.2010.Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari dan Triakontanol

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Biji Bayam. Jurnal Agronomi.

ISSN:1410-1939. Vol.11.No1.

Anda mungkin juga menyukai