Anda di halaman 1dari 25

Mata Kuliah : Pengelolaan Tanah dan Air

Pokok Bahasan:
PENGELOLAAN MARGINAL DAN
LAHAN KRITIS
Pengertian Lahan Marginal dan Lahan
Kritis
 Lahan marginal adalah lahan yang mempunyai
potensi rendah sampai dengan sangat rendah
untuk menghasikan suatu produksi tanaman
pertanian ( Djaenuddin , 1993)
 Lahan kritis adalah lahan yang tanahnya telah
mengalami kerusakan atau mengalami proses
kerusakan fisik, kimia dan biologi yang akhirnya
membahayakan fungsi hidrologi, produksi
pertanian, pemukiman dan kehidupan sosial,
ekonomi dari daerah lingkungan pengaruhnya.
Defenisi Lahan Kritis
 Lahan Kritis (Simposium Pencegahan & Pemulihan Lahan
Kritis, 1975): tanah yg krn tdk sesuai penggunaan dan
kemampuannya telah mengalami atau dalam proses
kerusakan fisik, kimia dan biologi yg akhirnya
membahyakan fungsi hidrologis, produksi, pemukiman dan
kehidupan sosek masyarakatnya

 Lahan kritis (Dephut): lahan yang sudah tidak berfungsi


sebagai media pengatur tata air dan unsur pertanian yg baik
(penutupan vegetasi <25%, slope > 15%, erosi lembar &
erosi parit)

 Lahan kritis (Puslitanak, 1997): ditentukan oleh empat


parameter kunci yaitu: penutupan vegetasi, tingkat torehan/
kerapatan drainase, penggunaan lahan dan kedalaman
tanah
Kriteria Penilaian Lahan Kritis
(Puslitanak, 1997)
Parameter Potensial Semikritis Kritis Sangat
Kritis Kritis
-----------------------------------------------------------------------------------
Penutupan > 75% 50-75% 25-50% < 25%
Vegetasi
Tingkat agk tertoreh ckp tertoreh sgt tertoreh sangat
Torehan/ s/d cukup s/d sangat s/d sangat tertoreh
Kerapatan tertoreh tertoreh tertoreh sekali
Drainase sekali
Penggnaan hutan,kbn pert.lhn ke- pert.lhn ke- gundul,
Lahan/ campuran ring, semak ring,semak, rumput,
Vegetasi belukar, belukar, rumput semak
perkebunan alang-alang
Kedalaman Dalam Sedang (60- Dangkal Sangat
Tanah (>100 cm) 100 cm) (30-60 cm) dangkal
(<30cm)
SANGAT KRITIS
KRITIS
AGAK KRITIS
POTENSIAL KRITIS
Luas Tingkat Kekritisan Lahan di Indonesia
(Puslitanak, 1997)
-----------------------------------------------------------------------------------------
Provinsi Potensial Semikritis Kritis Sangat JUMLAH
Kritis Kritis
-------------------------------------------(ha)-----------------------------------------
NAD 266.650 208.600 136.000 0 611.250
Sumut 110.430 351.830 87.230 20.500 569.990
Jabar 438.150 340.400 109.150 20.150 907.850
Jateng 125.820 277.605 304.880 240.820 949.125
Bali 93.100 53.000 6.300 11.600 164.000
NTB 171.800 284.200 157.200 13.900 627.100
NTT 902.650 1.846.549 461.800 329.905 3.540.904
Sulteng 533.500 249.600 21.950 0 805.050
Sulsel 427.659 493.250 403.800 201.200 1.525.900
Sultra 231.796 256.391 142.502 30.144 660.833
Sulut 410.600 120.400 41.050 0 572.050
JUMLAH 3.713.146 4.481.825 1.871.862 868.219 10.935.052
Keadaan Lahan Kritis Bekas
Kebakaran Jangka Panjang :
 EKOSISTEM RUSAK
kemasaman tanah
meningkat, hilangnya
penyimpan air, Hilangnya
bahan organik,
organisme tanah mati
sehingga suatu saat
lahan menjadi tidak
produktif
 PRODUKTIVITAS
LAHAN BERKURANG
BAGAIMANA MEREHABILITASI
LAHAN KRITIS ?

BAGAIMANA MEREKLAMASI LAHAN


KRITIS ?
Rehabilitasi Lahan
 Adalah upaya pemulihan atau perbaikan
kualitas lahan yang telah atau sedang
mengalami penurunan produktifitasnya
agar kembali ke kondisi semula.
 Kualitas lahan : sifat fisik, Kimia, dan
Biologi, keragaan tanaman yang tumbuh
di atasnya, ketersediaan air/kelembaban
tanah dan iklim mikro.
Reklamasi lahan
 Adalah upaya pemanfaatan lahan-lahan
pertanian yang sudah tidak berfungsi
sebagai faktor produksi menjadi berfungsi
kembali.
 Contoh ; reklamasi tanah bekas galian
tambang, reklamsi lahan sawah yang
tercemar limbah pengeboran minyak bumi,
dll.
Revegetasi Alami

 Terjadi dalam jangka


waktu lama 
pembentukan iklim mikro
 Sesuai alur suksesi
sekunder
 biasanya merupakan
tanaman intoleran, jika
sebelumnya ada tanaman
tahan api, maka akan
tumbuh kembali
 Biasanya merupakan
tanaman toleran, yang
muncul setelah terdapat
naungan REHABILITASI SECARA ALAMI
REHABILITASI OLEH MANUSIA
= REVEGETASI BUATAN

1. Pengadaan vegetasi perintis:


pembuatan iklim mikro untuk
mempercepat laju suksesi

2. Pemberian Bahan Organik:


pemberian pupuk organik atau pupuk
sukar larut

3. Manipulasi penanaman pohon dengan mensimbiosiskan


dengan mikoriza: pemilihan tanaman yang sesuai dengan
lahan dengan teknik silvikultur
Pengadaan Vegetasi Perintis
Akasia
 Penanaman
vegetasi pioner,
seperti Glyricidia sp,
Acacia vylosa.
Karena tanaman ini
dapat mengikat N,
cepat tumbuh, tahan
kering, berdaun
banyak dan mudah
melapuk

Lamtoro
Peranan MIKORIZA dalam
penanaman Pohon

+ MIKORIZA
 Meningkatkan
Penyerapan Unsur - MIKORIZA

Hara terutama P
 Menahan Serangan
Patogen Akar
 Memperbaiki
Struktur Tanah dan
Tidak Mencemari
Lingkungan
Tanaman coklat yang diberi mikoriza
tumbuh lebih baik
REKLAMASI LAHAN KRITIS

Kemiringan tanahnya lebih


besar dari 50 %,
berjurang serta bertebing
o Lahan kritis ini
Reklamasi
digunakan sebagai lahan
tangkapan air dan dengan
digunakan sebagai penananan tanaman
perlindungan mata air. Penghijauan
 secara teknis tidak dapat tanaman tahunan
diolah untuk tujuan
usaha pertanian tanaman
semusim.
Agroforestry
Agrosilvikultur
REKLAMASI LAHAN KRITIS

lahan-lahan kritis yang


terdiri dari vegetasi Reklamasi dengan
alang-alang yang sistem penanaman
luas dan tidak jalur penyekat
digarap, dan sering
terjadi kebakaran

Penanaman jalur penyekat berguna untuk mempersiapkan suatu kondisi


awal dalam usaha pengembangan pertanian ataupun usaha perkebunan di
lahan yang bervegetasi alang-alang. Setelah terbentuk tanaman dengan
sistim jalur penyekat akan tercipta suatu keadaan lahan yang lebih baik yang
bebas dari erosi serta kebakaran. Lahan yang semula terdiri drai padang
alang -alang yang luas akan terbagi menjadi bagian-bagian yang dikelilingi
jalur-jalur dengan adanya tanaman keras yang rapat. Areal ini kelak akan
dapat dipergunakan atau dimanfaatkan untuk lahan pertanian atau
perkebunan yang bebas dari erosi dan kerusakan lainnya.
REKLAMASI LAHAN KRITIS

Lahan dengan kemiringan


lereng 10 % - 50 %. Reklamasi
Lahan dengan dengan sistim
kemiringan seperti ini pembuatan teras
masih dapat digunakan
untuk tanaman semusim

pembuatan teras, yang bertujuan untuk


mengurangi kecepatan aliran air permukaan
sehingga mengurangi terjadinya erosi
Lahan berbukit

Anda mungkin juga menyukai