Anda di halaman 1dari 21

PENGELOLAAN SUMBER DAYA TANAH

EROSI

Oleh: Mukhtar Yusuf SP. MP


Penyebab Erosi
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di
kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata
guna lahan yang buruk
penggundulan hutan
kegiatan pertambangan,
perkebunan dan perladangan,
kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik
pembangunan jalan.

Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya


mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya.
Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena
struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan
struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun,
praktik tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik
semisal terac building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.
1.Erosi Percikan (splash erosion)
 Erosi percik merupakan bentuk pengikisan tanah oleh percikan air
hujan. Pada saat titik air hujan memercik ke permukaan tanah,
butiran-butiran air akan menumbuk (tenaga kinetic) kemudian
mengikis partikel tanah serta memindahkannya ke tempat lain di
sekitarnya.
 Tenaga kinetik ditentukan oleh dua hal, yaitu massa dan kecepatan
jatuh air.
 Erosi percikan maksimum terjadi 2-3 menit setelah hujan mulai
turun.
 Palmer (1964) menunjukkan bahwa peningkatan ketebalan lapisan
air sampai pada ketebalan tertentu masih dapat ditembus oleh butiran
air hujan, sehingga erosi percikan masih terjadi. Di atas nilai
ketebalan batas tersebut semua energi hujan akan diredam oleh
lapisan air permukaan, dan pengaruhnya tidak mencapai permukaan
tanah.
Tenaga kinetik bertambah besar dengan bertambah besarnya
diameter air hujan dan jarak antara ujung daun penetes
(driptips) dan permukaan tanah (pada proses erosi di bawah
tegakan vegetasi)
2. Erosi aliran permukaan (overland flow erosion)

Erosi aliran permukaan akan terjadi hanya dan


jika intensitas dan/atau lamanya hujan melebihi
kapasitas infiltrasi atau kapasitas simpan air
tanah.
Oleh karena aliran permukaan terjadi tidak
merata dan arah alirannya tidak beraturan,
maka kemampuan untuk mengikis tanah juga
tidak sama atau tidak merata untuk semua
tempat.
3.Erosi alur (rill erosion)
 Jika proses erosi lembar terus berlangsung maka pada
permukaan tanah akan terbentuk alur-alur yang searah
dengan kemiringan lereng. Alur-alur erosi ini merupakan
tempat air mengalir dan mengikis tanah.
 Erosi alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan
pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian
yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air.
 Erosi alur terbentuk pada jarak tertentu ke arah bawah
lereng sebagai akibat terkonsentrasinya aliran permukaan
sehingga membentuk alur-alur kecil.
 Alur-alur biasanya terjadi pada lahan-lahan yang ditanami
dengan pola berbaris menurut arah kemiringan lereng, atau
akibat pengolahan tanah menurut lereng.
4.Erosi parit (gully erosion)
 Pada tahap ini alur-alur erosi berkembang menjadi parit-
parit atau lembah yang dalam berbentuk huruf U atau V.
Erosi parit banyak terjadi di wilayah yang memiliki
kemiringan tinggi dengan tingkat penutupan vegetasi
(tetumbuhan) sangat sedikit. Untuk mengem balikan
kesuburan tanah kritis yang telah mengalami erosi parit
diperlukan biaya yang sangat mahal.
 Erosi parit yang baru terbentuk berukuran sekitar 40 cm
lebarnya dengan kedalaman sekitar 30 cm. Erosi parit yang
sudah lanjut dapat mencapai kedalaman 30 m.
5.Erosi tebing sungai (stream bank
erosion)
Erosi tebing sungai adalah erosi yang terjadi akibat pengikisan
tebing oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh
terjangan arus air sungai yang kuat terutama pada tikungan-
tikungan.
Erosi tebing sungai akan lebih hebat jika tumbuhan penutup
tebing telah rusak atau pengolahan lahan terlalu dekat dengan
tebing.
Oleh karena itu sangat penting memelihara satu strip tumbuhan
sepanjang sungai untuk mencegah erosi tebing.
Strip tumbuhan, berupa : rumput, semak atau hutan di
sepanjang sungai merupakan metode untuk mencegah
terjadinya erosi tebing.
Sungai merupakan indikator nyata kerusakan DAS
Longsor (landslide)
Longsor adalah suatu bentuk erosi dimana pengangkutan atau
pemindahan atau gerakan tanah terjadi pada saat bersamaan
dalam volume besar.
Longsor terjadi jika terpenuhi tiga keadaan:
1. Lereng yang cukup curam, sehingga volume tanah dapat
bergerak atau meluncur ke bawah.
2. Terdapat lapisan di bawah permukaan tanah yang kedap air
dan lunak yang merupakan bidang luncur. Lapisan ini
biasanya terdiri dari lapisan liat atau lapisan batuan
3. Dan terdapat cukup air dalam tanah, sehingga lapisan tanah
tepat di atas lapisan kedap air menjadi jenuh.
Mempertahankan kesuburan Tanah
Konservasi Tanah dan air
 Countur Farming, yakni dengan melakukan penanaman pada lahan
dengan berdasar pada garis kontur. Dengan demikian, sistem
perakarannya bisa membantu menahan tanah.
 Terassering, yakni dengan melakukan penanaman berdasarkan
sistem teras demi teras. Tujuannya untuk mencegah terjadinya erosi
pada tanah yang dipicu oleh pengaruh kuat gravitasi.
 Contour Plowing, yaitu dengan membajak tanah searah dengan garis
kontur. Dengan demikian akan muncul alur tanam yang horizontal.
 Contour Strip Cropping, yakni dengan melakukan kegiatan bercocok
tanam dan membagi bidang-bidang pada tanah tersebut dalam
bentuk yang sempit juga memanjang. Pemetaan ini harus ikut pada
garis kontur dengan demikian bentuknya akan berbelok-belok.
Contour Farming (strip croping) : membagi bidang tanah searah garis kontur
dengan pola tanaman campursari/tumpang sari dan berselang-seling
Pengolahan Menurut Kontur
Faktor yang berpengaruh terhadap laju erosi permukaan
adalah kecepatan dan turbulensi aliran.

Anda mungkin juga menyukai