Anda di halaman 1dari 35

Pengelolaan Lahan Kering

Marginal
Pengelolaan Lahan Kering Marginal

a. Pengertian lahan kering


b. Jenis dan sifat tanah lahan kering marginal
c. Pengelolaan lahan kering marginal
Lahan Kering

Sumber air  air hujan


Lahan atas (upland)
Lahan wilayah kering (dry
land)
Lahan bukan sawah
Pengertian Lahan Marginal dan
Lahan Kritis
Lahan marginal adalah lahan yang mempunyai
potensi rendah sampai dengan sangat rendah
untuk menghasikan suatu produksi tanaman
pertanian ( Djaenuddin , 1993)
Lahan kritis adalah lahan yang tanahnya telah
mengalami kerusakan atau mengalami proses
kerusakan fisik, kimia dan biologi yang akhirnya
membahayakan fungsi hidrologi, produksi
pertanian, pemukiman dan kehidupan sosial,
ekonomi dari daerah lingkungan pengaruhnya.
Penggolongan Lahan Kering

Berdasarkan Iklim:
1. Lahan kering iklim basah (LKIB)  curah hujan
lebih dari 2500 mm/tahun
2. Lahan kering iklim kering (LKIK)  curah hujan
kurang dari 2000 mm/tahun

Berdasarkan ketinggian tempat:


1. Lahan kering dataran tinggi (LKDT)  berada
pada ketinggian di atas 700 meter dpl.
2. Lahan kering dataran rendah (LKDR)  berada
pada ketinggian  0 – 700 meter dpl.
Sembilan Jenis Penggunaan Lahan Kering
Tegalan
Lahan pekarangan
Perkebunan rakyat
sesuai di dataran rendah
Perkebunan negara/swasta
Hutan produksi
Hutan rakyat
Kebun campuran sesuai di dataran tinggi
Hutan lindung
Padang rumput

Tanah tidak diusahakan  banyak di dataran tinggi


Karakteritik Lahan Kering Dataran Tinggi
Lahan di bagian hulu DAS
Kemiringan lereng tinggi
Tanah dangkal hingga sangat dangkal
Erosi tinggi
Tanah gembur  selektifitas erosi
Batuan singkapan
Suhu/temperatur rendah
Jenis tanah dominan: Entisol, Inceptisol, dan
Andisol; ada juga: Ultisol dan Oxisol (pada daerah
yang relatif datar)
Jenis tanah dan Sifat tanah lahan kering
marginal:

 Jenis tanah yang terdapat pada lahan-lahan kering marginal kebanyakan


adalah Ultisol dan Oxisol
 Kedua jenis tanah ini mempunyai kendala dalam hal tingkat kesuburan
tanah yang rendah, miskin akan unsur hara dan sifat fisik tanahnya kurang
mendukung untuk pertumbuhan tanaman. Miskinnya unsur hara pada
kedua jenis tanah ini disebabkan kemasaman tanahnya tinggi (pH rendah
3.5 - 5.5). Pada tanah dengan pH yang rendah keadaan unsur hara
makro ( N. P. K, Ca dan Mg ) kurang atau tidak tersedia.
 Berbeda dengan unsur hara mikro terutama Fe , Mn dan Al kelarutannya
sangat tinggi, sehingga dapat bersifat racun bagi tanaman.
 Kandungan bahan organik tanah juga sangat rendah sehingga kapasitas
tukar kation tanah ini juga rendah.
 Sifat fisik tanah ini juga kurang mendukung pertumbuhan tanaman
seperti sifat kemampuan menyimpan air juga rendah dan sangat rentan
terhadap erosi.
Jenis dan Sifat Tanah
 Inceptisol:
 Tanah muda  horizon A dan B  Horizon penciri Kambik
 Struktur gumpal membulat atau bersudut yang lemah
 Tekstur lempung berliat sampai lempung berpasir
 Ketebalan solum 30-100 cm
 Tingkat kesuburan relatif subur
 Berada pada daerah berlereng (curam sampai sangat curam)
 Entisol:
 Tanah belum berkembang
 Tekstur kasar (pasir, pasir berlempung, lempung
berpasir)  bahkan kerikil
 Daya jerap terhadap air sangat rendah
 Konsistensi sangat gembur, tidak berstruktur
 Menempati daerah-daerah perbukitan
 Bahan induk batu tuff kasar atau batu pasir
 Tidak baik untuk budidaya pertanian
ANDISOL
 Tanah umumnya berwarna hitam di
lapisan atas (an = hitam; do = tanah)
 Terbentuk dari bahan induk abu
vulkan yang berasal dari erupsi
gunung berapi
 Terdiri atas 60% debu volkan dan
sisanya merupakan bahan organik
 Kedalaman tanah sekitar 35-60 cm
 Mineral Alopan tinggi  sifat andik
(Smery/Tiksotropik) dengan
kandungan karbon organik ~ 25 %,
Al+Fe ekstrak oksalat asam ≥ 2 %
dan retensi P > 85 %
 Tanah sangat gembur bulk density
rendah (0,8-0,9 g/cm3)
Ultisol:
 Tanah tua (ultimus = terakhir)
 Berwarna merah kuning
 Solum dalam sampai sangat dalam (> 2 m)
 Kandungan liat tinggi dengan bertambahnya
kedalaman (horizon Argilik)
 Bersifat masam (pH 4-5)
 Kejenuhan basa < 35%
 Kandungan hara dan bahan organik rendah

Oxisol:
 Tanah tua dengan pelapukan sangat lanjut
 Mineral sukar lapuk (oxide = oksida-oksida Fe
dan Al) tinggi  Mineral mudah lapuk sedikit
 Solum tanah dalam sampai sangat dalam (>2
m)
 KTK efektif sangat rendah
 Berwarna merah seragam sampai dalam
 Tanah gembur (dalam)  mudah longsor
Permasalahan Lahan Kering Dataran Tinggi
Tingkat kesuburannya rendah
Sumber pengairan terbatas (hanya dari curah
hujan yang distribusinya tidak bisa dikendalikan)
Infra struktur ekonomi tidak sebaik di lahan
sawah.
Kondisi biofisik lahan, penguasaan lahan, dan
keterbatasan infrastruktur ekonomi menyebabkan
teknologi usaha tani relatif mahal.
Topografi umumnya tidak datar (curam sampai
sangat curam), berada di daerah lereng dan
perbukitan, memiliki tingkat erosi tinggi yang
berpotensi timbulnya degradasi kesuburan lahan
dan sedimentasi di hilir.
Sungai merupakan indikator nyata kerusakan DAS
Pengelolaan Lahan Kering
Marginal
(1) Melakukan pengawetan tanah dan air pada
lahan-lahan yang berlereng
(2) Pengapuran tanah masam pada lahan kering
marginal
(3) Penambahan Pupuk (unsur hara) dan (4)
Penambahan Bahan organik.
Teknik Pengawetan Tanah dan Air

(1) Metode Vegetatif


(2) Metode Mekanik dan
(3) Metode Kimia
Metode Vegetatif

 Metode vegetatif dalam pengawetan tanah mempunyai fungsi


sebagai berikut : (a) melindungi tanah terhadap daya perusak
butir-butir hujan yang jatuh , (b) melindungi tanah terhadap daya
perusak aliran air di datas permukaan tanah, dan (c)
memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah .
 Termasuk dalam metode vegetatif untuk pengawetan tanah dan
air adalah :
 Penghutanan atau penghijauan
 Penanaman dengan rumput makanan ternak (permanent
pasture)
 Penanaman dengan tanaman penutup tanah permanen
( permanent cover)
 Penanaman tanaman-tanaman dalam strip (strip cropping)
 Pertanaman lorong
 Penggunaan sisa-sisa tanaman (residue mangement) dan
 Penanaman saluran-saluran pembuangan dengan rumput
(vegetated atau grass waterways)
Metode Mekanik

Cara mekanik dalam pengawetan tanah berfungsi : (a)


Memperlambat aliran permukaan dan (b) menampung
dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan
yang tidak merusak.
 Termasuk dalam metode mekanik adalah :
 (1) Pengolahan tanah (tillage)
 (2) Pengolahan tanah menurut contur
 (3) Galengan dan saluran menurut kontur
 (4) Terras
 (5) Perbaikan drainase dan pembangunan irigasi dan
 (6) Waduk, dam penghambat, balong, rorak, tanggul dan
sebagainya.
Metode Kimia

Metode ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimia


untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan
kemantapan agregat tanah. Tanah dengan agregat yang
mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan,
sehingga air infiltrasi tetap besar dan aliran permukaan
kecil
 Beberapa jenis bahan kimia yang digunakan untuk tujuan
ini antara lain adalah Bitumen dan
Krillium,amelioran . Emulsi dari bahan kimia tersebut
dicampur dengan air misalnya dengan perbandingan 1 :
3, kemudian dicampurkan dengan tanah.
 Metode kimia ini untuk pengawetan tanah belum banyak
dilakukan, karena biayanya mahal.
Pengapuran pada Tanah Masam

Untuk meningkatkan pH tanah masam usaha yang


dilakukan ialah dengan penambahan kapur yang
disebut dengan Pengapuran.
Bahan kapur dapat diberikan senyawa garam
yang berasal dari asam lemah seperti garam
karbonat atau senyawa basa seperti oksida dan
hidroksida dari Ca dan Mg. Contonya adalah
CaCO3, CaO, CaO(OH)2 dan MgCO3, MgO,
Mg(OH)2. atau Kapur Dolomit CaMg(CO3)2.
Pemupukan Hara Makro dan Penambahan Bahan
Organik

 Penambahan unsur hara makro ( unsur hara N, P, K,


Ca,Mg dan S ) mutlak diberikan pada tanah lahan kering
marginal, karena pada umumnya tanah ini miskin akan
unsur hara tersebut. Tanpa pemupukan hara makro
keberhasilan pertanian di lahan kering marginal tidak
mungkin diharapkan .
 Selain unsur hara makro perlu ditambahkan bahan
organis baik dalam bentuk pupuk hijau , kompos ataupun
pupuk kandang. Bahan organis ini berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air
dan unsur hara, sehingga tidak mudah tercuci. Bahan
organis juga dapat meningkatkan ketersedian hara fosfat
pada tanah masam dengan melakukan pengkhelatan Fe
dan Al sehingga ion fosfat menjadi lebih tersedia.
Teknologi pengelolaan lahan kering dataran tinggi
Tindakan konservasi tanah dan air menekankan pada
pengendalian erosi, limpasan permukaan (run off),
memperbesar kapasitas infiltrasi, dan pemanenan air
(water harvesting)
Pengelolaan kesuburan tanah ditekankan pada
pengelolaan bahan organik),
Pemilihan pola tanam berupa: penanaman strip/alley
cropping, sistem agroforestry, pemanfaatan sisa-sisa
tanaman sebagai mulsa
Pemilihan jenis tanaman  tanaman tahan kekeringan
Teknik mekanik prioritas: pengolahan tanah menurut
kontur, pembuatan guludan menurut kontur,
pembuatan sengkedan menurut kontur, terras dan
tanggul
Mulsa Vertikal
Water Harvesting  Hole ini hole
Embung

2-3 m

2-3 m

2-3 m
2-3 m
Irigasi Slow
Release & Irigasi
Tetes
Tipe Agrosilvopastural di Desa Seberaya Atas
Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat

Hutan

Rumput Pakan

Pepohonan Campuran
(jeruk+durian+k.manis+sengon+Aren
)

 
Situ-Situ/Sawah
Sayuran
= (cabai+tomat+kentang)
Vegetasi Bantaran (kelapa+pinang+nungke+sengon+k.manis)
Sungai

s 2% 7.5% 67%
t Lempung berliat Lempung berpasir Pasir berlempung
k 103 cm 75 cm 35 cm
Jenis Tanah: Humic Dystrudepts, berlempung, vermikulitik, superaktif, isohipertermik
Hutan Lindung (Kawasan Inti TNGL)

Komoditi Tanaman Tahunan  Multistrata

Komoditi Tanaman Semusim

Kolam Air Deras


Tipe Agroaquaforestry di Desa Telagah
Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat

Hutan Lindung

Jahe
Rumput Pakan Ternak

Semak Belukar
Kopi + Ubi Kayu +


=  Kopi Ateng + Pisang Barangan + Kulit Manis
Sungai Kecil =
Kopi+Pisang
+ K.Manis
Kolam Ikan Air Deras (Emas + Nila)

s 3% 0% 67.5% 97%
t LP Lempung berliat Lempung berpasir Pasir berlempung
k 102 cm 93 cm 75 cm 35 cm
Jenis Tanah: Humic Dystrudepts, berlempung, vermikulitik, superaktif, isohipertermik
Kendala fisik lingkungan

Relief : lereng landai-


Relief : lereng curam
agak curam
 Erosi/longsor
 Batuan di permukaan dan
 Erosi/longsor
singkapan batuan
 Punggung tajam, lembah
 Ketersediaan air sempit dan dalam
 Tanah retak-retak
 Tanah Inceptisol dan
Entisol yg berpenampang
 Penampang dangkal
dangkal dan berbatu-
 Tekstur kasar batu

Lanform karst yg berkembang dari batu gamping


Landform volkan terutam yg berkembang dari batuan plutonik

Anda mungkin juga menyukai